Category: Gerilya

You can add some category description here.

  • Hilang 18 Hari, Jenazah Brigpol Maikel Bano Akhirnya Ditemukan

    WAMENA[PAPOS]-Jenazah Anggota Polres Jayawijaya saat melakukan upacara pelepasan jenazah almarhum, Brigpol Maikel Bano di Bandara Wamena,Minggu (19/10/2014).sah Brigadir Polisi (Brigpol) Maikel Bano, anggota Polsek Makki Polres Jayawijaya yang dikabarkan hilang sejak, 4 Oktober lalu akhirnya ditemukan oleh warga Kampung Olasili Distrik Silokarno Doga Kabupaten Jayawijaya, Sabtu (18/10/2014) sekitar pukul 15.00 WIT.

    Saat ditemukan warga, kondisi jenasah korban yang hilang 18 hari itu juga sudah tidak wajar. Brigpol Maikel Bano diduga dibunuh orang tak dikenal (OTK) lalu di buang ke sungai Baliem. Jenasah korban pun dibawa ke RSUD Wamena untuk dilakukan otopsi.

    “Dari hasil pemeriksaan, padatubuh korban terdapat bentuk dan tanda-tanda kekerasan seperti di bagian depan tubuh korban ada luka tusuk, bagian perut sebelah kanan, kemudian di belakang punggung ada tusukan benda tajam,”

    ujar Kapolres Jayawijaya AKBP Adolof Beay, SE kepada wartawan di Wamena Sabtu (18/10/2014) malam.

    Kapolres menceritakan, kronologi penemuan mayat Brigpol Maikel Bano itu berawal dari laporan warga yang juga adalah saksi mata penemuan mayat itu yakni Kuriba Wandikbo dan Ebetek Kilungga warga Distrik Silokarno Doga yang pada sabtu soreh itu menggunakan perahu kole-kole menyeberang di tengah-tengah sungai Baliem tepatnya di Kampung Kosili Distrik Silokarno Doga.

    Pada saat menyeberang menggunakan perahu kole-kole dua warga itu melihat ada sosok mayat yang terapung di pinggir sungai Baliem tak jauh dari mereka. Kedua saksi mata itu mendekati mayat saat melihat secara dekat langsung meneriakan kepada warga di sekitar kampung Kosili.

    Tidak lama warga bersama kepala Kampung Kosili dan kepala Kampung Kobalimbo Distrik Piramid yang berdomisili di desa Kosili itu dating menyaksikan bersama sosok mayat tersebut.

    Kapolres menjelaskan, setelah meyaksikan bersama, atas insiatif kedua kepala Kampung itu bersama warga lalu melaporkan penemuan mayat tersebut ke Polsek Asologaima dan seterusnya ke aparat Polsek Asologaima melanjutkan laporan itu ke Polres Jayawijaya Sabtu soreh itu juga langsung dilakukan evakuasi jenazah Brigpol Maikel ke RSUD Wamena guna dilakukan indentivikasi berupa otopsi.

    Jenazah almarrhum Brigpol Maikel sempat disemayamkan semalam di RSUD Wamena dan akhirnya hari Minggu siang kemarin jenazah almarhum dikirim ke keluarganya di Genyem Kabupaten Jayapura untuk dimakamkan disana atas permintaan keluarga.

    Sebelum jenazah almarhum Brigpol Maikel Bano ke Jayapura, aparat Kepolisian Polres Jayawijaya upacara militer sebagai bentuk penghormatan terakhir yang dipimpin langsung Oleh Kapolres Jayawijaya di bandara Udara Wamena.

    Jenasah almarhum akhirnya diberangkatnya dengan pesawat cargo milik Trigana Air Service Pada kesempatan itu juga, Kapolres menyampaikan terima kasih kepada semua pihak, terutama masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Jayawijaya yang sudah membantu aparat kepolisian dalam pengungkapan penemuan jenazah Brigpol Maikel Bano.

