Category: Pesan Khusus

Berbagai Pesan Khusus: dari Pimpinan Organisasi dan Kantor Perjuangan Papua Merdeka.

  • INFO BERITA DUKA Kepada Anggota GIDI di Seluruh Dunia

    NFO BERITA DUKA


    Disampaikan kepada :
    1. Bapak Presiden GIDI, Dorman Wandikmbo, Usman Kobak dan BPH Sinode GIDI di Sentani
    2. Bapak Lukas Enembe, Gubernur Propinsi Papua di Jayapura
    3. Kel. Bpk, Lipius Biniluk Komisaris BANK PAPUA di Jayapura
    4. Kel. Bpk, Ones Bahabol, Bupati Kabupaten Yahukimo di Drkai;
    5. Keluarga Otto Kobak, Luliap Bahabo di Yahukimo.
    6. Kel.Bpk, Welington Wenda, Bupati Pegunungan Bintang di Oksibil
    7. Kel. Bpk, Jhon Zine Tujuale Sekda Pegunungan Bintang di Oksibil
    8. Kel.Ham Pagawak, Yonas Kenelak dan Pemda Kabupaten Mamberamo Tengah di Kobakma
    9. Kel. Usman Genongga dan Pemerintah Kabupaten Tolikara di Karubaga
    10. Keluarga Ivan Tago, Demi Wanimbo, Agus Gundigi, Yonas Kenelak di Kobakma
    11. Keluarga besar DPRD Kabupaten Mamberamo Tengah di Kobakma
    12. Kel. Besar Sembilan Toko GIDI, Tua-tua gereja GIDI, Bapak Ki”marek, Bapak Nunuk, Bapak Larerep, Bapak Emelugun di Kelela.
    13. Para kader gereja GIDI dan kader Pemerintahan GIDI di seluruh Papua
    14. Bapak Keboba Wanimbo, Amimban Elabi, Yakob Baminggen, Berth Koirewoa, Fredy Ayomi, Mistien Towolom, Imanuel Genongga di tempat.
    15. Bapak Emerit Togodly di Wolo.
    16. Bapak Karel Payokwa, Andreas Medlama, David Pagawak, Yunus Babingga, Yahya Pagawak di tempat
    17. Bapak Ketua Wilayah Bogo, ketua klasis Bogoga, Ketua Klasis Kambo, Ketua Klasis Kira, ketua Klasis Eragayam, Ketua Klasis Arsbol, Ketua Klasis Koma, Ketua Klasis Iwo, Ketua Klasis Dogobak, Ketua Klasis Aiwa di tempat.
    18. Keluarga Besar Bapak Tibogula, Taeniyak Kogoya dan anggota jemaat GIDI di Ilu.
    19. Bapak-Bapak , ketua Wilaya Toli, ketua Wilayah Yamo, ketua Wilayah Yahukimo, ketua Wilayah Pegunungan Bintang, Ketua Wilayah Pantai Selatan, Ketua Wilayah Pantura, dan ketua Wilayah Jasumbas di tampat
    20. Kel. Besar Badan MISI APCM, RBMU dan UFM dimana saja Berada.
    21. Keluarga Jim Sterey dan Jim Raly di Australia.
    22. Keluarga besar Yikwa-Tabuni, Yikwa-Kogoya, Yikwa-Nimbo, Wonda-Pagawak di Kelela, Bokondini, Bolakme, Karubaga, Ilu, Mulia, Tiom, Maki, Pirime, Danime, Wamena, Jayapura, Kerom, Yuk-Lere dan di seluruh Papua.
    23. Kel.Besar jemaat GIDI, dimana pun berada.
    24. Anak-anak, Cucu-cucu, dan Cicit-cicit Bapak Almarhum Yiawon Pena Yikwa.

    Isi Berita Duka :

    Bapak, terkasih
    Tete tercinta
    Pdt, IYAWON PENNA YIKWA
    Pelaku Sejarah GIDI
    Baptisan Sulung, 29 Juli 1962di Kelela
    Pahlawan GIDI,
    Gembala Sidang Jemaat Tiranus Klasis Lembah Balim
    Telah di panggil Pulang oleh Tuhan Yang Maha Kuasa,
    Pada hari Rabu, 10 Januari 2014 Pukul, 12 : 00 Siang
    Jenasah disemayamkan sementara di rumah kediaman Kompleks Tiranus Hom-Hom

    Kepada saudara yang sempat mendengar Isi Berita Duka ini Mohon disampaikan Kepada alamat yang di tuju.

    Terimakasi atas perhatian dan bantuannya .

    Keluarga Duka dan Jemaat GIDI Tiranus.
    ===================
    SELAMAT ISTIRAHAT TETEKU
    ===================
    SUMBER: https://www.facebook.com/ake.harvest

  • Berita Duka: Col. TRWP Oscar Gunto, Perwira MPP TRWP Meninggal Dunia

    Kop Surat TRWP
    Kop Surat TRWP

    Pada Petang ini, pukul 13 siang Waktu New Guinea (WNG), telah menghembuskan nafas terakhir, seorang Perwira Tentara Revolusi West Papua (TRWP) di Markas Pusat Pertahanan, Rimba New Guinea:

    1. Nama: G.T. Oscar

    2. Pangkat: Colonel TRWP

    3. BRN: –

    5. Jabatan: Staff Khusus Logistik Markas Pusat Pertahanan

    6. Masa Pengabdian: Sejak 1980-meninggal (2010)

    Colonel TRWP Oscar GT
    Colonel TRWP Oscar GT

    Col. Oscar sehari-hari berutagas menjaga keamanan dan kelangsungan kegiatan Kantor Pusat TRWP, dan menjain hubungan dengan Masyarakat Adat setempat dalam rangka mendapatkan dukungan dan kerjasama.

    Beliau meninggal karena di-Zanggoma, artinya meninggal oleh buatan orang tuan tanah di MPP.

