Category: Gerilya

You can add some category description here.

  • Negosiasi Masih Terbuka

    Irjen Pol F.X Bagus Ekodanto JAYAPURA (PAPOS)

  • OPM Bertameng Pemuda Lokal, Polri Masih Upayakan Persuasif

    JAKARTA, KOMPAS.com – Organisasi Papua Merdeka (OPM) masih menguasai lapangan perintis Kaisepo, Papua. Ini sudah berlangsung selama dua minggu. Pada Jumat ( 29/5 ) ini, telah diupayakan proses negoisasi yang ketiga dengan memanfaatkan tokoh agama dan tokoh masyarakat.

    Jika upaya negosiasi gagal, Polri tetap akan melakukan upaya persuasif. Pasalnya, OPM berlindung di belakang 150 pemuda yang direkrut dari daerah Kaisepo.

    “Polri tidak mau gegabah dalam mengambil tindakan kepolisian. Sebab, di situ ada banyak pemuda setempat yang direkrut dan mereka sebenarnya tidak tahu apa-apa. Takutnya, ada korban. Kalau cuma berhadapan tiga orang OPM yang bersenjata itu sih tidak masalah,” ujar Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Polisi Abubakar Nataprawira, kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta, Jumat ( 29/5 ).

    Menurut dia, setelah negosiasi ketiga gagal, Polri akan mengirim kapal polisi air yang dilengkapi pengeras suara kuat. Melalui pengeras suara itu, Polri akan meminta mereka meninggalkan lapangan terbang perintis Kaisepo.

    Polri juga menyediakan perahu yang akan dirapatkan ke lokasi. Perahu itu untuk mengangkut pemuda dan masyarakat yang ingin meninggalkan lokasi dengan sukarela.

    BOB

  • Satu Anggota Brimob Nyaris Kena Panah

    BB : Panah dan busur barang bukti ditemukan di tempat kejadian perkara
    Petani belum berani beraktifitas penuh menggarap kebunnya, pasca munculnya kelompok orang bersenjata di perbukitan sekitar gunung Tanah Hitam. Para petani sebagaian besar rata-rata adalah warga setempat yang tinggal di bawah bukit gunung itu memilih tidak menggarap kebun, karena masih dibayang-bayangi rasa takut.

    Oleh:Erner/Papua Pos

    KAMIS (28/5) kemarin, aparat gabungan Polri kembali melakukan penyisiran di sekitar wilayah lokasi perkebunan warga di perbukitan Gunung Tanah Hitam. Pasukan dibawah pimpinan Kapolsekta Abepura AKP Dominggus Rumaropen S.Sositu berkekuatan 1 pleton Brimob, 15 anggota berpakaian preman dari Polresta Jayaputa dan Polsekta Abepura.

    Selain membawa aparat keamanan patroli diikuti sejumlah wartawan dari berbagai media elektronik dan media cetak yang bertugas di Jayapura. Kali ini penyisiran lebih jauh ke atas perbukitan gunung dari TKP (Tempat Kejadian Perkara) awal ketika pertama kali kelompok bersenjata menampakan diri.

    Patroli gabungan ini berlangsung sekitar 6 jam lebih dimulai dari pagi hari pukul O7.00 WIT hingga menjelang siang hari pukul 13.00 WIT. Penyisiran itu pun sedikitnya menempuh perjalanan medan yang cukup berat dan cukup jauh dari TKP kejadian awal. Setidaknya 6 puncak bukit dilalui oleh pasukan.

    Ketika tim anggota patroli gabungan berada di tengah-tengah bukit ke 6 terlihat 8 orang bersenjatakan panah berdiri di atas puncak bukit dan siap menghalang tim patroli. Dari ketinggian 40-50 meter puncak bukit mereka melepaskan panah, nyaris saja mengenai salah seorang anggota Brimob.

    Darisitulah anggota patroli melepaskan tembakan dan mengejar sekelompok orang tersebut yang berdiri di puncak gunung.

    Sayangnya sesampai di puncak gunung, sekelompok orang tersebut sudah lari menuju bukit yang lebih tinggi, sehingga sulit dikejar. Di TKP tim patroli menemukan satu busur dan 15 buah anak panah.

    Dengan masih adanya kelompok orang bersenjata di atas gunung itu, Kapolsekta Abepura AKP Dominggus Rumaropen S.Sos mengatakan patroli akan terus-menerus dilakukan sampai dapat dipastikan tempat tersebut aman dan petani bisa kembali beraktivitas tanpa ada gangguan.
    Ketika aparat sedang melakukan patroli, warga petani setempat memanfaatkan waktu untuk naik ke kebun mereka di atas bukit untuk memanen hasil kebun yang sudah seminggu tidak dipanen. (**)

    Ditulis oleh Ernet/Papos
    Jumat, 29 Mei 2009 00:00

  • Pelipis Anggota Polisi Papua Terkena Panah OPM

    Jayapura (ANTARA News) – Seorang anggota polisi Polres Sarmi, Papua, Brigadir Satu Sukarno terkena anak panah di bagian pelipis, ketika sedang melakukan patroli di dekat lapangan terbang Perintis, Kampung Kapeso, Selasa.