    Kapolres juga menyampaikan terima kasih kepada pemerintah Kabupaten Lanny Jaya yang sudah membantu proses adminstrasi pemulangan jenazah almahrum sejak di evakuasi di RSUD Wamena hingga diterbangkan di Jayapura. [cr-81]

    Terakhir diperbarui pada Senin, 20 Oktober 2014 23:10, PAPOS

  • 147 Amunisi Pesanan Enden dan Puron Wenda

    Ilustrasi Amunisi oleh BintangPapua.com
    Ilustrasi Amunisi oleh BintangPapua.com

    WAMENA – Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Papua, Irjen Pol. Yotje Mende mengatakan, 147 Amunisi Peluru dari beberapa jenis sejata yang berhasil digagalkan oleh petugas keamanan bandara Sentani saat hendak diselundupkan oleh tersangka berinisial TW, Minggu (12/10) lalu itu merupakan pesanan dari Puron Wenda dan Enden Wanimbo, kelompok militan Papua merdeka di wilayah Lanny Jaya yang saat ini masih terus dikejar oleh aparat TNI dan Polri karena beberapa kali melakukan aksi penyerangan terhadap aparat keamanan di wilayah itu.

    “Dari hasil pemeriksaan kesimpulan sementara ratusan amunisi itu akan bawah ke Puron Wenda dan Enden Wanimbo, peluru itu sementara ditunggu-tunggu mereka dan pelaku yang berusaha menyelundupkan peluru itu adalah anak buah mereka (Puron Wenda dan Eden Wanimbo red),”

    ujar Kapolda Papua, Irjen Pol. Yotje Mende kepada Wartawan di Wamena Selasa (14/10).

    Ditegaskan Kapolda, Pelaku penyelundupan ratusan amunisi berinisial TW saat ini sudah ditahan dan dalam proses penyidikan bahkan pelaku TW akan dikenakan hukum seberatnya. Sedangkan Puron Wenda dan Eden Wanimbo akan terus diburu oleh aparat TNI dan Polri hingga ditangkap hidup-hidup ataupun mati. Penegasan Kapolda Papua itu mengingat aksi-aksi kriminal bersenjata yang dilakukan oleh kelompok militan Papua Merdeka itu sudah meresahkan warga di Kabupaten Lanny Jaya maupun mengganggu keamanan dan ketertiban Masyarakat (Kamtibmas) di wilayah itu.

    “Kita akan terus mengejar mereka dan menangkap mereka (Enden Wanimbo dan Puron Wenda) untuk mempertanggung jawabkan perbuatan-perbutan mereka yang sudah dilakukan terlebih dahuu maupun perbuatan-perbuatan mereka sekarang,”

    tegas Kapolda Papua.

    Dikatakan Kapolda Papua, dengan tertangkapnya TW, maka secara jelas pula diketahui oleh publik kalau ratusan amunisi peluru itu adalah pesanan Puron Wenda dan Enden Wanimbo. Selain itu dengan terungkapnya kepemilikan ratusan amunisi peluru itu maka Puron Wenda dan Enden Wanimobo semakin dikejar oleh TNI dan Polri karena dengan amunisi peluru yang dipasok tapi tertangkap itu menandakan bahwa kelompok militan yang bermarkas di sekitar Pirime dan Balingga itu masih terus mau menunjukkan eksistensi mereka berupa penyerangan-penyerangan di sekitar Kabupaten Lanny Jaya. “Saya mengajak masyarakat mari kita cari sama-sama Enden Wanimbo dan Puron Wenda itu baik hidup maupun mati,”ajak Kapolda Papua.

    Adapun perincian amunisi yang coba diselundupkan oleh TW, yakni amunisi kaliber 5,56 mm tajam sebanyak 112 butir, amunisi kaliber 9 mm sebanyak 13 butir, amunisi kaliber 7,62 mm satu butir. Selain itu, amunisi kaliber 5,56 mm hampa sebanyak 20 butir, satu buah magasin M16. (kri/loy/don/l03)

    Jum’at, 17 Oktober 2014 07:35, BinPA

  • PM Usut Kematian Anggota Satgas 320/BP

    Letkol Inf Abdul HamidMERAUKE – Seorang anggota Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) RI-PNG, Yonif 320/Badak Putih, Kopda Nanang Yuliono ditemukan tewas tertembak sekitar 20 meter di belakang Pos Makadi Distrik Bupul Kabupaten Merauke, Kamis (8/10) sekitar pukul 11.30 Wit.

