Tag: TPN OPM

  • TPN/OPM Teror Warga

    poto21 JAYAPURA [PAPOS]- Gerakan Papua Merdeka (GPK) pimpinan Goliat Tabuni akhir-akhir ini terus melakukan teror dan intimidasi terhadap masyarakat di Kampung Kurulena Distrik Nimboluk Tinggi Nambut Kabupaten Puncak Jaya. Mereka memiliki sekitar 500 anggota dan memiliki 200-300 pucuk senjata.

    Kepala Kampung Kurulena Distrik Nimboluk Tinggi Mambut Kabupaten Puncak Jaya, Sem Telenggeng kepada Papua Pos, Sabtu (24/4) di Abepura, mengatakan peristiwa pembakan yang terjadi di Distrik Nimboluk yang menewaskan 3 karyawan PT. Modern merupakan rentetan peristiwa teror yang dilakukan kelompok sipil bersenjata pimpinan Goliat Tabuni.

    Dimana penembakan terhadap karyawan PT. Modern adalah kelompok Goliat Tabuni yang dipimpin Komandan Kompi, Renius Talenggeng.

  • OPM Dideadline 28 Juni

    JAYAPURA -Kalangan Dewan Perwakilan Rakyat Papua(DPRP) minta kepada pemerintah daerah Kabupaten Puncak Jaya untukmeninjau kembali deadline 28 Juni 2010 yang  diberikan kepada TenteraPembebasan Nasional (TPN)/Organisasi Papua Merdeka (OPM) untukmenyerahkan diri dan menyerahkan senjata api hasil rampasan kepadaaparat. Hal ini diungkapkan anggota DPRP asal Pegunungan Tengah DeerdTabuni SE MSi saat dikonfirmasi Bintang Papua di Gedung DPRP, Jayapura,Selasa (18/5) menyikapi dan menanggapi pernyataan Bupati KabupatenPuncak Jaya dan pimpinan DPRD Kabupaten Puncak Jaya agar TPN/OPNmenyerahkan diri sekaligus menyerahkan senjata api rampasan selambatlambatnya 28 Juni mendatang.

    Dikatakan, pihaknya mempertanyakan sejauh mana pendekatan yangdilakukan Pemda Kabupaten Puncak Jaya terhadap TPN/OPM yang ada diwilaya Puncak Jaya. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa kelompokTPN/ OPM di Puncak Jaya masing masing kelompok Goliat Tabuni, KelompokMarunggen Wonda, Kelompok Anton Tabuni serta kelompok Telengen. “Apakahkelompok kelompok ini telah dikoordinasi dengan baik atau belum,” ujarDeerd Tabuni. “Kami kwatirkan dengan keadaan pada deadline itu terjadimaka akan terjadi pertumpahan darah yang meminta korban yang lebihbesar terhadap masyarakat di Puncak Jaya.” Karena itu, lanjut DeerdTabuni, demi kebersamaan baik dari pemerintah Kabupaten Puncak Jayamaupun Pemerintah Provinsi Papua harus ada pertemuan untuk membukaruang dialog menyangkut serangkaian peristiwa yang terjadi di PuncakJaya selama ini.

    Deerd menegaskan, kini kondisi di Puncak Jaya setelah pernyataansikap yang disampaikan Bupati dan pimpinan DPRD Kabupaten Puncak Jayamaka masyarakat makin terancam. Pasalnya, setiap hari mulai pukul18.00 sampai 04.30 WIT aparat melakukan interogasi KTP bagi setiapwarga masyarakat. Padahal masyarakat di Pegunungan Tengah pada umumnyabelum memiliki KTP sehingga deadline 28 Juni demi mencegah terjadinyamasalah yang lebih besar di Provinsi Papua ditinjau kembali.Alasannya, tandas Deerd Tabuni, situasi seperti ini dapat dimanfaatkan pihakke-III untuk membuat situasi di masyarakat taka man. Hal ini perlu segera digelar dialog bersama antara pemerintah daerah provinsi Papua,DPRP, Kapolda, Pangdam serta pemerintah daerah kabupaten Puncak Jaya.

