Tag: gelagat Papua “M”

  • Papua Merdeka Harga Mati

    ARSO, KOMPAS.com — Sarasehan pemerintah pusat dengan Dewan Adat dan masyarakat Keerom Papua, Kamis (20/8) di Arso, berlangsung penuh semarak. Para peserta melontarkan semua unek-uneknya terkait berbagai permasalahan di Papua.

    Teriakan-teriakan Papua Merdeka beberapa kali terdengar bersahut antara peserta dan masyarakat. Mereka berpendapat tuntutan orang Papua hanya satu yaitu “M” atau Merdeka.

    Sarasehan dipimpin Dirjen Kesbangpol Departemen Dalam Negeri Ahmad Tanri Bali, Ketua Dewan Adat Keerom Hubertus Kwambre, Sekjen Aliansi Mahasiswa Pegunungan Tengah Papua Se-Indonesia, dan mediator Pastor John Jonga.

    Peserta ditaksir berjumlah 100-an warga dan bertempat di rumah adat Keerom di Arso. Dalam forum itu, Presiden Komite Nasional Papua Barat Terianus meminta jaminan dari dirjen bahwa setiap perkataan/unek-unek peserta dan masyarakat dalam sarasehan itu tidak berujung pada masalah hukum serta intimidasi dari aparat dan intelijen.

    Menanggapi permintaan ini, dirjen mengatakan akan berkoordinasi dengan Kapolda Papua dan Pangdam Cenderawasih. Ia pun menjamin setiap aspirasi dan masukan akan disampaikan secara utuh kepada Menteri. “Semua masukan baik lisan atau tertulis atau video akan saya laporkan secara utuh tanpa dikurangi,” ujarnya.

    Terianus dan belasan peserta yang berbicara berpendapat bahwa masyarakat Papua dianaktirikan Indonesia. Setiap bersikap, mereka dituding masuk gerakan separatis. “Karena itu lebih baik kami merdeka saja,” ujar Terianus Yoku.

    http://regional.kompas.com/read/2009/08/20/1444274/papua.merdeka.harga.mati

  • Nota Peringatan WPNCL kepada Pemimpin Bintang-14: Dr. John Rumbiak

    Kepada Tuan-tuan dan Nyonya-nyonya yang terhormat,

    Kritik membangun yang dilampirkan bersama ini (juga bisa dibaca dibawa ini) terpaksa dibuat demi menyelamtkan perjuangan kemerdekaan bangsa Papua Barat dan menjaga dukungan pemerintah dan rakyat Vanuatu. Lebi lanjut, kita harus memperkokoh upaya-upaya persatuan dan kesatuan nasional yang sedang dibangun. Jadi kami mohon ditanggapi secara positif dan mohon berikan komentar-komentar yang sifatnya juga membangun. Kita sendiri harus mengoreksi cara kerja kita sendiri. Bukan orang lain guna perjuangan ini maju dan mencapai tujuan utama yang kita idamkan. Harapmenjadi maklum adanya.

    Obs: Akan memakan menit untuk buka lampiran itu. (3127kb)

    Dijiwai oleh One People, One Soul,

    Dr.Otto Ondawame
    Wakil Ketua WPNCL

    NOTA PERINGATAN
    Ditujukan: Kepada Pimpinan-pimpinan West PAPUA NATIONAL AUTHORITY (WPNA)
    Dari: Pemimpin-pemimpin WPNCL
    Tempat dan tanggal: Port Vila, 23 Maret 2009.

    Sifatnya: Kritik membangun

    Dalam kerangka membangun pengertian bersama dan kerjasama dari kelompok-kelompok perlawanan di Papua Barat, perbaikan cara-cara kerja kelompok-kelompok perlawanan sangat penting. Kritik atas cara kerja tersebut adalah sangat berharga guna memperbaiki nama baik organisasi perjuangan dan kemajuan perjuangan. Jadi dalam tulisan pendek ini, akan dipaparkan pengamatan kami selama ini agar sipembaca bukan saja mengetahuinya tetapi juga untuk memberikan sumbangan pikiran-pikiran yang sehat.

    MEMBUAL TIDAK MEMAJUKAN PERJUANGAN

  • Politik Papua Merdeka dan Dukungan Internasional

    Catatan untuk Perkembangan Diplomasi di Inggris Raya

    Dalam memainkan politik dan diplomasi antarbangsa, kita patut berpatokan kepada peri kehidupan manusia dalam ruang-lingkung terkecil, yakni antara Anda, anggota keluarga, tetangga, kerabat-keluarga dekat,. semarga dan sesuku. Hal itu sangat mendasar karena pada dasarnya urusan politik dan diplomasi yang terjadi kehidupan manusia tetap sama, dengan prinsip dan nuansa yang sama, dengan tujuan dan kepentingan yang sama. Yang berbeda hanyalah ruang-lingkup, strategi dan manusia yang bermain di dalamnya.

