Gubernur Provinsi Papua, Alex Hesegem SEJayapura—Salah satu hasil kongres TPN/OPM beberapa waktu lalu, memutuskan akan tetap memperjuangkan kemerdekaan Papua dalam arti, pisah dari NKRI.
Sekedar diketahui, sebelum melakukan aksi penghadanga dan pembakaran terhadap 3 unit mobil pengangkut BBM dan bahan makanan, di Tingginambut Puncak Jaya Papua, ternyata kelompok Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN/OPM) sudah menggelar Kongres Besar. Hasilnya, OPM tetap akan terus berjuang untuk kemerdekaan bangsa Papua Barat. ‘’Kami bangsa Papua tetap pada pendirian semula, mempertahankan harga diri bangsa Papua menuju kemerdekaan. Rakyat Papua akan terus berjuang melepaskan diri dari NKRI,’’ ujar Sekjen Panglima OPM Anton Tabuni dalam press realese rekaman video yang dikirim kepada wartawan di Papua.
Bahkan, lanjut Anton Tabuni yang mengaku atas nama panglima tertinggi OPM Goliat Tabuni, sebagai bentuk perjuangan, pihaknya akan terus melancarkan serangan terhadap aparat keamanan Indonesia maupun pihak-pihak yang ingin menghentikan perjuangan mereka, sekalipun presiden Indonesia terus menerus menambah pasukan di Tingginambut Puncak Jaya.’’Siapapun dia, baik sipil yang menyamar maupun aparat keamanan, akan kamu tumpas dari bumi Papua,’’tegasnya.
Dalam gambar rekaman video itu juga terekam pelaksanaan kongres OPM di wilayah Tingginambut Puncak Jaya, yang dimulai dengan upacara adat Pegunungan Papua, serta upacara pengibaran 3 bendera bintang kejora,simbol Papua Merdeka.
Anton Tabuni juga meminta seluruh bangsa Papua mendukung kemerdekaan Papua Barat, karena tidak ada alasan lagi untuk menunda-nunda dan tidak bisa di tawar lagi. Aparat keamanan indonesia agar segera menyerah dan angkat kaki dari Papua sambil menyuarakan Papau Merdeka.
Kemerdekaan Papua adalah hak segala bangsa maka penjajah diatas Papua harus keluar dari Papua.
Ini adalah pernyataan kemerdekaan bangsa papua’ diselenggarakan di pusat pertahanan Distrik Tingginambut Puncak jaya 31 Juni tahun 2010 Seminggu lalu Kapolda Papua Irjen Bekto Suprapto dan Panglima XVII Cenderawasih Mayjen Hotma Marbun terbang menuju Tingginambut. Kapolda menghimbau Goliat Tabuni dan pengikutnya menyerah. Namun, himbauan itu sama sekali tidak diindahkan. Kelompok OPM terus melancarkan aksi penyerangan.
Sementara itu, dalam kunjungannya ke Sarmi Wakil Gubernur Provinsi Papua, Alex Hesegem SE, mengatakan, untuk mengangkat derajat dan martabat serta menghadirkan kesejahteraan ke atas Tanah dan orang Papua, tidak bisa dilakukan dengan hanya menabur mimpi – mimpi tentang wacana kemerdekaan kepada rakyat Papua.
“Stop mimpi Merdeka lagi, Papua harus sejahtera dalam NKRI, hentikan semua upaya untuk menggalang dukungan dan bicara Papua merdeka di luar negeri, kita harus segera datang ke kampung dan mulai bangun Papua, mulai hari ini,” tegas Wagub dalam wejangannya kepada masyarakat dan kepala kampung se- Kabupaten Sarmi di Pulau Liki dalam kegiatan Turkam-nya Rabu (21/7).
Wagub meminta hendaknya dengan adanya Program RESPEK ini semangat untuk mengangkat harga diri dan martabat orang Papua di kampung harus terus digalakkan, karena menurutnya tidak ada cara lain yang sebaik Program RESPEK, karena dengan program RESPEK maka kemerdekaan dalam artian kesejahteraan dan kemandirian bagi masyarakat kampung adalah sesuatu yang nyata dan bisa digapai, alias bukan mimpi.