    “Mari kita duduk bersama untuk menyatuhkan presepsi guna membangunwilayah Pegunungan Tengah yang lebih baik maka diharapkan deadlinetersebut dapat dipertimbangkan dan segera mem buka dialog besar besaranuntuk menyelesaikan masalah di Puncak Jaya,” tukas Deerd Tabuni.MenurutDeerd Tabuni, sejak ditetapkan deadline sampai hari ini masyarakatdi Distrik Tingginambut dan
    sekitarnya banyak mengungsi ke wilayahtetangga antara lain, Lani Jaya, Tolikara, Puncak Jaya, Kuyawage. “Sayadapat laporan masyarakat sangat terancam dan trauma sehingga BupatiEnembe segera meninjau kembali agar masyarakat  jangan dikorbankandengan deadline 28 Juni tersebut,” tukas Deerd Tabuni.

    Sekedar diketahui, aksi aksi penembakan oleh kelompok TPN/OPM yangselama ini beroperasi di Distrik Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya, disikapi serius  oleh pemerintah daerah setempat dan berbagai komponenmasyarakat. Bahkan kelompok TPN/OPM itu dideadline untuk menyerahkandiri dan mengembalikan senjata api hasil rampasannya hingga 28 Junimendatang. Jika tidak, pemerintah daerah dan masyarakat akanmenyerahkan sepenuhnya ke aparat untuk menangani TPN/OPM itu.Terkaitulah TPN/OPM yang telah mengakibatkan puluhan korban jiwa danmengganggu keamanan bagi masyarakat setempat, maka seluruh komponenmasyarakat yang ada di 8 Distrik di Kabupaten Puncak Jaya mulai dareitokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, tokoh perempuan, tokohpemuda, Lembaga Masyarakat Adat (LMA), kepala suku, kepala kampungbersama DPRD, pemerintah daerah termasuk aparat keamanan TNI/Polrimelakukan pertemuan di Aula Distrik Mulia, Selasa (1/5) lalu yangmembahas tentang persoalan keamanan yang selema ini terjadi di PuncakJaya.

    Bupati Puncak Jaya Lukas Enembe SIP membenarkan pertemuan tersebut,pemerintah daerah telah menentukan sikapnya terkait persoalan yang takdapat ditolerir lagi ini bahkan ultimatum yang disepakati dandikeluarkan bahwa 28 Juni 2010 mendatang pihaknya meminta kepadamasyarakat agar untuk segera memanggil  keluarga keluarga yang ada dimarkas TPN/OPM dibawah komando Goliat Tabuni dkk

    http://www.komisike polisianindonesi a.com/

  • Sekitar 440 TPN Akan Kembali dari PNG

    Catatan SPMNews di PapuaPost.com
    SPMNews menyaksikan langsung sejumlah pertemuan digelar antara para tuan tanah di wilayah perbatasan yang ada di Papua New Guinea. Untuk pemantauan, Kopassus menyamar menjadi nelayan dan pemburu kasuari, dan pura-pura mengejar buruan lalu muncul di PNG, berjualan, memegang proyek penebangan kayu dan sebagainya. Sementara itulah, mereka bergaul dengan tuan tanah orang Papua di Papua TImur (PNG) dan membujuk mereka untuk mengusir sesama sebangsa dari tanah air mereka di Pulau New Guinea bagian TImur.

    Ada satu orang bernama John Wakum dkk di berada di Kamp Pengungsi Kiunga menjadi pengurus dan contact person utama.
    Dia mendaftar nama mereka. Lau ada operasi TNI besar-besaran di perbatasan Vanimo, Maroke, pegunungan tengah.

    Jadi, BUKAN ANGGOTA TPN yang mau PULANG, tetapi para pengungsi, dan BUKAN karena sukarela, TETAPI KARENA PAKSAAN. Dikejar baru lari, dikejar lagi mau dipulangkan, nanti akan dikejar lagi di Papua Barat, lalu nasib suku-bangsa Papua mau ke mana???
    =============================

    Jayapura [papuapos.com ] – Panglima Kodam XVII Cenderawasih, Mayjen TNI Hariyadi Soetanto mengatakan, TPN/OPM masih ada, tetapi keberadaan mereka saat ini sudah tidak eksis lagi. Soalnya, sebagian besar mereka itu sudah mau turun alias kembali dari wilayah seberang, Papua New Guine. Diperkirakan tidak kurang dari 440 TPN yang akan pulang kampung.