    Hukum Alam
    Kita umpamakan dari contoh kasus kecil untuk melihat kasus perjuangan Papua Merdeka. Bilamana seseorang atau Anda sendiri tertimpa masalah, dan Anda membutuhkan bantuan dari pihak lain, maka tentu saja secara otomatis siapapun dia, tanpa pandang asal-usul, suku, agama, wilayah geografis tempat tinggal kita, semua makhluk, manusia maupun hewan serta makhluk lain, tentu akan mengharapkan pertolongan pertama dan terakhir dari anggota kelurganya sendiri. Kebutuhan dan pemenuhan atas kebutuhan itu terjadi secara alamiah, tidak dapat digantikan oleh apapun dan siapapun juga.

    Kita lihat contoh hukum alam ini dalam kehidupan makhluk selain manusia. Seekor ayam yang diserang akan dibela mati-matian oleh induknya di saat awal sampai akhirnya . Seekor anjing yang diserang akan dibela mati-matian oleh teman-teman dan induknya.

    Setelah pertolongan pertama itu, akan datang pertolongan dari tetangga dan kerabat. Pertolongan dari tetangga dan kerabat itupun akan datang dengan syarat misalnya bilamana serangan dari pihak lain itu menyebar ke ruang lingkup geografis yang lebih luas sampai ke tempat ayam/anjing lain atau bila persoalan itu berlangsung agak lama sehingga diketahui oleh tetangga dan kerabat yang bersangkutan. Kalau tidak maka tidak akan diketahui atau kalaupun diketahui dan pertolongan-pun tidak akan ada karena persoalan itu berakhir cepat atau juga karena terkurung dalam ruang-lingkup sendiri. Makanya kita kenal polisi dan tentara Indonesia selalu melokalisir dan mengurung masalah agar tidak meluas dan tidak menyebar serta tidak berkepanjangan..

    Dari contoh kecil ini, bangsa Papua sudah tahu siapakah induk dari ayam itu, dan siapa kerabat dan tetangga itu.

    Pada saat ayam itu diserang dan ketika induknya berteriak dan melawan, ayam-ayam lain-pun akan berteriak pertanda ada bahaya. Akan tetapi, ayam-ayam lain itu tidak akan langsung datang dan memberikan bantuan. Mereka hanya sebatas berteriak sebagai pertanda ada bahaya. Sampai-sampai segenap kampungpun bisa kedengaran teriakan ayam pertanya bahaya. Demikian pula anjing yang diserang tadi, segenap kampung dan bahkan kampung tetanggapun akan menggonggong. Tempat-tempat orang banyak memelihara anjing seperti Hong Kong dan sejumlah negara bagian di Barat akan kedengaran gonggongan anjing seantero negara gara-gara hanya satu anjing tertimpa masalah dan menggonggong.
    ***

    Pertandingan Indonesia vs. Papua Barat
    Bila kita kaitkan perjuangan ini dengan sebuah pertandingan sepak bola, maka dalam permainan sepak bola ada dua kesebelasan yang bertanding, dan masing-masing kesebelasan dengan pelatih, menejer dan segala perlengkapan tim sepakbola . Satu tim minimal memiliki 11 pemain, tetapi kebanyakan membawa pemain pengganti sejumlah sama dengan pemain inti, ada juga setengah dari pemain inti.

    Kalau ada sebuah pertandingan, maka tentu ada dua kesebelasan, ada wasit, ada hakim garis, ada lapangan sepak bola, ada petugas keamanan, ada inspektur pertandingan, dan segala perlengkapan lainnya. Perlu dicatat di sini, ada kelompok yang berada di luar darikedua kesebelasan tadi, tetapi yang biasanya sangat menentukan hasil sebuah pertandingan ialah ‘para penonton’ –kesebelasan si anu-mania.

