Tag: gerilya rimba

  • Joko Santoso: TNI Pilih Dialog

    JAKARTA (PAPOS) – Bandar Udara (Bandara) Perintis Kaposo di Membramo Raya, dikuasai kelompok bersenjata. Meski demikian, menurut Panglima TNI Djoko Santoso, TNI menilai kondisi secara umum di wilayah itu tetap kondusif.

  • Penyerang Brimob Belum Terkejar

    JAYAPURA (PAPOS) -Pengejaran tersangka kasus penyerangan rombongan Brimob di Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya, terhambat kondisi alam. Dir Reskrim Polda Papua Kombes Pol Bambang Rudi Pratikno mengatakan, kondisi alam berupa gunung, hutan dan jurang menjadi hambatan polisi.

    “Kami perlu melatih para anggota agar dapat melewati kondisi alam yang sulit,” katanya di Mapolda, Selasa (5/5) kemarin.

    Ia mengatakan, jika polisi nekat mengejar justru akan membahayakan keselamatan polisi. “Mereka lebih menguasai medan di dalam hutan bahkan mampu bergerak jauh lebih cepat,” katanya.

    Polda Papua, katanya, sudah mendapatkan bukti-bukti keterlibatan sejumlah anggota kelompok bersenjata dalam kasus ini.

    Sebelumnya, Rabu (15/4), rombongan Brimob diserang saat mengevakuasi polisi yang tengah sakit. Enam Brimob terluka, namun tidak menimbulkan korban jiwa.

    Serangan terhadap aparat telah beberapa kali terjadi dalam 2009 ini di Tingginambut. Pada 9 Januari 2009, kelompok kriminal menyerang pos polisi dan menyebabkan seorang isteri polisi terluka. Mereka merampas empat senjata api milik anggota polisi. Pada 21 Pebruari 2009, pos polisi juga diserang lagi, namun tidak menimbulkan korban. Kelompok kriminal juga menyerang pos TNI, 14 Maret 2009 hingga menyebabkan seorang anggota TNI tewas.(ant)

    Ditulis oleh Ant/Papos
    Rabu, 06 Mei 2009 00:00

  • Berkas 3 Tersangka Makar Segera Dikirim ke Jaksa

    JAYAPURA-Penyidik Direktorat Reserse dan Kriminal Polda Papua segera menyelesaikan berkas kasus dugaan makar yang melibatkan 3 tersangka, masing-masing Yance Motte alias Amoye, Serafin Diaz dan Mako Tabuni alias Musa Tabuni.

    “Dalam minggu ini, berkas kasus makar itu segera diselesaikan untuk selanjutnya dikirim ke jaksa penuntut umum Kejaksaan Tinggi Papua,”ungkap Direskrim Polda Papua, Kombes Pol Drs Bambang Rudi P SH, MM, MH kepada Cenderawasih Pos di Mapolda Papua, Senin (20/4).

    Yang jelas, kata Direskrim, pihaknya telah mengirimkan SPDP (Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan) terkait dugaan makar yang melibatkan aktivis Komite Nasional Papua Barat (KNPB) tersebut.

    Ditanya apakah masih ada pelaku lain dalam kasus ini? Direskrim mengatakan, pihaknya masih melakukan pengembangan penyelidikan, bahkan masih akan memburu pelaku lainnya. “Kami masih akan memburu yang lainnya,” ujarnya singkat.

    Soal siapa yang menjadi target dalam kasus itu, dirinya masih merahasiakannya, namun ia menyatakan bahwa sudah ada yang dicurigai terlibat dalam kasus tersebut. “Yang jelas sudah ada yang dicurigai,” ujarnya.

    Ia menambahkan, pihaknya sudah memintai keterangan terhadap 10 orang saksi. Meski demikian, pihaknya masih akan memintai keterangan terhadap 2 orang saksi lagi, yakni saksi ahli bahasa dan saksi ahli hukum pidana.

