Jakarta – Markas Besar TNI AD masih menyelidiki keberadaan status keanggotaan Samuel Malo, tersangka pemasok senjata bagi Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang disebut-sebut sebagai anggota TNI AD Kodam VIII (sekarang XI) Trikora.
“Nama Samuel Malo tidak ditemukan dan belum ada tindak kejahatan yang dilakukan,” demikian dikatakan Kepala Dinas Penerangan Mabes TNI AD Kolonel Seno Purbobintoro ketika dikonfirmasi SH, Rabu (26/7).
Namun demikian, pihaknya masih terus melakukan penyelidikan, salah satunya dengan cara melakukan pengecekan ke Kodam Trikora maupun Asintel setempat. Hanya saja hingga saat ini menurutnya ia belum mendapat laporan dari Kodam Trikora.
Sementara itu, pihak kepolisian yang saat ini menahan Samuel Malo enggan memberikan keterangan perihal hasil pemeriksaan. “Nanti saja, masih diselidiki,” ujar Kapolres KP3 Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Luky Hermawan.
Hal senada dilontarkan Kepala Satuan Keamanan Negara Kriminal Umum Polda Metro Jaya, AKBP Rahmad Wibowo. Dia mengaku, Kamneg Polda Metro Jaya tidak menangani kasus tersebut. Padahal, menurut Wakil Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Anton Bahrul Alam, kasus tersebut ditangani Polda Metro. “Tanya Polda Metro Jaya saja, kasusnya ditangani mereka,” kata Anton.
Polres KP3, Senin (24/7), membekuk Samuel Malo beserta sejumlah senjata api, peluru dan buku-buku mengenai Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta Utara.. Dia ditangkap ketika hendak menumpang KM Sinabung menuju Papua. Juga ditemukan sebuah Kartu Tanda Anggota (KTA) TNI dengan Pangkat Prajurit Dua Samuel Malo, Kodam VIII Trikora.
Polisi juga menemukan barang bukti lain yang menguatkan Samuel Malo adalah bagian dari gerakan OPM setelah menggeledah kamar kosnya di Jalan Jambu No 2 Utan Kayu, Matraman, Jakarta Timur. Dari sana, polisi menemukan dua pucuk senjata api jenis Col Wolver Weapon Pabric ULM/DO Kaliber 22 mm made in Germany, 1 pucuk jenis Browing Hisi Power Automatic kaliber 4,5 mm made in Belgium, 28 butir peluru kaliber 22 mm, 3 butir peluru kaliber 4,5 dan sebuah sarung senjata api bahu.
Selain menemukan senjata dan peluru, petugas juga menemukan sejumlah majalah yang berisi petunjuk atau cara mengoperasikan berbagai jenis senjata yakni majalah Guns, Majalah Mechine Guns, koran Intelijen.
Polisi bahkan menemukan sejumlah barang yang berhubungan dengan gerakan OPM antara lain masing-masing sebuah bendera bintang kejora, sebuah buku berjudul Menuju Papua Baru, buku tentang Kongres Papua tahun 2000, buku Gerakan Militer Islam, buku berjudul Membungkam Teroris Internasional, buku Pemberontakan OPM, buku Peringatan 41 tahun Tragedi Kejahatan Manusia di Tanah Papua dan Kemerdekaan Papua Barat, Keping CD dengan sampul FBI serta sebuah majalah berjudul Menuju Papua Baru.
(emmy kuswandari/rafael sebayang)