Category: Gerilya

You can add some category description here.

  • Di Puncak, Satu Kriminal Bersenjata Tewas Ditembak

    JAYAPURA – Salah seorang anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) bernama Agustinus Tabuni (24), warga Jenggernok, Distrik Gome tewas setelah ditembus timah panas Tim Khusus Polda Papua bersama anggota Brimob di Kampung Gome, Distrik Gome, Kabupaten Puncak-Papua Selasa 31 Maret pagi sekitar sekitar pukul 10.00 WIT.

    Agustinus Tabuni yang merupakan anak buah dari Militer Murib tersebut, ditembak setelah mengarahkan Senjata Api Jenis Refolver kepada Timsus. Sontak kejadian itu, aparat langsung melakukan penembakan hingga meninggal dunia.

    Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Humas) Polda Papua, Kombes Pol. Patrige ketika dikonfirmasi, membenarkan adanya penembakan terhadap salah satu anggota kelompok Militer Murib yang selama ini bereaksi di Kabupaten Puncak.

    “Awalnya Tim Khusus dan Brimob yang di BKO ke Puncak berjumlah 30 orang sedang melaksanakan Patroli di bawah komando AKP Syawal Halim, dengan tujuan melakukan kunjungan di beberapa Pos dan Pos TNI. Seketika itu terlihat tiga orang bersenjata dengan menggunakan jenis Monser dan Refolver,”

    katanya.

    Melihat peristiwa itu, lanjut Patrige, Timsus dan Brimob melakukan pengejaran terhadap tiga orang bersenjata tersebut. “Dari pengejaran, dua orang berhasil melarikan diri. Sementara, satu orang atas Nama Agustinus yang saat itu tak jauh dari tempat pengejaran langsung mengarahkan senpi laras pendek ke arah anggota. Saat itupula anggota langsung melakukan penembakan,” jelasnya dia.

    Ia mengemukakan, pengejaran yang dilakukan Timsus dan Brimob disaksikan langsung oleh Kepala Distrik Gome, Zakeus Wakerkwa, S.Sos, yang saat itu ikut bersama-sama melakukan kunjungan di beberapa Pos. “Ketika dilakukan identifikasi, Kepala Distrik mengetahui betul orang yang tertembak itu. Dan statusnya merupakan Tenaga bantuan dari Pimpinan KKB Militer Murib,” katanya.

    Sementara itu, ketika dilakukan pengecekan Senjata Api Laras Pendek yang digunakan Agustinus Tabuni diketahui jenis Revolver tanpa nomor seri dan berhasil menyita sebanyak 36 butir kaliber 5,56 mm, amunisi sebanyak 12 butir kaliber 7,62x51mm dan 2 butir amunisi kaliber 3,8 mm.

    “Usai diidentifikasi langsung diadakan pemakaman dengan cara dibakar di lokasi kejadian yang disaksikan langsung oleh Kepala Distrik Gome dan seluruh masyarakat Gome. Situasi sampai saat ini aman dan terkendali. Namun aparat kepolisian terus mengantisipasi terhadap adanya kelompok yang ingin melakukan pembalasan,”

    tandasnya. (Loy/don/l03)

    Source: Kamis, 02 April 2015 18:00, BinPa

  • Goliat Tabuni Bantah 23 Pengikutnya Turun Gunung

    JAYAPURA – Panglima Tertingi Organisasi Papua Merdeka ‘jenderal’ Goliat Tabuni membentah keras jika dirinya bersama pengikutnya dikatakan menyerahkan diri (baca: turun gunung) dan bergabung dengan NKRI. Ia masih tetap berjuang untuk kemerdekaan Papua sesuai mandat yang diberikan rakyat Papua pada Konferensi Tingkat Tinggi OPM tahun 2012.

    Pernyataan Goliat Tabuni itu disampaikannya kepada salah seorang Tokoh masyarakat Papua Deerd Tabuni, Kamis 26 Maret. “Saya sudah berkomunikasi dengan Goliat Tabuni kalau dia tidak pernah menginstruksikan anggotanya untuk turun menyerahkan diri. Itu hanya mengatasnamakan anak buah Goliat Tabuni demi kepentingan pribadi,” kata Deerd Tabuni kepada wartawan, Jumat (27/3).

    Deerd yang juga sebagai anggota DPR Papua meminta kepada Pemerintah Provinsi Papua, Kabupaten/Kota maupun TNI/Polri agar mendapat informasi yang pasti terhadap isu 23 anggota TPN OPM Kelompok Goliat Tabuni menyerahkan diri. “Kalau hanya mendengar dari orang lain dengan mengatasnamakan Goliat Tabuni dan anggotanya mau turun boleh saja. Kami pun merasa senang. Sekarang, apakah benar 23 orang itu turun sudah melakukan komunikasi dengan Goliat Tabuni, dan Anton Tabuni, dan pimpinan lainnya di Papua. Kalau sudah ada komunikasi barulah munculkan ke media. Ini kan ada pembohongan publik,” kata Deerd yang merupakan keponakan Goliat Tabuni.

