BB : Panah dan busur barang bukti ditemukan di tempat kejadian perkara
Petani belum berani beraktifitas penuh menggarap kebunnya, pasca munculnya kelompok orang bersenjata di perbukitan sekitar gunung Tanah Hitam. Para petani sebagaian besar rata-rata adalah warga setempat yang tinggal di bawah bukit gunung itu memilih tidak menggarap kebun, karena masih dibayang-bayangi rasa takut.
Oleh:Erner/Papua Pos
KAMIS (28/5) kemarin, aparat gabungan Polri kembali melakukan penyisiran di sekitar wilayah lokasi perkebunan warga di perbukitan Gunung Tanah Hitam. Pasukan dibawah pimpinan Kapolsekta Abepura AKP Dominggus Rumaropen S.Sositu berkekuatan 1 pleton Brimob, 15 anggota berpakaian preman dari Polresta Jayaputa dan Polsekta Abepura.
Selain membawa aparat keamanan patroli diikuti sejumlah wartawan dari berbagai media elektronik dan media cetak yang bertugas di Jayapura. Kali ini penyisiran lebih jauh ke atas perbukitan gunung dari TKP (Tempat Kejadian Perkara) awal ketika pertama kali kelompok bersenjata menampakan diri.
Patroli gabungan ini berlangsung sekitar 6 jam lebih dimulai dari pagi hari pukul O7.00 WIT hingga menjelang siang hari pukul 13.00 WIT. Penyisiran itu pun sedikitnya menempuh perjalanan medan yang cukup berat dan cukup jauh dari TKP kejadian awal. Setidaknya 6 puncak bukit dilalui oleh pasukan.
Ketika tim anggota patroli gabungan berada di tengah-tengah bukit ke 6 terlihat 8 orang bersenjatakan panah berdiri di atas puncak bukit dan siap menghalang tim patroli. Dari ketinggian 40-50 meter puncak bukit mereka melepaskan panah, nyaris saja mengenai salah seorang anggota Brimob.
Darisitulah anggota patroli melepaskan tembakan dan mengejar sekelompok orang tersebut yang berdiri di puncak gunung.
Sayangnya sesampai di puncak gunung, sekelompok orang tersebut sudah lari menuju bukit yang lebih tinggi, sehingga sulit dikejar. Di TKP tim patroli menemukan satu busur dan 15 buah anak panah.
Dengan masih adanya kelompok orang bersenjata di atas gunung itu, Kapolsekta Abepura AKP Dominggus Rumaropen S.Sos mengatakan patroli akan terus-menerus dilakukan sampai dapat dipastikan tempat tersebut aman dan petani bisa kembali beraktivitas tanpa ada gangguan.
Ketika aparat sedang melakukan patroli, warga petani setempat memanfaatkan waktu untuk naik ke kebun mereka di atas bukit untuk memanen hasil kebun yang sudah seminggu tidak dipanen. (**)
Ditulis oleh Ernet/Papos
Jumat, 29 Mei 2009 00:00