    Dengan ini, atas nama

    segenap Perwira dan Pasukan MPP TRWP di bawah Komando Gen. TRWP Mathias Wenda, dengan makhluk penghuni Bumi Cenderawasih menundukkan Kepala dan Berduka sedalam-dalamnya

    atas kepergian salah satu Perwira yang berperan penting dalam perlawanan menentang Penjajah NKRI.

    Semoga pekerjaan yang ditinggalkan akan diteruskan oleh Generasi Muda West Papua, sampai kita mencapai cita-cita luhur dan aspirasi murni bangsa Papua, “Kebebeasan, Kedaulatan dan Kemerdekaan” bersama Kebenaran Sang Bintang Kejora.

    Dengan menundukkan Kepala dan menatapkan matahati ke langit New Guinea, kami berdoa,

    Ya, Tuhan, inilah kami, kami bangsa Papua

    Sejak NKRI menginvasi dan menginjakkan kaki ke Bumi Cenderawasih melalui jalan yang curang dan tidak demokrasi, dan dengan pelanggaran Hak Asasi Kami sebagai makhluk ciptaanMu

    Kami telah dengan berani menyatakan “tidak” kepada kehadiran NKRI dan terus berjuang untuk kemerdekaan kami.

    Pada hari ini, telah berpulang salah satu Perwira kami di MPP TRWP, menyusul banyak Perwira dan pasukan serta orang Papua lain yang telah tiada demi perjuangan ini

    Kami tahu sepenuhnya dan sedalam-dalamnya, bahwa Tuhan beserta kami, dan bahwa kami akan meraih kemerdekaan itu,

    Walau demikian, “Sampai kapankah kami harus menderita dan terus mati berserakan di hutan rimba, tanpa dikubur di tanah leluhur dan kampung halaman kami?”

    Apakah nenek moyang kami yang bersalah mendiami pulau New Guinea?

    Apa dosa kami, sehingga kami harus berjuang sampai terpuluhan tahun?

    Kami berdoa dan serahkan semua kami yang hidup untuk dikuatkan dan diberi petunjuk dan kebijaksanaan serta bekal untuk meneruskan perjuangan ini, sampai Papua Merdeka.

    Kami berdoa agar Generasi Muda West Papua merapatkan barisan dan mencontoh perjuangan generasi pendahulu mereka, termasuk contoh dari alm. Col. Oscar GT. sehingga biar satu pergi, seribu tumbuh kembali, sampai Papua Merdeka.

    Dengan disaksikan oleh segenap komunitas makhluk, para penghuni Bumi Cenderawasih, atas nama semuanya, dan demi Allah Pencipta serta Pelindung kami, sekali lagi kami menyampaikan,

    BERDUKACITA SEDALAM-DALAMNYA

    Dikeluarkan di: Markas Pusat Pertahanan

    Pada Tanggal: 12 July 2010

    —————————————————————

    Panglima,

    Mathias Wenda, Gen. TRWP

    NBP: A.001076

    Lampiran Contoh Pangkat Baru untuK Perwira Menengah:

    pangkat Mid Ranking Officers (Periwa Menengah)
    pangkat Mid Ranking Officers (Periwa Menengah)
  • Selamat Merayakan 1 Juli 2010: Pemuda Harapan Bangsa, Bukan Generasi Tua

    Bendera Sang Bintang Kejora
    Bendera Sang Bintang Kejora

    Tanggal 1 Juli 1971, setelah setahun lamanya bangsa Papua menunggu Belanda memenuhi janinya untuk memberikan kedaulatan kepada bangsa Papua untuk merdeka dan berdaulat, maka telah dilakukan berbagai persiapan antara Komite Nasional Kemerdekaan West Papua (West Papua Freedom Committee) yang diketuai Tuan Nicolaas Jouwe bersama gerilyawan di Rimba New Guinea di bawah pimpinan Seth Jafeth Roemkorem dan Hendrik Jacob Prai.

    Persiapan-persiapan itu telah melahirkan sebuah “Proklamasi Kemerdekaan” pada 1 Juli 1971 bertempat di Waris Raya, Port Numbay. Proklamasi kemerdekaan West Papua, sebagaimana proklamasi kemerdekaan semua bangsa di muka bumi, hanya diucapkan sekali untuk selamanya, dan itulah yang terjadi tanggal 1 Juli 1971. Kini kita sudah memasuki tahun ke-39 setelah proklamasi dimaksud.

    Sepanjang perjalanan sejarah Negara West Papua, berbagai kendala telah dihadapi, terutama sekali karena Belanda mengingkari janjinya. Kalau saja Belanda tetap setia memenuhi janjinya, persoalan-persoalan susulan yang kita alami tidak akan pernah kita hadapi. Ditambah lagi sikap dan mentalitas ekspansionis dan kolonialis Indonesia, terutama Soekarno dan para Jenderal TNI-nya menyeret nasib bangsa Papua menjadi malang. Ditambah lagi kerakusan Amerika Serikat mengeruk sumberdaya alam di Tanah Papua menutup mata mereka melihat kebenaran dan demokrasi dan HAM yang mereka junjung dan akui sebagai juaranya.

    AKibatnya bangsa Papua dilempar ke lautan Pasifik kemalangan tanpa tahu di mana dan kapan mencapai tepian untuk sekedar menarik nafas.

    Dalam mengenang sejarah, adalah kebiasaan setiap umat manusia di muka bumi untuk mengajak kaum mudanya, Pemuda dan Mahasiswa untuk memetik nilai-nilai luhur dan makna yang terkandung dalam apa yang telah terjadi untuk membenahi dan memacu langkah menuju cita-cita.

    Dalam memasuki usia ke-39 ini, Tentara Revolusi West Papua (TRWP) atau West Papua Revolutionary Army (WPRA) setelah memisahkan diri dari organisasi Politik, Organsasi papua Merdeka (OPM) sejak 1 Januari 2007 berdasarkan hasil kongres TPN/OPM Pertama di Rimba New Guinea pada 26 November – 3 Desember 2006, maka telah mempersiapkan langkah-langkah untuk membenahi Organisasi Politiknya (OPM) untuk mengatur dan mengkoordinir perjuangan Kemerdekaan West Papua dengan menetapkan sejumlah fungsionaris di tingkat Pusat dan daerah yang bertugas menjalankan fungsi-fungsi organisasi secara strategis dan taktis dan mempersiapkan segala aparatur dan perangkat untuk kemerdekaan dan pembentukan negara West Papua yang merdeka dan berdaulat.