    Sekadar diketahui, kedua aktivias KNPB yakni Mako Tabuni alias Musa Tabuni bersama dengan Serafin Diaz diringkus polisi saat turun dari KM Labobar di Dermaga Pelabuhan Yos Soedarso Jayapura, Jumat (3/4).

    Dari tangan Mako Tabuni, polisi menyita 16 lembar daftar Divisi Pendanaan Nasional (DPN) list sumbangan revolusi untuk KNPB dan uang sebesar Rp 700 ribu, 8 lembar surat dari Panglima Tertinggi Komando Revolusi, Tentara Revolusi Papua Barat Pangtikor TPBR tentang surat himbauan khusus kepada pemimpin-pemimpn gereja di seluruh pelosok tanah Papua Barat, 2 lembar surat KNPBtentang Panitia Nasional untuk peluncuran ILWP (Internasional Lawyer for West Papua), 58 lembar surat selebaran tentang surat terbuka bagi seluruh Bangsa Papua Barat, 1 lembar Kartu Anggota KNBP atas nama Patrise Wenda dan 1 buah buku bertulis Note Book.

    Sedangkan dari tangan Serafin Dias yang sempat dalam orasi di demo tersebut mengaku berasal dari Timur Leste ini, disita 1 buku berjudul menggugat implementasi Otsus Papua karangan DR Demmy Antoh, 1 buku berjudul rekonstruksi dan transpormasi nasionalisme Papua, 1 buku diktat berjudul Mari Kita Kumpul untuk Mendapatkan banyak Respon karangan Ikatan Mahasisa dan Masayrakat Papua (IMMAPA-Bali), 3 lembar copian strategi menanggulangi HIV/AIDS Papua, 4 lembar kliping tentang perumahan perilaku sosial, 2 lembar suarat dari Gen TRPB Mathias Wenda tentang Pemuda Papua Maju Terus, Bangsa Papua Jangan Terlena dan KANRPB Konsulat Indonesia.

    Selain itu, ditemukan 6 lembar surat dari KNPB yang berjudul pikiran umum menuju boikot Pemilu 2009, 1 lembar surat dari Free West Papua Canpaign yang berjudul Seruan Pemimpin Papua Merdeka di Inggris, 1 lembar jadwal perjalanan kereta api dan bus dari Denpasar-Jawa, 1 lembar lagu tulisan tangan berbahasa Biak, 1 lembar daftar peduli masyarakat Papua Barat Merdeka dan dihalaman belakang bertulis Otonomi Belanda terhadap Papua 1961, 4 lembar surat dari KNPB tentang profile KNPB, 1 amplot berisi 1 buah buku Bob Marley berjudul Spirit of Freedomm 1 HP Samsung, 1 kantong HP bergambar bintang berwarna putih dengan warna dasar merah, warna putih bertuliskan Papua, 1 gambar West Papua dan 1 buah buku rekening dan ATM Mandiri.

    Sedangkan, tersangka Yance Mote alias Amoye akhirnya ditahan setelah sempat diamankan dari Kantor DAP di Waena bersama 14 orang lainnya yang saat ini, diantara mereka kedapatan membawa senjata airsoft gun. (bat)

  • OPM Dideadline 28 Juni

    JAYAPURA -Kalangan Dewan Perwakilan Rakyat Papua(DPRP) minta kepada pemerintah daerah Kabupaten Puncak Jaya untukmeninjau kembali deadline 28 Juni 2010 yang  diberikan kepada TenteraPembebasan Nasional (TPN)/Organisasi Papua Merdeka (OPM) untukmenyerahkan diri dan menyerahkan senjata api hasil rampasan kepadaaparat. Hal ini diungkapkan anggota DPRP asal Pegunungan Tengah DeerdTabuni SE MSi saat dikonfirmasi Bintang Papua di Gedung DPRP, Jayapura,Selasa (18/5) menyikapi dan menanggapi pernyataan Bupati KabupatenPuncak Jaya dan pimpinan DPRD Kabupaten Puncak Jaya agar TPN/OPNmenyerahkan diri sekaligus menyerahkan senjata api rampasan selambatlambatnya 28 Juni mendatang.