    “Beberapa waktu yang lalu mereka pulang ke Wamena, dalam waktu dekat bulan Agustus ini, begitu seringnya Menko Kesra, stafnya Menko Kesra Aburizal Bakrie datang ke Wamena, datang ke Oksibil, datang ke Enarotali, itu dalam kaitan mencari data berapa lagi yang akan turun karena mempersiapkan apa yang bisa diberikan bantuan,” terang Mayjen Soetanto menjawab wartawan terkait keberadaan TPN, Jumat (25/7) usai Sertijab Danrem 172/PWY.

    Ia mengatakan, informasi yang ia dapatkan dari aparatnya bahwa tidak kurang dari 200 orang yang akan turun di Oksibil, tidak kurang dari 240 orang yang akan turun di Enarotali, dimana mereka adalah bekas-bekas TPN. Sehingga menurutnya, kalau dikatakan ada, mereka memang ada, tapi mungkin berada di wilayah Papua New Guine, bersembunyi disama. “Itupun tidak perlu kita kejar. Jangankan disana, didalampun tidak perlu dikejar, kita gabung saja marilah sama-sama,” katanya mengajak.

    Menurut kaca mata Pangdam, mantan TPN ini adalah masyarakat bangsa Indonesia yang berbeda pandangan sementara ini. Sehingga kalau merekak menamakan diri sebagai TPN, silahkan saja. “Kita punya kewajiban menyadarkan mereka untuk kembali dan buktinya mereka sadar sekarang ini dan banyak yang sudah mau kembali, meskipun ada beberapa kelompok yang ingin kembali karena ingin mendapatkan sesuatu,” ujarnya kemudian. [Frida/Papua Pos]****
    ———————————
    Sumber: www.papuapos.com
    Date : Senin, 28 Juli 200

  • Wilayah Perbatasan RI-PNG Cukup Aman – Ahmad Basar: Isu Adanya Gangguan Keamanan itu Tidak Benar

    03 Juli 2008 04:38:55

    KEEROM-Adanya isu atau nformasi bahwa di wilayah perbatasan RI-PNG (Keerom-PNG) tidak aman, alias seringkali terjadi gangguan keamanan yang sangat meresahkan masyarakat, rupanya ditepis oleh Danyon 408/SBH, Lekol Inf. Achmad Basar.

    Menurutnya, informasi tersebut tidak-lah benar, melainkan wilayah perbatasan tetap dalam keadaan aman. Masyarakat saling menjaga kebersamaan dan meningkatkan toleransi serta adanya dukungan dan partisipasi penuh dari masayarakat kepada pihak keamanan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya itu. (more…)

  • Mengapa Tentara Revolusi Papua Barat Harus Berpisah dari Organisasi Papua Merdeka?

    Markas Pusat Pertahanan Komando Revolusi Tertinggi Tentara Revolusi Papua Barat (TRPB) dengan ini bermaksud menjelaskan satu dari berbagai perhitungan praktis langkah yang telah diambil Panglima Komando Tertinggi Tentara Pembebasan Nasional (TPN atau TEPENAL) di Markas Pusat Pertahanan pada November – Desember 2006: yaitu pemisahan organisasi sayap militer (TPN/TRPB) dari organisasi sayap politik (OPM). Sementara perhitungan strategis dan taktis tidak disampaikan kepada publik dalam media ini. (more…)

  • 90 TPN/OPM Menyerah

    SEMENTARA ITU, pernyataan Pangdam Mayjen TNI Haryadi Soetanto (Cepos, Sabtu (16/5) bahwa pendekatan persuasif sangat efektif dalam menyadarkan kelompok-kelompok yang berbeda ideologi (TPN/OPM), rupanya benar adanya.

