Tag: Alam Papua

  • 3 Bukti Berita Buatan NKRI lewat NKRI Cyber Army

    Sejak Cyber Army NKRI dibentuk dan beroperasi di dunia maya, maka kita mendapati banyak sekali blog di blogspot.com maupun stand-alone blog WordPress.com yang dibuat oleh NKRI, dalam rangka memerangi berita-berita perjuangan kemerdekaan West Papua yang sudah sejak tahun 1990-an hadir di dunia maya, 20 tahun mendahului NKRI Cyber Army.

    Sebagai media online pertama menyiarkan perjuangan Papua Merdeka, PMNews (Papua Merdeka News @papuapost.com) mencatat paling utama ada tiga hal yang perlu dicatat untuk mengidentifikasi, apakah blog yang bersangkutan yang kita baca alaah blog buatan NKRI, dalam rangka mengejar ketertinggalan kampanye Papua Merdeka, atau tidak.

    Pertama, berita-berita dimonopoli oleh berita Olahraga. Sepakbola menjadi berita paling banyak tampil di halaman depan, sisi kanan dan sisi kiri. Berita yang tidak perlu disiaskan-pun menjadi berita dalam blog mereka.

    Tentu saja NKRI punya keyakinan bahwa orang Papua itu bodoh-bodohnya menyukai olahraga Sepak Bola, padahal PSSI dan Liga Indonesia selama ini sudah dimasuki oleh pasukan TNI dan Polri dengan maksud meredam sepakbola murni menjadi berbahaya mengancam eksistensi NKRI.

    Baca saja misalnya papuanews.id atau harianpapua.com sebagai dua berita dan berita lainnya, mereka pasit ramai-ramai bicara tentang Sepak Bola, seolah-olah kesuksesan Persipura dan tim sepakbola lainnya dari Tanah Papua telah mengobati luka-luka yang disebabkan NKRI atas hatinrani bangsa Papua.

    Ciri kedua, berita-berita menonjolkan keindahan alam Papua, dan kekayaan alam Papua, dengan kalimat-kalimat seperti: “Keindahan wilayah tertimur Indonesia…”, atau “kekayaan Bumi Cenderawasih…”.

    Anda akan temukan, dalam kalimat dan kata-kata menjelaskan betapa indahnya alam, dan betapa kayanya alam, maka mereka sama sekali mengabaikan manusia penghuni alam dan pemilik kekayaan yang mereka bicarakan. Dalam benak mereka ada rasa tidak menerima orang Papua ada di Tanah leluhurnya, karena keberadaan orang Papua di tempat yang kaya-raya dan indah menyebabkan perlambatan pengerukan kekayaan alam dan eksploitasi keindahan alam yang ada.

    Mereka menilai keberadaan orang Papua sebagai masalah. Mereka katakan seperti ini,

    Alam Papua itu indah, Tanahnya kaya-raya, menunggu untuk dikembangkan. TETAPI sayang, ada orang Papua-nya.

    Ciri ketiga, mereka akan menyiarkan berbagai festival: Festival budaya Papua, Festival Danau Sentani, Festival Perang-Perangan Wamena, Festival Budaya Arfak, Festival Budaya Melanesia, dan seterusnya.

    Dalam menyiarkan berita tentang festival, mereka akan menekankan lebih-lebih kepada keindahan alam, daripada kekayaan budaya, karena fokus mereka uang, duit, bukan budaya Papua, bukan festival-nya, tetapi bagaimana mengacaukan konsentrasi orang Papua, bagaimana berpura-pura mengolah budaya Papua tetapi sebenarnya dalam rangka menyulap budaya Papua menjadi budaya Melayo-Nesia, bukan Melanesia.

    Ada banyak ciri lainnya, tetapi untuk saat ini, dan untuk mempermudah kita memilah dan memilih, kita batasi tiga dulu. Semoga yang punya mata membaca, yang punya pikiran dapat memilah dan memilih. Demi nama leluhur bangsa Papua dan segala makhluk di Tanah Leluhur pulau New Guinea.

  • Keberadaan Anggrek Papua Terancam

    Jayapura (PAPOS)- Kebun Bibit Hortikultura Provinsi Papua kini mengembangkan tanaman hias Anggrek, yang jenis dan penyebarannya cukup signifikan di daerah hutan Papua.

    Menurut Pimpinan Kebun Bibit Hortikultura Provinsi Papua, Yunus Rumbino di Jayapura, Senin (20/4), Anggrek merupakan tanaman hias yang dibudidayakan di tempat tersebut karena keberadaannya di alam mulai terancam seiring dengan semakin maraknya perambahan hutan yang disertai penebangan pohon secara berlebihan.