    Dikatakan, pihaknya mempertanyakan sejauh mana pendekatan yangdilakukan Pemda Kabupaten Puncak Jaya terhadap TPN/OPM yang ada diwilaya Puncak Jaya. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa kelompokTPN/ OPM di Puncak Jaya masing masing kelompok Goliat Tabuni, KelompokMarunggen Wonda, Kelompok Anton Tabuni serta kelompok Telengen. “Apakahkelompok kelompok ini telah dikoordinasi dengan baik atau belum,” ujarDeerd Tabuni. “Kami kwatirkan dengan keadaan pada deadline itu terjadimaka akan terjadi pertumpahan darah yang meminta korban yang lebihbesar terhadap masyarakat di Puncak Jaya.” Karena itu, lanjut DeerdTabuni, demi kebersamaan baik dari pemerintah Kabupaten Puncak Jayamaupun Pemerintah Provinsi Papua harus ada pertemuan untuk membukaruang dialog menyangkut serangkaian peristiwa yang terjadi di PuncakJaya selama ini.

    Deerd menegaskan, kini kondisi di Puncak Jaya setelah pernyataansikap yang disampaikan Bupati dan pimpinan DPRD Kabupaten Puncak Jayamaka masyarakat makin terancam. Pasalnya, setiap hari mulai pukul18.00 sampai 04.30 WIT aparat melakukan interogasi KTP bagi setiapwarga masyarakat. Padahal masyarakat di Pegunungan Tengah pada umumnyabelum memiliki KTP sehingga deadline 28 Juni demi mencegah terjadinyamasalah yang lebih besar di Provinsi Papua ditinjau kembali.Alasannya, tandas Deerd Tabuni, situasi seperti ini dapat dimanfaatkan pihakke-III untuk membuat situasi di masyarakat taka man. Hal ini perlu segera digelar dialog bersama antara pemerintah daerah provinsi Papua,DPRP, Kapolda, Pangdam serta pemerintah daerah kabupaten Puncak Jaya.

    “Mari kita duduk bersama untuk menyatuhkan presepsi guna membangunwilayah Pegunungan Tengah yang lebih baik maka diharapkan deadlinetersebut dapat dipertimbangkan dan segera mem buka dialog besar besaranuntuk menyelesaikan masalah di Puncak Jaya,” tukas Deerd Tabuni.MenurutDeerd Tabuni, sejak ditetapkan deadline sampai hari ini masyarakatdi Distrik Tingginambut dan
    sekitarnya banyak mengungsi ke wilayahtetangga antara lain, Lani Jaya, Tolikara, Puncak Jaya, Kuyawage. “Sayadapat laporan masyarakat sangat terancam dan trauma sehingga BupatiEnembe segera meninjau kembali agar masyarakat  jangan dikorbankandengan deadline 28 Juni tersebut,” tukas Deerd Tabuni.

    Sekedar diketahui, aksi aksi penembakan oleh kelompok TPN/OPM yangselama ini beroperasi di Distrik Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya, disikapi serius  oleh pemerintah daerah setempat dan berbagai komponenmasyarakat. Bahkan kelompok TPN/OPM itu dideadline untuk menyerahkandiri dan mengembalikan senjata api hasil rampasannya hingga 28 Junimendatang. Jika tidak, pemerintah daerah dan masyarakat akanmenyerahkan sepenuhnya ke aparat untuk menangani TPN/OPM itu.Terkaitulah TPN/OPM yang telah mengakibatkan puluhan korban jiwa danmengganggu keamanan bagi masyarakat setempat, maka seluruh komponenmasyarakat yang ada di 8 Distrik di Kabupaten Puncak Jaya mulai dareitokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, tokoh perempuan, tokohpemuda, Lembaga Masyarakat Adat (LMA), kepala suku, kepala kampungbersama DPRD, pemerintah daerah termasuk aparat keamanan TNI/Polrimelakukan pertemuan di Aula Distrik Mulia, Selasa (1/5) lalu yangmembahas tentang persoalan keamanan yang selema ini terjadi di PuncakJaya.

