Ellya A Tebay : Politik Ekspansi Indonesia Pemusnah Papua (3)

Aspirasi,  Jalan Mulus Propaganda Pemekaran

Aspirasi  hanya sebagai jalan propaganda untuk meloloskan kepentingan dengan meyakinkan melalui berbagai konsep pembangunan baku yang utopis sebagai jalan mensukseskan pemekaran, Sehingga hal itu seolah-olah aspirasi murni rakyat.

Aspirasi mengandung pengertian cita-cita, tuntutan kearah perbaikan nasib atau kehendak akan kelayakan hidup. Inilah yang benar-benar dimanfaatkan pemerintah daerah dan perwakilan rakyat, dimana mereka menyugukan konsep program propaganda pembangunan yang benar-benar menjadi keluhan dan kebutuhkan rakyat kecil. Konsep program yang merupakan data hasil penyuluhan, sosialisasi pemekaran dan observasi dilapangan.

Saat akhir pertemuan di Quest House Nabire, karena saya tidak diberi kesempatan bicara dalam diskusi itu maka akhir dari acara saya datangi ibu dari anggota DPD-RI dan saya katakan, “ malam ibu, kalau pemekaran itu ibarat memaksa memperkosa nona yang masih virgin, maka budaya yang selama ini ada di orang tua kita akan dengan mudah punah,” tetapi apa yang dikatakannya, “ budaya itu tidak akan punah, dengan adanya otonomi dan pemekaran kabupaten Dogiyai kita sudah persiapkan progam untuk di jadikan mata pelajaran wajib untuk diajarkan di sekolah-sekolah karena kita sendiri yang akan mengurusinya nanti ”.

Dengan jawaban atas pertanyaan saya ini, sudah jelas untuk diambil kesimpulan bahwa aspirasi rakyat untuk tuntutan kelayakan hidup merupakan jalan mulus pemanfaatan propaganda politik pemekaran di Papua. Mereka berusaha meyakinkan masyarakat dengan sosialisasi, pemahaman, membayar dengan uang sebagai penutup mulut, pemaksaan ala permanisme dengan berbagai pemaksaan yang kelihatan maupun tidak kelihatan, baik secara kasar maupun secara halus, sadar maupun tidak sadar. Dan berbagai propaganda lainnya yang berusaha meyakinkan rakyat untuk menyetujui pemekaran melalui kebutuhan-kebutuhan ekonomi.  Dan perekonomian kita yang lemah menjadi jalan mulus bagi tawaran konsep program propaganda pembangunan ekonomi rakyat, yang implementasinya sangat utopis.

Pemekaran Merupakan Virginitas.

Pemekaran itu virgin, ibarat seorang anak perempuan dipaksa untuk merampas kehormatannya dengan pemerkosaan.  Kalau dipaksa sakit ngak si, dan kehormatan apa yang sedang diambil, yaitu kehormatan yang membuat dia berharaga sebagai seorang wanita. Virginin merupakan suatu persembahan buat kekasihnya yang telah diikat dalam pernikahan kudus. Darah perawan yang keluar pertama kali semestinya adalah persembahan kepada Tuhan melalui  ikatan perjanjian kesetiaannya kepada suaminya.  Namun apa yang sedang terjadi di Papua?. Daerah-daerah kabupaten yang tidak layak dijadikan propinsi dijadikan propinsi, kecamatan yang tidak layak jadi kabupaten, dijadikan kabupaten begitu juga dengan kecamatan. Kalau dilihat secara wilayah memang Papua itu luas tetapi yang jadi persoalan adalah bagaimana persiapan masyarakat kita secara sumber daya manusianya. Mereka hanya akan menjadi korban penipuan  pemerkosaan alias sumber daya alam mereka akan dimanfaatkan oleh kaum borjuasi local yang menjadi tamen borjuasi pusat dan internasional.

Pemekaran sedang melahirkan anak-anak premature. Anak-anak yang sedang dilahirkan kekurangan fisik apakah yang akan nampak?. Sudah siapkah tabung-tabung inklubator untuk membesarkan anak-anak yang lahir premature?. Dengan obat apakah anak itu dirawat supaya ia tumbuh normal. Perwatnya siapa, kompoten tidak dia merawatnya?. Penyakit apa sajakah yang akan bermunculan di Papua? Perlukah di Papua didirikan museum sebagai tempat menaruh sesuatu dari esensi Papua yang akan mulai hilang sebagai tugu peringatan untuk memperingatkan pada generasi mendatang kalau di Papua pernah ada budaya itu dan budaya ini?. Atau bangun balai rehabilitasi penyakit apa saja yang akan bermunculan……?

