Tag: gerilya rimba

  • Komandan regu tewas, OPM makin beringas

    Jayapura–Polri makin memperketat pengamanan di Puncak Jaya, Papua. Setelah mendatangkan satu satuan setingkat kompi (SSK) Brimob Kelapa Dua Depok, Polda Papua akan menambah pasukan di Puncak Jaya, untuk mengejar dan menangkap kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang selama ini kerap mengacau.

    Hal tersebut seperti yang diungkapkan Kapolda Papua, Inspektur Jenderal Bekto Suprapto Senin (31/5) di Jayapura. “Jika situasi masih membutuhkan penambahan anggota, tentu akan kami tambah lagi Brimob ke Puncak Jaya,  menumpas penjahat bersenjata yang terus menciptakan keresahaan,” katanya.

    Menurutnya, situasi Puncak Jaya saat ini cukup meresahkan, akibat ulah kelompok bersenjata yang terus menebarkan teror penembakan maupun pembunuhan. Sehingga, bila pasukan Brimob ditambah, itu sesuai kebutuhan dilapangan.

    “Polisi kan tugasnya menciptakan rasa aman dan tentram ditengah-tengah masyarakat, jadi bila anggota yang saat ini ditempatkan di Puncak Jaya masih dianggap kurang, akan ditambah,” tegasnya. Pasca tewasnya komandan regu OPM, Werius Telenggen, kelompok separatis kian beringas, mereka menembaki Pos TNI dan anggota Polisi.

    Kelompok TPN/OPM menembaki aparat keamanan yang bertugas di Puncak Jaya pada Jumat (21/5) dan Sabtu (22/5) lalu. Akibatnya, dua anggota TNI dan dua polisi luka tembak. Diduga, aksi itu merupakan balas dendam atas tewasnya Werius Telenggen, komandan regu TPN/OPM wilayah Kampung Yambi, Distrik Mulia, Puncak Jaya. Werius tewas tertembak aparat gabungan TNI dan Polri 17 Mei lalu.

    vivanews/ tiw

  • PASUKAN TNI DAN POLISI SIAP MENGADAKAN OPERASI BESAR-BESARAN TERHADAP PASUKAN GIRILYA OPM PIMPINAN GOLIAT TABUNI DI PUNCAK JAYA, PAPUA

    Leut.Gen TRWP Nggoliar Tabuni, Komandan Operasi Markas Pusat Pertahanan
    Leut.Gen TRWP Nggoliar Tabuni, Komandan Operasi Markas Pusat Pertahanan

    West Papua May 26, 2010. Tekad TNI dan Polisi untuk mengadakan Operasi Militer di Puncak Jaya tinggal menunggu waktu pelaksanaan. Tekad Operasi dilakukan untuk menumpas total aktivitas Girilya OPM dibawah pimpinan Goliat Tabuni.

    Sejumlah kekuatan dari TNI dan Polisi telah disiapkan untuk mengadakan operasi militer di Puncak Jaya. Operasi militer ini akan dilaksanan pada tanggal 28 Mei 2010 di Puncak Jaya guna menumpas keberadaan girilya OPM dibawah pimpinan Goliat Tabuni.

    Operasi militer ini bukan hal baru yang dilakukan TNI dan Polisi terhadap Penduduk West Papua. Sejak West Papua diambil sebagai bagian dari NKRI sampai saat ini Operasi militer masih terus saja berlangsung.

    Modus Operasi yang dipakai TNI dan Polisi selama ini terhadap penduduk West Papua adalah mengadakan penyisiran disejumlah kampung tempat pemukiman masyarakat local. Karena sulitnya TNI dan Polisi dapat mengenal keberadaan Girilya OPM, maka masyarakat local pada sejumlah kampung yang dicurigai sebagai basis OPM menjadi target operasi mereka.

    Pengalaman Operasi militer TNI dan Polisi di West Papua sangat brutal dimana hasil tani masyarakat local di basmi, sejumlah pemukiman yang dicurigai digebrek dan bahkan dibakar, tindakan kekejaman dan sewenang-wenang masa saja dilakukan TNI dan Polisi terhadap masyarakat local.

    Modus dan tindakan-tindakan TNI dan Polisi ini dikawatirkan akan dipakai pada Operasi Militer pada tanggal 28 Mei 2010, di Puncak Jaya.

    Daerah Pucak Jaya adalah dataran tinggi di West Papua yang hanya ditempu melalui transportasi udara (

    Pesawat). Daerah ini banyak gunung-gunung dan jurang-jurang, dan Hutan Rimba, namun kita dapat temui banyak masyarakat local yang bermukim di daerah-daerah tersebut. Mereka memiliki suatu kesatuan budaya dan hidup di Onai ( traditional House) di lokasi-lokasi tersebut.