    Bupati Puncak Jaya Lukas Enembe SIP membenarkan pertemuan tersebut,pemerintah daerah telah menentukan sikapnya terkait persoalan yang takdapat ditolerir lagi ini bahkan ultimatum yang disepakati dandikeluarkan bahwa 28 Juni 2010 mendatang pihaknya meminta kepadamasyarakat agar untuk segera memanggil  keluarga keluarga yang ada dimarkas TPN/OPM dibawah komando Goliat Tabuni dkk

    http://www.komisike polisianindonesi a.com/

  • Enam Brimob Dievakuasi

    KORBAN : Anggota Brimob setiba di RS Bhayangkara mendapat perawatan medis setelah diterbangkan dari Mulia Kabupaten Puncak Jaya

    JAYAPURA (PAPOS) – Enam aggota Brimob, yang ditembak sekelompok TPN/OPM

    di Kampung Lombuk kawasan Tinggi Nambut Kabupaten Puncak Jaya, dievakuasi ke Jayapura untuk mendapat perawatan di RS Bhayangkara, Kamis (16/4) kemarin sekitar pukul 13.00 WIT.

    Dari hasil rujukan Rumah Sakit Mulia itu, 2 anggota Brimob mengalami luka berat yakni Bripda Khairudin Hamid dan Bripda Basri Haineka. Bripda Khairudin Hamid

    mengalami luka tembak di bagian kaki kanan dan bagian pinggang kanan, sedangkan Bripda Basri Haineka mengalami luka di bagian kaki kanan.

    Sementara 4 anggota Brimob lainnya mengalami luka-luka ringan yakni Bripda Khomarul Huda, Bripda Adam Hanock, Bripda Ronald Patigaja. Ke-empat anggota ini hanya mengalami luka ringan, karena saat diserang mereka langsung loncat ke atas mobil.

    Suasana haru, sedih dan ucapan syukur kepada Sang Pencipta, berbaur mewarnai penyambutan ketika 6 anggota Brimob tiba di RS Bhayangkara, dimana keluarga, teman, kerabat menjenguk dan melihat langsung keadaan korban.

    Saat diserang anggota Brimob yang menumpang dua mobil itu, posisi sekolompok posisi TPN/OPM diketinggian sekitar 50-100 meter di atas gunung, mobil di depan ditumpangi 7 orang anggota Brimob.

    Bripda Musa Sewar Aninam (meninggal, Red) kena tembak dibagian kepala, sehingga nyawanya tak bisa diselamatkan, almarhum meninggal dunia di atas pesawat saat dievakuasi dari Mulia ke Jayapura.

    Mengetahui mobil di depan ditembak anggota Brimod yang menumpang mobil ke dua di bagian belakang langsung melakukan perlawanan terjadilah kontak senjata dengan menembak di atas gunung.

    Atas kejadian itu, Kapolda Papua Irjen Pol Bagus Ekodanto langsung terbang menuju lokasi untuk melakukan olah TKP, Rabu (15/4) lalu. Menurut PLT Kabid Humas Polda Papua AKBP Nurhabri, pihaknya siap melakukan pengejaran terhadap pelaku penyerangan.

  • Brimob-TPN/OPM Baku Tembak, 1 Tewas

    JAYAPURA – Kelompok sipil bersenjata yang disinyalir dari TPN/OPM di Distrik Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya berulah. Dilaporkan telah terjadi kontak senjata antara satuan Brimob Polda Papua BKO Polres Puncak Jaya dengan TPN/OPM di Kampung Lumbuk, Distrik Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya Rabu (15/4) sekitar pukul 11.40 Wit. Enam anggota Brimob mengalami luka tembak, sementara 1 orang lagi atas nama Bripda Musa Aninam tewas setelah sempat dievakuasi ke RS Bhayangkara, Jayapura.

