Category: Pesan Khusus

Berbagai Pesan Khusus: dari Pimpinan Organisasi dan Kantor Perjuangan Papua Merdeka.

  • Chief General Mathias Wenda: Free West Papua is a path to Free Melanesia

    Chief General Mathias Wenda: Free West Papua is a path to Free Melanesia

    Chief General Mathias Wenda is a prominent figure in the movement to unite Melanesia and free West Papua from colonial influences. His vision for a “United States of Melanesia” is not only a political goal, but also a deeply cultural and spiritual one. Wenda’s passion for reclaiming Melanesian identity and advocating for the rights of the people of West Papua is rooted in a long history of colonial oppression in the region.

    Colonialism in Melanesia dates back to the 16th century, when European powers began to assert control over the region. The impact of colonialism on Melanesian cultures has been profound, leading to the suppression of traditional practices, languages, and beliefs. The people of Melanesia have long struggled to assert their own identities in the face of external domination.

    For Chief General Mathias Wenda, the fight for independence is not only about political sovereignty, but also about reclaiming a sense of cultural and spiritual autonomy. He has stated, “We are fighting for our independence, not just politically but culturally and spiritually as well. We want to reconnect with our roots and reclaim our identity as Melanesian people.”

    In pursuing his vision for a “United States of Melanesia,” Wenda seeks to unite the diverse peoples of the region under a common banner of shared history and heritage. The potential benefits of such a union are numerous, including increased political clout on the world stage, economic cooperation, and cultural exchange. However, the road to achieving this vision is not without its challenges.

    One of the main obstacles in uniting Melanesia is the legacy of colonial divisions and rivalries that have long plagued the region. The borders drawn by colonial powers have created artificial barriers between Melanesian peoples, leading to tensions and conflicts that continue to this day. Overcoming these divisions and building a sense of unity among the diverse peoples of Melanesia will require patience, diplomacy, and a shared commitment to a common goal.

    Furthermore, the fight for independence in West Papua is no easy task. The region has been plagued by decades of violence and oppression at the hands of the Indonesian government, which has sought to suppress the independence movement through military force. Chief General Mathias Wenda and his supporters face significant challenges in their struggle for self-determination, including political repression, human rights abuses, and the difficulty of gaining international recognition and support.

    Despite these obstacles, the vision of a “United States of Melanesia” holds great promise for the people of the region. By reclaiming their cultural identity and asserting their political sovereignty, the people of Melanesia can forge a new future based on unity, respect, and shared values. The potential impact of such a union is immense, offering hope for a brighter and more prosperous future for all Melanesian peoples.

    Chief General Mathias Wenda’s vision for uniting Melanesia and freeing West Papua from colonial influences is a powerful and inspiring one. By reclaiming their cultural identity and asserting their political sovereignty, the people of Melanesia can create a new future based on unity and mutual respect. While the challenges ahead are significant, the potential impact of a “United States of Melanesia” is profound. With determination, perseverance, and a shared commitment to their common goals, the people of Melanesia can overcome the obstacles in their path and build a brighter future for themselves and future generations.

  • RENUNGAN NATAL OLEH KOORDINATOR AKADEMISI ORGANISASI PAPUA MERDEKA “OPM”

    RENUNGAN NATAL OLEH KOORDINATOR AKADEMISI ORGANISASI PAPUA MERDEKA “OPM”