    Informasi berkembang, diduga Kopda Nanang Yuliono meninggal akibat bunuh diri dengan menggunakan senjata Minimi.  Yang bersangkutan meninggal akibat dua luka tembak mengenai dada dan dagu.

    Komandan Satgas Pamtas RI-PNG, Yonif 320/Badak Putih, Letkol Inf Abdul Hamid kepada wartawan mengatakan pihaknya belum mengetahui pasti penyebab kematian Kopda Nanang Yuliono. “Kami belum bisa mengambil suatu kesimpulan karena saat ini masih dalam tahap penyelidikan dari Polisi Militer,” kata Abdul.

    Peristiwa penembakan itu diketahui setelah salah satu anggota di Pos Satgas Makadi mendengar ada suara tembakan sebanyak dua kali. Setelah mengecek ke lokasi suara tembakan, ditemukan Kopda Nanang Yuliono sudah tidak bernyawa akibat luka tembakan.

    “Dia memegang senjata minimi. Kalau SS1 kan kecil, kami belum bisa memastikan apakah yang bersangkutan bunuh diri atau apa? Karena saat ini masih dalam proses penyelidikan. Lokasinya sekitar 20 meter di belakang pos. Luka tembak sementara yang kelihatan dari luar, itu di dada dengan di bawah dagu,”

    terangnya.

    Abdul Hamid memastikan Kopda Nanang Yuliono meninggal akibat tembakan. Hanya saja apakah karena bunuh diri atau dibunuh, hal itu masih dalam penyelidikan Sub

    Denpom TNI AD. “Tembakan itu entah dari mana masih dalam tahap penyelidikan, kita belum bisa mengambil kesimpulan seperti apa,’’ ujarnya.

    Informasi dari teman-teman Kopda Nanang Yuliono bahwa yang bersangkutan terkesan biasa saja, tidak terlihat stres dan sebagainya. “Gak ada hal yang menonjol terhadap almarhum, gak ada yang aneh-aneh, seperti biasa. Saat diketemui itu dia pakai pakaian dinas. Sudah 6 bulan lebih bertugas di sini,’’ tandasnya. (moe/ari/l03)

    Jum’at, 10 Oktober 2014 14:07, BintangPAPUA.com

  • KSB Berulah di Ilaga

    Jum’at, 26 September 2014 06:44, BintangPapua.com

    JAYAPURA – Lagi-lagi penembakan terjadi di Ilaga, Kabupaten Puncak. Kali ini yang menjadi korban seorang prajurit TNI dari Yonif 751/Raider bernama Prada Abraham Rumadas. Abraham diduga tewas ditembak oleh Kelompok Sipil Bersenjata (KSB) saat melakukan pengamanan pelantikan Kepala Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak-Papua, Kamis (25/9) pagi sekitar pukul 10.00 WIT.

    Kepala Penerangan Kodam XVII Cenderawasih, Letnan Kolonel (TNI) Rikas Hidayatullah saat dikonfirmasi wartawan mengatakan, anggota TNI yang menjadi sasaran korban penembakan merupakan anggota Yonif 751/Rider Sentani, Kabupaten Jayapura.

    “Ya, memang benar ada penembakan, korban sudah dievakuasi ke Rumah Sakit Ilaga. Rencana besok (hari ini-red) jenazah tiba di Jayapura,” ujar Kapendam melalui telephone selulernya kemarin.

    Mengenai kronologis kejadian, Rikas menjelaskan, berawal ketika korban sedang mengambil logistik di pasar. Sayang setelah sampai di Ilaga tempat pengamanan pelantikan Kepala Distrik, tiba-tiba ia ditembaki oleh gerombolan bersenjata hingga tewas ditempat.