Apakah pemekaran merupakan suatu kekuatan yang mampu membawah orang Papua keluar dari keisolasiannya selama ini?. Sudah jelas bahwa pemekaran sedang membuka ruang buat orang lain masuk menduduki dan menempati. Dengan mengusir dan mengusur orang Papua dari persembunyian pelukan ibu pertiwinya. Kebanyakan orang luar yang datang ke Papua bukan datang untuk membangun Papua tetapi menguras, mengambil kekayaan Papua. Pemekaran adalah upaya pencarian kekayaan Papua yang masih belum tersentuh dan terambil. Janganlah memperkosa dengan cara pemaksaan untuk mengambil sumber kehidupanku, aku masih butuh tinggal dalam pelukan ibuku, mau berlindung dalam naungannya.

Setiap orang yang bekerja dan makan diatas tanah Papua dengan cara yang jahat maupun cara yang benar akan menerima upahnya. Hidup di Papua adalah suatu representasi dari suatu kehidupan. Setiap orang yang mati diatas tanah papua karena tingkah laku mereka yang jahat maka itu merupakan representasi kematian kekal, maka merekapun akan mati untuk kekekalan. Tetapi setiap orang yang hidup di tanah Papua karena kebenaran, kejujuran dan keadilan karena hasil keringat sendiri maka itu merupakan representasi dari kehidupan kekal dan akan hidup di kekekalan juga.

Ini tuntutan bagi kita anak Papua untuk mempersiapkan diri dalam menjaga, dan melestarikan supaya esensi kehormatan bagi orang Papua yang telah dianugrahi Sang Pencipta tidak hilang dan luntur, tidak di raup dan diperkosanya dari kehidupan kita orang Papua.

Aku Telah Kehilangan Virginitasku

Akar jahat pengambil virginitas sudah mulai merambah kemana-mana. dari pemerkosaan fakta sejarah perjuangan dan alam Papua, namun kali ini telah merambah ke eksploitasi manusia Papua.

Setiap remaja perempuan Papua bukan lagi perawan saat ini. hal ini dapat di lihat dari beberapa fakta. salah satu contoh yang dapat di jelaskan adalah: setiap tukang ojek yang antar penumpang, yaitu penumpang yang turun dari pedalaman ke kota, yang dari kota sendiri dan kampung kampung lainnya yang tidak memiliki uang telah menjadi makanan empuk dari pelampiasan nafsu bejatnya sopir dan tukang ojek sepeda motor.  Remaja perempuan papua yang bersekolah dan yang tidak bersekolah, yang tidak memiliki uang dan tidak mampu membayar dipaksa, dengan mengatakan ” bisa bayar dengan cuki sekalikah ade?”. Dan fakta ini tidak kelihatan tetapi penyerahan secara paksa virginitas ini telah mulai dan sudah terjadi dan merambah di Papua. Ini jelas kelihatan bahwa dipaksa karena kondisi perekonomian mereka, dan perkembangan yang tanpa mengenal batas etika, moral dan tata cara hidup sebagai manusia.

Ini fakta yang mengerikan, kehormatan seorang wanita virgin hanya ditukarkan dengan harga ojek yang cuma tiga ribu rupiah dan ongkos Bemo/Taxi yang hanya dua ribu rupiah.  Pemekaran yang dibuat NKRI, betul-betul virgin yang mana tidak mempersiapkan kesejahtraan rakyat terlebih dahulu. pemekaran juga telah merampok hak-hak kesulungan dan kehormatan orang Papua.

Apapun yang terjadi ditanah Papua adalah resiko yang harus ditanggung dan bukti ketidak siapan kita orang Papua menghadapi semua perkembangan pemekaran pengambil virginitas yaitu pemekaran politik ekspansi Indonesia pemusnah Papua melalui ekspansi masa, ekspansi wilayah, hasil politik konspirasi, pemekaran hasil perselingkuan/perzinahan, aspirasi jalan mulus propaganda pemekaran, pemekaran merupakan virginitas. Akhirnya aku telah kehilangan Virginitasku  sebagai harta kehormatan yang harus dipertahankan karena kita telah di perkosa dalam berbagai lini kehidupan. EAT

Exit mobile version