    .
    Edisi Khusus Diterbitkan Oleh MABES OPM TPNPB VICTORIA, Renungan Natal tahun 2024 Dapat DiViralkan!.
    Manusia memiliki tulang dan daging dan air dan darah berasal dari debu tanah (tubuh), suara (Firman) dan nafas (Roh) berasal dari Allah. Jadi unsur bumi bergabung dengan unsur sorga adalah manusia yang dapat memerlukan makanan dan minuman dalam kehidupannya.
    Oleh Dr. Been Kogoya, SP. MMA
    Allah telah membentuk tubuh manusia berasal dari debu tanah. Allah telah membentuk manusia Adam pertama ada kabut naik ke atas dari bumi dan membasahi seluruh permukaan bumi itu — ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup (Kejadian 2:6-7)
    Bandingkan dengan surat Rasul Yohanes dalam 1 Yohanes 5:6 Inilah Dia yang telah datang dengan air dan darah, yaitu Yesus Kristus, bukan saja dengan air, tetapi dengan air dan dengan darah. Dan Rohlah yang memberi kesaksian, karena Roh adalah kebenaran.
    Selanjutnya pada ayat berikut 1 Yohanes 5:7-8 Sebab ada tiga yang memberi kesaksian [di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu.
    Dan ada tiga yang memberi kesaksian di bumi]: Roh dan air dan darah dan ketiganya adalah satu.
    Ada tiga yang memberi kesaksian di Sorga yaitu Bapa, Firman dan Roh Kudus adalah satu yaitu pribadi Bapa (Allah) memiliki suara (Firman) dan nafas (Roh) disebut Allah kita sumber kebenaran dan sumber kehidupan yang tidak memerlukan makanan dan minuman.
    Sedangkan ada tiga yang memberi kesaksian di bumi yaitu Roh, air dan darah dan ketiganya adalah satu yaitu pribadi Anak Allah (Yesus Kristus) air dan darah mengandung tulang dan daging memerlukan makanan dan minuman.
    Saudara dan saya perlu ingat bahwa Yesus bangkit dari antara orang mati dan pergi kepada murid-murid-Nya minta makanan yang membuktikan manusia memerlukan makanan, karena itu dari semula iblis berusaha keras melalui makanan menjatuhkan manusia dalam dosa jadi dalam suasana natal dan tahun baru tiap-tiap orang tidak menjadi rakus pada makanan dan minuman tetapi lebih penting dengar firman Allah sangat penting untuk lahir kembali melalui air dan Roh.
    Perbedaan antara Bapa dan Anak Allah tergambar jelas dalam surat Rasul Yohanes pertama tersebut diatas menyatakan bahwa ada tiga unsur dalam satu pribadi Bapa, Firman dan Roh Kudus. Sedangkan dalam satu pribadi Anak Allah juga memiliki ada tiga unsur yaitu Roh, air dan darah.
    Fakta ini siapa pun kita tidak bisa dapat menyangkal bahwa Bapa tidak memiliki tulang dan daging dan tidak memerlukan makanan dan minuman tetapi Bapa memerlukan komunikasi umat manusia dalam bentuk pujian dan penyembahan kepada-Nya adalah kebutuhan pribadi Bapa. Sedangkan Anak Allah membutuhkan makanan dan minuman seperti kita dan Yesus Kristus adalah saudara sulung orang percaya.
    Oleh karena itu, kesaksian Yesus Kristus bahwa diri-Nya adalah Anak Allah dan Anak Manusia. Anak Allah terkait dengan nafas hidup (Roh) dan suara (Firman) berasal dari Allah dan Anak Manusia terkait dengan air dan darah berasal debu tanah menjadi tulang dan daging-Nya dan memerlukan makanan dan minuman.
    Yesus berkata Aku dan Bapa adalah satu ( Yohanes 10:30). Apakah maksudnya Yesus berkata demikian?
    Unsur-unsur sorga yaitu Yesus keluar dari mulut Allah sebagai Firman dan datang ke dalam dunia bentuk Roh Kudus ( Yoh. 8:42) dan unsur-unsur bumi yaitu air dan darah. Dua unsur yang berbeda berasal dari sorga dan bumi bergabung menjadi satu adalah manusia.
    Sedangkan unsur suara (Firman) dan unsur nafas (Roh) bergabung menjadi satu adalah Allah sebagai Bapa pencipta segala sesuatu benda padat, gas dan cair termasuk mahkluk hidup terutama kita manusia adalah gambar dan rupa Allah.
    Jadi Yesus berkata Aku dan Bapa adalah satu bermakna unsur-unsur kebenaran yang ada di dalam kehidupan Yesus berasal dari Allah. Sama seperti Bapa memiliki itulah yang dimiliki Anak, inilah dimaksudkan Yesus “Aku dan Bapa adalah satu” dan Allah telah mengutus Anak-Nya datang ke dalam dunia dengan unsur kebenaran itu, supaya setiap umat manusia harus memiliki juga unsur kebenaran dari sorga untuk memperoleh hidup kekal melalui Yesus Kristus.
    Kata gambar dan rupa Allah menunjukkan bahwa manusia memiliki dua unsur yaitu unsur sorga dan unsur bumi. Tulang dan daging berasal debu tanah mengandung air dan darah adalah gambar Allah. Sedangkan suara dan nafas manusia berasal dari sorga mengandung firman dan Roh kebenaran adalah rupa Allah.
    Ketika manusia jatuh dalam dosa telah kehilangan kebenaran Allah di dalam kehidupan manusia pertama di dalam taman Eden adalah hilangnya rupa Allah sebagai unsur penting dari sorga dan tinggal unsur bumi yaitu air dan darah adalah gambar Allah ada di dalam perempuan disebut sel ovarium. Sedangkan unsur sorga firman dan Roh Allah telah tetapkan dalam kehidupan Adam pertama dalam bentuk sel sperma telah mati secara rohani tinggal yang ada manusia jasmaniah.
    Oleh karena itu, Allah telah datang panggil manusia pertama Adam dimanakah engkau lalu Adam menyahut aku ada sembunyi disini karena telanjang. Dan Allah telah datang mengadili mereka sesuai dengan perbuatan mereka dan Allah telah berjanji keturunan perempuan ini akan meremukkan kepalamu kepada ular (Kej. 3:15). Dan Yesus berkata Aku keluar dan datang dari Allah Injil Yohanes 8:42 tersebut diatas.
    Gambar Allah adalah air dan darah mengandung tulang dan daging ada di dalam sel ovarium perempuan. Allah telah kembalikan rupa-Nya melalui sel ovarium perempuan mengantikan sel sperma. Sekali lagi unsur-unsur sorga bersatu kembali dengan unsur-unsur bumi menjadi gambar dan rupa Allah yaitu Manusia Yesus Kristus (1 Tomotius 2:5)