    Dalam rangka itu, maka saya selaku orang tua dan selaku pemegang Komando Revolusi menyampaikan:

    SELAMAT MERAYAKAN HUT PROKLAMASI NEGARA WEST PAPUA
    1 Juli 2010

    Perlu saya tambahkan bahwa angkatan bersenjata dari Organisasi Papua Merdeka (OPM) saat ini tidak-lah sama dengan organisasi sayap militer sebelumnya, karena saat ini setiap kegiatan politik dan operasi militer di lapangan sedang dikoordinasikan dan diusahakan agar dikendalikan oleh Kantor Pusat OPM dan setap kegiatan atau aksi gerilya dipertanggungjawabkan secara politik oleh OPM. Selama ini sudah banyak kegiatan gerilya bersifat sporadis dan tidak terorganisir. Oleh karena itu selama kurang dari lima tahun ini TRWP telah melakukan pembenahan-pembenahan Hukum Revolusi dan mempersiapkan perangkat Hukum dan Sstem administrasi Organisasi Papua Merdeka (OPM) dan Tentara Revolusi West Papua. Anda dapat mengakses sedikit informasi tentang perkembangan dimaksud di trpb.melanesianews.org

    Setelah pembenahan sayap militer dengan segala perangkat hukumnya, maka kita sedang memasuki ke tahap pembenahan Organisasi Sayap Politik, yaitu OPM.

    Walaupun PDP sudah terang-terangan katakan, “OPM tidak ada!” dan menjadikan OPM sebagai salah satu pilar dalam tubuhnya, walaupun WPNCL mengatakan “OPM sebagai salah satu komponen di dalam organ bernama WPNCL”, walaupun NKRI mengatakan “OPM” sebagai separatis, walaupun lembaga-lembaga lain dibentuk dan berupaya menggantikan atau mengambil-alih misi dan visi serta tanggung-jawab serta fungsi OPM, tetapi OPM tetap hidup, dan hidup terus sampai PAPUA MERDEKA.

    Saya selaku Pemegang Komando Revolusi mau nyatakan dari Rimba New Guinea secara terus-terang dan pasti, bahwa “OPM masih hidup, OPM masih ada, OPM tidak dihapus, OPM tidak dapat dihapus, OPM tidak akan pernah dihapus, SAMPAI PAPUA MERDEKA!”

    OPM yang dibentuk di Kepala Burung oleh Awom dan Mandatjan bersaudara bersama teman-teman mereka, OPM yang dipimpin oleh Aser Demotekay, Elky Bemey, James Nyaro, Mathias Tabu, Jacob Prai, Seth Roemkorem di Port Numbay, OPM yang dipimpin oleh Kelly Kwalik, Tithus Murib, Nggoliar Tabuni, Yudas dan Silas Kogoya, OPM yang dipimpin oleh Mathias Wenda masih ada, komandonya masih ada, tongkat kepemimpinan masih ada, semanga, roh, visi dan misinya masih ada, SAMPAI PAPUA MERDEKA!

    Hari ini, 1 Juli 2010,  diberitahukan kepada semua pihak, bahwa kini sudah ada tokoh dan fungsionaris OPM yang muda, yang gagah berani, yang rela mati, membela dan mempertahankan hargadiri, martabat dan hak kedaulatan bangsa Papua dan negara West Papua.

    Perlu dijelaskan juga bahwa OPM adala organisasi politik, ia tidak bergerilya dan berperang dengan senjata, ia tidak tahu melakukan kejahatan, ia tidak tahu menembak atau memangku senjata. Yang OPM tahu adalah perjuangan Papua Merdeka haruslah direbut dengan ‘Politik Papua Merdeka” hinga mencapai kemerdekaan secara demokratis dan bermartabat. Berbeda dengan itu, TRWP bertugas utama untuk melakukan kegiatan-kegiatan gerilya meentang penjajah. Walaupun demikian, saat ini angkatan bersenjata West Papua tidak lepas kendali dari OPM, ia bekerjasama dan berkoordinasi dengan OPM.

    Walaupun demikian, OPM bukanlah TRWP, sama seperti TPN adalah OPM sehingga namanya disebut TPN/OPM. Saya, Gen TRWP Mathias Wenda beserta semua Panglima yang beroperasi di West Papua saat ini BUKANLAH Panglima TPN/OPM, tetapi Panglima TRWP. Dan orang-orang OPM sudah mulai muncul untuk mempertanggungjawabkan kegiatan TRWP secara politik.

    Untuk itu saya selaku orang tua menyerukan kepada semua orang Papua, tua dan muda, laki-laki dan perempuan, di dalam negeri dan di luar negeri, di tanahan penjara NKRI dan di tanahan Polri/ TNI, sebagai pencari suaka ataupun sebagai buronan, dimanapun Anda berada, “ROH DAN SEMANGAT PAPUA MERDEKA” di dalam OPM dan TRWP tetap dan semakin menyala, dan tidak akan pernah mati.

    Dalam rangka peringatan HUT ke-39 Proklamasi Kemerdekaan West Papua ini, saya mohon kepada semua orang Papua untuk belajar kembali sejarahnya, dan merenungkan makna semua peristiwa dalam sejarah, dan membenahi diri dan bersiap diri untuk terus mempertahankan jatidirinya, aspirasinya dan pandai membaca segala peristiwa yang terjadi aagar tidak mudah dikelabui oleh permainan musuh, karena musuh NKRI sudah terlanjur masuk ke dalam tubuh dan jiwa orang Papua sendiri.