“Daripada sibuk berkoar – koar di luar negeri minta Papua merdeka, lebih baik kita semua kembali ke tanah Papua, kembali ke kampung kita masing – masing untuk menggunakan kemampuan dan talenta yang Tuhan berikan untuk membangun kampung kita masing – masing”, kata Hesegem. (jir/amr)
Wagub Alex tidak usah pakai marga Hesegem, karena Hesegem itu fakta marga orang Papua. Apa yang dikatakannya seharusnya dikatakan oleh Alex Wahono atau Alex Hutabarat, bukan Alex Hesegem.
Perjuangan Papua Merdeka bukan mimpi, tetapi impian, impian yang sudah menelan banyak korban, impian yang sudah banyak contoh pencapaiannya, termasuk Indonesia merdeka merupakan impian yang sudah tercapai Kini Papua Merdeka merupakan cita-cita yang diperjuangkan oleh sebuah bangsa, sebuah pulau, sebuah entitas identitas, tidak dapat dibantah, apalagi dianggap tidak ada oleh individu-individu, apalagi kalau para individu itu berbicara atas nama bangsa lain.
Wagub Alex tidak usah pakai marga Hesegem, karena Hesegem itu fakta marga orang Papua. Apa yang dikatakannya seharusnya dikatakan oleh Alex Wahono atau Alex Hutabarat, bukan Alex Hesegem.
Perjuangan Papua Merdeka bukan mimpi, tetapi impian, impian yang sudah menelan banyak korban, impian yang sudah banyak contoh pencapaiannya, termasuk Indonesia merdeka merupakan impian yang sudah tercapai Kini Papua Merdeka merupakan cita-cita yang diperjuangkan oleh sebuah bangsa, sebuah pulau, sebuah entitas identitas, tidak dapat dibantah, apalagi dianggap tidak ada oleh individu-individu, apalagi kalau para individu itu berbicara atas nama bangsa lain.
Salam hormat dan salut buat Tete Alex H, saya sebagai tuan tanah tempat dimana anda (tete) sampaikan pandangan tentang West Papua Merdeka adalah salah langka dan keliru.
cukup sudah tuan-tuan dinas mendikte anak muda, biarkan generasi muda membangun dan berdiri sendiri untuk berfikir masa depannya sendiri. Tete dong dengan komplotan yang lain stop menipu diri sendiri dan menghindari dari aspirasi murnih dan nurani seluruh rakyat West Papua.
Tete dong jangan menganggap selepeleh tentang perjuangan West Papua Merdeka, Pengalaman pahit ada di depan mata kita saat ini, Dulu teman2 kita (TL) sebelum lepas dari NKRI, para agen Pemerintah pernah mengejek seperti yang tete sampaikan, lalu mereka membentuk satu front untuk melawan Pro Merdeka. Janji Pemerintah NKRI adalah jika TL gagal merdeka maka kami akan memberikan fasilitas yang memadai.
Janji Politik busuk NKRI kini menjadi semakin tidak nyata, masyarakat Pro Integrasi di ngungsikan oleh pemerintahan otoritas baru TL ke wilayah perbatasan TL – RI, hingga kini nasib mereka tidak menentu dan semakin tidak jelas lagi. Pemerintah RI telah menipu rakyat dan menghasut yang seharusnya mereka pro Merdeka.
Mereka ingin kembali ke tanah adatnya namun, mereka sendiri yang telah menyangkal Tanah Adatnya sendiri. Bahasa kiasan ; Nasi sudah bubur tak dapat menjadi nasi, waktu tidak dapat tarik kembali, kata2 yang telah di ucapkan tak dapat tarik kembali, apa yang tete dong bicara tak dapat tariknya kembali. Maka berhati-hatilah sebelum anda kena kembali seperti yang kami ulas pengalaman teman2 kami di TL.