    KESIMPULAN

    Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa:
    1. 1. Allah telah menetapkan unsur sorga yaitu suara (firman) dan nafas (Roh) mengandung kebenaran Allah telah ditetapkan dalam kehidupan Adam pertama dalam bentuk air dan darah mengandung sel sperma telah digagalkan oleh iblis di taman Eden dan tiap-tiap orang lahir dari hasil penyatuan sel sperma dan sel ovarium pasti mati dan terima hukuman dari Allah untuk kekal, tetapi anugerah Allah mengutus Yesus Kristus ke dalam dunia sebagai jaminan yang pasti untuk memperoleh hidup kekal.
    2. Allah telah mengadakan pergantian sel sperma dengan Roh Kudus menembus sel ovarium Maria yang masih perawan mengandung Anak laki-laki yang sulung ganti Adam pertama lahir di Betlehem di sebut kota Daud membawa perubahan kehidupan manusia lahir dari sel sperma dan sel ovarium harus lahir kembali melalui Roh Kudus sesuai dengan pesan Yesus kepada Nikodemus.
    3. Setiap orang lahir dari hasil penyatuan sel sperma dan sel ovarium harus lahir kembali melalui air dan Roh demikian Jawab Yesus: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah ( Yohanes 3:5)
    4. Gereja-gereja di dunia telah membuat liturgi suka-suka membatasi kebenaran Allah dapat diganti dengan kebenaran manusia menciptakan doktrin agama masing-masing tidak sesuai dengan ajaran kebenaran tersurat dalam Alkitab membuka jalan neraka diaspal licin oleh pengiat/creator doktrin agama maupun doktrin denominasi gereja yang perlu kita waspadai.
    Akhir kata penulis ucapkan selamat hari Natal 25 DESEMBER 2024 dan menyambut tahun baru 1 Januari 2025 membawa perubahan baru dalam kehidupan kita terutama kita wajib hukumnya lahir dari Roh Kudus”
    Victoria, 27 Desember 2024
    Penulis : Dr. Been Kogoya, SP. MMA
    Jabatan : Ketua Akademisi OPM
    Alamat : Markas Pusat OPM-TPN-PB di Victoria
    Saudara ingin mau diskusi tentang refleksi natal dan tahun baru ini Nomor Kontak penulis : 081247693973
  • Berduka Sedalam-Dalamnya Atas Meninggalnya Perwira Tinggi West Papua Army: Commander Gerardus Thommey

    Berduka Sedalam-Dalamnya Atas Meninggalnya Perwira Tinggi West Papua Army: Commander Gerardus Thommey

    Sebagaimana dilaporkan WANTOKNews.com, sesuai laporan dari Kepala Utusan Uni Eropa Pemerintah Sementara United Liberation Movement for West Papua (ULMWP Provisional Government) Tuan Oridek Ap, yang dilansir maka disampaikan kepada seluruh perwira Tinggi West Papua Army di manapun Anda berada bahwa telah berpulang ke rumah Bapa di Sorga

    Komandan West Papua Army Gerardus Thommeny,

    yang sering disebut sebagai Komandan Mata Satu dari Selatan New Guinea.

    Atas nama semua panglima dan Panglima West Papua Army, Chief General Mathias Wenda, saya, General Amunggut Tabi sebagai perwira binaan dari Almarhum, pahlawan revolusi West Papua, menundukkan kepala tanya menyerah kepada daulat Allah, dan menyatakan

    BERDUKA SEDALAM-DALAMNYA

    atas kepergian Komanda Mata-Satu.

