Jakarta – Menjalin kerjasama dengan The US Naval Medical Reseach Unit (Namru)-2 dinilai banyak ruginya. Para peneliti AS masa bodoh pada prioritas penelitian kesehatan di Indonesia.
“Mereka enggan untuk mencari tahu prioritas permasalahan kesehatan di Indonesia. Sehingga topik penelitian lebih ke arah minat dan keperluan mereka sendiri,” ujar Kepala Litbang Departemen Kesehatan Triono Soendoro.
Hal itu disampaikan dia dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi I DPR di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (2/6/2008).
Menurut Triono, anggaran penelitian juga hanya dipakai untuk mengembangkan laboratorium Namru-2 sendiri. Sehingga kesenjangan kemampuan teknologi kian membesar.
“Hanya pada tahun-tahun terakhir dengan adanya flu burung dan kebijakan Menkes RI yang tegas, maka laboratorium di Indonesia memperoleh kemajuan pesat,” jelasnya.
Selain itu juga, lanjut Triono, berkat Namru-2, para peneliti Indonesia yang memperoleh gelar S2 dan S3 tidak sebanyak peneliti AS yang mendapatkan gelar S3.
Karena itu, Triono menyarankan bila MoU kembali diteken maka harus ada ketentuan kepemilikan data primer publikasi, presentasi dan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI). ( nik / nrl )