    Rumitnya medan di Puncak Jaya mengakibatkan sulitnya kita dapat mengetahui sejauhmana operasi militer ini dilakukan dan sasaran-sasaran yang akan dilakukan oleh TNI dan Polisi karena hampir semua datarang tinggi di West Papua khususnya di Puncak Jaya diuni oleh masyarakat local.

    Pengalaman operasi militer yang selama ini dilakukan di West Papua mengakibatkan banyak jatuh korban pada masyarakat local dan mengakibatkan harus mengungsi ke hutan untuk mencari perlindungan.

  • Korban Penembakan OPM

    TPN/OPM pimpinan Goliat Tabuni
    korban : Salah satu korban penembakan TPN/OPM di Distrik Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya pada April lalu saat dievakuasi ke Jayapura. Apakah mereka juga korban pelanggaran HAM yang dilakukan TPN/OPM pimpinan Goliat Tabuni?

    korban : Salah satu korban penembakan TPN/OPM di Distrik Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya pada April lalu saat dievakuasi ke Jayapura. Apakah mereka juga korban pelanggaran HAM yang dilakukan TPN/OPM pimpinan Goliat Tabuni?
    JAYAPURA [PAPOS]

  • GPK Puncak Jaya Ditembak Mati

    JAYAPURA [PAPOS] – Seorang anggota kelompok gerombolan pengacau keamanan (GPK) yang masuk daftar pencarian orang (DPO) pihak Polda Papua yang terlibat dalam kasus penembakan terhadap karyawan PT Modern di Kampung Mewoluk Kabupaten Puncak Jaya, akhirnya berhasil di sergap Tim gabungan Polri dan TNI Kampung Goburuk Kabupaten Puncak Jaya, Senin (17/5) sekitar pukul 12.30 Wit.

    Dalam penyergapan itu, DPO yang merupakan anggota GPK berininsial WT, ditembak mati saat dilakukan pengejaran yang pada saat itu WT berada di kampung Goburuk, saat petugas melihatnya, korban berusaha lari dari kejaran petugas, akhirnya petugas mengeluarkan tembakan dan tepat mengenai korban WT.

    Dalam penggerbekan dilokasi kejadian, aparat Polri dan TNI berhasil mengamankan satu magazen senjata AK 47 dan beberapa butir peluru yang diduga milik WT milik kelompok GPK.

    Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Humas) Polda Papua, Kombes Pol. Drs Agus Rianto kepada Papua Pos, Senin (17/5) menjelaskan, penyergapan terhadap kelompok GPK dilakukan tim gabungan Polri dan TNI dalam rangka penegakan hukum terhadap kelompok kriminal bersenjata dikawasan Puncak Jaya yang telah melakukan pembunuhan terhadap karyawan PT. Modern dan penyerangan terhadap petugas beberapa waktu lalu.

  • Aparat keamanan serbu Markas OPM, 1 tewas

    Puncak Jaya –-Meski operasi penyerbuan terhadap markas Organisasi Papua Mereka (OPM) di Puncak Jaya, Papua, baru disetujui Pemkab setempat pada tanggal 28 Juni mendatang, namun pihak keamanan tampaknya sudah tak sabar.

    Satu pasukan polisi yang didukung pihak TNI, dilaporkan melakukan penyergapan di Kampung Koburuk Puncak Jaya, Senin (17/5) sekitar pukul 12.00 WIT.

    Dari aksi penyergapan ini, seorang anggota OPM  berinisial WT tewas tertembak. WT diduga salah satu anggota organisasi pengacau keamanan yang menembak tiga karyawan PT Modern Group hingga tewas di kawasan Tiginambut, Puncak Jaya.

    Dalam penyergapan, polisi juga berhasil menyita sejumlah barang bukti seperti beberapa butir peluru AK 47.

    Sementara Kapolda Papua Irjen Pol Bekto Suprapto kepada wartawan di Jayapura mengakui operasi penyergapan terhadap kelompok separatis di wilayah Puncak Jaya tak harus menunggu batas waktu dari Pemkab Puncak Jaya.

    Operasi, lanjut dia, sudah dilakukan jauh-jauh hari sebelumnya dalam rangka pengamanan bagi masyarakat serta penegakan hukum di wilayah pegunungan tersebut

    dtc/tya

  • Seratus polisi sisir OPM di Tingginambut

    Jayapura–Sekitar 100 personel Polda Papua melakukan penyisiran di sekitar Tingginambut, Puncak Jaya Papua untuk memburu gerombol TPN/OPM yang kerap menebar teror penembakan dan pembunuhan.