    Menurut Rikas, korban ditemukan tewas di tempat lantaran mengalami luka tembak bagian kepala. Pasca kejadian itu, warga setempat kocar-kacir untuk bersembunyi, sementara pelaku berhasil melarikan diri.

    Atas terjadinya penembakan itu, menurut Rikas, anggota di sana langsung melakukan pengejaran dan mencari pelaku, namun tidak membuahkan hasil. “Anggota masih terus melakukan pengejaran dan pos koramil di sana terus melakukan kewaspadaan,” ujarnya.

    Atas penembakan itu, menurut Rikas, bahwa Pangdam XVII/Cenderawasih telah memerintahkan prajurit di Ilaga Kabupaten Puncak bertindak secara profesional dan tidak menimbulkan keresahan terhadap masyarakat yang tidak bersalah. “Pangdam juga menyampaikan duka yang dalam kepada keluarga almarhum. keluarga TNI berduka,” tukasnya.

    Evakuasi Terhambat Cuaca

    Upaya evakuasi jenasah Pratu Abraham, anggota Yonif 751 yang tewas ditembak kelompok sipil bersenjata di Ilaga, Kamis tidak bisa dilaksanakan karena terhambat cuaca.

    Kepala Penerangan Komando Daerah Militer (Kapendam) XVII Cenderawasih Letkol Inf Rikas kepada Antara di Kota Jayapura, Kamis mengemukakan rencana evakuasi tidak bisa segera diteruskan karena cuaca yang kurang baik dan keterbatasan pesawat untuk mengangkut.

    Kemungkinan Jumat (26/9) evakuasi jenazah Pratu Abraham ke Jayapura baru akan bisa dilaksanakan,” kata Letkol Inf Rikas seraya mengakui bahwa saat ini senjata jenis SS-1 yang dibawa oleh korban telah diambil diambil oleh anggota kelompok bersenjata tersebut.

    Dia mengatakan, korban ditembak saat melaksanakan tugas pengamanan pelaksanaan pelantikan Kepala Distrik Ilaga, Ibu Kota Kabupaten Puncak, di pedalaman Papua. Korban Pratu Abraham dilaporkan meninggal di tempat kejadian akibat tertembak di bagian kepala.

    Ketika ditanya apakah pelaku penembakan adalah sayap militer dari kelompok Murib, Kapendam Cenderawasih mengaku belum dapat memastikan kebenaran informasi tersebut. Namun, kata dia, dari laporan terungkap bahwa hingga saat ini kelompok bersenjata yang beroperasi di sekitar Ilaga adalah kelompok militer Murib, demikian Letkol Inf Rikas menegaskan. (loy/ant/ari/l03)

  • Kontak Senjata Di Pirime, 1 KSB Tewas

    Sentani (SP) – Dua orang kelompok sipil bersenjata tertembak di Kabupaten Lani Jaya dimana satu diantaranya meninggal dunia dan satu mengalami luka tembak saat terjadi kontak tembak antara gabungan TNI/Polri dengan kelompok sipil bersenjata, Rabu (17/9/2014) siang disekitar Bandara Pirime, Kabupaten Lani Jaya.

    Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Christian Zebua, ketika di konfirmasi terkait kejadian tersebut membenarkan bahwa telah terjadi kontak senjata siang tadi di Pirime, Lany Jaya, menurut Pangdam, kontak senjata ini terjadi ketika tim gabungan TNI / Polri melakukan penyisiran dalam rangka penegakan hukum atas aksi penembakan yang di lakukan oleh kelompok Enden Wanimbo

    “Kontak tembak ini terjadi antara tim gabungan TNI/Polri dan kelompok sipil bersenjata pimpinan Enden Wanimbo terjadi sekitar pukul 12.30 WIT ketika tim gabungan melakukan penyisiran dalam rangka penegakan hukum atas aksi penghadangan dan penyerangan anggota polisi pada bulan Juli 2014 lalu yang mengakibatkan dua orang meninggal dunia dan merebut empat pucuk senjata api, “ kata Pangdam ketika di hubungi via telepon selulernya, Rabu (17/9/2014).

