TNI-Polri Waspadai Serangan Balasan

TIMIKA – Aparat gabungan TNI dan Polri terus mengantisipasi kemungkinan adanya serangan balasan oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) di kawasan Tanggul Timur, Kali Kopi, pasca tewasnya dua anggota kelompok itu saat kontak tembak dengan aparat pada Kamis (9/1).

Kapolres Mimika AKBP Jermias Rontini bersama Komandan Kodim 1710 Mimika Letkol Inf Rafles Manurung kepada wartawan di Timika, Jumat (10/1/2014), mengatakan hingga kini aparat gabungan TNI dan Polri masih terus bersiaga di lokasi kejadian.

“Anggota masih ada di lokasi untuk mengontrol area sekitar itu sekaligus mengantisipasi kemungkinan adanya serangan balasan oleh mereka,” kata Rontini.

Aparat juga mempertebal pengamanan di area perlintasan kendaraan dari wilayah dataran rendah menuju Tembagapura yang selama ini rawan terjadi aksi teror penembakan oleh KKB.

Dalam kontak tembak antara tim patroli gabungan TNI dan Polri dengan KKB di sekitar mil 39 Tanggul Timur, Kali Kopi, Kamis (9/1), dua anggota KKB ditemukan tewas.

Satu jenazah sudah dievakuasi ke RSUD Mimika pada Jumat petang untuk dilakukan otopsi oleh tim dokter. Sementara satu jenazah lainnya masih tergeletak di seberang sungai, tak jauh dari jenazah korban pertama ditemukan.

Upaya evakusi jenazah korban kedua mengalami kesulitan lantaran medan yang berat. Identitas kedua korban hingga kini belum diketahui secara pasti. Pihak kepolisian masih menunggu kedatangan keluarga korban.

“Sesuai prosedur, kami menunggu keluarganya kalau memang ada. Sejauh ini belum ada yang mengaku,” kata Rontini.

Menurut Rontini, barang bukti yang ditemukan di lokasi kontak tembak berupa sepucuk senjata api laras panjang jenis AR 15 merupakan senjata api standar yang biasanya digunakan oleh aparat.

Namun pihak kepolisian belum bisa memastikan apakah senjata api tersebut hasil rampasan dari aparat TNI atau Polri.

“Kami belum bisa telusuri karena identifikasi nomor senjata api membutuhkan proses,” jelasnya.

Aparat juga menyita enam lembar surat perintah operasi dari dalam tas yang ditemukan di lokasi kontak tembak. Enam lembar surat tersebut berlogo Tentara Pembebasan Papua Barat Markas Komando Daerah Papua III Pegunungan Tengah di Timika berisi perintah operasi kepada anggota KKB untuk menyuplai bahan kebutuhan pokok dan lainnya.

“Dari dokumen yang ditemukan, terlihat jelas pergerakan mereka dalam menyusun kekuatan, menyuplai bantuan bahan makanan untuk kepentingan operasi mereka,” kata Dandim 1710 Mimika Letkol Inf Rafles Manurung.

Polres Mimika akan menindaklanjuti temuan surat perintah operasi tersebut untuk mengidentifikasi nama-nama anggota KKB sebagaimana yang tertera dalam enam lembaran surat tersebut.

“Ini bukti kami untuk identifikasi lebih lanjut guna melengkapi penyidikan kasus ini. Yang jelas mereka ini berkelompok dan jumlahnya cukup banyak. Nama-nama dalam surat itu cukup banyak,”

kata Kapolres Mimika Jermias Rontini.

Yang Tertembak Kelompok “Jhon Beanal”

Anggota OMP yang tewas tertembak saat kontak senjata antara tim gabungan TNI/Polri, di kawasan tanggul Timur yang masuk dalam wilayah operasional PT. Freeport, Selasa malam berasal dari kelompok “Jhon Beanal” alias Jhon Botak.

Wakapolda Brigjen Pol. Paulus Waterpau mengaku, anak buah Jhon Beanal itu tertembak saat kontak senjata terjadi dan saat ini , jenazah sedang diupayakan untuk dievakuasi karena saat peristiwa itu terjadi sudah larut malam dan turun hujan.

“Kami masih menunggu laporan terakhir tentang evakuasi jenazah, anggota GPK, sehingga belum dapat diketahui nama korban,” aku Brigjen Pol Waterpauw.

Dikatakan, selain menembak mati anggota GPK, tim gabungan juga mendapat satu pucuk senjata jenis M 16 dari tangan korban.

Senjata tersebut, saat ini sudah diamankan, jelas Waka Polda Papua seraya menambahkan, kawasan tanggul timur atau yang lebih dikenal dengan nama kali kopi itu selama ini diketahui menjadi tempat persembunyian kelompok tersebut.

Anggota kelompok Jhon Beanal atau Jhon Botak berkekuatan sekitar 10 hingga 20 orang dengan jumlah senjata sekitar empat pucuk.

Kontak senjata terjadi, saat tim gabungan melakukan patroli kemudian ditembaki sehingga terjadi baku tembak selama sekitar 10 menit, kata Waka Polda Papua Brigjen Pol Waterpauw.

Menurutnya, dari laporan yang diterima walaupun terjadi baku tembak namun tidak mengganggu kegiatan operasional PT. Freeport, maupun warga sipil yang bermukim disekitar kali kopi.

Lokasi kontak senjata cukup jauh dari jalan sehingga tidak menganggu lalu lintas maupun kegiatan masyrakat. (ant/don/l03)

Sabtu, 11 Januari 2014 06:51, Binpa

Exit mobile version