    Perjuangan yang ditinggalkan Komandan akan kami teruskan sampai West Papua Merdeka dan berdaulat di luar NKRI.

    DIkeluarkan di: Markas Pusat Pertahanan West Papua Army,
    Pada tanggal 18 Maret 2023
    An. Panglima,

     

     

    Amunggut Tabi, General WPA
    BRN: A.DF 018676.

  • Menteri Sekretaris Parlemen West Papua: ULMWP Akan Gelar Kongres, Bukan KTT

    Menteri Sekretaris Parlemen West Papua: ULMWP Akan Gelar Kongres, Bukan KTT

    ULMWP tidak akan menggelar KTT. ULMWP akan menggelar Kongres sesuai dasar hukumnya. Secara Konstitusional Dasar Hukum ULMWP bukan lagi By Law atau Konstitusi 2017. Sejak 2020, ULMWP telah memberlakukan Undang – Undang Dasar Sementara (UUDS).

    ULMWP memberlakukan UUDS melalui berbagai proses yang panjang. Pansus yang terdiri dari representasi NRFPB, WPNCL dan PNWP telah merampungkan dan merumuskan Draf Rancangan Undang – Undang Dasar Sementara (DRUUDS) di Sentani selama 1 minggu.

    Setelah melalui proses ini Panitia telah menggelar sebuah forum yang bernama KTTLB ULMWP.

    Dalam KTTLB tahun 2020, peserta sidang KTT yang terdiri dari Executive Cauncil, Legislative Cauncil dan Yudikative Cauncil serta organisasi afiliasi lainnya telah;

    – Membahas,

    – Mengesahkan,

    – Memutuskan dan

    – Menetapkan Rancangan Undang – Undang Dasar Sementara (RUUDS) itu menjadi Undang – Undang yang kini kita sebut dengan Undang – Undang Dasar Sementara (UUDS).

    Surat Penetapan dan Berita Acara Pengesahan itu telah dibacakan oleh Pimpinan Legislative Cauncil selaku Pimpinan Sidang sebab KTT adalah ajalnya Legislative Cauncil.

    Bukti dokumen mentah dalam bentuk naskah, file, Audio visual serta video Clip pada saat pembacaan Surat Penetapan dan Berita Acara yang ditandatangani itu secara lengkap ada hingga saat ini.

    Saudara Menase Tabuni dan Markus Haluk selaku anggota Pansus KTT dan juga selaku anggota eksekutive Cauncil terlibat aktif mengikuti proses hingga selesai.

    UUDS sudah sah dan legal sejak tanggal ditetapkannya undang-undang itu.

    Semua pengistilaan untuk penyebutan nama-nama forum dan pimpinan di dalam ULMWP pun telah berubah. Nama KTT telah dirubah ke Kongres. Bentuk telah dirubah menjadi Pemerintahan Persatuan Sementara.

    Waktu berlakunya kepemimpinan pun telah berubah. Tidak ada alasan apapun yang dapat menyangkal dan melakukan penipuan. Semua pimpinan yg kini sedang melakukan penipuan ini telah mengikuti proses dan turut menyetujui semua yg telah berlalu.

    Dengan demikian Pemerintahan Sementara United Liberation Movement for West Papua akan menggelar Kongres bukan KTT. Kongres akan digelar pada tahun 2025 mendatang.

  • PENGGU, Komandan Papua Merdeka Sejati(Constantinopel Ruhukail)