    Ia menyatakan, dirinya sebagai bagian dari keluarga Goliat Tabuni selalu memberikan dorongan kepada Goliat Tabuni agar tidak melakukan penyerangan dengan mengambil nyawa orang. “Saya selalu katakan kepada beliau (Goliat Tabuni) bahwa mengambil nyawa tidak boleh manusia siapapun selain Tuhan. Informasi inilah saya selalu sampaikan,” paparnya.

    Namun ketika dirinya mendengar ada beberapa media dan SMS yang bereda di Papua, bahkan sampai di telinga Presiden RI, jikalau Goliat Tabuni akan turun dan akan bertemu dengan Presiden Indonesia. “Hal ini tidak akan terjadi. Setelah kami komunikasi, Goliat Tabuni mengaku bertahan di Hutan,” katanya.

    Alasan Goliat bertahan di Hutan, lanjut Deerd Tabuni, karena sejak tanggal 1 Mei 2012 lalu, seluruh aktifis rakyat Papua menyelenggarakan Konferensi tingkat tinggi di Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya. “Dari situlah, Goliat Tabuni dipercayakan sebagai Panglima tertinggi TPN/OPM untuk berbicara masalah tanah Papua. Jadi, kalau dia memberikan statemen dirinya bersama anggota akan turun, maka pernyataan sejak komprefensi itu akan dicabut, tapi dia tidak pernah melakukan itu,” ucapnya.

    Dia mengemukakan, isu yang beredar bahwa jikalau dari 23 orang tersebut lima orang diantaranya masing-masing Kulingga Morip, Riki Morip, matahari Kogoya, Supir Morip dan Gube Morip.

    “Kelima orang ini hanya mengatasnamakan diri kelompok Goliat Tabuni. Ternyata sampai hari ini bukan kelompok Goliat Tabuni. Jangan kita mencari makan lalu mengatasnamakan orang lain. Jangan memperjual beli nyawa manusia. Kalau betul-betul mau turun harus komunikasi baik kepada Pemerintah, dan tokoh masyarakat yang ada,”

    katanya.

    Deerd Tabuni juga menyatakan, bahwa dirinya sebagai anggota DPR Papua juga sekaligus kerabat Goliat Tabuni siap memfasilitasi jika ingin berkomunikasi kepada Goliat Tabuni. “Saya ini dididik Indonesia untuk selalu jujur, dan saya juga bukan bermuka dua, kalau Goliat tetap dengan keyakinannya ya itulah dia, tapi saya bisa memfasilitasi jika pemerintah atau TNI/Polri ingin berkomunikasi dengan Goliat Tabuni,”imbuhnya. (loy/jir/don/l03)

    Source: Sabtu, 28 Maret 2015 14:17, BinPa

  • Jenderal TPNPB Goliath Tabuni Tak Pernah Menyerah!

    Nggoliar Tabuni, Panglina Tinggi TPN PB
    Nggoliar Tabuni, Panglina Tinggi TPN PB

    Jayapura, MAJALAH SELANGKAH — “Saya Goliat Tabuni tidak pernah berkata bahwa menyerakan diri ke NKRI, itu tidak benar, karena NKRI dan TNI/Polri itu musuh-musuh saya.”

    Hal ini ditegaskan Jenderal Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), Goliath Tabuni, melalui sumber AMP Numbay, Rabu (25/03/2015) menanggapi isu yang beredar.

    Sebelumnya, sejumlah media nasional dan lokal seperti  viva.co.id, wartabuana.com, jakartagreater.com, tak ketinggalan bintangpapua.com dan media nasional-lokal lainnya ramai-ramai memberitakan perihal menyerahnya panglima tinggi TPNPB ini.

    Sumber informasi menyerahnya Jendral Goliath Tabuni yang hoaks alias bohong ini disebarkan oleh oknum Kepolisian Republik Indonesia (Polri) di Papua. Di situs wartabuana.com dan Viva.co.id, edisi Selasa, 24 Maret 2015 ada pembenaran akan menyerahnya Jenderal Goliath dari  Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Jenderal Gatot Nurmantyo.

    Sementara itu, Kepala Staf Kodam (Kasdam) XVII/Cendrawasih, Brigjen TNI Tatang Sulaiman, saat berkunjung di Tingginambut, Senin (23/3/2015) rupanya salah satu sumber utama isu dari berita  mengenai hal ini  di jakartagreater.com edisi 24 Maret 2015 dan bintangpapua.com edisi Rabu, 25 Maret 2015.

    “Ke-23 anggota KSB (kelompok saparatis bersenjata) pimpinan Goliat Tabuni itu mau turun gunung ke daerah Tingginambut beserta anak dan istrinya, mereka sudah menyadari dan ingin kembali menjadi WNI akan kita terima,”

    kata Kasdam XVII/Cendrawasih dilansir bintangpapua.com edisi Rabu, 25 Maret 2015.