    “Pohon-pohon merupakan tempat hidup Anggrek yang sangat vital. Jika jumlah pohon berkurang, maka berkurang pula Anggrek yang tumbuh,” ujar Yunus.

    Anggrek dapat dijumpai di daerah tropis maupun subtropis. Di daerah beriklim subtropis yang bersuhu dingin, Anggrek tumbuh di atas tanah. Sedangkan di daerah tropis, Anggrek tumbuh di batang-batang pohon yang tinggi.

    Selain menyediakan habitat alamiah Anggrek di kebun pembibitan dan memperbanyak anakan dari tanaman tersebut sehingga tidak terancam punah, kegiatan budi daya juga dilakukan dengan hibridisasi atau kawin silang antara sesama Anggrek Papua dan dengan Anggrek luar Papua.

    Hasil hibridisasi ini menghasilkan Anggrek baru dengan bentuk yang lebih variatif baik dari segi bentuk kelopak maupun warnanya sehingga memperkaya jenis tanaman yang berasaal dari keluarga Orchidaceae ini.

    Sementara itu, agar pembudi dayaan Anggrek semakin luas di masyarakat, Kebun Bibit Hortikultura juga melakukan pembinaan kepada sejumlah petani di Jayapura.

    Petani-petani tersebut kini sebagian besar telah membuka usaha pembibitan dan penjualan tanaman hias secara mandiri. “Dari hasil mengikuti penyuluhan dan pelatihan dari kami, bahkan mereka sekarang lebih kreatif dan melakukan banyak inovasi,” kata Yunus.

    Selain membudi dayakan Anggrek, Kebun Bibit Hortikultura Provinsi Papua mengembangkan pula berbagai jenis tanaman hias lain, seperti aglonema, beragam palem-paleman dan Keris Papua yang merupakan tanaman lokal khas Papua.

    Di kebun ini, terdapat juga budi daya tanaman buah, sayur dan obat-obatan sesuai dengan misi kegiatan hortikultura yaitu pemanfaatan sekaligus memperindah halaman rumah dengan tanaman-tanaman tersebut. (bela/ant)

    Ditulis oleh Javaris/Ant/Papos
    Rabu, 22 April 2009 00:00

  • Burung Langka Ditemukan Kembali

    TEMPO Interaktif, LONDON:
    Kelompok perlindungan burung Inggris, Royal Society for the Protection of Birds, Jumat lalu, menyatakan seorang pakar yang melakukan perjalanan di atas kapal di timur laut pulau itu memotret lebih dari 30 burung petrel Beck.

    Foto ini juga memperlihatkan burung-burung muda, yang menunjukkan adanya tempat unggas tersebut berkembang biak tak jauh dari sana. Ornitologis Israel, Hadoram Shirihai, menyatakan dia telah melihat burung itu dalam perjalanan sebelumnya pada 2003, dan kembali lagi tahun lalu untuk mempelajari mereka. “Ini adalah penemuan kembali spesies itu,” ujarnya.

    Penemuan kembali burung langka ini dipublikasikannya dalam Bulletin of the British Ornithologist’s Club. Hingga saat ini, hanya ada dua catatan tentang keberadaan burung laut berhidung tabung itu. Keduanya berasal dari akhir 1920-an ketika ornitologis Rollo Beck mengoleksi dua burung saat dia menjelajahi daerah tersebut untuk melengkapi spesimen museum.

    Kelompok perlindungan burung Inggris menyatakan harapan burung itu tidak punah meningkat setelah seorang pemandu wisata melihat petrel Beck tersebut di pesisir Coral Sea, sebelah timur laut Australia pada 2006. Namun, foto yang dibuat Shirihai memastikan keberadaan burung itu. “Penemuan burung yang hilang ini adalah kabar fantastis,” kata Geoff Hilton, peneliti biologi senior di kelompok itu. “Tak ada yang lebih baik daripada menemukan burung yang dianggap telah punah. Kini kami akan memanfaatkannya untuk mendorong upaya penyelamatan burung itu.”

    Namun, melindungi burung yang mirip petrel Tahiti ini lumayan sulit karena rawan pemangsa, seperti tikus dan kucing, karena mereka bertelur di tanah. Pembalakan hutan dan pembukaan lahan untuk diubah menjadi perkebunan kelapa sawit juga mengancam mereka.

    Birdlife International mengklasifikasi petrel Beck sebagai burung yang amat terancam punah. Burung yang memiliki punggung, kepala, dan leher cokelat gelap serta perut berwarna pucat itu terbang rendah di atas laut dengan sayap yang lurus terkembang. Burung ini sedikit lebih kecil dengan sayap yang lebih sempit daripada petrel Tahiti, kerabatnya, yang terlihat di Kepulauan Bismarck, timur laut Nugini, dan Kepulauan Solomon.

    AFP

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?