    Lapangan terbang Perintis Kampung Mamberamo, Distrik Mamberamo Hilir, Kabupaten Mamberamo Raya, Papua, kini masih dikuasai oleh sekelompok orang bersenjata.

    PLH Humas Kepolisian Daerah Papua AKBP Nurhabri, di Jayapura, mengatakan Sukarno diserang ketika sedang bergerak bersama tim di kanal Sawandi Kampung Bagusa Sungai Mamberamo yang berdekatan dengan Kampung Kapeso, Senin 25 Mei 2009 pukul 20.00 WIT.

    “Setelah dilakukan pemeriksaaan ternyata anak panah itu menancap sedalam sekitar 15 sentimeter ke dalam kepala Sukarno,” katanya.

    Ia menduga pelakunya adalah anggota kelompok bersenjata yang sekarang ini masih berada di lapangan terbang Perintis, Kapeso.

    Anggota polisi yang terkena panah sekarang ini sedang dievakuasi dari lokasi menuju Jayapura. “Proses evakuasi agak lambat dikarenakan medan yang dilalui tim penyelamat sangat sulit,” ujarnya

    Nurhabri mengatakan patroli polisi di sekitar Desa Kapeso dilakukan atas permintaan masyarakat yang selama ini merasa terganggu oleh aksi kelompok bersenjata itu.

    Kelompok bersenjata juga mengintimidasi warga kampung, agar tidak meninggalkan kampung hingga batas waktu yang tidak ditentukan.(*)

    COPYRIGHT

  • Baku Tembak di Tanah Hitam

    26penembakan2BRIMOB : (KIRI)Saat penyisiran di TKP. (KANAN) Brimob ketika melepaskan tembakan ke arah kelompok separatis di seberang gunung.

    BRIMOB : (KIRI)Saat penyisiran di TKP. (KANAN) Brimob ketika melepaskan tembakan ke arah kelompok separatis di seberang gunung.

    JAYAPURA (PAPOS)

  • Di Mamberamo, Brimob – OPM Baku Tebak

    JAYAPURA-Upaya Polda Papua mengirimkan 1 SSK Pasukan Brimob terkait dikuasainya lapangan terbang (lapter) Kapeso di Kabupaten Mamberamo Raya beberapa hari lalu, sempat terkendala. Bahkan, pasukan Brimob yang ditugaskan untuk mengamankan lapter Kapeso tersebut sempat diserang oleh OPM dalam perjalanan melalui sungai diantara Kampung Subu dan Kampung Kosata, Mamberamo Raya, Sabtu (23/5) pukul 06.00 WIT akhir pekan kemarin.

    “Sabtu pagi, pasukan dari Brimob Polda Papua yang dari Subu mau menuju ke Kosata dalam perjalanan melalui sungai tersebut dicegat oleh sekelompok masyarakat. Mereka menyerang pasukan Brimob yang menuju ke Kosata,” ungkap Kapolda Papua Irjen Pol Drs FX Bagus Ekodanto didampingi Plh Kabid Humas AKBP Nurhabri dalam jumpa pers Sabtu malam di Mapolda Papua.

    Hanya saja, kata Kapolda, pasukan Brimob membalas dengan tembakan kepada para penyerang tersebut sehingga mereka melarikan diri masuk ke hutan.

    Pasca penyerangan tersebut, pasukan Brimob langsung melakukan penyisiran tempat mereka disanggong OPM tersebut dan di TKP mereka menemukan barang bukti diantaranya ada 3 busur, 17 anak panah, 3 senter, 3 per untuk senpi rakitan, 2 tali busur, 3 foto dan 5 tas pakaian.
    Kelima tas pakaian tersebut, setelah diperiksa terdapat 3 kunci busi, 1 alkitab, 1 buku nyanyian rohani, 3 buku tulis, 2 bolpoin dan KTA TPN/OPM atas nama HM yang disebutkan sebagai Penembak 04 yang dibuatkan 1 Juli 2005.

    “Kartu tanda anggota ini dibuatkan oleh Panglima TPN/OPM atasnama Richard Joweni,” ungkap Kapolda.

    Dalam penyerangan terhadap anggota Brimob yang akan dikirim ke Lapter Kapeso tersebut, diakui Kapolda Bagus Ekodanto tidak ada korban di pihak Brimob, namun ia belum mengetahui apakah di pihak penyerang ada korban.

    Terkait masih dikuasainya lapter Kapeso, Mamberamo Raya tersebut, Kapolda tetap masih mengedepankan pendekatan persuasif terlebih dahulu bersama tokoh masyarakat, adat, agama dan pemda setempat sambil melihat perkembangan.

