VFWPA perkuat solidaritas Melanesia untuk dekolonisasi West Papua

Pertemuan Wantok Melanesia yang diselenggarakan oleh Vanuatu Free West Papua Association (VFWPA) di Vanuatu beberapa waktu lalu - bennywenda facebook page
Pertemuan Wantok Melanesia yang diselenggarakan oleh Vanuatu Free West Papua Association (VFWPA) di Vanuatu beberapa waktu lalu – bennywenda facebook page

Jayapura, Jubi – Pertemuan Wantok Melanesia yang diselenggarakan oleh Vanuatu Free West Papua Association (VFWPA) di Vanuatu beberapa waktu lalu, menegaskan komitmen dukungan terhadap proses dekolonisasi atas anggota-anggota keluarga Melanesia di kawasan negara-negara anggota MSG, khususnya West Papua.

Didukung oleh Asosiasi LSM Kepulauan Pasifik (PIANGO), sekitar 43 perwakilan masyarakat sipil dari Vanuatu, West Papua, Fiji, Kanaky, Papua Nugini, dan Kepulauan Solomon bertemu di Vanuatu untuk memperkuat solidaritas identitas dan kebudayaan Melanesia, demikian dilansir pina.com.fj, Selasa (4/10/2016).

“Tujuan pertemuan ini untuk meninjau dan memperkuat identitas, kebudayaan, bahasa, warisan budaya dan suku serta mendengar perkembangan gerakan solidaritas akar rumput di negara-negara MSG guna mendukung proses Dekolonisasi keluarga besar Melanesia yang masih mengalami kolonisasi, khususnya West Papua,” demikian pernyataan Komunike Murray Centre Senin (3/10) lalu.

Pertemuan dibuka oleh Pastor Alan Nafuki, Ketua VFWPA yang juga menjabat ketua Dewan Gereja Vanuatu, yang menekankan pentingnya peran gereja dalam proses dekolonisasi Vanuatu, yang dari namanya berarti “pulau kebangkitan.”

Rence Sore, Sekretaris Perdana Menteri Solomon menegaskan posisi anggota-anggota MSG seperti Vanuatu, Kepulauan Solomon, dan pemerintah Kanaky tetap teguh mendukung perjuangan rakyat West Papua untuk kemerdekaan.

Hadir juga wakil United Liberation for West Papua (ULMWP), yang menegaskan persatuan rakyat West Papua di dalam dan di luar negeri tetap mendukung ULMWP sebagai pemimpin bagi perjuangan penentuan nasib sendiri.

ULMWP juga mendesak agar MSG menjamin keanggotaan penuh ULMWP untuk selanjutnya mendapat pengakuan internasional terhadap perjuangan pembebasan West Papua.

Pastor Nafuki saat menandatangani Komunike Murray Centre mengatakan pertemuan tiga hari tersebut berlangsung sukses.

“Hasil komunike ini akan diserahkan kepada setiap pemimpin MSG di Port Vila,” ujarnya sambil menyatakan kekecewaannya atas penundaan Pertemuan Tingkat Tinggi MSG untuk mendiskusikan isu West Papua dan status keanggotaanya.

Walau demikian dia mengungkapkan rasa terima kasihnya pada pemerintahan Vanuatu saat ini atas dukungannya pada keanggotaan penuh West Papua di MSG. Dia juga mengungkapkan penghagaan tingginya atas dukungan rakyat Vanuatu kepada rakyat Melanesia West Papua. (*)

Exit mobile version