    Data di Korem 172/PWY, November 2007- Maret 2008, setidaknya ada sekitar 90 anggota TPN/OPM yang telah kembali ke pangkuan Ibu pertiwi. (more…)

  • TPN/OPM Perwakilan di Vanimo Minta Dialog

    JAYAPURA- Perwakilan Tentara Pembebasan Nasional/Organisasi Papua Merdeka (TPN/OPM) di Vanimo, Papua New Guine (PNG) minta dialog dengan DAP, Ketua DPRP John Ibo dan Ketua MRP Agus Alua serta Gubernur Papua Barnabas Suebu.

    Hal tersebut terungkap dalam dialog antara Perwakilan TPN/OPM Markas Victoria di PNG dengan para tokoh agama, masyarakat, BEM ( Badan Eksekutif Mahasiswa) dan Kontras di Aula Makorem 172/PWY, Sabtu (19/4). (more…)

  • Belum Ada Bukti Martinus Anggota KSB

    Jayapura– Martinus Mawari yang diduga TNI adalah salah satu anggota Kelompok Sparatis Bersenjata (KSB) menurut Kepolisian belum bisa secepat itu mengatakan Martinus adalah salah seorang anggota KSB. Pasalnya, untuk mengatakan hal tersebut, tentunya harus disetai dulu dengan bukti dan fakta yang kuat.

    Hal itu disampaikan Wakapolres Jayapura Kompol. Anthon Diance, BA didampingi Kaur Serse Polres Jayapura Iptu Jafar HY saat ditemui wartawan diruang kerjanya Rabu (30/1).

    “Jadi kita belum bisa mengatakan bahwa yang bersangkutan adalah salah satu anggota Kelompok Seperatis Besenjata. Karena kita bekerja berdasarkan bukti dan fakta. Dan nanti kalau dalam pemeriksaan ditemukan adanya bukti dan fakta yang kuat, maka kita bisa katakan bahwa dia (Martinus-red) salah satu anggota KSB,” akunya.

    Disinggung apakah sejumlah barang bukti yang ditemukan dirumah Martinus itu belum cukup bukti, Wakapolres mengatakan, memang itu salah satu alat bukti. Namun tentunya tidak cukup hanya itu saja.

    Sehingga saat ini, pihak Polres juga akan melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi yang melihat langsung peristiwa penyergapan terhadap KSB di Bonggo beberapa waktu lalu itu. Lebih lanjut dikatakan Wakapolres, bahwa sampai sejauh ini, pihaknya sudah melakukan pemeriksaan terhadap saksi sebanyak tiga orang. Dua diantaranya dari anggota Tribuana dan satu lagi karyawan PT Wapoga Mutiara Timber bernama Halik Mustari.

    “Jadi kami sudah lakukan pemeriksaan saksi sebanyak tiga orang, selain itu, kita juga akan melakukan pemeriksaan saksi dari pihak masyarakat yang kebetulan melihat peristiwa itu. Selain itu, kepada Martinus Mawari juga akan kami lakukan pemeriksaan. Namun, berhubung Martinus masih dalam keadaan sakit, maka proses pemeriksaan masih menunggu sampai dia sembuh dulu,”imbuhnya.

    Sepeti pantauan PAPUA POST dilapangan, buntut dari penyergapan terhadap kelompok separatis bersenjata dikampung Guriet Bonggo yang mengorbankan nyawa satu orang karyawan Wapoga beberapa waktu lalu.

    Selasa (29/1) kemarin, pihak Tribunan menyerahkan barang bukti berupa satu buah pisau, lima pucuk senjata rakitan, beberapa tombak ditambah beberapa anak panah dan satu busur serta satu bendel dokumen milik KSB.

    Dengan diserahkannya barang bukti tersebut, maka pihak Polres Jayapura akan menindak lanjuti secara hukum. Dan barang bukti tersebut langsung diserahkan oleh anggota Tirbuana ke Polres Jayapura, dan diterima oleh bagian Pamapta Polres Jayapura kemudian dilanjutkan ke pihak Reserse Polres Jayapura untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. (Danang)

    Sumber: http://www.papuapost.com/Berita%20Utama/31-01-0002.htm

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?