    Bagaimanapun juga, dalam pengalaman pertandingan sejauh ini, terutama di Indonesia dan di Papua Barat, faktor penonton sangat menentukan kemenangan sebuah kesebelasan. Lihat saja berapa kali Persipura dan Persiwa pernah kalah saat bermain di Lapangan Sepakbola Mandala Jayapura dan Lapangan Sepakbola Pendidikan Wamena. Hampir keseluruhan pertandingan dimenangkan, mereka memetik angka penuh. Padahal pemain, pelatih, official, menejer dan semua kelengkapan yang sama pula yang ke luar dari Wamena/Jayapura, selalu saja ada kemungkinan limapuluh persen kalah, seri atau menang. Tidak seratus 60% menang, jangankan 90%. Ada apa di balik penonton? Jelas sekali, faktor penonton sangatlah krusial dan menentukan hasil akhir tim yang masuk ke lapangan dan bertanding.

    Kalau dicocokkan antara pertandingan ini dengan perjuangan Papua Merdeka sebagai pertandingan antara NKRI vs. Papua Barat, maka kita dapat menilai apakah sudah ada kelengkapan organisasi dan personel dalam kedua kesebelasan yang sedang bertanding, siapa-siapa yang dapat disebut sebagai pelatih, menejer, official, pemain inti, pemain cadangan, striker, pemain belakang, penjaga gawang, sampai kepada di mana lapangannya, siapa wasit dan hakim garisnya, dan akhirnya siapa penontonnya.

    Setelah itu, kita dapat menggariskan peta politik perjuangan Papua Merdeka lewat kemajuan dan kemunduran yang sudah sedang dialami bangsa Papua sejak perjuangan ini dimulai dan mulai menempatkan masing-masing pihak sebagai apa saja: pelatih, pemain, penonton, dll. Jadi kita perlu tempatkan negara-negara yang ada di dunia ini, dalam kasus ini Parlemen dan negara Inggris dengan pertanyaan, “Apakah mereka kita tempatkan atau potensial untuk ditempatkan sebagai pemain, penonton, hakim garis, wasit, pelatih, official, pemain, atau apa?”
    ***

    Pelajaran: Hukum Alam, Hukum Sejati, Hukum KEBENARAN
    Kita lanjutkan dengan menggabungkan dua ilustrasi tadi. Ada aspek penyebaran masalah secara geografis penting untuk seekor ayam, dan aspek berteriak agar diketahui oleh anjing dan ayam lain merupakan tindakan yang penting dan menentukan sosialisasi sebuah masalah. Dengan kata lain, penonton begitu penting karena mereka dapat meneriakkan yel-yel yang dapat membangkitkan semangat dan menambah kekuatan para pemain untuk bermain secara gemilang. Akan tetapi sebelum itu kita perlu ingat dengan baik, siapa yang dapat memberikan pertolongan pertama? dan siapa yang memimpin atau mengerahkan para penonton untuk memeriakkan yel-yel dan dukungan kepada para pemain. Karena tanpa itu para penonton akan diam saja dan kalau pun berteriak tidak akan seirama, dan dengan demikian berpengaruh terhadap irama permainan di lapangan hijau.

    Kita juga perlu usahakan agar para penonton hadir di lapangan pertandingan yang benar, jangan sampai pertandingannya di tempat lain, orang pergi nonton di lapangan lain. Apalagi kalau pertandingan itu tidak punya lapangan? Apalagi kalau tidak punya wasit dan hakim garis? Lebih parah lagi kalau pertandingan itu hanyalah sebuah nama, tidak ada pemain yang bertanding di lapangan hijau. Barangkali itu sebuah pertandingan di alam “mimpi.”

    Inggris Raya sebagai sebuah negara barat yang tahu serta berpengalaman luas dan lama dalam menjajah dan memerdekaan wilayah dan bangsa jajahannya, negara yang memiliki wilayah persemakmuran terbesar di dunia, dan negara yang memiliki demokrasi paling tua serta menunjung tinggi nilai-nilai HAM sedunia memang memiliki peran penting dalam pertandingan ini. Akan tetapi, “Apakah ia kita tempatkan sebagi pemain, penonton, hakim garis, wasit atau penonton dalam layar TV di rumah?”

    Posisi mereka ditentukan oleh, “Di mana pertandingan itu berlangsung? Atau “Lapangan pertandingan.” Kalau pertandingan Persipura vs. Persib Bandung berlangsung di Bandung, maka yang akan datang sebagai supporter Persipura paling-paling para mahasiswa Papua yang ada di Pulau Jawa dan lebih khusus yang berkuliah di Bandung dan sekitarnya. Demikian pula kalau pertandingan itu terjadi di Jawa Timur, maka orang Papua terdekatlah yang akan datang.