    Hal tersebut diungkapkan Kapolda Papua, Irjen Bagus Ekodanto disela-sela kunjungan Menkokesra Agung Laksono di Jayapura, Sabtu (14/5).  “Ada seratusan personel yang kami tugaskan mencari, mengejar dan menangkap kelompok OPM di Tingginambut,” ujarnya.

    Lebih lanjut Kapolda menyampaikan bahwa penyisiran dilakukan atas permintaan Pemerintah Daerah (Pemda) Puncak Jaya, karena wilayah itu dianggap sudah tidak kondusif, terutama sejak penyerangan terhadap tujuh karyawan PT Modern yang menewaskan tiga orang pada April lalu.

    “Pasca penyerangan terhadap pekerja proyek jalan, kondisi Puncak Jaya dianggap tidak kondusif. Penyerangan bisa terjadi sewaktu-waktu,” jelasnya. Menurut Kapolda, kondisi geografis Tingginambut, sedikit menyulitkan aparat keamanan dalam melakukan pengejaran. Sehingga Polisi meminta
    bantuan TNI. “Kami juga minta bantuan TNI dalam melakukan pecarian terhadap kelompok separatis itu,” tukasnya.

    Sementara juru bicara Kodam 17 Cenderawasih Letkol Susilo mengatakan, pihaknya hanya memback up Polisi. Pasalnya, TNI menilai kelompok yang kerap mengacau di Puncak Jaya adalah preman bersenjata. “Ini masih domainnya Polisi, jadi kami hanya memback up jika diminta bantuan,” tandasnya.

    Sementara Menkokesra, Agung Laksono mengatakan, pendekatan kesejahteraan tetap akan dikedepankan dalam menangani kelompok separatis di Papua. “Pendekatan kesejahteraan seperti yang dilakukan mantan Menkokesra sebelumnya yakni Aburizal Bakrie tetap akan digunakan dalam merangkul kelompok separatis,” paparnya.

    vivanews/ tiw

  • Tidak Benar OPM Merampok Emas di Paniai

    poo Juru Bicara TPN/OPM Wilayah Paniai, Salmon Magay membantah tudingan beberapa pihak yang mengatakan bahwa mereka merampok emas dan menyandera beberapa pendulang di Degewo, Paniai seperti pemberitaan beberapa media di Jakarta.

    OCTHO- Tidak benar ada perampokan emas dan menyandera para pendulang di Paniai, kami datang meminta hak kami di areal pendulangan, karena sejak keberadaan para penambang, hak kami tidak pernah di bayarkan.

    Hal ini di ungkapkan Salmon Magay, Juru Bicara Organisasi Papua Merdeka (OPM) wilayah Paniai, pimpinan Tadius Yogi ketika menghubungi media ini, Kamis (29/04) kemarin.

    Menurut Magay, jika ada yang mengklaim TPN/OPM datang untuk merampok emas dan menyandera para pendulang di sana, itu sangat keliru dan tidak benar.

  • TNI dan Polri Harus Bertindak

    nesco-wonda JAYAPURA [PAPOS]- Aksi brutal yang dilakukan TPN/OPM di Tinggi Nambut, Puncak Jaya dinilai sudah tidak bisa ditolerir lagi. Meskipun pemerintah kabupaten [Pemkab] Puncak Jaya sudah berusaha melakukan pendekatan, namun aksi TPN/OPM malah semakin menjadi-jadi, bahkan mereka tidak segan-segan mengintimidasi dan menteror warga serta melakukan pengrusakan pasilitas yang dibangun pemerintah, seperti jalan, jembatan dan gedung pemerintah lainnya.

    Ketua DPRD Puncak Jaya, Nesco Wonda, S.Sos mengatakan untuk menghentikan tindakan TPN/OPM ini, Pemkab Puncak Jaya menyerahkan sepenuhnya kepada TNI dan Polri dengan cara apapun penyelesaian yang dibuat pihak pemerintah siap memback-up TNI dan Polri.

    Karena TPN/OPM ini selalu melakukan intimisadi dan terror kepada warga, dimana mereka selalu memaksakan kehendak dengan meminta apa saja dari masyarakat, jika tidak diberikan, mereka mengancam ditembak dan jika satu peluru mereka hilang, maka warga harus ganti dengan lima ekor babi ( harga 1 ekor babi = Rp 2 Juta

  • Pelaku Penembakan Karyawan PT Modern Kelompok OPM

    jayapura [PAPOS]- Sony Timbuat, Korban selamat kasus penembakan di kampung Mewulok, Mulia, kabupaten Puncak Jaya, pada Selasa (13/4) lalu mengatakan, pelaku aksi anarkis yang menewaskan tiga orang rekannya itu adalah kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM). 

