Jakarta, (ANTARA News) – Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar bank Jakarta, Senin sore menguat sebesar 30 poin menjadi Rp9.820/9.830 per dolar AS dibanding penutupan akhir pekan lalu yang mencapai Rp9.850/10.050 per dolar AS.
“Kenaikan rupiah sebesar 30 poin terjadi sejak sesi pagi yang berlanjut sampai penutupan sore, setelah Bank Indonesia (BI) menyatakan akan melakukan berbagai upaya untuk menjaga rupiah,” kata Eric Sugandi di Jakarta, Senin.
Otoritas moneter BI menyatakan pihaknya melakukan berbagai upaya untuk menjaga agar rupiah tidak bergejolak secara tajam.
BI akan melakukan apa yang harus dilakukan. Menggunakan kebijakan moneter, menggunakan cadangan devisa dengan prudent, semua coba supaya gerakan dari rupiah itu tidak volatile tajam, kata Eric.
Ia mengatakan, BI khawatir apabila tidak melakukan upaya itu maka dikhawatirkan rupiah akan kembali tertekan, karena gejolak krisis keuangan masih sangat tinggi.
BI sebelumnya menaikkan bunga BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 9,5 persen, yang memicu rupiah menguat, namun kenaikan itu hanya sesaat, setelah rupiah kembali terpuruk hingga mendekati angka Rp10.000 per dolar AS, ucapnya.
Pelambatan ekonomi global, lanjut dia juga merupakan salah satu faktor yang menekan rupiah, karena pelaku asing dikhawatirkan akan menarik dananya yang ditempatkan di pasar domestik.
Pelaku asing khawatir dengan terpuruknya rupiah, maka belanja modalnya (Capex-capital expenditure) akan semakin besar, ucapnya.
Kenaikan rupiah saat ini diharapkan akan terjadi lagi pada hari berikutnya, karena melihat posisi mata uang lokal itu masih sangat mengkhawatirkan, apalagi kalau menembus angka Rp10.000 per dolar AS, maka kemungkinan besar kemerosotannya akan berlanjut.
“Kami mengharap BI terus menjaga pergerakan rupiah lebih lanjut, dan melakukan kebijakan yang terus mendorong rupiah bisa kembali ke posisi yang lebih baik, ucapnya.(*)