    Jonah, aka (also known as) Penggu adalah seorang anak Papua yang sederhana hidupnya tetapi aggressive ketika berbicara tentang perjuangan dan hak politik bangsa Papua untuk Merdeka sebagai suatu bangsa. Saya mengenal Jonah secara dekat ketika ia menyelesaikan pendidikannya di Divine Word University Madang, PNG tahun 2003 dan berada di Port Moresby setelah itu. Kami jumpa di rumah alm. Fred Mambrasar di 3Mile. Kami saling menyapah dengan sebutan “komandan”. Sampai akhir hidupnya ia adalah seorang komandan lapangan yang berjiwa besar yang tidak pernah memiliki rasa perbedaan antar sesama orang Papua, pantai dan gunung, pulau dan darat. Di bagian inilah saya mempunyai rasa hormat dan penghargaan yang tinggi terhadapnya.
    Dia juga adalah seorang pelopor persatuan bangsa, pelopor dan pendorong berdirinya koalisi nasional antara organisasi2 perjuangan Pro-OPM dalam pembentukan West Papua National Coalition for Liberation (WPNCL) untuk melanjutkan perjuangan Papua Merdeka setelah Dewan Papua/Presidium Dewan Papua (PDP) hasil Kongres Papua II/2000 dibekukan setelah Pemimpin Besar Papua yang juga Ketua PDP, Theys Hiyo Eluay dibunuh oleh satuan Kopassandha/KOPASUS NKRI pada malam 10 November 2000. Jonah Penggu termasuk salah satu yang ikut dalam diskusi awal di bawah rumah alm. Clemens Runawery di Tokarara (2003) tentang bagaimana membangun sebuah front pembebasan di luar negeri untuk mendukung upaya2 diplomasi di wilayah Pasific yang dikordinir oleh Alm. Dr. John Ondoame, alm. Andy Ayamiseba, dan Tuan Rex Rumakiek di bawah Kordinasi WPRO (West Papua Representative Office) yang berkedudukan di Vanuatu. Alm. John Tekwie ikut pula terlibat dalam diskusi2 awal ini. Melalui proses rekonsiliasi yang panjang yang dilakukan secara intensif baik di dalam maupun di luar negeri dengan organisasi2 perjuangan Pro-OPM, akhirnya terbentuklah Koalisi Nasional yang disebut: WEST PAPUA NATIONAL COALITION for LIBERATION (WPNCL) tahun 2006 di Port Vila, Republic of Vanuatu.
    Saya menjemput Penggu yang mengawal alm. Richard Joweni dan Tuan Nicolaas Ipohau di Airport dan membawa mereka ke tempat penginapan sambil mengurus perjalanan lanjut mereka ke Vanuatu minggu berikutnya melalui Honiara, Solomon Islands.
    Banyak orang Papua di PNG yang PRO-NKRI ternyata berinisiatif untuk menggagalkan rencana perjalanan Joweni, Ipohau dan Penggu, tetapi tidak berhasil karena upaya mereka lebih dulu diketahui dan pengaturan perjalanan kembali Penggu dan kawan2 dirahasiakan dalam kerjasama jaringan bawah tanah yang telah lama dibangun oleh Penggu sejak ia mengikuti pendidikan di Madang, Papua New Guinea.
    Begitu WPNCL terbentuk. Richard Joweni di pilih sebagai Pemimpin dan Dr. John Ondoame sebagai Wakilnya. Rex Rumakiek adalah Sekretaris Jenderalnya.
    WPNCL adalah perwujudan dari Port Vila Declaration 1987 yang ditandatangani oleh Rumkorem dan Prai sebagai upaya mempersatukan Agenda National Perjuangan Papua Merdeka yang diperjuangkan secara terpisah sejak 1976-Perpecahan oleh Pemerintahan Defacto (PEMKA) Pimpinan Jacob H. Prai dan Pemerintahan Revolusi Sementara (PRS) pimpinan Seth J. Rumkorem.
    Dan Tuan Penggu yang kini telah bersama Penciptanya, adalah satu diantara sekian banyak orang Papua yang mendedikasikan diri dan seluruh kehidupannya bagi Persatuan Bangsa karena keyakinannya yang kuat bahwa Tanpa Persatuan Nasional Perjuangan Bangsa Papua tidak pernah akan mencapai tujuannya.

    Jonah, hari ini jasadmu akan dikebumikan tetapi Roh dan Semangat Perjuanganmu akan terus hidup dalam hati Generasi Muda Papua yang mencintai Persatuan, Keadilan dan Kejujuran dalam Menuntut Pengembalian Hak Politik Bangsa Papua untuk Merdeka, Berdiri sendiri sebagai suatu bangsa yang Berdaulat di atas tanah adat dan leluhurnya, PAPUA BARAT.

    Selamat jalan Penggu,
    Beristirahatlah dengan Damai di sisi Tuhan Yesus, Juruselamat mu.

    Rest In Peace.

  • WASPADA!!! Alex Kalilago, Agen NKRI yang TELAH Mematikan Banyak Tokoh Masyarakat Pegunungan Tengah Papua

    WASPADA!!! Alex Kalilago, Agen NKRI yang TELAH Mematikan Banyak Tokoh Masyarakat Pegunungan Tengah Papua

    West Papua Central Intelligence Services (WPCIS) melaporkan kepada PAPUApost.com bahwa ada seorang Papua yang bernama “Alexander Kalilago“, adalah seorang agen mata-mata Indonesia yang selama beberapa tahun belakangan telah beroperasi di Yogyakarta, Surabaya dan Jakarta, dan pada saat ini beroperasi di Pegunungan Tengah Papua.

