Tag: gerilya rimba

  • Polri belum Tahu Pelaku Penembakan di Lanny Jaya

    Metrotvnews.com, Jakarta: Pihak Polri hingga saat ini masih mengejar pelaku penembakan pada empat personel Polsek Primer di Lanny Jaya, Papua.

    Masih dalam pengejaran,” kata Kepala Bagian Penerangan Umum Kombes Agus Rianto saat ditemui wartawan di ruang kerjanya di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (31/7/2014).

    Dia mengakui pihak kepolisian belum mengetahui orang atau kelompok di balik penembakan yang menewaskan dua anggota kepolisian. Namun pihaknya yakin pelaku adalah kelompok kriminal bersenjata.

    Agus menjelaskan, pistol yang digunakan kelompok itu adalah pistol rampasan dari pihak kepolisian. “Ada rampasan polisi, tapi kami belum tahu juga karena kemungkinan bisa saja ada pasokan dari mana atau bisa bikin rakitan,” kata dia.

    Sebelumnya, telah terjadi penembakan terhadap anggota polisi pada Senin (28/7/2014) sekitar pukul 12.45 WIT. Penembakan yang terjadi di Kabupaten Lanny Jaya Provinsi Papua menewaskan dua personel polisi dan melukai dua polisi lainnya. Tak hanya itu, senjata keempat polisi juga ikut dirampas.

    (Hnr) Renatha Swasty – 31 Juli 2014 19:43 wib, MetroTVNews.com

  • Dua Polisi Tewas Tertembak di Kabupaten Lanny Jaya

    Jayapura, 29/7 (Jubi) – Dua anggota Kepolisian Sektor (Polsek) Kabupaten Lanny Jaya tewas tertembak oleh kelompok sipil bersenjata (KSB) di Indawa, Kabupaten Lanny Jaya, Papua, Senin (28/7) kemarin.

    Dari data yang didapat tabloidjubi.com, peristiwa ini terjadi sekitar pukul 12.10 WIT, Senin (28/7), saat KSB yang diduga melakukan penembakan terhadap empat polisi yangh sedang bertugas. Dari empat polisi ini, dua diantaranya tewas, yakni Brigadir Polisi Dua (Bripda) Yoga Ginugy dan Brigadir Polisi Dua (Bripda) Zulkifli. Sedangkan dua polisi lainnya, Bripda Alex Numbery dan Briptu Helsky Bonyadone mengalami luka-luka.

    Kepala Bidang Humas Polda Papua, Komisaris Besar (Pol) Sulistyo Pudjo Hartono dalam pers realesnya mengatakan, pihaknya mengutuk keras tindakan itu yang mengakibatkan dua anggota polisi tewas.

    “Polisi saat itu sedang melakukan kegiatan pembangunan sumber daya manusia yaitu dalam bentuk kegiatan bimbingan masyarakat (Bimas) sambang desa agar desa-desa di wilayah Papua menjadi desa sadar hukum dan memiliki masyarakat yang lebih cerdas dan mampu menghadapi perubahan jaman yang sangat cepat,”

    kata Pudjo, Senin (28/7).

    Menurutnya, peran Polri untuk pembentukan karakter masyarakat sangat penting, karena kegiatan Bimas sangat mendukung pembangunan yang dilakukan pemerintah dalam hal ini bupati dan gubernur. “Kami minta masyarakat tetap tenang dan yakin bahwa kelompok kriminal itu harus mempertanggungjawabkan perbuatannya,” ujarnya.

    Saat ini, kata Pudjo, polisi tengah mengejar kelompok bersenjata itu. Bahkan pihaknya berkoordinasi dengan Asintel Kodam XVII Cenderawasih untuk back-up dari kesatuan TNI yang terdekat.

    Sementara itu, Bupati Kabupaten Lanny Jaya, Befa Jigibalom meminta aparat keamanan TNI/Polri untuk bertindak tegas terhadap kelompok bersenjata yang telah meresahkan masyarakat. Sebab kelompok bersenjata dipimpin Purom Wenda yang diduga telah meninggalkan Puncak Jaya.

    Kelompok Porum Wenda telah jadikan daerah Pirime Balinga dan Kwiyawagi sebagai tempat KSB. Lanny Jaya dijadikan sebagai daerah kekuasaan mereka,” kata Befa.