    Namun yang jelas, tegas Kapolda, pihaknya akan segera memulihkan aktivitas masyarakat di Kapeso tersebut seperti sehari-hari biasanya dan semua kegiatan masyarakat berjalan dengan baik.

    “Kami ingin segera pulihkan aktifitas masyarakat di Kapeso dari kelompok yang tidak bertanggungjawab dan mengintimidasi masyarakat tersebut, apalagi sebagian besar masyarakat sudah meninggalkan kampung tersebut,” tegasnya.

    Kapolda mengatakan terkait dengan penguasaan Lapter Kapeso tersebut dan masih adanya pengibaran bendera bintang kejora disana, negosiasi pertama telah dilakukan oleh tokoh agama dengan Dicky Imbiri, pimpinan kelompok tersebut.

    Di samping itu, lanjut Kapolda, ada informasi bahwa ibu Nela Yenseren mengajarkan tentang agama yang menafsirkan mimpi dari ibu-ibu warga Kapeso bahwa ada yang mimpi tentang orang tua yang membawa dan mengibarkan bendera di Kapeso yang dijabarkan dengan adanya pengibaran bendera Bintang Kejora di Lapter Kapeso.

    Dan, adanya mimpi kuda putih yang diterjemahkan bahwa tidak boleh ada masyarakat yang meninggalkan Kapeso dan mimpi-mimpi tersebut disebarluaskan oleh ibu Nela Yenseren kepada warga setempat di Kapeso. “Ini suatu penafsiran yang menyimpang, namun inilah kenyataan yang terjadi,” jelasnya.

    Kemudian, jelas Kapolda, negosiasi yang dilakukan oleh tokoh agama dengan Dicky Imbiri diatas perahu, namun, Dicky Imbiri menyatakan tidak akan meninggalkan Kapeso. Ia juga meminta agar tidak ada hubungan antara Nela Yenseren dengan aktivitas kelompok yang dipimpinnya tersebut, serta ia meminta tidak ada urusan dengan masyarakat adat atau lembaga masyarakat adat sehingga minta agar LMA tidak usah berbicara masyarakat Kapeso.

    “Memang belum ada titik temu dalam negosiasi yang pertama, sehingga akan dilakukan negosiasi dengan Bupati Mamberamo Raya dan tokoh-tokoh adat dan agama untuk melakukan negosiasi lagi dengan kelompok Dicky Imbiri, Cosmas Makabori,” imbuh Kapolda. (bat)

  • Brimob-OPM Baku Tembak

    JAYAPURA (PAPOS) –Di sebuah sungai, kelompok TPN/OPM di bawah pimpinan Richard Joweni, Sabtu (23/5) lalu, mencegat laju pergerakan satuan Brimob yang dikirim khusus ke Kampung Kapeso di Kabupaten Membramo Raya. Kontak senjata antara Brimob dengan kelompok TPN/OPM itu, dibenarkan oleh Kapolda Papua Irjen Pol FX. Bagus Ekodanto ketika dikonfirmasi wartawan di Mapolda Papua, Sabtu (23/5) malam. Insiden baku tembak berlangsung tidak terlalu lama itu. Dan tidak sampai menimbulkan korban jiwa baik dari pihak satuan Brimob maupun dari kelompok TPN/OPM.

    Karena setelah tembakan TPN/OPM dibalas tembakan pula oleh anggota Brimob, kelompok TPN/OPM tersebut melarikan diri.

    Namun di TKP (Tempat Kejadian Perkara) ditemukan berbagai barang bukti yang ketinggalan kelompok TNPM/OPM itu saat lari menyelamatkan diri ke dalam hutan.

    Barang bukti yang berhasil diamankan yakni, 3 buah busur, 17 anak panah, 3 buah parang, 3 buah senter, 3 buah pen untuk alat rangkitan, 3 buah tali busur, 3 buah foto, 5 buah tas pakain yang berisikan 3 buah kunci busi, 1 buah Al-kitab, 1 buah buku nyanyian Rohani, 3 buah buku tulis dan 2 buah Bolpoin.

    Selain itu, satuan Brimob di TKP juga menemukan sebuah Kartu Tanda Anggota TPN/OPM berinisial HM, dengan jabatan sebagai penembak 04 yang dibuatkan pada tanggal 1 Juli tahun 2005. Kartu identitas anggota Tentara Pembebasan Nasional/Organisasi Papua Merdeka (TPN/OPM) itu, dikeluarkan oleh Panglima TPN/OPM atas nama Richad Joweni.(cr-50)

    Ditulis oleh Cr-50/Papos
    Senin, 25 Mei 2009 00:00

  • Joko Santoso: TNI Pilih Dialog

    JAKARTA (PAPOS) – Bandar Udara (Bandara) Perintis Kaposo di Membramo Raya, dikuasai kelompok bersenjata. Meski demikian, menurut Panglima TNI Djoko Santoso, TNI menilai kondisi secara umum di wilayah itu tetap kondusif.

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?