    Dengan pemisahan organisasi perjuangan sayap politik dan sayap militer, maka perjuangan ini semakin diorganisir secara terprogram dan terorganisir, dalam tahapan tahunan, dua tahunan, tiga tahunan, lima tahunan, dan seterusnya. Hal ini membutuhkan perencanaan Program dan Anggaran untuk Jangka Pendek, Jangka Menengah dan Jangka Panjang. Panitia Perumus yang telah dibentuk TRWP sudah mempersiapkan semuanya, Anggaran Belanda dan Program Kerja Jangka Pendek dan Jangka Menengah Sudah ada, kini saatnya sekalian orang Papua memberikan sumbangan dana untuk perjuangan ini.

    Sudah lama dan sudah banyak sekali orang Papua katakan, “Kami/ Saya berdosa saja,” “Iyo dorang berjuang dalam politik dan militer, kami berjuang dalam hati saja,”, “Iyo, masing-masing dengan kelebihan dan kekurangan jadi, kita berjuang menurut yang kita bisa buat,” dan sebagainya. Dalam rangka HUT ke-39 ini saya menghimbau semua orang Papua untuk bersiap-siap, bahwa sebuah Lembaga Dana (West Papua Trust Fund) sudah disiapkan untuk didirikan, di mana orang Papua dapat memberikan sumbangan tanpa harus diketahui oleh siapapun, dan lembaga ini-pun tidak akan memberitahu siapa penyumbangnya. Lembaga ini akan diaudit oleh Auditor Internasional dan akan ada Badan Pengawas serta Badan Pengurus Keuangan,  dan ditangani oleh Bendaharawan yang sudah mahir dalam akunntasi modern dengan sistem komputerisasi mutakhir.

    Semua ini dilakukan untuk menunjukkan kelayakkan kesiapan West Paupa sebagai sebuah negara yang sedang menunggu untuk diakui dunia dan untuk menjaga kerahasiaan para penyumbang agar tidak dihabisi kolonial NKRI yang dikenal buas dan haus darah itu.

    Ada banyak hal yang saya mau sampaikan, tetapi dengan sedikit informasi ini, dalam rangka HUT ke-39 ini, saya harap moyang, tanah, hewan dan tumbuhan, semua yang telah mati dan yang akan lahir, Tuhan Khalik Langit dan Bumi cenderawasih memberikan hikmat dan pengeritan yang jernih dan jelas serta kekuatan untuk mengambil langkah menyongsong pengakuan kemerdekaan West Papua sebagai sebuah Negara yang merdeka dan berdaulat.

    Amin,

    Panglima Komando Revolusi,

    Gen. TRWP Mathias Wenda

    BRN: A.001076

  • SELAMAT ULANG TAHUN WEST PAPUA YANG KE-39

    Bendera Sang Bintang Kejora
    Bendera Sang Bintang Kejora

    Pada Tanggal 1 Juli 1971 adalah hari Proklamasi kemerdekaan bangsa Papua yang berdaulat diatas negerinya sendiri seperti bangsa-bangsa lain yang sedang hidup merdeka di muka bumi ini, sehingga bertambanya usianya yang ke 39 tahun, maka West Papua semakin dewasa untuk merealisasikan kemerdekaan itu karena dia cukup umur untuk mengatur dirinya sendiri didalam rumah tangganya West Papua.

    Meskipun hak dan kemerdekaan itu dirampas oleh bangsa-bangsa lain dengan berbagai kepentingan di bumi Papua tetapi kami tetap memperjuangkan hak-haknya sampai West Papua berdiri sendiri diatas tanahnya, menjadi tuan diatas negerinya sendiri.

    Walaupun West Papua masih dijajah oleh bangsa-bangsa lain, namun Ia selalu merayakan hari kemerdekaanya dimanapun, kapanpun, dia berada. West Papua semakin dewasa didalam mengatur, menata dirinya didalam perjuangan agar dalam alam kemerdekaan ia lebih dewasa untuk mengatur dirinya sendir tanpa campur tangan orang/bangsa-bangsa lain di muka bumi ini.

    Didalam arena perjuangan pun ia telah dewasa untuk membedakan mana yang baik dan benar karena ia telah belajar banyak melalui banyak pengalaman dalam perjuangan, pengalaman baik dan buruk menjadi guru dan pelajaran yang paling berharga untuk ditetapkan sebagai landasan didalam perjuangan.

    Seperti seorang yang sudah dewasa mencapai 24-25 tahun yang siap untuk memisahkan diri dari orang tuanya dan menikah dan mendirikan rumah tangganya sendiri serta mengatur rumah tangganya tanpa harus bergantung di orang tuanya. Maka kesiapan untuk West Papua berdiri sendiri diluar rumah tangga orang tua angkatnya/bapa piaranya.

    Mengukur umur dan pertumbuhan Bangsa West Papua, sudah saatnya untuk memerdekakan dirinya dan membangun rumah tangganya sendiri.

    Untuk itu dalam mempersiapkan dirinya menuju kemerdekaan dalam rumah tangganya, ia sendiri telah mempersiapkan Pagar Rumah, Landasan Rumah, Tiang-tiang rumah, papan, balok, atap rumah sehingga rumahnya sudah rampung tinggal pindah rumah kapan saja.

    Kepala rumah tangga sudah ada, untuk bertanggung jawab sehingga semua anak-anak yang lahir sebelum menikah maupun sesuah menikah hendaknya menyatukan barisan dengan bapak rumah tangga agar kita dapat dibawa secepatnya ke rumah yang telah dibangun.

    Untuk itu pesan kami: semua pejuang secara pribadi maupun organisasi yang masih terhamburan tanpa mengetahui siapa bapaknya, mari kita bersatu menyatukan barisan untuk merebut rumah itu meskipun bapa piara/bapa angkat tidak setuju, secara kasar maupun halus kita harus merebut rumah itu dibawa satu komando, bapak Revolusi West Papua yang sedang mempersiapkan diri untuk bertanggung jawab didalam rumah tangganya.

    Dalam proses perjuangan ini anak dan bapa harus menyatukan suara, kehendak, kekuatan agar bapa tiri yang datang dari jauh dan kawin mama di Papua bisa meninggalkan tempat diam-diam.

