JAYAPURA (PAPOS) – Akibat hujan yang mengguyur kabupten Jayawijaya selama dua pekan terkahir ini, menyebabkan masyarakat terancam kelaparan karena tanaman mereka tidak bisa dipanen. Bahkan aktifitas masyarakat di beberapa Distrik di kabupaten Jayawijaya lumpuh total. Jika bantuan bahan makanan (Bama) tidak segera di drop, masyarakat terancam kelaparan.
Demikian disampaikan anggota Komisi E DPRP yang memidangi kesejahteraan rakyat, Arnold Walilo,S.Pd kepada Papua Pos diruang kerjanya, Senin (23/2) kemarin.
“Saya baru pulang dari Jayawijaya, saya cukup prihatin melihat kondisi kehidupan masyarakat. Di beberapa titik masyarakat terancam kelaparan, jika pemkab Jayawijaya dan pemprov dalam hal ini Dinas Sosial tidak segera memberikan bantuan berupa bama,” katanya.
Parahnya kata politisi PNBK ini, walaupun masyarakat lebih kurang dua minggu ini dilanda banjir, tetapi belum ada gerakan dari pemkab setempat untuk membantu masyarakat. Pemkab hanya melakukan pendataan, tanpa ada upaya untuk memberikan bantuan. Padahal kata dia masyarakat sangat membutuhkan uluran tangan dari pemkab, karena semua tanaman terendam banjir.” Saya kuatir, jika masyarakat tidak segera diberikan bantuan, masyarakat terancam kelaparan,” ujarnya mewanti-wanti.
Ada sejumlah daerah yang terkena banjir, misalnya distrik Obi Kossy, Distrik Musafak, Asologima, Kurulu dan Distrik Walelagama sebagian. Daerah yang terparah ada 3 distrik yakni Distrik Musafak, Kurulu dan Obi Kossy. Dampak dari banjir ini ujar pria kelahiran Jayawijaya ini 5 sekolah ditutup. Akibatnya aktifitsa sekolah lumpuh total.
Ke 5 sekolah yang dimaksud antara lain SD Inpres Muay, SD YPPK Musafat, SD YPPK Abulugmo, SD YPPK Helabolakma dan SD YPPK Eragama. ‘’Jadi selama dua minggu ini aktifitas sekolah tidak jalan sehingga dengan terpaksa anak-anak libur dengan sendiri karena sekolah terendam banjir,’’ katanya seraya menambahkan rasa kecewanya terhadap instansi terkait yang tidak punya kepedulian bagaimana agar proses belajar anak-anak tetap berjalan sebagaimana biasanya.
Selain sekolah, beberapa gereja juga ikut terkena banjir, seperti paroki Musafa, Gapela Abulugmo, Gapela Sipema dan Gapela Elabolakma. Konon kata dia akibat banjir, jemaat tidak bisa sembayang (masuk gereja) seperti biasanya, Minggu (23/2). Disamping gereja dan sekolah, padi yang siap panen, gagal dipanen karena dihantam banjir, seperti desa Musafak, Karulu dan Kuaselagma. Demikian juga ubi-ubian terendam banjir. Bahkan masyarakat mulai merasakan gatal-gatal.
Penderitaan yang dirasakan masyarakat ujar Arnold perlu mendapat perhatian dari pemkab Jayawijaya dan pemprov Papua dalam hal ini dinas social untuk memberikan bantuan berupa bama. ‘’Sebab dari pengamatan saya ketika berada di lokasi tersebut belum gerakan dari pemkab untuk membantu masyarakat yang terkena musibah. Karena itu, kita minta kepada pemkab dan dinas social untuk memberikan tindakan penyelamatan kepada masyarakat yang terkena banjir,’’ ujarnya dengan nada prihatin. (bela
Ditulis Oleh: Javaris/Papos
Selasa, 24 Februari 2009