    Dari data yang berhasil dihimpun koran ini, kejadian itu berawal ketika 11 anggota Brimob ini bergerak dari Kota Mulia hendak menuju ke Distrik Tingginambut dengan menggunakan 2 buah mobil Strada.

    Mobil pertama ditumpangi 7 orang anggota Brimob, sedangkan mobil di belakangnya ditumpangi oleh 4 orang anggota. Ketika kedua kendaraan tersebut sampai di Kampung Lumbok, tepatnya sekitar 2 km dari Pos Polisi Tingginambut untuk mengamankan kotak suara dari Distrik Tingginambut, tiba-tiba mereka dihadang kelompok TPN/OPM. Mobil langsung ditembaki oleh kelompok bersenjata dari ketinggian sebuah bukit kampung tersebut.

    Saat itu, sopir sempat terkena tembakan terlebih dahulu, selanjutnya mobil oleng dan dilaporkan menabrak tebing dan kelompok bersenjata lainnya yang melakukan penghadangan langsung melakukan penembakan.

    Akibat baku tembak itu, 6 orang anggota Brimob mengalami luka tembak, semantara satu orang anggota Brimob bernama Bripda Musa Sewar Aninam gugur dalam perjalanan menuju ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Papua di Jayapura. Korban mengalami luka tembak serius di kepalanya.

    Sementara ke 6 anggota brimob yang mengalami luka tembak diketahui bernama Brigpol Khomarul Huda, Brigpol Khairudin Hamid, Brigpol Adam Hanock, Bripda Roland Pattigaja, Bripda Basri Haineka dan Bripda Nusran. Mereka mengalami luka tembak di kaki dan beberapa bagian tubuhnya. Saat ini mereka dalam perawatan secara intensif di Rumah Sakit Mulia, Puncak Jaya.

    Kapolda Papua Irjen Pol Drs FX Bagus Ekodanto ketika dikonfirmasi wartawan membenarkan laporan penghadangan rombongan kendaraan Brimob yang tengah melintas di Kampung Lumbok, Distrik Tingginambut yang mengakibatkan 6 anggota luka-luka, sementara satu korban lainnya meninggal.

    “Kejadiannya, ada anggota Polri di Pos Polisi Tingginambut sedang sakit, sehingga perlu dilakukan penjemputan dari Pos Polisi tersebut. Pada waktu yang menjemput ini, melewati Kampung Lumbok terjadi penyerangan oleh TPN/OMP. Korban yang luka 6 orang, 1 luka berat dan dievakuasi ke Jayapura, tapi informasi sudah meninggal,” papar Kapolda.

    Terkait dengan hal itu, Kapolda Bagus Ekodanto pihaknya tentunya akan melakukan pengamanan di daerah Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya.

    Disinggung soal penambahan pasukan ke daerah tersebut, diakui oleh Kapolda Bagus Ekodanto, hanya saja kapan waktunya, pihaknya belum bisa memastikannya. Soal kedatangan Brimob dari Kelapa Dua Jakarta, Kapolda mengatakan bahwa pasukan Brimob tersebut untuk melakukan pengamanan di Polda Papua, hanya saja kedatangan pasukan Brimob ini bertepatan dengan insiden di Puncak Jaya tersebut.

    Ditanya apakah sudah ada upaya pengejaran terhadap pelaku? Kapolda mengakui belum ada upaya tersebut, karena pihaknya masih fokus untuk melakukan penyelamatan terlebih dahulu kepada korban. “Saya belum menerima dengan lengkap, kejadiannya bagaimana,” imbuhnya.
    Sementara itu, Kabid Dokkes Polda Papua Kombes Pol. Dr. M.Zamil mengungkapkan, Bripda Dance Musa Aninam meninggal dipesawat akibat luka tembaknya sangat parah. Awalnya, dia dievakuasi ke Jayapura dengan mengunakan pesawat Susi Air untuk kepentingan penangganan luka tembaknya. Namun, dalam perjalanann korban menghembuskan nafas terakhirnya.