    Agar semua keinginan itu tercapai, semua anak-anak yang mendirikan gubuk-gubuk kecil yang bernama PDP, DeMMAK, WPNCL, AMWP, harus bergabung ke rumah induk OPM dibawa komando Panglima Tertinggi Tentar Revolusi West Papua agar semua kekuatan yang tercerai-berai dapat disatukan sehingga dengan kekuatan ini kita dapat mengusir BAPA TIRI/PENJAJAH yang datang cari makan di tanah Papua dan merampas mama papua dari suaminya yang orang Papua asli lalu kawin dengan mama Papua sehingga telah mengacaukan dan mengaburkan jati diri anak negeri bersama ibu kandungnya.

    Semoga cerita pendek ini menjadi kado ulang Tahun untuk-mu Papua, kami anak-anak yang lahir dari darahmu siap untuk meneruskan perjuangan sampai anak-anak negeri berdiri sendiri diatas Tanah Leluhurnya.

    Kami persembahkan sebuah puisi untukmu:
    Tangisan Seorang Yatim di Medan Perjuangan
    Mama…. Telah sekian lama aku mengembara di rimba…
    Telah sekian lama aku mengasingkan diriku di negeri orang..
    Telah sekian lama aku mencari bapa kandungku,
    karena Mamaku dikawaini orang yang tidak bertanggung jawab..
    Dalam perjalanan pengembaraan ini aku telah kehilangan…..
    Kehilangan mereka……
    Om, kaka, adik, saudara-saudaraku, teman-teman-ku….
    Tulang-tulang mereka telah berserahkan di hutan..
    Di lubang batu…
    Di lubang tanah….
    Di kota-kota ….
    Bagaikan binatang liar diatas tanahnya sendiri…
    bagaikan anak yatim di negeri orang….
    Tuhan…. Mengapa, mengapa…
    Engkau ciptakan tanah ini..
    Engkau lahirkan kami di atas tanah ini…..
    Apakah hanya untuk lahir dan mati….?
    Kepada siapakah siapa aku harus mengeluh…
    Karena semua orang sekelilingku menutup telinga dan mata mereka…
    Aku ingin kembali ke bapaku….
    Aku ingin menemukan rumahku….
    Aku ingin mencari dia….
    Aku ingin berada di sisinya,. apapun situasi, kondisi, medan…… aku tidak peduli…..

    Hai mama, kekasihku…….
    Dengan berat hati aku meninggalkan-mu sekian lama…
    Aku harus pergi…. Aku harus melawan….
    Sampai kapapun, apapun situasinya…
    untuk menemukan rumah dimana bapa berada…
    Kuatkanlah hatimu….., berteguh kepada janji kita diatas tanah Leluhur…
    West Papua…

    Jangan bertanya kemana aku pergi, dari mana aku datang, biarkan aku pergi untuk kita semua…..

    Burung Mambruk, Lambang Negara West Papua
    Burung Mambruk, Lambang Negara West Papua

    Port Moresby 1 July 2010.
    Tary Yikwainak Karoba

    ============================================
    Tary Karoba, PO.BOX7326, Borok 111, NCD PNG
    Bank South Pacific (BSP)
    Waigani Banking Centre
    N a m e : David Posianie
    Account Number : 1001358031
    Branch Code : 8202
    BSP Code : BOSPPGPM
    ============================================
    Write or ring us before you send us any  contributions, Thank You.
    Mobile: +675 71456663.

  • PASUKAN TNI DAN POLISI SIAP MENGADAKAN OPERASI BESAR-BESARAN TERHADAP PASUKAN GIRILYA OPM PIMPINAN GOLIAT TABUNI DI PUNCAK JAYA, PAPUA

    Leut.Gen TRWP Nggoliar Tabuni, Komandan Operasi Markas Pusat Pertahanan
    Leut.Gen TRWP Nggoliar Tabuni, Komandan Operasi Markas Pusat Pertahanan

    West Papua May 26, 2010. Tekad TNI dan Polisi untuk mengadakan Operasi Militer di Puncak Jaya tinggal menunggu waktu pelaksanaan. Tekad Operasi dilakukan untuk menumpas total aktivitas Girilya OPM dibawah pimpinan Goliat Tabuni.

    Sejumlah kekuatan dari TNI dan Polisi telah disiapkan untuk mengadakan operasi militer di Puncak Jaya. Operasi militer ini akan dilaksanan pada tanggal 28 Mei 2010 di Puncak Jaya guna menumpas keberadaan girilya OPM dibawah pimpinan Goliat Tabuni.

    Operasi militer ini bukan hal baru yang dilakukan TNI dan Polisi terhadap Penduduk West Papua. Sejak West Papua diambil sebagai bagian dari NKRI sampai saat ini Operasi militer masih terus saja berlangsung.

    Modus Operasi yang dipakai TNI dan Polisi selama ini terhadap penduduk West Papua adalah mengadakan penyisiran disejumlah kampung tempat pemukiman masyarakat local. Karena sulitnya TNI dan Polisi dapat mengenal keberadaan Girilya OPM, maka masyarakat local pada sejumlah kampung yang dicurigai sebagai basis OPM menjadi target operasi mereka.

    Pengalaman Operasi militer TNI dan Polisi di West Papua sangat brutal dimana hasil tani masyarakat local di basmi, sejumlah pemukiman yang dicurigai digebrek dan bahkan dibakar, tindakan kekejaman dan sewenang-wenang masa saja dilakukan TNI dan Polisi terhadap masyarakat local.

    Modus dan tindakan-tindakan TNI dan Polisi ini dikawatirkan akan dipakai pada Operasi Militer pada tanggal 28 Mei 2010, di Puncak Jaya.

    Daerah Pucak Jaya adalah dataran tinggi di West Papua yang hanya ditempu melalui transportasi udara (

    Pesawat). Daerah ini banyak gunung-gunung dan jurang-jurang, dan Hutan Rimba, namun kita dapat temui banyak masyarakat local yang bermukim di daerah-daerah tersebut. Mereka memiliki suatu kesatuan budaya dan hidup di Onai ( traditional House) di lokasi-lokasi tersebut.