    Jenderal Goliath Tabuni membantah semua tuduhan dan isu bohong yang diamanatkan pada dirinya dengan sebuah komentar singkat, “Saya Goliat Tabuni tidak pernah berkata bahwa menyerakan diri ke NKRI, itu tidak benar, karena NKRI dan TNI/Polri itu musuh-musuh saya.”

    Pihak TPNPB sendiri melalui sumber kami menjelaskan, semua itu upaya negara Indonesia sebagai pihak penjajah yang dilawan oleh TNPPB untuk menghancurkan perjuangan TPNPB. sumber yang sama juga menghimbau untuk semua rakyat Papua tidak terganggu dengan propaganda bohong dari TNI/Polri melalui media-media binaannya dan tetap semangat bekerja sesuai profesi, kemampuan dan kapasitasnya untuk mencapai Papua Merdeka.

    Jenderal Goliath Tabuni tidak pernah menyerah kepada penjajah sampai Papua merdeka.

    Dikonfirmasi, Jenderal tetap pada sikapnya seperti isi pidato saat pengangkatannya menjadi panglima tinggi TPNPB, dengan menyatakan kebulatan tekad dengan berjanji siap memimpin TPNPB dan melaksanahkan revolusi tahapan guna revolusi total untuk hak penentuan nasib sendiri bagi rakyat bangsa Papua barat. (SAL/MS)

    Mengenai TPNPB, klik: #Pencarian-TPNPB

    Sumber: MajalahSelangkah.com, Penulis : Admin MS | Rabu, 25 Maret 2015 09:50

  • Panglima OPM Ancam Angkat Senjata Jika Jokowi ke Papua

    Barisan pasukan OPM (Banjir Ambarita/Papua)

    VIVA.co.id – Panglima Organisasi Papua Merdeka (OPM) Jenderal Goliat Tabuni menginstruksikan pasukannya untuk siaga I dan menyiapkan senjata jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) benar-benar akan berkunjung ke Papua bulan Mei nanti.

    “Goliat dan pasukannya siaga dengan 120 senjata jika benar Presiden datang ke Papua,”

    kata Deerd Tabuni, adik dari pimpinan OPM yang berkuasa di wilayah Tingginambut, Papua, Kamis 26 Maret 2015.

    Menurut Deerd, Goliat menyatakan belum pernah diberitahu tentang kedatangan presiden ke Papua apalagi kedatangan itu berkaitan dengan dirinya.

    “Kalau ada issu itu belum diketahui, karena belum pernah dikomunikasikan,”

    ujar Deerd.

    Menurut Deerd, saat ini, Goliat Tabuni masih berstatus Panglima OPM dan belum pernah menyatakan menyerah kepada TNI dan bergabung ke NKRI seperti yang didesas-desuskan sebelumnya.

    “Goliat tegaskan, dia tak akan pernah menyerah, karena mandat seluruh pejuang OPM yang ada di Tanah Papua dari Merauke hingga Sorong sudah dipegang,”

    kata Deerd Tabuni.

    Goliat juga menyangkal klaim TNI yang menyatakan 23 pasukan OPM menyerahkan diri. Menurut Goliat, yang menyerahkan diri itu bukan anggota OPM melainkan masyarakat biasa yang tinggal di Tingginambut.

    Jum’at, 27 Maret 2015 | 06:51 WIB, Vivanews.co.id

  • Pangdam: Goliat Tabuni Belum Menyerah!

    JAYAPURA – Adanya kesimpangsiuran berita soal menyerahnya Pemimpin Tertinggi OPM, Goliat Tabuni turun gunung kembali bergabung ke NKRI, mendapat penegasan dari Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjen Fransen G Siahaan. Pangdam mengatakan, Goliat Tabuni belum menyerah, yang menyerah adalah baru pengikutnya 23 orang.

    “Memang betul ada 23 anggota OPM yang sudah menyerah dan kembali bergabung dengan NKRI, tapi itu hanya pengikutnya Goliat Tabuni, sedangkan Goliat hingga kini belum turun gunung,”ujar Pangdam kepada wartawan, Rabu 25 Maret di Markas Kodam Polimak Jayapura.

    Pangdam mengakui adanya kesimpangsiuran mengenai berita Goliat Tabuni sudah turun dan menyerah. “Kami akui ada terjadi kesimpangsiuran berita, seolah-olah Goliat Tabuni sudah turun sudah menyerah, padahal yang menyerah adalah 23 orang pendukungnya yang selama ini berada disekitar Tingginambut, dan mereka langsung diterima Kasdam disana,”paparnya.

    Saat ini, ke 23 pengikut Goliat Tabuni itu masih berada di Tingginambut dan sudah kembali bergabung dengan masyarakat. “Mereka sudah tidak lagi ikut Goliat Tabuni tapi sudah gabung dengan masyarakat, namun karena belum ada tempat tinggal (rumah), untuk sementara kami pasang tenda plastik sebagai tempat mereka berkumpul,”ujarnya.