    Dari informasi yang dikumpulkan oleh WPCIS, telah diduga kuat bahwa agen ini telah memata-matai banyak mahasiswa dengan target membunuh tokoh Papua Merdeka orang gunung.

    Dia telah menguasai bahasa Hupla (Lembah Baliem), bahasa Lani, bahasa Walak dan beberapa bahasa lainnya di pegunungan tengah Papua.

    Dia bekerja sebagai Security di berbagai toko di Pulau Jawa dan juga bekerja sebagai pengawal salah satu Bupati di Pegunungan Tengah saat ini.

    DIa sering membantu mahasiswa yang berdemo di mana-mana, bertindak seolah-olah dia orang Papua yang perduli dengan masalah West Papua.

    Dia telah berhasil membunuh banyak orang Wamena, akan tetapi nama-nama yang dapat kami pastikan adalah

    1. Komandan Enden Wanimbo; dan
    2. Pemuda Roy Karoba

    Keduanya meninggal karena diracuni oleh Alexander Kalilago.

    WPCIS menempatkannya sebagai salah satu pembunuh bangsa Papua yang harus ditarget dalam kesempatan pertama.

    Seluurh pasukan Operasi Khusus dan pasukan angkatan TPN PB/ OPM, TRWP, West Papua Army, TNPB, dan organisasi masa harus peka melihat dan bertindak.

  • Presiden Sementara: Merayakan HUT ke-51 Proklamasi Kemerdekaan OPM

    Presiden Sementara: Merayakan HUT ke-51 Proklamasi Kemerdekaan OPM

    Hari ini kita merayakan hari jadi ke-51 deklarasi kemerdekaan Gerakan Papua Merdeka (OPM) di Markas Victoria pada 1 Juli 1971. Deklarasi yang ditandatangani oleh Seth Rumkoren dan Jacob Prai – yang meninggal dunia bulan lalu – merupakan penolakan langsung terhadap kolonialisme Indonesia. Ini mengirim pesan yang kuat ke Jakarta: kami, orang-orang West Papua, berdaulat di tanah kami sendiri, dan kami tidak mengakui pendudukan ilegal Anda atau ‘Tindakan Tanpa Pilihan — Pepera ’ 1969.
    Sejak saat itu, kami telah berjuang untuk kemerdekaan West Papua. Melalui perang gerilya, OPM telah membantu menjaga api perjuangan kemerdekaan tetap hidup. Mereka adalah penjaga rumah kita, membela tanah kita dan memperjuangkan kedaulatan yang dirampas dari kita oleh Jakarta.
    Hari ini adalah momen bagi semua orang West Papua untuk merenungkan perjuangan kami dan bersatu dengan tekad untuk menyelesaikan misi kami. Baik Anda yang diasingkan di luar negeri, di kamp-kamp pengungsian, anggota Tentara West Papua , atau dipindahkan secara internal oleh pasukan kolonial, kita semua bersatu dalam satu semangat dan bertekad untuk memerdekakan West Papua dari penjajahan Indonesia.
    OPM meletakkan dasar bagi perjuangan politik yang sedang diperjuangkan oleh Pemerintahan Sementara. Sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Dasar kita , Pemerintahan Sementara mengakui semua deklarasi sebagai momen vital dan bersejarah dalam perjuangan kita. Setelah mendeklarasikan pemerintahan sementara kami, kabinet kami, sayap militer kami, dan tujuh eksekutif regional kami, kami siap untuk mengambil alih urusan kami sendiri.
    Saya juga ingin menggunakan momen ini untuk membuat dua pengumuman baru tentang Pemerintahan Sementara. Pertama, saya mengumumkan pembentukan departemen baru, yaitu Departemen Intelijen. Seperti halnya departemen kami yang ada, itu akan beroperasi di tanah West Papua yang diduduki, dan memperkuat tantangan kami terhadap kolonialisme Indonesia. Selain itu, saya juga mengumumkan bahwa kami telah menunjuk anggota eksekutif untuk masing-masing dari tujuh badan regional yang kami dirikan pada Desember 2021. Dengan setiap langkah maju, kami membangun kapasitas dan infrastruktur kami sebagai Pemerintahan Sementara.
    Lebih dari lima puluh tahun sejak proklamasi 1971 , misi rakyat kita adalah sama. Kami menolak kehadiran Indonesia di West Papua, yang ilegal menurut hukum internasional. Kami tidak mengakui ‘Otonomi Khusus’, lima provinsi baru, atau hukum kolonial Indonesia lainnya; kami memiliki Undang-Undang Dasar kami sendiri.
    Saya kembali menegaskan seruan saya kepada Presiden Widodo untuk duduk bersama saya dan membahas referendum kemerdekaan. Ini tetap sebagai satu-satunya jalan menuju solusi damai.
    Interim President
    Pemerintahan Sementara ULMWP
    ______________
  • I am Egianus Kogeya