    Maka kita perlu tanyakan, “Pertandingan NKRI – Papua Barat berlangsung di lapangan mana?” Pemain dan kesebelasan sudah jelas, tetapi lapangan pertandingan perlu kita tentukan. Setelah itu kita perlu ketahui siapa wasit dan siapa hakim garis sehingga pada saat terjadi pelanggaran, kita dapat mengeluhkan pelanggaran itu kepada mereka untuk memberikan ganjaran kepada para pelanggar aturan main dimaksud. Tanpa itu maka pertandingan akan berlangsung dengan hukum rimba, yang artinya bukanlah sebuah pertandingan, tetapi adalah sebuah perlawanan antara dua bangsa.

    Penutup
    Barangkali bangsa Papua perlu belajar dari seekor ayam dan anjing, agar supaya jangan sampai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologinya tidak membutakan dia sehingga lupa akan hukum alam yang sejati dan hakiki. Dari dasar hukum alam itulah, maka bangsa Papua memantapkan dirinya selama pertandingan ini berlangsung.

    Perjuangan Papua Merdeka bukanlah sebuah perang antara manusia Indonesia dan manusia Papua, tetapi sebuah pertandingan yang bergengsi dan bermartabat, sebuah lomba antara TIPU MUSLIHAT vs. KEBENARAN.

    Memang KEBENARAN tidak membutuhkan bantuan siapapun, karena ia selalu dan pasti menang, kapanpun, di manapun, dan bagaimanapun juga. Yang patut kita lakukan barangkali adalah meneriakkan perjuangan itu agar dikenal oleh sanak-saudara dan kerabat serta tetangga, agar perjuangan itu janganlah sampai begitu singkat dan bara api itu janganlah sampai dipadamkan, agar biarlah ia tetap membara, ia tetap berteriak dan menggonggong, agar ia dikenal sekalian umat manusia, bahwa di sini, di Papua Barat dan Indonesia, di Pasifik Selatan dan di Asia Tenggara ini, berlangsung sebuah pertandingan antara TIPU MUSLIHAT vs. KEBENARAN, yang patut disaksikan dan diberi sokongan. Kita perlu memberitahu lapangan pertandingan. Kita perlu mengenal siapa wasit dan hakim garisnya, agar kita jangan salah alamat dalam mengeluhkan pelanggaran yang terjadi dalam pertandingan ini. Kita juga perlu memilih para penonton Papua-Mania yang bersemangat dengan irama yel-yel yang sama dan seirama, yang akan mendorong para pemain memainkan bolanya dengan semangat tanpa henti dan memetik kemenangan.

    Walaupun kemenangan itu bukanlah sebuah hasil dari perjuangan kita, karena itu mutlak kemenangan dari KEBENARAN , barangkali tidak salah kalau kita tempatkan diri sebagai salah satu dari para official dan menejemen pengelola kesebelasan besar ini, karena kita tahu bahwa kemenangan memang sudah ada di pihak kita. Akan tetapi agar pertandingan itu disaksikan oleh penonton yang membangkitkan semangat juang, maka barangkali perlu mencari dan bila perlu membayar biaya transportasi dan minuman buat para penonton agar mereka bertahan dan terus meneriakkan yel-yel kesebelasan Papua Merdeka.

    Ya, pertandingan itu sudah berlangsung sejak setengah abad lalu, dan kini sedang berlangsung. Sayangnya belum begitu banyak yang menyaksikan dan meneriakkan yel-yel. Wasitnya juga tidak ada, hakim garis tidak ada juga. Para pemain juga selalu gonta-ganti semau sendiri, karena memang dasar tidak ada pelatih, official dan menejer kesebelasan ini. Lebih parah lagi, pertandingan itu sendiri sering pindah lapangan, 1 menit di satu lapangan, 2 menit di lapangan lain, 4 menit di lapangan yang lain lagi, 5 menit di lapangan lain lagi, dan begitu seterusnya sampai hari ini. Pemainnya banyak gonta-ganti, tempat juga selalu berpindah. Ditambah lagi banyak persoalan teknis lainnya melilit dan melemahkan semangat juga ini.

    KALAU SAJA, kita tempatkan Inggris sebagai Anjing Besar di Kampung Demokrasi dan HAM yang akan turun tangan kalau anjing-anjing kecil di kampung ini diserang; BILAMANA kita anggap Inggris sebagai pemimpin lagu-lagu kemenangan kesebelasan PAPUA MERDEKA yang berteriak di pinggir lapangan untuk kemenangan kesebelasan Papua Barat, maka dapat kita bayangkan apa yang dapat disumbangkan oleh negara penjajah sekaligus penolong kaum jajahan itu.