Generasi muda siap membawa perubahan diluar NKRI alias West Papua Merdeka, Segera……
(-VIVA WEST PAPUA-)
Salam hormat dan salut buat Tete Alex H, saya sebagai tuan tanah tempat dimana anda (tete) sampaikan pandangan tentang West Papua Merdeka adalah salah langka dan keliru.
cukup sudah tuan-tuan dinas mendikte anak muda, biarkan generasi muda membangun dan berdiri sendiri untuk berfikir masa depannya sendiri. Tete dong dengan komplotan yang lain stop menipu diri sendiri dan menghindari dari aspirasi murnih dan nurani seluruh rakyat West Papua.
Tete dong jangan menganggap selepeleh tentang perjuangan West Papua Merdeka, Pengalaman pahit ada di depan mata kita saat ini, Dulu teman2 kita (TL) sebelum lepas dari NKRI, para agen Pemerintah pernah mengejek seperti yang tete sampaikan, lalu mereka membentuk satu front untuk melawan Pro Merdeka. Janji Pemerintah NKRI adalah jika TL gagal merdeka maka kami akan memberikan fasilitas yang memadai.
Janji Politik busuk NKRI kini menjadi semakin tidak nyata, masyarakat Pro Integrasi di ngungsikan oleh pemerintahan otoritas baru TL ke wilayah perbatasan TL – RI, hingga kini nasib mereka tidak menentu dan semakin tidak jelas lagi. Pemerintah RI telah menipu rakyat dan menghasut yang seharusnya mereka pro Merdeka.
Mereka ingin kembali ke tanah adatnya namun, mereka sendiri yang telah menyangkal Tanah Adatnya sendiri. Bahasa kiasan ; Nasi sudah bubur tak dapat menjadi nasi, waktu tidak dapat tarik kembali, kata2 yang telah di ucapkan tak dapat tarik kembali, apa yang tete dong bicara tak dapat tariknya kembali. Maka berhati-hatilah sebelum anda kena kembali seperti yang kami ulas pengalaman teman2 kami di TL.
Generasi muda siap membawa perubahan diluar NKRI alias West Papua Merdeka, Segera……
(-VIVA WEST PAPUA-)
Mungkin saya harus menambah komentar lagi, Hitam tetap Hitam, Putih tetap Putih, tiba2 Hitam tak dapat berubah menjadi Putih karena dengan situasi apapun, itu namanya TAKABUR.
Saya orang yang sangat sepakat dengan komentar kaka Admin bahwa sebaiknya Ganti Marga sekaligus ganti Kulit, tapi kami dalam dunia nyata sehingga tak mungkin.
Kalau komentar seperti itu, tete alex tidak layak menggunakan marga Hesegem, karena orang Hesegem bukan Tete sendiri, dan tete sudah melukai perasaan marga besar Hesegem, mungkin Moyang pasti tidak respek lagi dengan tete. Seperti saya menyesal karena gara-gara keluarga saya pake marga Messet lalu membela NKRI harga mati, kami yang tidak tahu Kong kali kong mereka turut bertanggung jawab atas moral ini.
Bangsa yang tidak punya Moral dan kemanusiaanlah dapat menjual dan beli harga dirinya dengan sepersen uang kerta, Memalukan..
sekian tambahannya…
(-VIVA WEST PAPUA-)
Mungkin saya harus menambah komentar lagi, Hitam tetap Hitam, Putih tetap Putih, tiba2 Hitam tak dapat berubah menjadi Putih karena dengan situasi apapun, itu namanya TAKABUR.
Saya orang yang sangat sepakat dengan komentar kaka Admin bahwa sebaiknya Ganti Marga sekaligus ganti Kulit, tapi kami dalam dunia nyata sehingga tak mungkin.
Kalau komentar seperti itu, tete alex tidak layak menggunakan marga Hesegem, karena orang Hesegem bukan Tete sendiri, dan tete sudah melukai perasaan marga besar Hesegem, mungkin Moyang pasti tidak respek lagi dengan tete. Seperti saya menyesal karena gara-gara keluarga saya pake marga Messet lalu membela NKRI harga mati, kami yang tidak tahu Kong kali kong mereka turut bertanggung jawab atas moral ini.
Bangsa yang tidak punya Moral dan kemanusiaanlah dapat menjual dan beli harga dirinya dengan sepersen uang kerta, Memalukan..
sekian tambahannya…
(-VIVA WEST PAPUA-)