    Pasca insiden penembakan itu, kata Befa, ibukota Lanny Jaya, Tiom dalam keadaan kondusif. “Di Tiom sendiri aman. Siaga peristiwa terjadi di tenggah Distrik Maki dan Pirime di daerah Kampung Indawa,” ujarnya.

    Terkait insiden ini, Wakil Kepala Kepolisian Daerah (Wakapolda) Papua, Brigadir Jenderal (Pol) Paulus Waterpauw langsung terjun ke Tiom, Lanny Jaya. “Saya sekarang baru turun dari pesawat, ini mau menuju Tiom, nanti dulu ya,” katanya saat dihubungi, Selasa (29/7).

    Informasi terakhir yang didapat, jenazah korban tewas atas nama Bripda Zulkifli pada Selasa (29/7) siang dikirim Kota Jayapura dan akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Waena, Kota Jayapura. Sementara korban tewas lainnya, Bripda Yoga Ginugy rencananya akan dimakamkan di Semarang, Jawa Tengah. Lalu korban luka-luka akan dirujuk ke Rumah Sakit Bhayangkara, Kotaraja, Kota Jayapura. (Jubi/Indrayadi TH)

  • Delapan polisi tertembak kelompok bersenjata di Papua

    Senin, 28 Juli 2014 23:03 WIB , Pewarta: Yuni Arisandy

    Jakarta (ANTARA News) – Delapan anggota Polres Lanny Jaya ditembak oleh kelompok bersenjata dalam baku tembak yang terjadi di Kabupaten Lanny Jaya, Papua, kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Ronny F Sompie.

    “Pada 28 Juli 2014 sekitar pukul 12.10 WIB telah terjadi penembakan di daerah Indawa Kabupaten Lanny Jaya terhadap delapan anggota Polres Lanny Jaya yang sedang berpatroli,” kata Ronny dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Senin.

    Menurut dia, para petugas dari Polres Lanny Jaya itu sedang melakukan kegiatan sambang desa untuk membangun sistem keamanan masyarakat di wilayah perdesaan.

    Delapan anggota Polres Lanny Jaya tersebut mendapatkan serangan dari kelompok kriminal bersenjata pimpinan Enden Wanimbo,” ujarnya.

    Ronny menyampaikan, kejadian penembakan tersebut menyebabkan dua anggota Polres Lanny Jaya, yaitu Bripda Zulkifli D Putra dan Bripda Yoga AJ Ginuny, meninggal dunia akibat luka tembak di kepala.

    Sementara itu, kata dia, anggota Polres Lanny Jaya lainnya yang terlibat dalam aksi baku tembak itu juga mengalami luka tembak, antara lain Briptu Helsky Bonyadone dengan luka tembak di perut dan Bripda Alex Numbery dengan luka tembak di pelipis.

    Para petugas yang menjadi korban tembak ini telah dievakuasi ke RSU (Rumah Sakit Umum) Wamena,” kata Ronny.

    Kadivhumas Polri itu menyebutkan bahwa tempat kejadian perkara (TKP) hanya berjarak satu setengah jam perjalanan dari Polres Lanny Jaya atau dua jam perjalanan dari Wamena.

    “Sampai denga pukul 16.00 sore tadi dilaporkan bahwa masih terjadi kontak tembak dengan 20 personel Timsus Polda dan dua SST (Satuan Setingkat Peleton) BKO Brimobda Polres Lanny Jaya,”

    ungkapnya.

    Menurut Ronny, rencananya pada Selasa, 29 Juli, Wakapolda, Direktur Intelkam, dan Kasat Brimob Polda Papua berangkat menuju Kabupaten Lanny Jaya melalui Wamena dengan pesawat terbang, untuk memperkuat pasukan dan membuat giat operasional di Polres tersebut.

    Editor: Aditia Maruli

  • Tiga Kali Letusan Senjata di Batas RI-PNG

    Jayapura, 20/7 (Jubi) – Letusan senjata sebanyak tiga kali yang diduga berasal dari Orang Tak Dikenal (OTK) terdengar di Wutung, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura tepatnya batas RI-Papua New Guinea (PNG).

    Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua, Komisaris Besar (Pol) SulistyoPudjo mengatakan, letusan senjata itu terjadi, Sabtu (19/7) sekitar pukul 11.00 WIT.

    “Kala itu terdengar bunyi tembakan sebanyak tiga kali dari arah Gunung Pawa, 500 meter dari tempat pencucian mobil dan motor Satgas Pamtas. Pelakunya diduga OTK,” kata Sulistyo Pudjo, Minggu (20/7).

    Menurutnya, setelah mendengar letusan senjata itu, dua tim dari 751/R dan 623/BWU melakukan pengejaran ke arah suara tembakan tersebut itu. Namun tak menemukan satupun orang di lokasi.

    Sampai sekarang aparat keamanan masih menyisir di sekitar lokasi, termasuk pasukan 751/R yang ada disekitar Tempat Kejadian Perkara (TKP),” ujarnya. Tak ada korban dalam kejadian tersebut. Baik orang maupun benda.

    Untuk sementara pasukan yang berada di perbatasan RI-PNG sedang siaga dan keadaan di perbatasan dalam keadaan aman,” katanya.

    Dalam sepekan terakhir, dua kasus penembakan terjadi di wilayan Pegunungan Papua. Kejadian pertama adalah penembakan terhadap warga sipil di Kalomen, Puncak Jaya. Satu korban meninggal dunia dan dua lainnya menjalani perawatan di Rumah Sakit Mulia, Puncak Jaya.

    Kejadian serupa kembali terulang di Tiom, Lanny Jaya, Kamis (17/7). Korban adalah seorang tukang ojek asal Probolinggo Jawa Timur, Nasito (45) yang merupakan warga Kampung Yokobag. Ia ditembak penumpangnya yang diduga bagian kelompok kriminal bersenjata di wilayah itu hingga tewas di tempat.

    Kepala Kepolisian (Kapolda) Papua, Brigadir Jenderal (Pol) Yotje Mende menyatakan akan menindak tegas para oknum pelaku kriminal bersenjata di Papua.

    “Tindakan oknum-oknum tersebut merusak tatanan bangsa dan negara. Prinsip saya, kita akan selalu berpegang teguh pada negara kesatuan kita. Siapapun yang ganggu keamanan akan ditindak tegas,’’

    kata Yotje Mende akhir pekan kemarin.

    Menurutnya, guna menindaklanjuti dua penembakan di Puncak Jaya dan Lanny Jaya, sudah ada tim gabungan Polisi dan TNI yang diturunkan untuk menyelidiki kedua kasus tersebut. Tim dipimpin Direktur Reserse dan Kriminal Umum Polda Papua Komisari Besar (Pol) Dwi

  • Markas OPM Disergap Polisi

    JAYAPURA – Sebuah Markas TPN/OPM yang berlamat di Kampung Berraf, Distrik Nimbokrang disergap oleh Gabungan Brimob dan Polres Jayapura pada Minggu (20/7) sore sekitar pukul 15.00 WIT.

    Dari data yang dihimpun Bintang Papua menyebutkan, penyergapan markas TPN/OPM tersebut dipimpin langsung Kapolres Jayapura, AKPB Sondang Siagian. Awalnya pukul 11.00 WIT, tim gabungan dari Markas Polres hendak menuju ke Kampung Berraf, tepat di rumah Levi Tarko yang diduga tempat juru bicara TPN/OPM atas nama, Satto.

    Begitu tiba di lokasi kejadian, tiba-tiba mendapat tembakan dari kelompok TPN/OPM yang berasal dari rumah milik Levi Tarko, sehingga tim gabungan Polres Jayapura bersama Brimob Polda Papua menyebar dan melakukan penyisiran di Kampung Berraf.

    Dari hasil penyisiran itu, aparat berhasil menemukan sebuah markas miliki TPN-OPM di daerah hutan. Namun, kelompok tersebut telah melarikan diri ke arah hutan.

    Namun dari hasil pemeriksaan Markas, aparat menyita 1 Pucuk senjata Laras Panjang Kaliber 22 Rakitan, 1 unit Mesin bubut, Pakaian Loreng, Sepatu PDL, Dokumen, 2 buah bendera Bintang Kejora, Id card anggota Rakornas, Mesin potong, Buku panduan tempur dan buku panduan Intelejen.