    TETAPI KALAU kita tempatkan Inggris sebagai yang lain, maka sama juga, kita perlu tempatkan peran dan fungsinya secara proporsional dan rasional. Dalam memposisikan Inggris itu, kita juga patut bertanya kepada ayam-ayam dan anjing-anjing lain yang adalah kerabat dan keluarga di tempat satu ayam yang sedang diserang: Papua Barat, yakni kaum, bangsa dan negara sesama Melanesia yang sudah merdeka secara politik saat ini: PNG, Solomon Islands, Vanuatu, Fiji, ditambah Nauru. Penempatan mereka juga ditentukan oleh lapangan pertandingan. Dan lapangan pertandingan ditentukan oleh siapa yang bertanding dan kapan. Itu hukum alam, hukum yang sudah ada sebelum manusia ada, apalagi sebelum manusia pernah punya hukum manapun dan apapun juga, hukum ini sudah ada, sedang ada dan akan ada selamanya.
    Kalau seekor ayam dan anjing saja, secara naluriah atau alamiah tahu persis siapa gerangan orang yang akan membantu dan memintakan bantuan itu, maka apalagi manusia dan manusia Papua. [ed].

  • DAP Tak Sebar Undangan – Tapi Klaim Akan Dihadiri 1000-an Orang

    SEMENTARA ITU, Ketua Panitia Kegiatan 1 Desember yang disebut-sebut sebagai HUT Kemerdekaan Papua Barat ke- 47, Markus Haluk mengakui bahwa memang agenda 1 Desember besok (hari ini red) hanya akan dilakukan ibadah dan beberapa pesan-pesan moral. Namun untuk teknis pelaksanaan ibadah itu sudah ditugaskan kepada masing-masing seksi untuk mengatur, dan sampai saat ini dirinya juga belum mengetahui pendeta siapa yang bakal melayani.

    “Untuk masing-masing tugas kami sudah serahkan kepada masing-masing seksi termasuk pelayan besok, dan sampai saat ini saya juga belum mengetahui siapa yang akan melayani nanti,” ujar Markus ketika dihubungi semalam.

    Kegiatan tersebut akan dipusatkan di lapangan Taman peringatan kemerdekaan dan pelanggaran hak asazi manusia (memori park Papua freedom and human rights abuses) seluruh masyarakat Papua akan melakukan ibadah bersama untuk mengenang sejarah perjalanan Bangsa Papua.

    Walaupun perayaan tersebut dianggap pemerintah aksi berbau makar karena mengancam kedaulatan NKRI, namun tidak menyurutkan niat rakyat Papua yang dikoordinir Dewan Adat Papua (DAP) pimpinan Forkorus Yaboisembut ini untuk tetap melakukan peryaan 1 Desember ini.

    Sebaliknya DAP menganggap bahwa pihak-pihak yang berniat menghalangi dan membatasi aksi perayaan 1 Desember lah yang merupakan bentuk pelecehan hak-hak dasar yang perlu mendapat tindakan hukum. Karena itu, ia meminta perayaan 1 Desember hari ini jangan dihalang-halangi.
    Perayaan HUT 1 Dsember saat ini dilakukan secara serentak di seluruh tanah Papua, bahkan juga dilakukan di sejumlah daerah di Indonesia, seperti Bali dan pulau Jawa. Bagi masyarakat yang berada di luar pulau Papua yakni pulau Bali dan Jawa yang didominasi oleh mahasiswa asal Papua akan melakukan orasi politik ke keduataan Amerika Serikat dan Kedutaan Negeri Belanda.

    Bentuk aksi perayaan HUT Kemerdekaan Papua Barat tersebut seperti disampaikan Ketua Dewan Adat Papua Forkorus Yaboisembut, S.Pd ketika dihubungi semalam. “Bagi rakyat Papua yang berada di Papua akan melakukan ibadah syukur, sementara bagi rakyat Papua yang berada di luar Papua akan melakukan orasi politik ke kedutaan AS dan belanda,” ujar pria yang juga berprofesi sebagai pahlawan tanpa tanda jasa ini.

    Forkorus juga mengatakan bahwa usai ibadah nanti akan dilanjutkan dengan penyampaian pesan-pesan moral hak asasi manusia, yang akan disampaikan oleh dirinya sendiri dan juga Presidium Dewan Papua (PDP) serta perwakilan para mahasiswa, hanya saja teknis pelaksaannya akan diatur oleh panitia pelaksana moment 1 Desember yang dikoordinir oleh Markus Haluk.

