JAYAPURA – Adanya kesimpangsiuran berita soal menyerahnya Pemimpin Tertinggi OPM, Goliat Tabuni turun gunung kembali bergabung ke NKRI, mendapat penegasan dari Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjen Fransen G Siahaan. Pangdam mengatakan, Goliat Tabuni belum menyerah, yang menyerah adalah baru pengikutnya 23 orang.
“Memang betul ada 23 anggota OPM yang sudah menyerah dan kembali bergabung dengan NKRI, tapi itu hanya pengikutnya Goliat Tabuni, sedangkan Goliat hingga kini belum turun gunung,”ujar Pangdam kepada wartawan, Rabu 25 Maret di Markas Kodam Polimak Jayapura.
Pangdam mengakui adanya kesimpangsiuran mengenai berita Goliat Tabuni sudah turun dan menyerah. “Kami akui ada terjadi kesimpangsiuran berita, seolah-olah Goliat Tabuni sudah turun sudah menyerah, padahal yang menyerah adalah 23 orang pendukungnya yang selama ini berada disekitar Tingginambut, dan mereka langsung diterima Kasdam disana,”paparnya.
Saat ini, ke 23 pengikut Goliat Tabuni itu masih berada di Tingginambut dan sudah kembali bergabung dengan masyarakat. “Mereka sudah tidak lagi ikut Goliat Tabuni tapi sudah gabung dengan masyarakat, namun karena belum ada tempat tinggal (rumah), untuk sementara kami pasang tenda plastik sebagai tempat mereka berkumpul,”ujarnya.
Lanjut Pangdam, ke 23 pengikut Goliat Tabuni yang sudah kembali itu, meminta dibangunkan rumah Honai (rumah adat Papua) sebaga tempat tinggal mereka. “Saya sudah laporkan kepada Kasad terkait permintaan itu, dan Kasad memberikan waktu satu bulan ini untuk membangunnya,”kata Pangdam.
Ditanya dari mana TNI memastikan bahwa ke 23 orang itu adalah pengikut Goliat Tabuni, Pangdam menyatakan, berdasarkan keterangan masyarakat sekitar Tingginambut. “Masalah legalitas ke 23 orang itu pengikut Goliat Tabuni, sesuai keterangan masyarakat, Kepala Distrik setempat dan Bupati Puncak Jaya,”paparnya.
Apakah ke 23 orang itu menyerahkan senjata api saat menyerahkan diri, Pangdam menyatakan untuk saat ini belum ada. “Menyerah saja sudah langkah yang baik dibandingkan sebelumnya semua orang tidak diterima disana, namun kami meminta mereka juga menyerahkan senjata apinya, agar terbukti memang menyerah dengan tulus, sehingga bisa dicarikan lapangan pekerjaan,”pungkasnya.
Terkait masalah hukum terhadap 23 pengikut Goliat Tabuni, karena diindikasikan juga terlibat dalam serangkaian aksi penembakan dan perampasan senjata, Pangdam menyatakan, pihaknya lebih melihat kepada niat baik mereka menyerahkan diri dan kembali bergabung dengan NKRI. “Kalau hukum ya tergantung presiden, kalau memang ada pengampunan, yang jelas kami melihat niat baik mereka,”singkatnya.(jir/don/l03)
Source: BinPa, Kamis, 26 Maret 2015 01:06