    Ketika dikonfirmasi ke Kabid Humas Polda Papua, Kombes (Pol) Sulistyo Pudjo Hartono belum bisa memberikan keterangan adanya penyergapan tersebut. “Masih di tahan info sama team yang ada di gunung, karena tim yang berkerja dalam jumlah yang cukup dan didukung tim lengkap. Waktu mau bergerak saya ikut, jadi belum ada karena tim masih bergerak,” katanya, Minggu (20/8).

    Sementara itu, ketika dikonfirmasi ke Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Rikas Hidayatulah membenarkan adanya penyergapan tersebut. “Betul ada penyergapan itu. Bukan kita yang didalam, kita hanya mengawal di luar saja,” katanya tadi malam. (Loy/don/l03)

    Senin, 21 Juli 2014 10:43, BintangPapua.com

  • Penembakan di Puncak Jaya Diketahui 10 Orang

    JAYAPURA – Kepolisian Daerah Papua mengetahui jumlah kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang melakukan penembakan terhadap rombongan mobil dari Wamena menuju Kabupaten Puncak Jaya tepatnya di Kampung di sekitar Kampung Dangobak, yang terletak di Kampung Danggobak Kalome, Distrik Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya, Rabu (16/7) siang diketahui sebanyak 10 orang.

    Penembakan yang dilakukan para kelompok kriminal bersenjata tersebut mengakibatkan satu warga sipil tewas  atas nama, Kallo (30) asal Makassar dan dua warga sipil luka tembak masing-masing, Laksmana (24) mengalami luka tembak dibagian kaki dan Bahar (40) mengalami luka tembak di bagian pantat.
    Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabidhumas) Polda Papua, Komisaris Besar Polisi , Sulistyo Pudjo Hartono, S.Ik., kepada wartawan mengatakan, dari hasil pemeriksaan beberapa orang saksi di lokasi kejadian terutama keapda para korban penembakan, diketahui kelompok KKB tersebut ada sekitar 10 orang.

    Namun tentunya,  Polda Papua terus melakukan pengejaran terhadap para pelaku tersebut serta mengumpulkan sumber untuk mencari siapa dan kelompok mana yang melakukan aksi penembakan itu terhadap warga sipil yang hendak membawa bahan makanan dari Kota Wamena ke Kota Mulia, Kabupaten Puncak Jaya tersebut.

    Menurut  Pudjo, penembakan ini sengaja dilakukan oleh  kelompok kriminal bersenjata dan mereka  selalu mengambil kesempatan dalam kesempitan. Dimana mereka melakukan tindakan pada saat kondisi harga bahan pokok di Kabupaten Puncak Jaya stabil sehingga dengan adanya penembakan ini maka harga bahan makanan naik, misalnya bahan makanan sebesar Rp40 ribu dan sekarang naik menjadi Rp60 ribu.
    Pudjo mengemukakan, bahwa sebenarnya kondisi masyarakat di Kabupaten Puncak Jaya Menurutnyan aman dan kondusif. Indikator umum bagus, bahkan pelaksanaan Pileg dan Pilpres juga aman. Tapi kelompok kriminal bersenjata itu tak mau kondisi di wilayahnya membaik.

    “Indikator positif di sana mau tidak mau harga sudah mulai membaik, dan ketika ada aksi dari KKB, semua berubah dengan seketika yang akhirnya semua rugi. Tetapi semua rugi menurut versi kita, tapi menurut mereka untung karena mereka bisa mengambil ke untungan dan mau tidak mau mereka bisa mengambil uang ketika mobil lewat,”

    paparnya.

    Oleh karena itu, Pudjo menegaskan, polisi tidak boleh membiarkan anomi dimana masyarakat lebih mengendalikan hukum. Polisi tidak boleh kalah, mereka menekan agar masyarakat bisa mengambil ke untungan baik kepada pedagang maupun kontraktor. Tapi beban itu kembali lagi kepada masyarkat dimana harga barang Rp50 ribu naik menjadi Rp75 ribu.