    Forkorus mengatakan jumlah massa yang akan hadir dalam perayaan hari ini diperkirakan sekitar 1000 orang lebih. Ketika disinggung siapa saja yang telah diundang untuk menghadiri perayaan HUT Kemerdekaan Papua Barat hari ini, Forkorus mengatakan bahwa pada moment 1 Desember tidak ada undangan resmi, namun bagi siapa saja yang merasa sebagai rakyat Papua yang mempunyai hati dan jiwa untuk Tanah Papua pasti akan datang.

    Ia mengatakan, percuma saja buat undangan karena paling tidak ada yang datang karena takut dituding sebagai antek-antek TPN/OPM, terutama pemerintah baik yang putra daerah maupun yang bukan. Namun bagi Forkorus itu bukan menjadi suatu persoalan.
    Karena yang terpenting adalah hikmah dari perayaan HUT Kemerdekaan Papua Barat itu sendiri yang perlu dikenang dengan hati nurani. Untuk teknis perayaan ibdah sampai saat ini Forkorus belum mengetahui siapa yang akan melayani nanti, karena teknisnya akan diatur oleh panitia perayaan HUT Kemerdekaan Papua Barat.

    Sementara Kapolres Jayapura AKBP Drs Didi S Yasmin kepada Cenderawasih Pos menghimbau agar masyarakat tetap melakukan aktivitas seperti biasanya dan juga masyarakat jangan termakan isu-isu menyesatkan terkait agenda 1 Desember yang dikenal dengan perayaan HUT Kemerdekaan Papua Barat.(jim)

  • OPM Kukuhkan Anggota Baru

    Liputan6.com, Paniai: Puluhan anggota Organisasi Papua Merdeka di Markas Thadius Yogi, Distrik Paniai Timur, Papua, baru-baru ini, menggelar upacara pengukuhan anggota baru organisasi tersebut. Perbedaan antara senior dan anggota baru terlihat pada seragam yang mereka kenakan.

    Panglima OPM Distrik Painai Timur, Thadius Yogi, mengatakan anggota mereka kini mencapai 5.000 orang. Adapun Thadius memutuskan bergabung dengan OPM pada tahun 2003. Sebelumnya, ia berprofesi sebagai seorang guru. Thadius juga mengatakan berterima kasih kepada pemerintah Indonesia yang membuat dirinya bisa membaca dan menulis.

    Hingga saat ini, sejumlah anggota OPM pendukung Kaukus Parlemen telah dipanggil pihak kepolisian karena dianggap mendukung upaya makar terhadap pemerintahan RI. Meski begitu, mereka terus menunjukkan eksistensi organisasi tersebut [baca: Filep dan Yusak Tolak Remisi].(IKA/Tim Liputan 6 SCTV)

  • Ancaman masyarakat Papua dan Papua Barat untuk lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

    Catatan:
    Yang benar saja Jimmy, kalau mau posisi pimpinan DPR di tempatmu, kasih tahu aja, jangan memperalat aspirasi murni bangsamu. Itu lagu lama!!!!
    ——————

    [JAKARTA] Ancaman masyarakat Papua dan Papua Barat untuk lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), jika Undang-Undang (UU) Pornografi yang disahkan DPR tidak dibatalkan demi hukum, adalah serius. Sementara itu, masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT), Bali, dan Sulawesi Utara, juga menyatakan penolakan keras atas UU yang dipaksakan tersebut.

    Ketua DPRD Papua Barat, Jimmy Demianus Ijie yang bersama dengan 40 pimpinan denominasi gereja se-Papua Barat, ketika menemui pimpinan Dewan Perwakilan daerah (DPD) di Senayan, Jakarta, Selasa (4/11) menegaskan, rakyat di daerahnya tetap berkeras UU Pornografi itu, karena sejak awal sudah ditentang. Menurutnya, masyarakat Papua dan Papua Barat akan menggunakan UU 21/2001 tentang Otonomi Khusus (Otsus) Papua untuk menolak berlakunya UU Pornografi itu.

    “Rakyat Papua serius dan bertekad memisahkan diri, jika UU tersebut dipaksa untuk diberlakukan secara nasional. Jangan buat kami berpikir ulang. Kami rindu Republik yang bisa mengakomodasi semuanya, tapi kalau disakiti, lebih baik kami berpisah saja,” tegas Jimmy ketika diterima Wakil Ketua DPD, Laode Ida.