    Rumitnya medan di Puncak Jaya mengakibatkan sulitnya kita dapat mengetahui sejauhmana operasi militer ini dilakukan dan sasaran-sasaran yang akan dilakukan oleh TNI dan Polisi karena hampir semua datarang tinggi di West Papua khususnya di Puncak Jaya diuni oleh masyarakat local.

    Pengalaman operasi militer yang selama ini dilakukan di West Papua mengakibatkan banyak jatuh korban pada masyarakat local dan mengakibatkan harus mengungsi ke hutan untuk mencari perlindungan.

  • Laporan: Wone Nit Mban-Mban Maluk Age me, Koniyak Ake Mbanggo o

    Wa, wa.

    Vanimo malam minggu paga it Obiur, Herman ouri inom aap inanggonen worak engga wogoragarak niyo

    nonggonagarik Blek Wara nogonagarik aap leek arek mbaka ninagalogwe Reny Ruth Yikwa, Ester Game

    imbirak pasar Blek Wara jualan ekwe mbaka jualan yage mbanggwe, inebe yage mbaninakwe, ekarak

    me rumah sakit agarik.

    Aap inebe wim arinime igak me, kumi Lombok wonogwe mbaka yage mbaninaka o; nde it ninagalogwe

    nen yogwe logonet wone TRWP yi kit aap arek nen ekotap me program selanjutnya erak arek nggaruk

    togon ekwi lek, ta tombegak kwak erit nogwe me, kit time op kigak nit yime apit arek ninorugun

    me, kinaruk paga pogo o. Ninawone mbaniyak kenok yabu egu pogotak arek menat nggi kanip o, yinuk

    Ester RS Vanimo logonet telepon e

  • Berhati-hatilah dan waspadailah dengan Arie P Kawatak ( kepala kantor pos Sorong),

    Berhati-hatilah dan waspadailah dengan Arie P Kawatak ( kepala kantor pos Sorong), karena kami telah mendapat bukti yg kuat orang ini menjadi " mata dan telinga " badan intelijen Indonesia (BIN) segala sesuatu tentang organisasi papua merdeka (OPM), mulai dari tokoh2 OPM , kaki tangan OPM, Kurir OPM, sumber dana, persenjataan dan tempat penyimpanan, rencan-rencana OPM, dsb yg berkaitan dgn OPM telah berada ditangannya, sudah cukup lama orang ini menjadi mata-mata bagi BIN, bahkan tokoh-tokoh OPM sebelumnya tertangkap atau terbunuh tidak lepas dari peran sertanya.Orang ini mempunyai anak buah dimana-mana dan segera melanjutkan ke BIN pusat begitu mendapat laporan dari anak buahnya.

    Selagi masih bertugas di Papua, kami rasa tidak sulit bagi OPM untuk menghabisi orang ini, apalagi kegiatan sebelumnya yg tersembunyi telah diketahui kepolisian dan BIN yakni sebagai penyebar aliran sesat yg mereka sebut gereja setan (GS), sehingga tidak ada jalan lain bagi yg bersangkutan selain bekerjasama dengan kepolisian dan BIN .

  • Papua Merdeka itu Sebuah Fakta, bukan Dongeng, dikatakan Sebuah Mimpi, maka Itu Benar Sekali

    Dari Markas Pusat Tertahanan (MPP) Tentara Revolusi West Papua (TRWP), dengan ini menyampaikan tanggapan terhadap pernyataan mantan pejuang Papua Merdeka, Tuan Nicolaas Jouwe pada 05 Maret 2010 dalam media penjajah NKRI bahwa Papua Merdeka merupakan sebuah Mimpi adalah sebuah ungkapan seorang tokoh Papua Merdeka yang wajar dan tidak perlu ditanggapi dengan emosi.

    Tuan Nicolaas Jouwe sudah melakukan apa yang patut dilakukan oleh seorang negarawan semasa hidupnya selam puluhan tahun. Dibandingkan dengan apa yang dilakukan tokoh lain, seperti Fransalbert Joku dan Nick Messet, dua orang ini menjadi penghianat yang nyata dan di alam realita tidak pernah terlibat secara dinas dalam perjuangan Papua Merdeka. Mereka hanya hidup di luar negeri sebagai penduduk biasa. Berbeda dengan apa yang telah dilakukan Tuan Jouwe selama ini. Beliau sudah lama memperjuangkan Papua Merdeka.

    Yang dibutuhkan Tuan Jouwe saat ini adalah pulang kampung dan meninggal di tanah leluhurnya sendiri, bukan meninggal di tanah orang dan dibawa pulang dalam kondisi tak bernyawa lagi, seperti yang telah terjadi bagi ratusan pejuang lainnya, apalagi beliau tidak mau dikubur di Belanda.

    Pada saat Amunggut Tabi SekJend TRWP berjumpa dengan Tuan Jouwe di Negeri Belanda, keinginan untuk pulang sudah disampaikan, jauh di tahun 1998. Saat ini beliau dengan jelas menggambarkan bahwa

    “akan ada Otonomi yang bersifat Khusus yang akan diberikan oleh NKRI kepada West Papua, dan setelah itu Tete harus pulang, karena tugas saya untuk Papua Merdeka sudah selesai. Cuma cucu ingat, saya mau pulang dan tinggal di Wamena atau kalau saya su mati, kubur saya di Wamena. Jayapura itu banyak penghianat, saya pu jasad tidak akan dikubur dengan tenang di Numbay.”

    Beliau sangat jelas dalam alasan kepulangannya. Dan oleh karena itu biarkan NKRI berspekulasi dengan langkah Tuan Jouwe dengan berita yang mereka mau buat sendiri. Orang Papua jangan terpengaruh dengan penyiaran media kolonial Indonesia.