    Disinggung soal aktifitas jalan transportasi darat, tambah Pudjo, bahwa transportasi darat terpaksa harus terhenti atas peristiwa penembakan itu. “Masyarakat yang mau membawa bahan makanan terpaksa merasa ketakutan  pasca penembakan tersebut,” katanya.
    Apakah ada pengawalan dari aparat saat rombongan ke Kabupaten Puncak Jaya,

    Pudjo   mengemukakan tidak ada pengawalan karena selama ini menganggap aman dan kondusif, sehingga mereka tidak meminta pengawalan. “Memang sebelumnya, mereka meminta pengawalan baik dari  Polisi maupun dari TNI itu sendiri. Namun karena mungkin merasa aman mereka harus jalan sendiri,”kata dia.

    Sementara itu, jenazah korban Kallo (30) yang meninggal dunia dalam kasus penembakan itu telah dievakuasi ke Jayapura dengan menggunakan pesawat Enggang PK-RSC pada, Kamis (17/7) siang  pukul 11.50 WIT dan selanjutnya akan di makamkan di kampung halamannya di Makassar. (Loy/don/l03)

    Jum’at, 18 Juli 2014 01:48, BinPa

  • Ada Senjata Buatan China di Tingginambut?

    SINYALEMEN kepolisian bahwa selama ini TPN/OPM di kawasan pegunungan khususnya di Puncak Jaya dan sekitarnya mempersenjatai diri mereka selain dengan senjata hasil rampasan dari anggota TNI/Polri, juga di duga ada pasokan senjata ilegal yang di selundupkan dari Filipina melalui jalur laut kembali di sampaikan oleh Kodam XVII/Cenderawasih.

    Kapendam XVII Cenderawasih, Letkol (Inf) Rikars Hidayatullah melalui press release yang di kirimkan kepada SULUH PAPUA mengatakan bahwa dari kontak senjata antara anggota TNI/AD dengan kelompok TPN/OPM pimpinan Goliath Tabuni di Tingginambut, selain berhasil menewaskan satu orang “tangan kanan” Goliath Tabuni, TNI/AD juga berhasil mengamankan 2 pucuk senjata api buatan China, dan bukan senjata organik TNI ataupun Polri.

    “setelah kita lakukan pengecekan ternyata kedua pucuk laras pendek itu bukan senjata organik TNI maupun Polri, senjata yang dimiliki kelompok bersenjata itu diduga buatan Cina”, kata Kapendam.

    Baku tembak antara aparat keamanan dengan anggota TPN/OPM kelompok Goliath Tabuni tersebut terjadi Sabtu (7/6) di Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya kemarin juga berhasil menewaskan Timika Wonda, yang katanya selama ini dikenal sebagai tangan kanan Goliat Tabuni.

    Insiden baku tembak itu berawal saat aparat keamanan melakukan patroli bersama disekitar kawasan Tingginambut yang terletak sekitar dua setengah jam dari Mulia, ibukota Kabupaten Puncak Jaya. (A/RUL/R1/LO1)

    Sumber SULUHPAPUA.com

  • TRWP Lumpuhkan Satu Anggota TNI di Perbatasan West Papua – PNG

    Anggota TNI yang bersiaga di pos TNI 01-Skouw (Jubi/Indrayadi TH)

    Jayapura (03/06/14) – Kontak senjata antara Tentara Revolusi West Papua (TRWP) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) kembali terjadi di gerbang perbatasan West Papua – PNG pada hari ini, pukul 13:15 WP.

    Dari kronologis yang di kutip dari salah satu media lokal Papua (www.tabloidjubi.com),di jelaskan bahwa, pasukan TNI yang bertugas di perbatasan West Papua – Papua New Guenea (PNG), satu jam sebelum terjadinya kontak senjata, tepatnya pada pukul 12:15 WP, TNI membuka pintu perbatasan West Papua – PNG. Selang satu jam setelah pembukaan pintu batas, pasukan TNI yang saat itu sedang mendengarkan arahan dari Kasrem 172/PWY Letkol Rano Tilaar dikagetkan dengan tembakan yang dikeluarkan oleh TRWP dari arah Zona Netral, yang jaraknya hanya sekitar 50 meter dari pos TNI di perbatasan. Mendengar tembakan dari jarak yang begitu dekat, TNI sontak berhamburan sambil mengeluarkan tembakan balasan ke arah yang tidak jelas.

