Jayapura, 2/5 (Jubi) – Taman Nasional Lorentz terancam dicabut statusnya sebagai salah satu warisan dunia.
Taman nasional seluas 2,5 juta hektar tersebut seiring pertambahan populasi penduduk Papua mulai dirambah hutannya. Ini akan mengancam kegiatan konservasi alam yang dilakukan di Taman Nasional Lorentz. Kenyataan ini membuat Unesco (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) sewaktu-waktu bisa mencabut Taman Nasional Lorentz dari daftar warisan dunia jika kondisi kerusakannya semakin parah.
“Dua warisan dunia berupa alam tersebut saat ini memang terancam perambahan hutan sehingga terjadi kerusakan di sana-sini,” papar Haswan Yunaz, Deputi V Bidang Koordinasi Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat beberapa waktu lalu. Selain Taman Nasional Lorentz, Tropical Reinforest Heritage of Sumatera (TRHS) atau biasa dikenal dengan Bukit Barisan juga mengalami situasi yang sama dan terancam dicabut statusnya sebagai salah satu warisan dunia.
Pemerintah, kata Haswan sudah melakukan berbagai upaya penyelamatan warisan dunia tersebut agar tidak batalkan atau dicabut oleh Unesco.
“Misalnya kita sudah meminta untuk merelokasi penduduk yang tinggal diarea taman nasional dan membangun jalan tembus yang tidak merusak kegiatan konservasi alam, tentunya dengan disertai analisis dampak lingkungan,”
lanjut Haswan.
Kepada Unesco, pemerintah Indonesia telah mengajukan permohonan untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi pada dua taman nasional tersebut hingga 5 tahun ke depan.
Selain dua taman nasional tersebut, 15 warisan budaya yang kini dimiliki Indonesia adalah Taman Nasional Komodo dan Ujung Kulon, Subak di Bali, Candi Borobudur, Candi Prambanan, keris, angklung, noken, tari Saman dan situs Sangiran.
Awal April lalu, Menko Kesra, Agung Laksono, mengingatkan agar pembangunan infrastruktur jalan mempertimbangkan tata ruang setempat. Hal ini disampaikan Menko Kesra menanggapi rencana sejumlah kegiatan Sail Raja Ampat 2014. Sail Raja Ampat 2014 ini berencana melakukan Pelayaran Lingkar Nusantara, Ekspedisi Riset Kelautan, Reli Kapal Layar (yacht rally), olahraga bahari, Festival Danau Sentani 2014, dan pameran potensi daerah. Karena even ini bertujuan menggerakkan pembangunan dan menjadi ajang promosi Indonesia pada dunia tersebut, Menko Kesra mengingatkan agar pembangunan infrastruktur jalan diharapkan tidak melintasi Taman Nasional Lorentz yang merupakan cagar alam warisan dunia versi Unesco.
“Kami menolak karena nanti akan merusak komitmen kita untuk menjaga itu, kita akan carikan solusinya,” kata Agung, menolak rencana pembangunan infrastruktur jalan jika melalui Taman Nasional Lorentz.
TN Lorentz ditetapkan sebagai salah satu situs warisan alam dunia oleh Unesco pada tahun 1999 karena merupakan perwakilan dari ekosistem terlengkap. (Jubi/Mecky Wetipo)