    Mereka pun bertekad untuk tidak ikut menggunakan hak pilihnya atau minimal tidak memboikot partai politik dan calon presiden yang mendukung UU Pornografi tersebut dalam pPemilu 2009 mendatang, jika pemerintah mengabaikan seruan mereka tersebut. “Ini seolah-olah ada upaya sadar atau tidak untuk menyuruh orang Papua keluar dari NKRI,” tegas Pdt Bram Mahodoma.

    Pernyataan masyarakat Papua Barat tersebut juga disampaikan ketika bertemu dengan Ketua DPR, Agung Laksono, Senin (3/11). Ketua Delegasi Andrikus Mofu mengatakan, UU Pornografi kalau diberlakukan sangat mengancam kebinekaan Indonesia dan berpotensi menimbulkan konflik vertikal maupun horizontal.

    Jimmy menyatakan, kalau menyimak UU Pornografi, hampir seluruh aktivitas budaya masyarakat Papua khususnya kawasan pegunungan tengah dan pedalaman bisa masuk dalam kategori porno aksi, karena memiliki kebudayaan dengan busana minim. “Jadi, kalau UU Pornografi diberlakukan, semua orang Papua bisa terancam masuk penjara karena tak bermoral dan melanggar UU,” kata Jimmy.

    Batal Demi Hukum

    Sementara itu, Wakil Ketua Komisi VIII DPR, H MH Said Abdullah dari daerah pemilihan, Sumenep, Madura, Jawa Timur yang dihubungi SP, Rabu (5/11) pagi menegaskan, bukan sekadar secara prosedural, tetapi subtansial UU Pornografi bertentangan dengan konstitusi. Karena itu, demi hukum dan tegaknya konstitusi, UU Pornografi harus dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi (MK).

    “Suatu fakta bahwa penolakan dari masyarakat itu muncul di berbagai daerah baik di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Utara, Bali, Sulawesi Utara, DI Yogyakarta, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Tengah, dan Papua. Penolakan atas UU itu, bukan hanya ditolak dari Timur, tapi juga ditolak di pusat kekuasaan, bahkan kalau mau jujur, dari sisi pendekatan agama, justru yang menolak mayoritas beragama muslim,” tegas Ketua Umum Baitullah Muslimin Indonesia (BMI) ini.

    Terkait dengan itu, ratusan warga yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Sulut, dari berbagai elemen, dan ormas, Selasa (4/11) melakukan aksi unjuk rasa di Kantor DPRD dan Gubernur Sulut. Aksi damai itu sebagai penolakan UU Pornografi. Benny Ramdhani Ketua Pemuda Ansor Sulut yang turut dalam berunjuk rasa mengatakan, ditetapkannya UU Pornografi itu, melecehkan masyarakat Sulut.

    Dari Jayapura, Papua dilaporkan, Ketua Pemerintahan Dewan Adat Papua (DAP), Fadhal Alhamid, dan ketua DPR Papua, Jhon Ibo kembali menegaskan penolakan atas UU Pornografi tersebut. “Orang banyak mengatakan tanpa Papua, Indonesia belum sempurna. Tapi, kini Indonesia justru mengorbankan Papua, ” tegasnya.

    Sementara itu, Forum Masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) Anti Undang-Undang (UU) Pornografi mendukung seruan Gubernur Frans Lebu Raya, untuk menolak pemberlakuan UU Pornografi di provinsi itu.

    Sedangkan, Komponen Rakyat Bali (KRB) akan mengajukan uji materi (yudicial review) kepada MK. Langkah ini sebagai bentuk perjuangan rakyat Bali sekaligus membela pemimpin Bali (Gubernur dan Ketua DPRD) yang juga telah menolak UU Pornografi itu.

    “Kita akan tempuh semua jalur legal. Terkecuali, yudicial review ditolak MK, barulah kita melakukan pembangkangan sipil,” tandas Wayan Juniartha, pentolan KRB Senin (3/11). [ASR/136/120/137/154/M-15]

  • Rupiah Pagi Turun Tajam Capai Rp10.470 Dolar AS

    Jakarta, (ANTARA News)- Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar bank Jakarta, Senin pagi merosot tajam mendekati angka Rp10.500 per dolar AS, karena pelaku pasar masih panik dengan krisis keuangan global yang terus menekan pasar.

    Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS turun menjadi Rp10.470/10.480 dibanding penutupan akhir pekan lalu yang mencapai Rp9.963/10.250 per dolar AS atau melemah 367 poin.

    Pengamat pasar uang, Edwin Sinaga di Jakarta, mengatakan, pelaku pasar makin panik terhadap gejolak krisis keuangan yang terus menekan pasar yang mendorong mereka memborong dolar AS dalam jumlah yang besar.