    Informasi yang diberitakan media-media lokal Papua menyebutkan bahwa Tentara Revolusi West Papua (TRWP) berhasil melumpuhkan satu orang anggota TNI yaitu Prajurit Dua (Prada) Maulana Malik, tembakan yang dikeluarkan oleh TRWP tepat mengenai pinggul kiri Prada Maulana Malik dan tembus ke kanan. Menurut pemberitaan yang beredar, anggota TNI yang tertembak ini sempat dilarikan ke Puskesmas Muara Tami untuk menghentikan pendaraan, lalu dirujuk ke Rumah Sakit (RS) Marten Indey, Jayapura milik TNI AD.

    Kepala kepolisian sektor Muara Tami dan anggota TNI yang bertugas dilokasi kejadian serta Kabid Humas Polda Papua ketika ditanyai wartawan membenarkan adanya kontak tembak antara TRWP dan TNI di perbatasan West Papua – PNG dan juga membenarkan adanya anggota TNI yang tertembak.

    Pasca kontak tembak antara TRWP dan TNI di perbatasan, pintu batas kembali ditutup oleh TNI hingga batas waktu yang belum ditentukan. [wp]

  • Tentara Revolusi WEST PAPUA (TRWP) Berhasil Menumbangkan Tiga Anggota TNI

    Jayapura (16/05/2014) – Tentara Revolusi WEST PAPUA (TRWP) yang bermarkas di perbatasan West Papua – PNG beberapa hari lalu, tepatnya pada tanggal 16 Mei 2014, pukul 02 : 00 WP, telah berhasil menumbangkan tiga orang anggota militer Indonesia (TNI), dari kesatuan Komando Pasukan Khusus (Kopasus).

    Dari informasi yang berhasil dihimpun PMNews menyebutkan bahwa pada hari Jum’at (16/05) tiga orang anggota TNI telah berhasil ditumbangkan dari jarak yang sangat dekat oleh Tentara Revolusi WEST PAPUA (TRWP). Kejadian bermula ketika Tentara Revolusi WEST PAPUA (TRWP) yang sedang melintas, mendapati tiga orang anggota TNI ini sedang berkendara di jalan raya, tepatnya di daerah Jembatan Kali Tami, jalan raya menuju Wutung. Melihat tiga orang TNI yang sedang berkendara tesebut, Tentara Revolusi WEST PAPUA (TRWP) bergegas mendekati tiga orang TNI tersebut dan tanpa basa-basi Tentara Revolusi WEST PAPUA (TRWP) menumbangkan tiga anggota TNI yang melintas dari jarak dekat.

    Mendengar informasi ini, PMNesw mencoba untuk mencari kepastian dan kebenaran informasi dengan menghubungi pihak yang dapat dipercaya, dan ketika ditanyakan terkait kebenaran informasi ditumbangkannya tiga orang anggota TNI tersebut, informen yang dihubungi via seluler secara tegas membenarkan informasi tersebut.

    “Sangat benar bahwa pada hari Jum’at, sekitar jam 02:00 siang, pasukan kami telah berhasil melumpuhkan tiga orang anggota TNI di sekitar Jembatan Tami, Jalan menuju Wutung, tiga orang anggota TNI berhasil kami lumpuhkan dari jarak yang sangat dekat, tetapi kami tidak tahu kenapa kejadian yang sudah terjadi beberapa hari lalu ini,m tidak juga dipubikasikan oleh media, tapi kami mau tegaskan bahwa informasi terkait tiga anggota TNI yang tumbang pada tanggal 16 mei di daerah Kali Tami, itu adalah benar”.

    tegas informen yang juga terlibat dalam melumpuhkan tiga anggota TNI ini. [WP]

  • Gen. TRWP Mathias Wenda: Tidak Benar ada Korban di Pihak Tentara Revolusi West Papua (TRWP)

    Gen. TRWP Mathias Wenda: Tidak Benar ada Korban di Pihak Tentara Revolusi West Papua (TRWP)

    Sambil menyatakan bertanggungjawab atas peristiwa penembakan agen NKRI di wilayah perbatasan West Papua – PNG, Gen. TRWP Mathias Wenda menyatakan “Saya bertanggungjawab atas kegiatan gerilya di wilayah dan tanah air saya, pulau New Guinea.”