    ” Untuk anggota yang mengalami luka tembak berdasarkan hasil koordinasi kami dengan dokter di Rumah Sakit Puncak Jaya, masih bisa dan ditanggani oleh Rumah sakit setempat. Tapi ada kemungkinan untuk proses penanganan lebih intensif lagi mereka besok ( hari ini) akan dievakuasi ke Jayapura,” ujar M. Zamil kepada wartawan di RS Bayangkara Kotaraja, kemarin.
    Dikatakan, jika nantinya penangganan mereka membutuhkan tenaga-tenaga dokter seperti bedah, Keslap dan DBI, dokter ahli dari Universitas Hasanudin (Unhas) Makassar dan Mabes Polri siap didatangkan ke Jayapura tinggal menunggu permintaan saja. Hanya saja, permintaan bantuan para dokter ahli itu sangat tergantung kondisi korban.

    Sementara itu, suasana disekitar kamar jenazah RS Bhayangkara di Kotaraja dipenuhi anggota Brimob yang merupakan rekan-rekan korban, termasuk anggota Brimob Polda kendari yang merupakan BKO Polda Papua. Begitupun keluarga korban juga mulai memadati luar kamar jenazah.

    Suasana hening tiba-tiba pecah menjadi haru disaat keluarga korban tiba dilokasi langsung menanggis sambil meluapkan emosi kesedihannya setelah mengetahui keluarganya telah meninggal. Bahkan atas musibah yang menimpa Bripda Aninam, Ibu korban terlihat shock seolah-olah belum menerima takdir yang menimpa anaknya itu.(nal/bat/mud)

  • Perang Masih Berlanjut di Perbatasan West Papua – PNG

    Menutur Laporan per telepon ke SPMNews, perang di bawah komando Gen. TRPB Mathias Wenda sebagai Pangkorti (Panglima Komando Revolusi Tertinggi dari TRPB (Tentara Revolusi Papua Barat) sedang berlangsung hingga saat ini di wilayah perbatasan West Papua – PNG.

    Baku tembak sedang terjadi, pasukan TNI dan TRPB dalam siaga satu.

    Dalam operasi sebelumnya, setidaknya 4 anggota TNI ditembak mati, dua di Pos Penjagaan perbatasan, dan dua lainnya ditembak saat patroli di jalan menggunakan Sepeda Motor. Dua buah senjata TNI dirampas pasukan TRPB.

    Walaupun begitu, SPMNews tidak dapat mengkonfirmasi di Lapangan mengingat kondisi lapangan yang tidak mengizinkan.

    Demikian sekilas info.

  • Baku Tembak di Perbatasan West Papua – PNG Terus Berlanjut Hari ini

    Per telepon, SPNews menerima laporan dari Mabes Pertahanan Komando Revolusi Tertinggi TRPB bahwa baku tembang terus sedang berlanjut di wiayah perbatasan West Papua – PNG.

    Pasukan TRPB telah menguasai beberapa wilayah dan kini baku tembak terus berlanjut.

    Menurut telepon ini lagi, langsung dari Wakil Sekretaris Jenderal TRPB, bahwa baku tembak akan terus berlanjut sampai dunia internasional memberikan tanggapan menyangkut masa depan Papua Barat, agar dibawa ke meja perundingan.

    “Masalah West Papua sudah dibiarkan di bawah karpet begitu lama,” Presiden Indonesia yang akan terpilih nanti perlu menomor-satukan agenda Dialogue West Papua – Jakarta sesegera mungin.”

    Demikian sekilas info

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?