    "Yang menghadang kami dan menembak mati tiga orang rekan kerja saya adalah OPM," katanya kepada wartawan di Jayapura, Sabtu.

    Sony Timbuat yang juga didampingi Reinhart Satya, keluarga dari Ellimus Ramandey Satya dan Hans Ling Satya yang merupakan korban tewas dalam penembakan itu menjelaskan, kronologis kejadian penembakan itu ketika para pekerja PT Modern yang sedang membangun jalan dan jembatan di kampung Mewulok, sedang dalam iringan menggunakan tiga unit truk menuju lokasi pekerjaan.

    Tiba-tiba muncul dua orang dari dalam hutan bersenjata busur dan panah, lantas meminta agar rombongan menghentikan mobil, lalu menyuruh semua penumpangnya turun dan duduk di pinggir jalan.

    "Setelah kami semua sudah turun dari mobil, muncul dua orang pria lagi dari dalam hutan dengan senjata api standar TNI/Polri dan langsung menembak empat orang rekan saya," ujar Sony Timbuat yang mengaku berhasil melarikan diri setelah melihat para rekannya ditembak, karena ia menumpang di truk yang berada pada barisan paling belakang.

    Sony Timbuat lebih tegas dan meyakini kalau pelaku penyerangan dan penembakan yang menewaskan tiga orang rekannya itu adalah OPM, setelah melihat foto yang diberikan keluarga korban tewas yakni Ellimus Ramandey satya dan Hans Ling Satya, yang sebelumnya dikirimkan oleh korban.

    Dalam foto itu terlihat Hans Ling Satya tampak akrab dengan beberapa orang yang diduga sebagai gerombolan organisasi Papua Merdeka (OPM).

    "Yang menembak rekan-rekan saya adalah dua orang yang memegang senjata dalam foto ini," kata Sony Timbuat, setelah memperhatikan dengan seksama foto bersangkutan.

    Sementara menyinggung nama orang dalam foto itu, dirinya mengaku tidak mengetahuinya.

    "Mereka ini memang sering meminta uang kepada warga ataupun sopir mobil yang melintasi daerahnya," kata Sony Timbuat.

    Seperti diberitakan sebelumnya, tiga orang, masing masing Elianus Ramanday (32) dan Hans Ling Satya (30) dan Asbulah (51), dilaporkan menjadi korban penembakan dan tindak kekerasan oleh kelompok tak dikenal yang diduga OPM pada Selasa (13/4) lalu di kampung Mewoluk, Distrik Mulia, kabupaten Puncak Jaya.

    Ketiga korban tewas merupakan karyawan PT Modern yang pada saat kejadian sedang bersama beberapa orang rekannya yang lain (berhasil melarikan diri dari serangan OPM), saat terjadi penembakan.

    Kapolres Puncak Jaya AKBP Alek Korwa yang dihubungi wartawan, saat itu mengatakan, dari keterangan dua karyawan PT.Modern, yang berhasil menyelamatkan diri, mereka diserang kelompok bersenjata yang diduga OPM.

    "Saat menyerang karyawan PT.Modern yang sedang menuju tempat pengerjaan pembangunan jalan di kawasan itu, OPM bersenjatakan empat pucuk senjata api serta senjata tradisional seperti panah, kampak dan parang," katanya.[ant/agi]

    Ditulis oleh Ant/Agi/Papos   
    Senin, 26 April 2010 00:00

  • TPN/OPM Teror Warga

    poto21 JAYAPURA [PAPOS]- Gerakan Papua Merdeka (GPK) pimpinan Goliat Tabuni akhir-akhir ini terus melakukan teror dan intimidasi terhadap masyarakat di Kampung Kurulena Distrik Nimboluk Tinggi Nambut Kabupaten Puncak Jaya. Mereka memiliki sekitar 500 anggota dan memiliki 200-300 pucuk senjata.

    Kepala Kampung Kurulena Distrik Nimboluk Tinggi Mambut Kabupaten Puncak Jaya, Sem Telenggeng kepada Papua Pos, Sabtu (24/4) di Abepura, mengatakan peristiwa pembakan yang terjadi di Distrik Nimboluk yang menewaskan 3 karyawan PT. Modern merupakan rentetan peristiwa teror yang dilakukan kelompok sipil bersenjata pimpinan Goliat Tabuni.

    Dimana penembakan terhadap karyawan PT. Modern adalah kelompok Goliat Tabuni yang dipimpin Komandan Kompi, Renius Talenggeng.

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?