    Papua Merdeka itu bukan dongeng, tetapi merupakan mimpi yang proses realisasinya sudah diawali Tuan Jouwe sendiri, yang kini sedang memasuki tahapan penting dalam perjalanannya. Karena dongeng sering dikaitkan dengan kejadian-kejadian yang ada kebenaran faktanya, ada pula yang kebenarannya sulit dibuktikan. Mimpi merupakan sesuatu yang tidak ada atau tidak pernah terjadi dalam dunia realitas. Sementara perjuangan Papua Merdeka bukan dongeng dan juga bukan mimpi. Karena perjuangan ini bukan cerita nenek-moyang yang diturunkan ke generasi sekarang, yang kebenarannya sebagian tidak jelas; dan apalagi mimpi karena perjuangan ini bukan sebuah angan-angan, tetapi sebuah realitas, sebuah sejarah, sebuah tanda bahwa bangsa Papua hendak melapaskan diri dari kolonial NKRI.

    Kalau Papua Merdeka itu sebuah mimpi, maka eksistensi dan kepulangan Tuan Jouwe sendiri bukan sebuah fakta, tetapi adalah mimpi. Menurut SekJend TRWP,

    “Begini, kalau bicara mimpi, jangan tanya orang lain di dunia, tapi tanyakan kepada orang Aborigine dan orang Melanesia, karena mereka tahu jarak antara mimpi dan fakta dan mereka dapat menjawab arti kata ‘mimpi’ apakah sama dengan mimpi yang dimaksud NKRI atau tidak. Mimpi bukan sesuatu yang abstrak atau tanda kegagalan, tetapi mimpi adalah awal dari semuanya, dan titik berangkat dari sebuah realitas, dan realitas sebelum dilihat dan dialami tubuh kita secara fisik. Mimpi bukan sesuatu yang mengecewakan, tetapi sesuatu yang patut dibanggakan dan ditindak-lanjuti. Jadi, kalau Tete Jouwe katakan Papua Merdeka itu sebuah mimpi, maka itu benar. Ia merupakan sebuah mimpi, dan sebuah mimpi yang mengawali semua gerak dan langkah perjalanan bangsa Papua menuju kehidupan yang bebas dari penjajahan, berdaulat dan berdiri sama dengan negara-bangsa lain di muka bumi.”

    Selanjutnya Sekjend TRWP juga menyatakan,

    “Ini contoh yang baik, semua pemimpin Papua Merdeka di seluruh dunia ataupun di hutan rimba. Perlu diketahui bahwa setelah masa dinas mereka berakhir, sambil menunggu tanggal mereka wafat, setiap mereka seharusnya pulang, supaya mereka dikuburkan di tanah kelahiran mereka, yang deminya mereka susah-payah berjuang dan bertempur. Mereka tidak pantas membela sebuah negara dan tanah air lantas mati di negeri orang dan dikubur di negeri orang. Sepatutnya semua pimpinan atau pejuang yang telah usia lanjut supaya pulang ke tanah air menjelang akhir hidup mereka supaya Tanah Papua melihat mereka di akhir hidupnya, dan akhirnya menyambut mereka kembali untuk selamanya, daripada dikubur di tanah dan negeri orang..”

    Politik Papua Merdeka yang dimainkan Tuan Jouwe di era 1960-1980 lebih penting daripada apa yang terjadi saat ini. Dan apa yang terjadi saat ini-pun bukan sebuah penghianatan, karena beliau tidak pulang saat berdinas dalam jajaran OPM. Beliau sudah pensiun puluhan tahun dan tanggungjawab perjuangan Papua Merdeka sudah dipegang oleh generasi muda,”

    Kata Tabi,

    Tete Jouwe masih ingat dengan segar, Teta Jouwe sudah serahkan mandat kepada generasi muda. Teta Jouwe tidak mungkin berusaha mematikan perjuangan ini, tetapi biarlah Tete menjalani akhir hidup di tanah leluhur.

    Oleh karena itu, perlu diketahui bahwa pernyataan yang diucapkan Nicolaas Jouwe adalah wajar dan tidak dapat dianggap sebagai sesuatu yang mengecewakan, apalagi sebuah penghianatan. Lain daripada perbuatan Nick Messet dan Fransalberth Jocku yang akan berhadapan dengan Pasukan Khusus gerilyawan Papua Merdeka selama hidup mereka sampai mereka mati. Mereka jelas-jelas menghianati, punya niat menghianati, melakukan tindakan dan langkah penghianatan dan memenuhi syarat disebut sebagai “PENGHIANAT” menurut Hukum Revolusi West Papua.

    Mengakhiri tanggapan, Lieut. Gen. TRWP Amunggut Tabi menyatakan akan melakukan pertemuan khusus dengan Tuan Jouwe dalam waktu dekat dalam rangka ‘silaturahim’ antara tokoh dan mantan tokoh Papua Merdeka dan Organisasi Papua Merdeka.

  • SekJend TRWP: OPM bukan Angkatan Bersenjata, Ia Sebuah Organisasi Politik

    Disampaikan kepada seluruh masyarakat Papua di manapun Anda berada, bahwa kita sebagai sebuah bangsa yang bermartabat dan tahu diri tentang jaditiri kita dan jatidiri perjuangan serta organisasi perjuangan kita, kita tahu persis bahwa OPM (Organisasi Papua Merdeka) bukanlah sebuah organisasi militer atau angkatan bersenjata yang melakukan perlawan terhadap penjajah NKRI dengan cara mengangkat senjata. Sama sekali tidak.

    Oleh karena itu, cap-cap, julukan dan stigmatisasi yang dilakukan oleh NKRI selama lebih dari 40 tahun terakhir, bahwa OPM adalah kelompok bersenjata dan berbagai kegiatan militer di Tanah Air adalah kegiatan OPM merupakan kegiatan pembangunan opini yang keliru, yang dengan sengaja dilakukan NKRI secara sistematis selama hampir setengah abad lamanya, dengan tujuan tunggal: MENCAP OPM sebagai Organisasi Bersenjata, dan akhirnya dunia mencap dan menutup pintu politik/diplomasi bagi OPM sehingga tidak dapat melakukan kampanye politik dan lobi-lobi politik dalam pentas politik dunia demi memperjuangan aspirasi Papua Merdeka.