    Lanjut Pangdam, ke 23 pengikut Goliat Tabuni yang sudah kembali itu, meminta dibangunkan rumah Honai (rumah adat Papua) sebaga tempat tinggal mereka. “Saya sudah laporkan kepada Kasad terkait permintaan itu, dan Kasad memberikan waktu satu bulan ini untuk membangunnya,”kata Pangdam.

    Ditanya dari mana TNI memastikan bahwa ke 23 orang itu adalah pengikut Goliat Tabuni, Pangdam menyatakan, berdasarkan keterangan masyarakat sekitar Tingginambut. “Masalah legalitas ke 23 orang itu pengikut Goliat Tabuni, sesuai keterangan masyarakat, Kepala Distrik setempat dan Bupati Puncak Jaya,”paparnya.

    Apakah ke 23 orang itu menyerahkan senjata api saat menyerahkan diri, Pangdam menyatakan untuk saat ini belum ada. “Menyerah saja sudah langkah yang baik dibandingkan sebelumnya semua orang tidak diterima disana, namun kami meminta mereka juga menyerahkan senjata apinya, agar terbukti memang menyerah dengan tulus, sehingga bisa dicarikan lapangan pekerjaan,”pungkasnya.

    Terkait masalah hukum terhadap 23 pengikut Goliat Tabuni, karena diindikasikan juga terlibat dalam serangkaian aksi penembakan dan perampasan senjata, Pangdam menyatakan, pihaknya lebih melihat kepada niat baik mereka menyerahkan diri dan kembali bergabung dengan NKRI. “Kalau hukum ya tergantung presiden, kalau memang ada pengampunan, yang jelas kami melihat niat baik mereka,”singkatnya.(jir/don/l03)

    Source: BinPa, Kamis, 26 Maret 2015 01:06

  • Komandan OPM Belum Dipastikan Kapan Akan Serahkan Diri

    Nggoliar Tabuni. (Youtube)
    Nggoliar Tabuni. (Youtube)

    Suara.com – Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Teguh Pudji Raharjo mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan kapan Jenderal Tertinggi Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN/OPM) Goliat Tabuni akan menyerahkan diri.

    Teguh menyampaikan, kalau Goliat menginginkan mengakhiri aktivitas melawan Pemerintah Indonesia.

    Kabar itu disampaikan Teguh, menurut hasil pertemuan TNI dengan 23 anak buah Goliat di Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya.

    “Memang kita tidak bertemu langsung dengan Goliat Tabuni dan belum tahu kapan dia mau serahkan diri. Tapi berdasarkan pertemuan 23 anggota Goliat Tabuni dengan Kasdam XVII Cenderawasih di Tingginambut, bahwa Goliat bersama anggotanya itu ingin kembali ke NKRI untuk menjadi warga Indonesia,”

    kata Teguh saat dihubungi Suara.com melalui telepon selulernya, Selasa (24/3/2015) malam.

    Melalui puluhan anggota separatis yang dipimpinnya itu, Goliat juga menyampaikan perasaan menyesal karena pergerakannya selama ini tidak membuahkan hasil bagi kemajuan Papua merdeka.

    Bahkan Goliat pun ingin menikmati hidup dan pembangunan seperti warga Indonesia lainnya.

    Sementara itu Teguh juga mengatakan pihaknya belum mengetahui secara gamblang soal keberadaan Goliat Tabuni yang hingga kini masih menyembunyikan dirinya.

    “Kami kurang tahu keberadaan Goliat dimana, kami hanya bertemu anggota dari Goliat Tabuni saja,” katanya.

    Terkait info Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Fransen Siahaan akan merilis identitas dari 23 anggota Goliat Tabuni, Teguh mengaku belum mendapat informasi soal itu.

    Selama ini Goliat Tabuni dikenal sebagai Panglima Tentara Pembebasan Nasional (TPN)- Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang bermarkas di Tingginambut Puncak Jaya, Papua.

    Pada tanggal 11 Desember 2012 dia dilantik menjadi Panglima Tinggi TPN-OPM dengan pangkat Jenderal Goliat Tabuni bersamaan dengan itu dilakukan juga pelantikan Wakil Panglima TPN-OPM, Letjen Gabriel Melkizedek Awom, Kepala Staf Umurn TPN-OPM, Mayjen Terianus Satto.

    Pelantikan ini sesuai dengan KTT TPN-OPM yang berhasil digelar di Markas TPN Perwomi Biak, Papua sejaktanggal 1-5 Mei 2012 lalu.

    Pelantikan tersebut juga dihadiri sekitar 500 pengikut TPN-OPM dan ditandai dengan tembakan anggota TPN-OPM, yakni tanda resmi Goliat Tabuni sebagai pemimpin perjuangan kemerdekaan Papua Barat.

