Buthtar Tabuni Cs, yang oleh pengacaranya dan beberapa LSM dipersoalkan, karena tahanannya dialihkan, sempat mampir sebentar di Lapas Narkoba, Sentani, untuk mengantarkan rekan-rekannya.
MENUMPANG sebuah truk tahanan milik Jajaran Polda Papua Buchtar Tabuni dan 6 orang rekannya masing-masing Yusak Pakage, Chosmos Yual, Elius Tamaka, Sedrik Jitmau, Selpius Bobby, Kornelis Rumbiak, digiring ke Lapas Klas Iia Narkoba Jayapura yang berada di Kampung Bambar Distrik Waibu Kabupaten Jayapura, Jumat (13/2) kemarin sekitar pukul 12.30 WIT.
Berdasarkan pantauan media ini, ketika berada di Lapas Klas IIA Doyo Baru, Buchtar Cs diantar Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Departemen Hukum dan HAM Papua, Demianus Rumbiak SH.
Dibawah guyuran hujan deras mereka yang terlibat kasus makar itu terlihat tenang melangkahkan kakinya satu per satu turun dari tangga mobil truk tahanan Polda Papua.
Buchtar dengan seragam khasnya yakni loreng ARMI langsung tersenyum saat turun dari mobil tahanan, bahkan pria yang sering breokan ini langsung menyalami setiap petugas yang berada disitu termasuk wartawan.
Sementara pengawasan terhadap Buchtar Cs pun terbilang cukup ketat.“Kawan jangan diambil gambarnya,” ucap salah seorang petugas Lapas Narkoba Sentani.
Buchtar Cs pun langsung digiring ke dalam gedung Lapas, namun setelah beberapa menit kemudian Buchtar kembali digiring keluar seorang diri, dan langsung dinaikkan ke dalam mobil tahanan, dan selanjutnya dibawah ke Lapas Abepura.
Digiringnya Buchtar cs ke Lapas Narkoba Sentani terbilang merupakan aksi bisu, bahkan tak seorangpun berani memberikan komentar sedikitpun, termasuk Kalapas Klas IIa Narkoba Jayapura maupun Kakanwil Deprtemen Hukum dan HAM yang berada di dalam Lapas.
Bahkan Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Departemen Hukum dan HAM Papua Demianus Rumbiak SH ketika ditemui didepan serambi Lapas-pun mengatakan, bahwa terkait alasan pemindahan Buchtar cs serta status keberadaan mereka silahkan tanya kepada Kakanwil.
“Saya tidak memberikan komentar, anda silahkan tanya -kepada Kakanwil,” tuturnya.
Wartawan yang mencoba menunggui Kakanwil maupun Kalapas tidak berhasil menemui mereka karena tidak ada satupun dari kedua pejabat tersebut yang keluar dari pintu Lapas.
Bahkan keberadaan wartawan seperti sebuah momok bagi petugas Lapas yang berada didalam gedung. Berulang kali mereka mengintip keberadaan para wartawan yang berada di luar gedung Lapas. Hal ini membuat wartawan kecewa dan meninggalkan Lapas.
Sementara itu, pemindahan Buchtar cs ini yang coba dikonfirmasikan kepada Ketua Dewan adat Papua (DAP) Forkorus Yaboisembut sebagai pimpinan masyarakat adat Papua mengatakan, dirinya sangat pesimis dengan sikap yang diambil oleh para penegak hukum itu.
Seharusnya ada kejelasan alasan pemindahan Buchtar Cs ke Lapas Narkoba, karena mereka ditahan bukan dengan tuduhan kasus Ganja, maupun zat-zat adektif lainnya.
Dan seharusnya pimpinan penegak hukum itu berani memberikan statmen kepada public. “Siapa yang bertanggung jawab terhadap pemindahan Buchtar Cs itu, para pimpinan penegak hukum itu jangan jadi pengecut, untuk memberikan keterangan pers,” tegas Forkorus. (**)
Ditulis Oleh: Nabas/Papos
Sabtu, 14 Februari 2009