    Rakyat Papua memiliki sebuah Angkatan Bersenjata yang hingga 2006 bernama TPN, dan kini telah berganti nama menjadi TRWP – Tentara Revolusi West Papua. TRWP memiliki tugas tunggal, yaitu melakukan peperangan dengan cara mengangkat senjata dan mengganggu keberadaan NKRI di Tanah Papua secara militer, dengan aksi-aksi kekerasan. Tetapi aksi-aksi TRWP saat ini bukan tanpa terukur, bukan secara sembarangan dan bukan secara sporadis, seperti era-era lalu. Kini TRWP mempersiapkan diri untuk melakukan kampanye militer secara profesional dan bermartabat, secara terbuka dan didukung oleh kampanye dan diplomasi OPM di pentas politik dunia, bukan sporadis dengan aksi-aksi terorisme seperti diskenario-kan NKRI.

    Organisasi Papua Merdeka, berarti sebuah organisasi, bukan sebuah angkatan. Prinsip inilah yang harus dikenal oleh orang Papua. Sebuah organisasi bukanlah sebuah angkatan bersenjata.

    Selain itu, penggabungan nama TPN dengan OPM menjadi TPN/OPM adalah upaya sistematis kolonial NKRI dalam rangka mematikan ruang gerak dan kiprah baik sayap militer maupun sayap politik, tetapi terutama sayap politik perjuangan Papua Merdeka sehingga kedua organisasi tidak memiliki ruang gerak dan kapasitas untuk memperjuangkan Papua Merdeka. Untuk meloloskan diri dari jerat itu, Panglima Tertinggi TPN/OPM telah mengambil kebijakan dengan menyelenggarakan Kongres TPN/OPM I tahun 2006 dan dalam kongres itu telah diputuskan antara lain:
    1. Nama TPN menjadi Tentara Revolusi West Papua (TRWP);
    2. Organisasi Papua Merdeka (OPM) secara organisasi dan struktural komando dipisahkan dari TRWP;
    3. Perjuangan Papua Merdeka perlu dibenahi kembali agar kampanye militer dan politik diselenggarakan secara bermartabat dan terbuka.

    Oleh karena itu, jangan terpancing oleh permainan NKRI, jangan terbawa arus oleh irama lagu lama yang mereka mainkan. Kini TRPB dan OPM sedang membangun sebuah fondasi baru, fondasi yang berakar dan bertiang kuat, sebuah fondasi yang akan membawa bangsa Papua memasuki Papua Merdeka, bukan “Papua Baru” seperti digambarkan Barnabas Suebu, Sang Ondoafi Ifale.

    Papua Baru, bukan Papua Merdeka, namanya sudah lain, apalagi isinya? Papua Baru artinya Papua dan Indonesia yang rukun dan damai, tak ada perang, tak ada pemberontakan, tak ada TRWP tak ada OPM.

    Organisasi Papua Merdeka adalah Organisasi Induk dari semua organisasi yang memperjuangkan kemerdekaan West Papua, entah Presidium Dewan Papua, entah Dewan Musyawarah Masyarakat Adat Koteka, entah Koalisi Nasional untuk Pembebasan Papua Barat, semuanya hanyalah anak-anak kandung dari OPM.

    Kini induk organisasi sedang mempersiapkan diri untuk memperkenalkan wajah barunya. Oleh karena itu, dari Markas Pusat Pertahanan Tentara Revolusi West Papua mengundang semua pihak, baik pendukung Otonomi dan NKRI maupun pendukung Papua Merdeka, di manapun Anda berada, doakanlah supaya Organisasi Papua Merdeka kini berdiri dengan wajah, dengan pempimpin dan dengan program yang tegas dan jelas, dan dengan demikian akan membawa bangsa Papua memasuki kemerdekaannya, seperti yang telah diimpikan mereka yang sudah tiada, mereka yang masih hidup dan rela berkorban dan mereka yang akan lahir.

    Amin.

    Dikeluarkan di: Markas Pusat Pertahanan TRWP
    Pada Tanggal: 25 Oktober 2008

    Leut. Gen. Amunggut Tabi
    Sekretaris-Jenderal

  • Berbagai Malapetaka Akan Terus Melanda Indonesia Sampai Papua Merdek

    Untuk ke sekian kalinya, komando Operasi Alam-Adat Papua dengan sandi operasi “AWAS” menyampaikan kepada publik di manapun Anda berada, yang manusia dan yang memiliki mata untuk membaca dan berhatinurani untuk memahaminya, bahwa:

    1. Malapetaka akan terus melanda NKRI sampai Papua Merdeka;
    2. Pemberitahuan tentang malapetakan ini sudah disampaikan jauh-jauh hari, tetapi SBY secara pribadi tidak percaya kepada suara alam-adatnya sendiri, malahan mengandalkan gelar doktoralnya dan memaksa orang Indonesia agar tidak mempercayai takhyul.
    3. Kalau takhyul itu nyata, dan mencelekakan, apapakah orang Indonesia sebodoh itu sehingga tidak memiliki hatinurani untuk berubah sikap?
    4. Bahwa pada akhirnya Istana Kepresidenan NKRI sendiri akan dilanda malapetaka, kalau bukan sekarang, sudah pasti terjadi esok harinya, sesuai petunjuk dan amanah dari Alam-Adat Papua;
    5. Bahwa peristiwa demi peristiwa yang malanda Indonesia perlu disikapi oleh semua Kiyai dan orang bijak serta paranormal Indonesia, agar pada akhirnya Pulau Jawa tidak tenggelam dan tinggal sejarah dalam memori manusua.

    Pesan-pesan sekilas ini sekedar disampaikan kepada manusia yang bermata untuk membaca dan bertelinga untuk mendegarkan serta berhatinurani untuk merenungkannya.

    WWW.

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?