    Selama kepemimpinannya sebagai Jenderal OPM, kelompok Goliat Tabuni telah menewaskan puluhan anggota TNI/Polri di wilayah Puncak Jaya. (Lidya Salmah)

    Source: Merdeka.com, Laban Laisila : 24 Mar 2015 | 21:03

  • Goliath Tabuni Bersama 23 Pasukannya Turun Gunung

    JAYAPURA – ‘Jenderal Tertinggi’ Tentara Pembebasan Nasional/Organisasi Papua Merdeka (TPN/OPM ) Goliath Tabuni bersama 23 orang pengikutnya (baca; pasukannya) di wilayah Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya, telah sadar atas perjuangan Papua merdeka yang tidak pernah tercapai, akhirnya ingin kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi bersama istri dan anak mereka untuk hidup layak sebagaimana masyarakat Indonesia lainnya.

    Keinginan turun gunung ‘Jenderal’ Goliath Tabuni bersama 23 pengikutnya ini disampaikan melalui perwakilannya kepada Kasdam XVII/Cenderawasih, Brigjen TNI Tatang Sulaiman yang baru saja melakukan kunjungan ke wilayah Tingginambut.

    “Ke-23 anggota TPN/OPM pimpinan Goliath Tabuni itu, mau menyerahkan diri dan turun gunung ke daerah Tingginambut beserta anak dan istrinya, jika sudah menyadari dan ingin kembali menjadi WNI akan kita terima,”

    kata Kasdam XVII/Cenderawasih, Brigjen TNI Tatang Sulaiman melalui pres releasenya yang diterima, Selasa (24/3) kemarin.

    Dihadapan Kasdam, perwakilan ke-23 orang tersebut menyampaikan keinginan mereka, agar dapat dibangunkan 8 unit Honai (rumah masyarakat setempat) sebagai tempat tinggal mereka.

    Merekapun menyampaikan agar di Tingginambut segera didirikan pos Koramil (posramil). ”Bapa, dan Pos Ramil tidak boleh ditarik. Sampai mati harus di sini,” ujar Goliath Tabuni.

    Mendengar permintaan ini, Kasdam XVII/Cendrawasih, Brigjen TNI Tatang Sulaiman menjawab, permintaan akan pembangunan Honai akan disampaikan kepada pemerintah daerah dalam hal ini Bupati Puncak Jaya. Sementara permintaan agar dibangun pos Ramil sudah dipertimbangkan oleh Kodam. Namun untuk Danpos Ramil, harus memperhatikan rotasi kepemimpinan.

    “Saya akan sampaikan permintaan bapak-bapak. Pembangunan Pos Ramil sudah kami rencanakan, namun untuk permintaan dan Pos Ramil agar jangan ditarik, itu kita harus memperhatikan rotasi jabatan,”

    ujar Kasdam.

    Usai melakukan dialog dengan masyarakat, Kasdam XVII/Cenderawasih beserta rombongan melakukan dialog dengan prajurit yang bertugas di daerah itu dan meninjau keberadaan pos TNI yang ada di Tingginambut.

    Kasdam Tatang Sulaiman mengemukakan, kunjungannya kali ini bertujuan untuk bisa melihat kondisi riil pasukan di lapangan. ”Saya sengaja minta izin ke Panglima untuk meninjau pos-pos guna melihat lebih dekat kondisi pos dan prajurit,” ujar Kasdam Brigjen TNI Tatang Sulaiman saat berada di Tingginambut, Puncak Jaya .

    Selain melihat kondisi prajurit di Pos-pos pengamanan, kunjungan ini juga guna mengetahui apakah sarana prasarana Pos prajurit sudah menunjang tugas atau belum, sehingga kesulitan dalam bertugas dapat diketahui secara langsung.

    “Kalo cuma di kota, kita tidak tau apa kendala dan kesulitan prajurit di lapangan. Kita lihat kondisi jalan sehingga pengiriman logistik prajurit dapat diketahui kesulitannya. Hal ini akan menjadi masukan bagi satuan untuk memikirkan bagaimana agar logistik tidak terlambat tiba di pos,”

    ujar Brigjen TNI Tatang Sulaiman.

    Sementara itu, Goliath Tabuni selama ini dikenal sebagai Panglima Tentara Pembebasan Nasional (TPN)-Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang bermarkas di Tingginambut Puncak Jaya, Papua. Bahkan selama kepemimpinannya sebagai Jenderal OPM, puluhan anggota TNI/Polri diwilayah Puncak Jaya itu menjadi korban penembakan dan pembantai kelompok tersebut.

    Panglima Revolusioner : OPM Menyerah itu Oknum

    SEMENTARA ITU Panglima Revolusioner Papua Merdeka, Puron Wenda menyatakan, yang menyerah itu adalah oknum, bukan organisasi Papua Merdeka.

