JAYAPURA-Lapter Kapeso yang terletak di Distrik Mamberamo Hilir, Kabupaten Mamberamo Raya tampaknya masih akan lebih lama lagi dikuasai oleh kelompok yang disinyalir dari TPN/OPM.
Pasalnya, pihak kepolisian dalam hal ini Polda Papua masih ingin melihat perkembangan terakhir dari upaya negosiasi yang telah dijalankan. Bahkan polisi membuka diri untuk melakukan negosiasi kembali.
Kepala Kepolisian Daerah Papua Inspektur Jenderal Polisi Drs FX Bagus Ekodanto saat dikonfirmasi wartawan di RM Citra Bundo Ruko Dok II Jayapura mengatakan, masih akan ada dilakukan negosiasi kembali.
Namun Kapolda menegaskan, pihaknya juga masih terus melakukan himbauan kepada kelompok pimpinan Decky Imbiri tersebut agar tidak menguasai lapter Kapeso.
Bagus Ekodanto membenarkan, bahwa pada Jumat (29/5) kemarin merupakan negosiasi terakhir, tapi hal tersebut tidak serta merta langsung menyerbu kelompok yang menduduki Lapter Kapeso di Distrik Mamberamo Hilir tersebut.
Dalam negosiasi ketiga kemarin, Kapolda belum dapat informasi apa yang menjadi kemauan kelompok yang menguasai Lapter Kapeso. “Belum, belum ada kabar sampai sekarang,” kata Kapolda Bagus Ekodanto.
Pihaknya masih akan melihat perkembangan terakhir. “Kami tidak semata-mata langsung menyerbu tapi masih melihat perkembangannya,” terang jenderal bintang dua ini.
Sekadar diketahui, sejak Lapter Kapeso dikuasai kelompok TPN/OPM, Polisi sudah mengirimkan 2 pleton Brimob dan 1 regu Detasemen khusus (Densus) ke Mamberamo Raya untuk membantu proses negosiasi dengan kelompok TPN/OPM.
Beberapa hari sebelumnya Polda Papua sudah mengirimkan 1 SSK Brimob ke kampung Bagusa yang tak jauh dari lokasi Lapter Kapeso.
Sementara itu eks pentolan OPM yang Nick Messet mengatakan, aparat keamanan harus melibatkan berbagai komponen masyarakat seperti dewan adat, tokoh-tokoh masyarakat dan tokoh-tokoh gereja setempat.
” Saya yakin jika masalah ini diatasi dengan cara-cara merakyat, semua persoalan bisa diselesaikan dengan baik. Sebab, pada dasarnya mereka ini hanyalah korban dari orang-orang yang memiliki kepentingan disana. Warga sebenarnya tidak tahu menahu soal apa yang mereka tuntut, karena mereka ini orang-orang yang kurang berpendidikan yang mudah dipengaruhi pihak-pihak tertentu,” ujarnya, kemarin.
Messet yang juga orang asli Sarmi ini yakin bahwa orang-orang yang menduduki Lapter tersebut bukan kelompok TPN/OPM, tapi masyarakat biasa yang terhasut oleh orang-orang tertentu. Karena itu, adanya tudingan bahwa mereka ini TPN/OPM, tidaklah benar.
Sepengetahuan dirinya, tegas Messet, bahwa mereka yang menduduki lapter adalah orang-orang yang frustasi. Orang Papua kalau tidak memiliki pekerjaan, maka mereka bisa berbuat seperti itu karena tidak memiliki pekerjaan atau kesibukan lain.
” Yang jelas mereka ini hanya menginginkan kesejahteraan dan keadilan sosial, apalagi diera Otsus sekarang ini. Tapi saya juga tidak memungkiri jika ada juga orang-orang Papua yang pemalas sehingga hidupnya tidak maju-maju. Jadi kalau kondisinya seperti ini, jangan menyalahkan pemerintah, tapi salahkan diri sendiri dan pemerintah daerah,” ujar Nick Messet yang pernah tinggal lama di luar negeri.
” Saya sendiri jika tinggal di Papua mungkin juga jadi orang malas. Makanya saya tinggal di luar negeri, biar disana terbuka pikiran dan wawasan untuk bisa melihat dunia dan kehidupan ini bisa lebih baik lagi, terutama membangun kampungnya sendiri,” ungkapnya.
Untuk itu, dirinya mengharapkan kepada orang-orang yang menghasut masyarakat seperti Decki Imbiri dan teman-temannya agar keluar dari Mamberamo dan segera kembali ke kampungnya membangun daerahnya sendiri, supaya rakyatnya lebih sejahtera dan damai.
Baginya, Otsus adalah solusi terbaik untuk membangun Papua agar lebih maju, makmur dan sejahtera. Sebab, tidak ada cara lain untuk memajukan daerah ini kecuali Otsus.
” Di era yang sudah maju ini, sudah tidak zamannya lagi kita berjuang untuk Papua Merdeka. Sampai kapanpun Papua tidak akan bisa merdeka. Justru dengan adanya Otsus ini Papua sudah merdeka, tapi dalam bingkai NKRI. Merdeka macam apalagi yang mau dicari, karena semuanya sudah terjawab dalam Otsus. (bat/mud/wen/luc)