    I am Egianus Kogeya
    I don’t walk alone
    I walk with God
    I was born here
    I grew up here
    I will not back down once
    I remain in the square of the capital
    Since I was young I am fighting until Papua Merdeka
    My strength is my God

  • “Doakan dan Ampuni!” Kalau Pemain Tidak Menyerang Lawan tetapi Menyerang Teman Sendiri?

    Dalam artikel sebelumnya Gen. WPRA Amnggut Tabi bicara tentang “Penonton dan Komentator Ikut Main dalam Lapangan Papua Merdeka“. Sekarang Gen. Tabi kembali menyinggung sisi lain dari permainan sepak bola, yaitu sebaliknya dari ini, “Apa yang terjadi kalau saling serang justru terjadi dalam satu tim, bukan satu tim melawan tim yang lain?

    Masalahnya lebih rumit, dan satu hal yang sangat pasti,

    “Kemenangan TIDAK AKAN PERNAH tercapai! Pertama, karena pemain yang seharusnya mengejar bole sudah melupakan bola, yang terjadi malahan saling mengejar antara pemain. Kedua, kalaupun pemain masih membawa bola, maka bola tidak akan masuk ke gawan lawan, karena bola yang masih ada di kaki masih berputar-putar dengan teman satu tim sendiri.

    Demikian sambutan singkat Gen. WPRA Amunggut Tabi di hadapan perwira West Papua Revolutionary Army di Markas Pusat Pertahanan (MPP) WPRA tepat tanggal 16 Juli 2019, seharus sebelum menyaksikan upacara bersejarah dalam kisah perjuangan bangsa Papua, yaitu penyerahan Hadiah “Freedom of Oxford” kepada Hon. Benny Wenda, Ketua United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) dan Sekretaris-Jenderal Dewan Musyawarah Masyarakat Adat Koteka (DeMMAK).

    Menurut Gen. Tabi, semua orang, baik anak kecil-pun akan membaca dengan jelas tanpa harus dijelaskan, bahwa pada saat satu pemain dalam satu tim menyerang sesama anggota tim sendiri, entah karena alasan apapun, maka pasti-lah pemain yang menyerang itu “tidak tahu main”, dan oleh karena itu “harus dikeluarkan dari lapangan”.

    Walaupun begitu, dalam politik tidak persis sama. Cuman kalau ada teman menyerang teman di dalam politik, maka kesan semua orang di dunia ialah justru orang yang menyerang itu dianggap “belum tahu berpolitik” dan karena itu “harus belajar berpolitik”. Karena siapapun kita, baik orang Papua Indonesia maupun Orang Papua Merdeka, kita semua punya nenek-moyang Orang Asli Papua (OAP), oleh karena itu harus ada garis etika perjuangan yang jelas. Sebagai pejuang harus punya etika berpikir, etika bertutur dan etika perilaku yang masuk norma umum. Salah satu norma yang umum ialah sesama pejuang tidak pernah saling menyerang. Kalau itu terjadi, semua orang pasti tahu, ada yang tidak beres dengan orang yang menyerang. Bukan sebaliknya.

    Oleh karena itu Gen. Tabi menekankan entah kapan-pun, bagaimana-pun, semua pasukan West Papua Revolutionary Army (WPRA) tidak boleh mengambil tindakan apa-apa-pun terhadap siapa saja yang merongrong eksistensi WPRA, ULMWP, WPA atau eksistensi individu.

    Kita semua harus belajar dari Tuhan Yesus, Tokoh Revolusioner Mahatinggi Sepanjang Masa, bahwa pada saat Dia disalibkan, justru Dia berdoa, “Ampunilah mereka, karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat!” Itu bahasa orang-orang revolusioner! Itu nilai dan rasa manusia revolusioner. Revolusioner bukan gila-gilaan haus darah, marah-marah, gosip-gosipan, menyebar teror dan intimidasi kepada sesama pejuang, dan bukan pendendam.