    “Kalau Goliat Tabuni menyerahkan diri saya belum tau, tapi kalaupun ya, itu oknum bukan organisasi dan itu persoalan masing-masing,”ujar Puron Wenda saat dihubungi melalui telepon selulernya, Selasa 24 Maret.

    Menurut Puron, bila Goliat menyerahkan diri, itu bukti dia bukan berjuang dengan sepenuh hati untuk kemerdekaan Papua. “Dia bukan pejuang sejati karena sudah dengan pemerintah,”jelasnya.

    Lanjutnya, Goliat Tabuni selama beberapa tahun terakhir ini juga tidak lagi melakukan aksi menuntut Papua Merdeka, tapi lebih banyak berdiam diri di markasnya. “Goliat selama ini lebih banyak diam di markasnya di Tinggineri, kami yang berjuang dilapangan,”ujarnya.

    Rekan seperjuangan Puron Wenda yakni Enden Wanimbo yang juga bermarkas di Lany Jaya, malah tidak mempercayai kalau Goliat Tabuni sudah menyerahkan diri. “Jangan percaya itu, karena berita itu dibuat-buat, Goliat Tabuni tidak mungkin menyerah,”tandasnya.

    Kata Enden, apa bukti Goliat sudah menyerah dan bergabung dengan Indonesia. “Benarkah ia menyerah, apa buktinya, dimana, dilapangan mana ada foto atau videonya,”(ukasnya.

    Jadi, tambahnya, kami sangat membantah berita Goliat Tabuni sudah menyerah. “Jangan dibuat-buat seolah-olah Goliat sudah menyerah,”singkatnya.

    Panglima Revolusioner Papua Merdeka Masih Enggan Menyerah

    Panglima Revolusioner Papua Merdeka Puron Wenda dan Enden Wanimbo masih enggan menyerah dan kembali bergabung ke Indonesia. “Kami tidak akan menyerah dan akan terus berjuang untuk kemerdekaan Papua,”tegas Puron Wenda melalui telepon selulernya, Selasa 24 Maret.

    Lanjutnya, sekalipun pihaknya ditawari kedudukan atau uang tapi akan menolaknya dan akan tetap berjuang untuk Papua Merdeka. “Kami tidak minta uang, kedudukan atau pemekaran, tapi hanya minta Papua Merdeka,”tukasnya.

    Mengenai Goliat Tabuni yang sudah menyerah, Puron Wenda mengatakan, belum mengetahui hal itu. “Saya belum tahu itu,”singkanya

    Tapi, jika memang Goliat Tabuni Panglima Tertinggi OPM yang bermarkas di Tingginambut telah menyerahkan diri, itu adalah secara oknum tapi bukan organisasi. “Kalau Goliat menyerah itu oknum masing-masing dan saya tidak tau itu, karena dia bermarkas di Tinggineri saya di Lany Jaya,”paparnya.

    Kata Puron Wenda, Goliat Tabuni selama beberapa tahun ini hanya lebih banyak berdiam diri di markas. “Kami yang selama ini beraksi di lapangan, saya juga dulu yang baku tembak di Puncak Jaya, baru kemudian saya pindah ke Lany Jaya, sedangkan Goliat tidak pernah,”klaimnya.

    Ia juga mulai menyangsingkan perjuangan Goliat yang mengklaim sebagai Jenderal tertinggi OPM. “Goliat itu merasa sudah merdeka, sehingga gunakan pangkat jenderal, kalau kami masih berjuang sehingga gunakan panglima revolusioner, nanti kalau sudah merdeka baru atur mengenai pangkat, itu yang benar,”imbuhnya.

    Ditanya apakah bersedia menyerah jika pemerintah memberikan berbagai kemudahan, karena perjuangan kemerdekaan juga bertujuan untuk kesejahteraan, Puron kembali dengan tegas menolak. “Saya tidak mau, hanya mau merdeka, Papua harus tentukan nasibnya sendiri, harus merdeka, sekalipun ditawari dengan kedudukan, uang atau apapun, harus merdeka boleh,”pungkasnya.

    Ia meminta pemerintah Indonesia sebaiknya memberikan kemerdekaan Papua. “Kasih merdeka boleh, baru Ppaua aman, tapi kalau tidak kami terus berjuang, kamu orang Indonesia saja berjuang kok untuk merdeka, saya tidak bisa merdeka sendiri kah,”tandasnya.

    Puron Wenda juga menyesalkan sikap para bupati dan gubernur Papua, yang selalu memanfaatkan perjuangan mereka untuk kepentingan dana besar bagi Papua. “Bupati, gubernur selalu bilang sama Indonesia, kalau kami hanya butuh uang, padahal itu sama sekali tipu, kami hanya mau Merdeka,”paparnya.

    Puron mengklaim, saat ini persenjataan dan amunis yang mereka miliki sudah semakin banyak. “Kita punya senjata sudah banyak dan siap perang,”ucapnya.

