Hampir Semua Warung Internet Se-Jayapura Dikuasai Anggota Intel Kodam dan Polda Papua

Laporan: Wimalom SPMNews-
Pasca bentrokan di depan kampus Uncen Abepura antara para pendemo dan aparat keamanan pada tanggal 16 Maret 2006 yang lalu. BIN serta semua institusi Intelejen Republik Indonesia lainnya sedang bekerja keras untuk menangkap dan para Mahasiswa Papua khususnya mereka yang berasal dari Pegunungan. Hal ini terlihat jelas pada siang dan malam hari di kota Numbay (Jayapura) akhir-akhir ini, setiap orang Papua Pegunungan selalu diwaspadai gerak gerik dan langkah mereka dan bahkan tidak luput dari aksi sweeping oleh aparat intelejen TNI dan Polri.

Untuk diketahui bersama bahwa hampir semua Warung Internet  (WarNet) di Numbay, Abepura dan Sentani dikuasai oleh anggota Intelejen dari Kodam dan Polda Papua, Nampaknya aksi mematai-matai aktivitas di Warung Internet ini sudah berlangsung lama bahkan mungkin hampir di seluruh WarNet di daerah lain di Papua. Di Numbay aksi ini sebelumnya dilakukan tidak begitu mencolok, Kini terlihat jelas hampir setiap Warnet sudah dikuasi para anggota Intelejen dengan meningkatkan personil pada setiap WarNet untuk melakukan tugas spionase mereka. Contoh kasus, Yusuf Weya 21th Mahasiswa Universitas Cenderawasih Fakultas Antropology pada hari Kamis, 20/4 lalu ia ditangkap dan dihajar babak belur di depan salah satu WarNet di Sentani oleh beberapa anggota intelejen dari Kodam dan Polda Papua.

Waktu itu Yusuf bermaksud menemani dan mengantar Kakaknya ke Warnet untuk mengecek E-mail, Setibanya di Warnet mereka mulai mengecek email, Karena ada beberapa point penting yang perlu dicatat maka Yusuf disuruh kakaknya mencarikan ballpoint sementara Kakaknya didalam Warnet Yusuf keluar untuk membelikan ballpoint di tokoh seberang, saat kembali inilah dia dihadang di depan WarNet oleh beberapa orang tak dikenal, Yusuf dicurigai sebagai Crew SPMNews dan ditangkap dan dihajar-habis-habisan lalu digotong ke Polda Papua. Kini Yusuf masih ditahan di Polda Papua untuk dimintai keterangan.

Provokator Intelejen Diusir Pulang dari Distrik Eragayam (Mbaliem) Jayawijaya

Pada bulan ini April 2006 pada beberapa minggu yang lalu tepatnya pada minggu pertama dan kedua ada dua orang anggota Intelejen dari Kodam Trikora mendatangi Kabupaten Jayawijaya, Kedua orang anggota Intelejen ini adalah orang asli Papua, mereka mengaku diri sebagai aktivis Papua Merdeka di Jayapura, setelah beberapa hari di Kota Kabupaten, kedua orang aktivis gadungan ini mendatangi salah satu Distrik di Jayawijaya, Distrik Eragayam yang mereka pilih dan datangi untuk memprovokasi massa yang ada di daerah tersebut.

Daerah ini dipilih kedua anggota Intel setelah mengetahui bahwa di Eragayam adalah basis massa anggota DeMMaK (Dewan Musyawarah Masyarakat Adat Koteka) yang akhir-akhir ini begitu gigih menyuarakan aspirasi Papua Merdeka baik didalam negeri maupun diluar negeri seperti Eropa dengan hadirnya Benny Wenda di Inggris Raya, cukup membuat panas kuping para elit politik dan Keamanan di Jakarta maupun di tanah Papua Barat.

Setibanya dua anggota Intel ini  di Distrik Eragayam, mereka mencoba mendekati para tokoh masyarakat disana dan meminta untuk diadakan pertemuan antara mereka dan seluruh tokoh-tokoh yang ada di daerah itu, baik tokoh masyarakat, tokoh agama tokoh pemuda dan tokoh perempuan.  Sesuai dengan kesepakatan keesok harinya pertemuanpun dilaksanakan, kedua anggota Intel ini menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan mereka kepada beberapa tokoh yang hadir dalam pertemuan tersebut, menurut salah satu aktivis gadungan ini, mereka datang untuk melakukan upacara pengibaran bendera Bintang Kejora; Berikut kalimat provokasi yang sempat disampaikan kepada para tokoh agama :….Kita harus pertahankan issue yang sudah panas ini, kalo tidak kita akan kembali berjuang lagi dari awal, Sekarang ini sudah, kesemptan yang sangat baik buat kita orang Papua Barat untuk Merdeka jadi mari katong sama-sama adakan upacara pengibaran bendera Bintang Kejora……dst.

Karena para tokoh tidak percaya sepenuhnya dengan kedatangan orang asing ini sehingga mereka meminta untuk rencana ini ditunda pada minggu yang akan datang. Akhirnya kedua anggota Intel ini kembali ke Wamena, Setelah seminggu di Wamena mereka kembali mendatangi Distrik Eragayam dan mempertanyakan kembali kesiapan aksi atas pembahasan yang dibahas pada minggu lalu.

Para tokoh masyarakatpun tidak tinggal diam, mereka mencari kebenaran pengakuan kedua anggota Intelejen yang mengaku sebagai aktivis Papua ke seluruh jaringan baik di Jayapura, Jawa dan Luar Negeri dan setelah mengetahui kedua orang tersebut bukan aktivis Papua maka rencana para provokasi yang disusun rapi ini ditolak mentah-mentah oleh beberapa tokoh masyarakat tersebut dan mengusir mereka pulang kembali ke Wamena.

Karena aksi Provokasi yang sudah disusun rapi telah diketahui masyarakat umum dan dibatalkan maka kini ada beberapa Mahasiswa dan Pemuda yang bekerja pada DeMMak telah di catat nama-nama mereka oleh pihak intelejen Kodam dan Kodim Jayawijaya dan sedang diincar. Demikian dilaporkan crew SPMNews dari Mbaliem (Wamena) dan Port Numbay   (Jayapura) Papua Barat. (ktk)
__________________________________________
Sumber: http://www.papuapost.com

_____________________________
“BETRAYED but NOT DEFEATED”
Website: http://www.koteka.info

Exit mobile version