    Dikatakan Pangdam, Dalam kejadian kontak senjata ini satu orang dari pihak kelompok bersenjata meninggal dunia dan satu orang mengalami luka tembak serta berhasil mengamankan satu pucuk sejata revolver dan satu unit laptop serta beberapa jenis senjata tajam.

    Sementara itu ketika di singgung terkait situsi di Lany Jaya, Pangdam meneaskan bahwa sampai saat in kondisi di lany Jaya cukup kondusif dan terkendali, dan aktifitas masyrakat tetap berjalan seperti biasanya.

    “Situasinya terkendali , sebab pasca kejadian tadi kelompok tersebut langsung melarikan diri kehutan, dan kami dari TNI dan Polri sementara melakukan langkah-langkah taktis agar kelompok ini bisa segera di atasi,” tutup Pangdam. (A/FIR/R3/LO1)

    Thursday, 18-09-2014, SuluhPAPUA.com

  • 21 Anggota Kelompok Hans Richard Youweny Diringkus

    SENTANI (JAYAPURA) – Sebanyak 60 orang Tim Gabungan yang terdiri dari Polda Papua, Polres Jayapura dan juga pihak TNI, Senin (11/08/2014) kemarin siang berhasil mengamankan 21 orang dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang diduga dari kelompok Hans Richard Youweny.

    Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Sulistyo Pudjo H mengatakan bahwa 21 orang itu, turut serta dalam kegiatan pelantikan, pengesahan KODAP dan Rapat Koordinasi (Rakor) Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPN-PB) di Kampung Beraf, Distrik Nimbokrang, Kabupaten Jayapura.

    Selain mengamankan 21 orang anggota KKB ini, kata Kabid Humas Pudjo, tim juga mengamankan puluhan anak panah dengan sejumlah busur, bendera Bintang Kejora (BK) ukuran kecil sekitar 25×10 cm, baju loreng sebanyak 7 buah, jaket Brimob Mabes Polri, daftar nama-nama basis KNPB wilayah Sentani, kotak sumbangan KNPB, sejumlah sepatu PDL, mesin bubut buat laras panjang, tiga pucuk senjata api diantaranya adalah rakitan laras panjang dan roket anti tank.

    Pada saat tanggal 31 Juli 2014 lalu juga berhasil mengamankan seperangkat dokumen perjuangan Papua Merdeka. Sedangkan pada tanggal 8 Agustus 2014 lalu berhasil mengamankan sejumlah barang bukti (BB) di rumah Zeth Demotekay, yakni amunis Angelux 6 butir, moser 4 butir, roket (pelontar) amunisi anti tank, magazine, baju loreng 7 buah, dokumen Zeth Demotekay. Sementara di rumah Zeth Manggu berhasil diamankan serbuk mesiu seberat 3 kg, kabel warna hitam.

    Di rumah Yordan Kapi berupa dokumen-dokumen.Dan, pada tanggal 10 Agustus 2014 di Kampung Warombaim, Distrik Nimbokrang, Kabupaten Jayapura, kata Kabid Pudjo, bahwa pihaknya mengerahkan sebanyak 20 anggotanya untuk meringkus 21 orang delegasi dari berbagai daerah, seperti Nabire, Paniai dan Yalimo.

    “Barang bukti yang kami amankan satu buah mobil truck, spanduk bertulisan pelantikan dan Rakor, tongkat komando, baju loreng dengan pangkat jenderal, satu koper perangkat alat medis, dokumen penuh, senjata tajam (Sajam) dan anak panah serta busur. Dan, dari 4 kali penyergapan kami telah menahan 1 orang atas nama Zeth Demotekay,”

    jelasnya ketika didampingi Irwasda Polda Papua, Kombes Pol Gde Sugianyar dan Kapolres Jayapura AKBP Sondang R. D. Siagian, S.Ik. “60 orang ini adalah rekrutan baru dan telah dibacakan SK pelantikan saat itu langsung oleh pimpinan OPM Terianus Sato.