    Hal senada juga ditandaskan rekan Puron Wenda yakni Enden Wanimbo, bahwa pejuang revolusioner Papua Merdeka tidak menerima tawaran apapun selain kemerdekaan Papua. “Kami tidak mau ditawar apapun, kami punya harga diri, kalau pemimpin lain boleh di tawar kami tidak,”tegasnya.

    Ia juga mengklaim, perjuangan kemerdekaan Papua bukan hanya diperjuangkan mereka yang bergerilya di hutan tapi juga di luar negeri. “ Papua pasti akan merdeka, semua sekarang sedang memperjuangkannya,”kata dia.

    Untuk itu, sambungnya, Polisi dan Tentara jangan selalu mengklaim, OPM sudah menyerah. “Jangan selalu Klaim OPM menyerah, itu tidak benar, kami terus berjuang,”paparnya. (loy/jir/don/l03)

    Source, Jubi, Rabu, 25 Maret 2015 00:16

  • Jenderal Tertinggi OPM Goliat Tabuni Menyerah kepada NKRI

    Jakarta – Sebanyak 23 orang anggota Tentara Pembebasan Nasional/Organisasi Papua Merdeka (TPN/OPM) wilayah Tingginambut, Puncak Jaya, pimpinan Goliat Tabuni akhirnya mengakhiri aksi angkat senjata melawan aparat. Mereka menyerahkan diri dan ingin hidup laiknya masyarakat Indonesia lainnya.

    “ke-23 anggota KSB (kelompok saparatis bersenjata) pimpinan Goliat Tabuni itu mau turun gunung ke daerah Tingginambut beserta anak dan istrinya, mereka sudah menyadari dan ingin kembali menjadi WNI akan kita terima,”

    kata Kasdam XVII/Cendrawasih, Brigjen TNI Tatang Sulaiman, saat berkunjung di Tingginambut, Senin (23/3/2015).

    Dihadapan Kasdam, perwakilan ke-23 orang tersebut menyampaikan keinginan mereka agar dapat dibangunkan 8 unit Honai (rumah masyarakat setempat) sebagai tempat tinggal mereka. Merekapun menyampaikan agar di Tingginambut segera didirikan Pos Koramil.

    “Bapak dan Pos Ramil tidak boleh ditarik. Sampai mati harus di sini,” ujar Goliat Tabuni.

    Mendengar permintaan itu, Brigjen TNI Tatang menyatakan permintaan tersebut akan disampaikan kepada pemerintah daerah, dalam hal ini Bupati Puncak Jaya. Sementara permintaan agar dibangun Pos Ramil sudah dipertimbangkan oleh Kodam. Namun untuk Danpos Ramil harus memperhatikan rotasi kepemimpinan.

    “Saya akan sampaikan permintaan bapak-bapak. Pembangunan Pos Ramil sudah kami rencanakan, namun untuk permintaan dan Pos Ramil agar jangan ditarik, itu kita harus memperhatika rotasi jabatan,”

    ujar Kasdam.

    Usai berdialog dengan masyarakat, Kasdam beserta rombongan berdialog dengan prajurit dan meninjau keberadaan pos TNI yang ada di Tingginambut.

  • Goliat Tabuni, Jenderal OPM Menyerahkan Diri ke TNI

    Ilustrasi bendera OPM. (Banjir Ambarita/Papua)
    Ilustrasi bendera OPM. (Banjir Ambarita/Papua)

    VIVA.co.id – Setelah bertahun-tahun diburu, akhirnya panglima tertinggi organisasi Papua Merdeka (OPM), Jenderal Goliat Tabuni, menyerahkan diri ke Tentara nasional Indonesia (TNI).

    Kepala Staf TNI angkatan darat, Jenderal Gatot Nurmantyo, mengatakan, Jenderal Goliat Tabuni menyerahkan diri bersama 23 orang prajuritnya.

    Dalam penyerahan diri itu, Jenderal Goliat mengajukan beberapa permintaan kepada TNI, di antaranya, minta dibuatkan rumah adat Honai dan dibuatkan sebuah markas Koramil TNI.

    “Kami akan berusaha memenuhi permintaan untuk membangun rumah adat, tapi untuk markas Koramil akan dipertimbangkan lebih dalu,” kata Jenderal Gatot Nurmantyo, Selasa, 24 Maret 2015 di Jakarta.

    Goliat Tabuni resmi menjabat sebagai panglima tinggi OPM sejak 11 Desember 2012 melalui konferensi tingkat tinggi OPM di Papua.

    Goliat dan pasukannya selama ini dikenal sangat kejam dan berdarah dingin. Tercatat sejak tahun 2004 lalu, ia dan pasukannya telah membunuh pasukan TNI dan juga Polri serta merampas senjata.