    Para pelaku khawatir dengan kondisi pasar seperti ini yang diperkirakan akan terus berlanjut, meski bank-bank sentral melakukan kerja sama menyuntik dana ke pasar, katanya.

    Menurut dia, suntikan dana dari sejumlah bank sentral masih belum berdampak positif terhadap pasar, karena baru berjalan beberapa hari, sedangkan gejolak krisis keuangan itu merupakan masalah global.

    “Rupiah akan makin terpuruk hingga menjauhi angka Rp10.500 per dolar AS, “ucapnya. Keterpurukan rupiah, lanjut dia diperkirakan akan diserahkan kepada pasar, karena Bank Indonesia (BI) akan sulit mengatasi masalah ini.

    Merosotnya rupiah akan juga mengganggu sektor industri di dalam negeri terutama produk yang sebagian bahan bakunya berasal dari impor, katanya.

    Ia mengatakan, para pelaku pasar seharusnya tidak panik dengan kondisi pasar yang makin terpuruk, karena itu semua merupakan gejolak global, apabila gejolak itu mereda makin pertumbuhan akan mulai berjalan, namun kapan mereda itu masih belum diketahui dengan pasti.(*)

  • Kapolda: Separatis Berpolitik Berbahaya

    Anggota POLDA PapuaKemarin, Prasetyo Dilantik Jadi Wakapolda Papua

    JAYAPURA-Kapolda Papua, Irjen Pol Drs Max Donald Aer mengakui sampai saat ini, masih ada aktivitas masyarakat yang ingin memisahkan dari NKRI. Dikatakan, meski kegiatan secara fisik atau militer tidak terlihat, namun secara politis masih ada, dengan indikasi munculnya isu-isu penolakan terhadap PP Nomor 77 Tahun 2007 tentang lambang daerah.
    (more…)

  • TNI Waspadai Penyelundupan Senjata ke Papua

    Jakarta (ANTARA News) – Tentara Nasional Indonesia (TNI) akan mewaspadai setiap kemungkinan penyelundupan senjata dari dan ke Papua, menyusul penemuan tiga pistol dan 31 butir amunisi yang diduga akan diselundupkan ke Papua, di KM Sinabung, oleh pihak Kesatuan Pelaksana Pengamanan Pelabuhan (KP3) Tanjungpriok, Selasa (25/7).

    “Meski tidak ada pengamanan khusus, kita akan mewaspadai setiap kemungkinan yang mengarah pada kegiatan penyelundupan senjata ke Papua,” kata Kepala Pusat Penerangan Markas Besar (Mabes), TNI Laksamana Muda Sunarto Sjoekronoputra, ketika dihubungi ANTARA News di Jakarta, Kamis.

    Ia menambahkan, saat ini kasus tersebut tengah ditangani pihak kepolisian. “Namun, kita tetap ikut memantau dan memawaspadai,” kata Sunarto menegaskan.

    Pada Selasa (25/7), petugas menemukan bungkusan yang berisi tiga pistol dan 31 amunisi, serta dokumen yang berkaitan dengan gerakan Organisasi Papua Merdeka (OPM).

    Selain pistol dan amunisi, petugas juga menemukan kartu identitas atas nama Prajurit Dua Samuel Malo ber-Nomor Registrasi Personel (NRP) 31950250221213.

    Samuel Malo, menurut kartu identitas yang ditemukan, adalah anggota Komando Daerah Militer (Kodam) VIII/Trikora dengan jabatan TA BAG Sokidemlat tertanggal Kartu Tanda Anggota (KTA) 1 Desember 1998.

    Namun, berdasar keterangan resmi Markas Besar TNI Angkatan Darat (AD, Prada Samuel Malo telah dipecat secara tidak hormat dari kesatuannya lantaran kasus indisipliner.

    Aparat TNI dan Polri hingga kini terus melakukan penelusuran terhadap dugaan penyelundupan senjata ke Papua, termasuk ke rumah kos Samuel di Jalan Jambu Nomor 2, RT004/RW010, Kelurahan Utan Kayu Utara, Jakarta Timur.

    Sejak penemuan senjata di KM Sinabung, aparat juga menyita berbagai dokumen OPM serta bendera bintang kejora di tempat kos Samuel dan telah menahan beberapa orang yang diduga terkait dengan penemuan senjata, amunisi, bendera dan dokumen OPM. (*)

    COPYRIGHT © 2006 ANTARA

    PubDate: 27/07/06 17:05

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?