    Menanggapi kekaburan informasi dan kesimpang-siuran berita yang disiarkan media kolonial NKRI dan berbagai tafsiran keliru atau spekulasi yang tidak sehat dari masyarakat Papua di bagian Timur ataupun Barat pulau New Guinea, maka dengan ini PMNews memberanikan diri mewawancarai Gen. TRWP Mathias Wenda.

    Mengingat wawancara sebelumnya sangat singkat, maka kami berharap kali ini sang General punya agak banyak waktu untuk meluruskan berbagai isu dan spekulasi yang berkembang. Berikut petikan tanya-jawab:

    Papua Merdeka News (PMNews): Selamat sore Tuan Jenderal. Kami permisi mau tanya sedikit, terutama tentang berita-berita yang tersebar di tanah air yang simpang-siur. Ada yang bilang kejadian di perbatasan ialah permainan NKRI sebagai lanjutan dari permainan NKRI selama ini di Pegunungan Tengah Papua. Ada juga yang bilang ini permainan NKRI untuk menarik simpati dunia menyudutkan OPM dan perjuangan Papua Merdeka. Ada lagi yang bilang ini permainan NKRI untuk membuat orang PNG membenci orang Papua. Sementara kleim Bapak atas kegiatan yang lau sama sekali ditolak oleh rakyat Papua sendiri. Apa yang harus kami sampaikan?

    Tentara Revolusi West Papua (TRWP): Yang terpenting ialah tujuan kegiatan gerilya sudah tercapai. Apapun yang diartikan oleh penjajah ataupun rakyat Papua itu urusan belakangan. Intinya semua orang Papua mau merdeka, dan kami mengemban amanat penderitaan rakyat yang mencita-citakan kemerdekaan West Papua. Tidak usah terlalu pusing dengan spekulasi dan skenario yang dibuat. Orang kurang pekerjaan selalu saja menciptakan pekerjaan bagi otaknya untuk berspekulasi dan berskenario. Kami tidak ada di sini untuk meluruskan pikiran atau membenarkan interpretasi atau semacam itu. Kami punya tugas hanya satu: menentang penjajah dan mengusir penjajah keluar dari Tanah Papua, dari pulau New Guinea ini.

    PMNews: Polda Papua juga mengkleim telah menembak dengan sniper mereka tiga orang anggota TRWP, dan selanjutnya barusan mereka bilang salah satunya sudah mati. Apa tanggapannya?

    TRWP: Kalau yang mereka tembak mati itu orang Papua, pasti salah satu dari kalian semua sudah dengar berita duka, dan pasti ada acara duka di kampung kalian. Jadi, kebenaran berita itu silahkan cek saja di kampung kalian dari Sorong sampai Samarai. Kematian orang Papua di waktu dulu boleh banyak tidak ketahuan. Hari ini bunyi kecilpun, kematian tikuspun bisa diketahui. Jadi, NKRI juga harus jelas bicara kepada rakyat Indonesia. Orang jenderal TNI atau POLRI kalau bicara tidak bisa mengada-ada seperti itu. Kita bukan cerita mimpi atau harapan di sini, tetapi tentang fakta.

    PMNews: Orang Papua juga minta Bapak keluarkan Surat Pernyataan Resmi untuk membuktikan bahwa ini benar-benar kegiatan gerilya dari Tentara Revolusi West Papua.

    TRWP: Minta maaf, itu yang belum kami lakukan. Anak buah saya sebagian besar sudah turun lapangan jadi tidak sempat lakukan itu. Tetapi kalian dari PMNews ini kan bisa kasih tahu. Ini kan kami punya media resmi, kenapa media resmi ini ada orang Papua yang masih curiga? Itu orang Papua tidak tahu diri, tidak tahu medianya sendiri. Kecuali kalau pernyataan itu keluar di Kompas.com atau lain-lain baru bisa keluar tanggapan begitu. Saya kira begitu tentang itu.

    PMNews: Pemilu NKRI untuk memilih wakil rakyat di parlemen NKRI sudah berakhir. Kini Indonesia menunggu Pemilu untuk Presiden RI. Apa yang direncanakan TRWP?