    Lanjut Gen. Tabi

    Kita berjuang menentang NKRI (Negara Kolonial Republik Indonesia), . TITIK! Kita TIDAK menentang orang Indonesia, APALAGI Orang Asli Papua (OAP).

    Kalau ada godaan iblis untuk berpikir sejenak atau berbicara sedikit saja menentang sesama pejuang Papua Merdeka, dan jangankan itu menentang sesama OAP sendiri, entah itu OAP Lukas Enembe dan jajarannya ataupun OAP Merah Putih seperti barisan Ramses Ohee, maka kita harus berdoa begitini:

    “Dalam Nama Yesus Sang Revolusioner Mahatinggi Sepanjang Masa, Seantero Jagatraya, saya tengking dan tolak mentah-mentah pemikiran terkutuk ini. Saya berjuang untuk bangsa dan tanah airku. Segala bentuk pemikiran menentang orang-orang saya sendiri, entah apapun alasannya, entah mereka pelayan NKRI, mereka Merah-Putih Papua, atau juga sesama Papua Merdeka dengan posisi dan pendekatan yang tidak sama dengan saya, saya tetap tolak dan tengking DALAM NAYAM YESUS!”

    Engkau Raja Damai, datanglah kerejaan-Mu, jadilah kedendak-Mu, dalam perjuangan ini, seperti di Sorga. Ampunilah dosa-dosaku, seperti aku juga mengampuni dosa-dosa semua orang, yang menyayangiku, yang melawanku, yang membenciku, dan yang merencanakan kejahatan terhadapku.

    Dengarkanlah doa-ku ini. Aku berdoa dalam Nama Yesus, Sang Revolusioner Mahatinggi sejagat, dan Segala Abad, Raja Damai yang aladi. Amin! Amin! Amin!”

    Dilanjutkan dalam sambutan ini bahwa

    siapapun yang tidak sanggup menerima dan mengampuni sesama OAP dan terutama sesama pejuang adalah orang yang gagal dalam perjuangan. Dan siapa saja yang selalu berpikir dan berbicara menentang sesama OAP dan sesama pejuang Papua Merdeka menandangan ketidak-matangan dan ketidak-dewaaan kita secara mental dan psikologis.

    Nalar kita masih dalam kelas nalar anak-anak. Anak kecil selalu berpikir tentang apa yang dikerjakan teman lain, apa yang dimiliki teman lain, apa yang dilakukan terhadap teman lain dan dia selalu berusaha mentuntut hal yang sama seperti terjadi pada teman lain, memiliki apa yang dimiliki teman lain, melakukan apa yang dilakukan teman lain. Dia tidak punya rencana, dia bertindak dalam kerangka menyaingi temannya.

    Di akhir sambutan ditutup dengan doa pengampunan dan doa berkat. Agar Tuhan Yesus Raja Damai yang mendamaikan manusia dengan Allah juga mendamaikan kita antar sesama bangsa dan sesama pejuang. Doa perlu dinaikkan dan selalu mengingat untuk mengampuni dan melupakan. Doa berkat disampaikan kepada Tuhan Yesus Pohon Berkat untuk mencurahkan berkat-berkat rohani dan jasmani sehingga kita semua menjalani hidup dan perjuangan ini di dalam berkat kasih karunia dan penggembalan-Nya.

  • Team 5 The Defenders of the truth

    https://www.facebook.com/photo.php?fbid=634441267067556&set=a.129715650873456&type=3&eid=ARCY5-WsPunvbwIpOG3aueb23-ncqGDwwJ31S7YEzTSeLFIMa_MEaLOep9DipFDU4nbaJbuV20q60QO3

    Kami tetap pertahankan sejarah Proklamasi 1 Juli 1971 karna TPN adalah sah.

    Penolakan kami terhadap pembentukan West Papua Army oleh ULMWP sudah sangat jelas melanggar konstitusi 1 Juli 1971 karena sudah ada Proklamasi dan 1961 embrio Negara Republik West Papua.

    Sekarang Anda Anda semua sedang bertahan dalam Hal APA?

    Kami sudah nyatakan secara jelas dalam media international seperti ABC Radio Australia Pacific Beat dan Radio New Zealand internasional bahwa kami menolak WPA itu bukan karena kami BENCI Benny Wenda dari personal interest namun kami BERPIJAK pada kebenaran sejarah perjuangan bangsa Papua. TITIK.

    Blessed are those who speak forth the truth.

    Berbahagialah orang yang mengatakan kebenaran

    — with Leonie Tanggahma, Jackson Uble King, Sebby Sambom and Lewis Prai Wellip.

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?