    Upacara pelantikan juga berlangsung singkat, hanya pembacaan SK, pengibaran Bendera Bintang Kejora dan ditutup dengan doa,” katanya, Senin (11/8/2014) di Rumah Perdamaian Mapolres Jayapura, Doyo, Kabupaten Jayapura.

    Dalam aksi penangkapan itu juga sempat ada penembakan ke mobil Kapolsek Nimbokrang, Ipda Jerry K, yang memimpin penangkapan. Dirinya langsung meminta bantuan dari Polres Jayapura. “Anggota kami mendengar bunyi tembakan, sehingga diperkuat dengan bantuan dari Polres Jayapura, Brimob Polda Papua dan pihak TNI,” ujarnya. Dalam penangkapan itu, sejumlah barang bukti yang diamankan adalah 5 buah sangkur, panah dan 2 busur panah, 30 stel pakaian PDL, 1 tongkat komando.

    Saat ini ke 21 orang tersebut diamankan di Polres Jayapura. Pasca-penangkapan situasi di Nimbokrang kondusif, namun masih ada perkuatan 30-an personel dari Polres Jayapura dan Brimob Polda Papua. [BintangPapua]

    Lebih lanjut tentang berita ini klik: http://www.papua.us/2014/08/21-anggota-kelompok-hans-richard.html
    Copyright © 2013 Papua Untuk Semua

  • Kami Diberi Peluru untuk Halau Brimob

    Jayapura, 4/8 (Jubi) – Kelly Tabuni, seseorang yang mengklaim dirinya sebagai Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPN-PB) Wilayah La-Pago menyatakankan, peristiwa baku tembak yang terjadi di Kabupaten Lanny Jaya, Provinsi Papua merupakan ‘permainan’ aparat keamanan untuk menciptakan konflik di wilayah itu.

    “Sebelum 28 Juli 2014, ada anggota Brimob di Lanny Jaya yang tawar senjata dan amunisi kepada kami. Mereka minta kami halau aparat Brimob yang akan datang dari luar Lanny Jaya,”

    kata Kelly kepada tabloidjubi.com, minggu (3/8) siang.

    Pihak Kelly sempat melakukan negosiasi terkait tawaran ini dan puncaknya terjadi aksi penembakan pada Hari Idul Fitri itu. Menurut Kelly, TPN-PB Pimpinan Puron Wenda awalnya tidak berniat menyerang anggota TNI/Polri karena mempertimbangkan dampak-dampak terhadap warga sipil namun aparat mereka sendiri yang ciptakan.

    “Kami duga ini untuk dana keamanan dan supaya menurunkan simpati publik terhadap perjuangan suci TPN/OPM,” ungkap Kelly yang mengaku berbicara mewakili Panglima Purom Wenda.

    Lanjut Kelly, sekarang sudah banyak masyarakat yang mengungsi ke hutan-hutan karena ketakutan. Mereka sudah kehabisan bahan makanan. Sayangnya, pemerintah daerah juga tutup mata. Kelly juga mengaku telah dihubungi Bupati Lanny melalui seluler, meminta pihaknya mengirim beras untuk masyarakat yang sedang mengungsi ke hutan-hutan.

    “Sejak dilakukannya operasi militer di Distrik Pirime, sudah ribuan warga sipil mengungsi ke hutan, karena banyak honai adat yang telah dibakar oleh aparat keamanan,”

    kata Kelly lagi.

    Saat ditanya terkait klaim TNI/Polri yang menyatakan bahwa TPN/OPM membuat ketakutan terhadap warga sipil, Kelly dengan tegas membantah.

    “Mereka warga kami yang tinggal di Lanny Jaya. Tidak mungkin kami bikin takut atau mengancam masyarakat, apalagi membunuh. Tuhan dan alam tahu kalau kami melakukan hal-hal jahat pada masyarakat kami,”

    katanya lagi.