    Tim Liputan tvOne Jakarta

  • KNPB : Tuduhan Polisi Tak Benar, Polisi Yang Serang dan Bubarkan Aksi KNPB Secara Brutal

    Logo KNPB - IST
    Logo KNPB – IST

    Jayapura, Jubi – Komite Nasional Papua Barat (KNPB) wilayah Yahukimo, Papua mengatakan belum tahu soal tiga warga sipil dan satu anggota polisi yang dianiaya oleh massa aksi KNPB dan senjata api laras pendek milik Ipda Budi yang hilang saat dikeroyok massa KNPB, karenanya KNPB mengatakan, tanya saja langsung kepada aparat kepolisian.

    “Kemarin itu aparat secara brutal melakukan pembubaran paksa aksi massa KNPB yang melakukan penggalangan dana untuk mendukung diplomasi ULMWP. Jadi, KNPB tidak tahu dan belum bisa pastikan hingga saat ini tentang pelakunya, apakah anggota KNPB atau bukan. Karena yang mengacaukan situasi itu aparat sendiri yang memulai,”

    ujar Serius Suhuniap, ketua KNPB Yahukimo kepada Jubi dari Yahukimo, Jumat (20/3/2015)

    Lanjut Suhuniap, mereka sedang berupaya juga untuk mencari tahu siapa yang merampas senjata milik pak Budi. Kalau empat warga yang menurut polisi dianiaya oleh massa KNPB, sampai dengan saat ini mereka juga tidak tahu. Karena kemarin itu situasinya memang sangat mencekam.

    “Saya sudah berusaha untuk mencari tahu di kalangan semua suku yang ikut dalam aksi penggalangan dana, tapi tidak ada,” jelasnya.

    Menurutnya, satu guru SD dan satu anggota KNPB yang terkena peluru dari aparat kemarin pun diketahui setelah 20 menit pembubaran paksa aksi KNPB,

    “Jadi, kami sarankan untuk aparat mencari tahu dan mengungkap siapa yang merampas senjata itu sebenarnya. Karena kami anggota KNPB dan warga tidak tahu, sebab setiap suku yang kemarin turut berpartisipasi dalam aksi pun sudah kami cek dan tidak ada,”

    jelasnya.

    Katanya, jadi perlu disampaikan bahwa pihak aparat menuduh KNPB yang lebih dulu melakukan penyerangan itu tidak benar. Yang benar adalah aparat kepolisian dari Polres dan Brimob yang dikirim dari Wamena yang lebih dulu melakukan penyerangan dengan membubarkan aksi KNPB secara paksa dan brutal.

    “Jadi tuduhan polisi itu tidak benar. Mereka yang serang dan kasih bubar paksa aksi damai KNPB dengan brutal,” tegas Suhuniap.

    Sementara itu, seperti dilansir kantor berita Antara, pascapembubaran paksa terhadap aksi pengumpulan dana yang dilakukan anggota KNPB yang merupakan kelompok pro-kemerdekaan, Rabu (19/3) di Dekai, anggota (KNPB) melakukan penyerangan dan melukai empat warga sipil yang bermukim di ibukota Kabupaten Yahukimo.

    Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Patrige di Jayapura, Kamis, mengatakan sesaat setelah membubarkan massa yang dilakukan anggota Brimob dan Polres Yahukimo sekitar pukul 10.30 WIT dengan mengeluarkan tembakan peringatan, massa kemudian menyerang sejumlah warga di tempat yang berbeda.

    Dari catatan kepolisian, korban penganiayaan yang di lakukan anggota KNPB itu yakni Ani (35) mengalami luka sobek di bibir bawah serta luka lebam di muka, Yohanes Palapesi mengalami luka di keempat jari tangan kanan dan Acep Syaiful Hadi (28) yang merupakan karyawan perusahaan penerbangan Susi Air mengalami luka lebam akibat sabetan parang di bagian belakang. Noi Efrat Surirat (26) yang merupakan karyawan RSUD Dekai, diserang saat berjalan menuju mobil ambulans.

    Kerusuhan yang terjadi di Dekai ini juga menyebabkan Kasat Intel Polres Yahukimo Ipda Budi Santoso mengalami luka-luka. Bahkan senjata api laras pendek milik korban Ipda Budi dilaporkan hilang saat korban dikeroyok massa KNPB, jelas Kombes Pol Patrige.

    Sementara korban dari massa aksi seperti yang ditulis sebelumnya oleh Jubi adalah Isai Dapla (37) yang merupakan anggota KNPB Yahukimo kena tembakan di dada, Salomon Pahabol, ((47) yang merupakan seorang guru SD kena ditembakan di kaki kiri. Penembakan dilakukan oleh aparat kepolisian dari satuan Brimob yang dikirim dari Wamena.

    Dikabarkan pula, satu anggota KNPB Yahukimo atas nama Elias Kabak (40) ditangkap oleh aparat kepolisian di Yahukimo saat KNPB melakukan aksi penggalangan dana untuk membantu diplomasi The United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) di Melanesia Spearhead Group(MSG). (Arnold Belau)

    Source: Jubi, Diposkan oleh : Arnold Belau on March 20, 2015 at 19:20:46 WP [Editor : Victor Mambor]

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?