    TRWP: TRWP tidak punya rencana khusus. Kami ikuti perintah dari Diplomat Tunggal Papua Merdeka di London, Inggris bahwa siapa saja, kalau Anda merasa diri orang Papua, dan kalau Anda bukan orang Indonesia, Anda tidak usah ikut Pemilu. Itu bukan melanggar Undang-Undang Kolonial tetapi itu sesuai dengan UU Indonesia juga. UU Indonesia tidak memaksa Anda ikut Pemilu, jadi himbauan Benny Wenda sangat sederhana, “Tidak usah ikut Pemilu 2014”. Itu sudah jelas! Atau ada yang tidak paham bahasa itu ka?

    PMNews: Semua paham, tetapi kelihatannya tidak ada orang Papua yang dengar itu.

    TRWP: Sudah saatnya kami orang Papua saling dengar-dengaran. Matikan ego-ego yang merugikan diri dan bangsa sendiri. Waktu untuk kita bergerak, bukan menutup pintu hati dan buat diri seperti tidak dengar apa-apa.

    PMNews: Banyak orang Papua sudah terbius oleh uang Otsus, jadi sulit kita ketahui maunya orang Papua hari ini sebenarnya apa?

    TRWP: Bukan orang Papua terbius. Orang Papua sedang membius NKRI sampai NKRI dia pikir orang Papua semua Ikut Republik Indonesia Anti Nederland (IRIAN). Jadi, orang Papua sibuk membius, makanya kami peringatkan mungkin kegiatan membius NKRI itu tidak usah terlalu lama.

    Soalnya apa tahu? Dari Otsus 1960-an sampai 1980-an sudah gagal. Sekarang dari 2001 sampai 2010 sudah gagal. Kemudian dari 2011 sampai 2015 ini juga akan gagal. Lihat saja dari Otda, Pembangunan 25 Tahun, Otsus, UP4B, Otsus Plus. Terakhir 12 pas-nya di mana: Pasti Referendum. Apakah dunia percaya NKRi sanggup selesaikan masalah Papua? Sama sekali tidak. Kalau tidak, perlu ada orang ketiga menjadi wasit untuk selesaikan masalah ini.

    PMNews: Terimakasih. Apa tujuan dari kegiatan gerilya yang sekarang ini dilakukan di wilayah perbatasan West Papua – Papua New Guinea?

    TRWP: Tujuannya sudah tercapai, tadi sudah jelas to? Apa yang kurang jelas?

    PMNews: Berapa lama kegiatan gerilya di perbatasan ini akan berlangsung?

    TRWP: Pertanyaan ini seperti kami baru mulai kegiatan kemarin, jadi kamu tanya kapan selesai? Itu pikiran salah! Perjuangan ini Mandatjan bersaudara, Awom, Roemkorem-Prai, Prawar, Ap, Bomay, Tabuni, Logo, Yikwa, Eluay, Zonggonau, Runawery dan semua pahlawan bangsa Papua sudah mulai, dan perjuangan ini tidak akan berhenti sampai Papua Merdeka. Perintah Operasi (PO) yang pernah saya keluarkan untuk seluruh Panglima Komando Revolusi belum saya cabut. Saya akan cabut setelah Papua Merdeka. Itu komando revolusi, selama revolusi berlangsung, tidak ada yang bilang berhenti hari apa begitu.

    PMNews: Kami tanya begitu karena selama beberapa tahun ini Jenderal dianggap sepi dari kegiatan tetapi baru buat kegiatan gerilya di tahun Pemilu 2014 ini.

    TRWP: Itu saya sudah bilang tadi. Kami tidak main sendiri. Semua orang Papua sekarang dengarkan arahan dari diplomat. Mari belajar saling dengar kalau itu tujuannya untuk kepentingan umum, bukan untuk menonjolkan diri atau untuk kepentingan perut. Kelihatan rakyat Papua di dalam negeri tidak memperdulikan, maka kami buat kegiatan begitu untuk mengingatkan.

    PMNews: Rakyat Papua di dalam negeri….. (Tanpa selamat telepon tiba-tiba terputus) – bersambung–

    Catatan: Sebenarnya kami mau tanyakan tanggapan sang Jenderal terhadap sikap tidak aktiv dari rakyat Papua untuk mendukung Papua Merdeka tetapi telepon terputus)

     

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?