    “Kami sempat melakukan dua kali dialog dan semua berjalan dengan baik karena dijanjikan mendapat peluru tapi terjadi keributan pada pertemuan ketiga. Mereka sempat mengatakan akan naik ke markas untuk tembak Purom. Karena itulah kami melakukan perlawanan yang menewaskan dua aparat dan sisanya terluka,”

    ungkap Kelly lagi.

    Ketika disinggung siapa anggota Brimob yang melakukan pertemuan dan menjanjikan amunisi, Kelly tidak menyebutkan nama tetapi menegaskan bahwa salah satu dari antara mereka telah itu yang ditembak mati. “Aparat dan pemerintah tahu kasus ini. Tanyakan saja langsung kepada mereka.

    Brigjen Pol Paulus Waterpauw, Wakil Kepala Kepolisian Daerah Papua, ketika dikonfirmasi terkait pernyataan Kelly Tabuni tak memberikan respon. Pesan singkat yang dikirim wartawan ke ponselnya juga tak dibalas. (Jubi/Aprila)

  • Baku tembak di Lanny Jaya, 2 Prajurit TNI luka, 5 OPM tewas

    Merdeka.com – Pasukan gabungan TNI dihadang oleh kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) saat melakukan pergeseran pasukan di Distrik Pirime, Kabupaten Lanny Jaya, Papua pada Jumat sekitar pukul 11.00 WIT.

    Pasukan gabungan itu terdiri dari anggota Kodim 1702/Jayawijaya, Yonif 756/Wi Mane Sili, Satuan Tugas Perbantuan dan Denintel yang dipimpin oleh Dan Yonif 756/Wi Mane Sili.

    Saat itu, pasukan gabungan TNI sedang menuju ke Pos Kotis Lanny Jaya. Mereka melaksanakan pengejaran terhadap kelompok OPM Enden Wanimbo, Rambo Wenda dan Purom Okiman Wenda di daerah itu.

    Pasukan TNI dihadang di Distrik Pirime oleh kelompok OPM sehingga terjadi kontak tembak. Dua anggota dari pasukan gabungan TNI kena tembak.

    Salah satunya, mengenai anggota Yonif 756/Wi Mane Sili atas nama Pratu Rohman. Lima anggota kelompok OPM dikabarkan tewas dalam insiden itu.

    Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Christian Zebua ketika dikonfirmasi wartawan membenarkan peristiwa itu.

    Memang benar ada penembakan di Lanny Jaya. Lima OPM tewas ditembak dan dua anggota kami terserempet peluru,” katanya.

    Hingga berita ini diturunkan, Christian menyampaikan masih terjadi aksi tembak antara pasukan gabungan TNI dan anggota OPM wilayah Lanny Jaya.

    Sementara itu, dalam pernyataan via telepon seluler kepada wartawan di Jayapura, Enden Wandikbo dan Porum Wenda, pimpinan OPM, membantah jika ada anak buahnya kena tembak.

  • Enden Wanimbo: Tidak Satupun Pasukan Saya Terluka

    Terkait pemberitaan media NKRI bahwa pasukan gabungan TPN/Polri menembak mati 5 anggota OPM kemarin (1 Agustus 2014) PMNews melakukan hubungan langsung dengan Komandan pasukan Tentara Revolusi West Papua yang melakukan penyerangan yang menewaskan pasukan Polri pada 28 Juli 2014. Ditanya kenapa situasi yang aman di Lanny Jaya menjadi tidak aman lagi gara-gara penembakan yang dilakukan di bawah komando-nya Enden Wanimbo,

    “Kami tidak jual, polisi yang jual, kami hanya beli. Polisi kolonial Indonesia selama di Tanah Papua tidak diperintahkan untuk menjaga keamanan tetapi menciptakan ketidak-nyamanan dan kekacauan, jadi kami tegur supaya mereka berhenti buat ulah di Tanah Papua,”

    kata Wanimbo.

    Ketikan PMNews tanyakan lagi tentang korban jatuh sebagaimana diberitakan media NKRI pada hari ini sebanyak 5 orang, Wanimbo kembali menyatakan,

    “Yang Indonesia bunuh itu masyarakat tidak berdosa di kampung. Tidak ada perintah pasukan saya untuk tinggal dikampung dan bergabung dengan masyarakat. Itu bukan cara kerja gerilya. Kita setelah menyerang sudah ambil posisi aman. Jadi kalau yang mereka tembah itu benar, itu pasti masyarakat sipil, karena semua pasukan saya sudah aman dan tinggal di posisi seperti diperintahkan.

    Masih menurut Enden lagi,

    Kalau orang Papua mati, pasti ada acara duka, ada keluarga yang tahu mereka meninggal, jadi coba cek saja ke orang Papua. Pasti kalau itu NKRI tembah, itu masyarakat sipil. Itu pasti, itu pasti! kasih tahu semua rakyat Papua bahwa kami tidak berperang sebodoh itu.

    Komandan yang satu ini memang tidak seperti komandan lainnya yang selama ini berkomunikasi dengan PMNews, karena Komandan Wanimbo selama menerima telepon selalu mengeluarkan suara-suara semangan dan kata-kata membakar semangat. Ia katakan misalnya,

    Barang sudah “go international”, jadi coba Bupati, Gubernur, semua orang Papua yang ada di bagaian Barat New Guinea ini dukung perjuangan kami. Orang Papua di sebelah Timur, mulai rakyat biasa sampai Gubernur DKI Port Moresby dan Perdana Menteri saja sudah mendukung. Jadi siapa saja yang tidak mendukung akan menyesal dan hidup kesasar di pulau-pulau terpencil di wilayah NKRI nanti sama dengan nasib teman-teman Melanesia dari Timor Leste yang terdampar sana-sini sampai ke Tanah Papua. Kita harus pintar baca situasi lokal dan internasional.

    Sekali lagi kami tanyakan apakah benar 5 orang anggotanya telah ditembak mati oleh pasukan NKRI, Ende Wanimbo menyatakan, “Maaf saya lahir satu kali, mati satu kali, jadi yang saya bilang itu sudah, jangan tambah-tambah , jangan kurangi.”

    Demikian PMNews sampaikan kepada semua pihak di seluruh dunia, berita KEBENARAN, fakta dari lapangan Tanah Papua, dari Rimba Raya New Guinea, untuk diketahui seluruh rakyat West Papua dan seluruh masyarakat Melanesia di manapun Anda berada.

  • Baku Tembak dengan TNI di Lanny Jaya, 3 Orang Kelompok Bersenjata Tewas

    K. Yudha Wirakusuma – 01 Agustus 2014 15:20 wib

    Metrotvnews.com, Jakarta: Saat melakukan patroli di Lanny Jaya, Papua anggota personil Tentara nasional Indonesia (TNI), terlibat baku tembak dengan sejumlah kelompok bersenjata. Dalam peristiwa tersebut tiga orang kelompok bersenjata tewas.

    “Memang ada tiga orang kelompok bersenjata yang tewas,” kata Kapuspen TNI Mayjen Fuad Basya, saat berbincang dengan Metrotvnews.com, Jumat (1/8/2014).

    Selain itu ada anggota TNi yang terluka, akibat baku tembak tersebut.”Anggota kita satu terluka,” terangnya.

    Patroli yang dilakukan oleh TNI, lanjutnya, adalah permintaan dari pihak Polri.”Kita melakukan patroli untuk mencari penembak personil polisi kemarin,” tukasnya.

    Sebelumnya diketahui terjadi insiden penembakan di Kabupaten Lanny Jaya pada Senin 28 Juli lalu. Insiden tersebut menewaskan dua anggota kepolisian yakni Bripda Zulkifli dan Bripda Prayoga serta melukai dua anggota kepolisian, yakni Bripda Alex Numbery dan Briptu Helsky Bonyadone.

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?