Honiara, Jubi – Keanggotaan Melanesia Spearhead Group (MSG) akan dibahas secara khusus dalam pertemuan para pemimpin MSG di Honiara, 14-16 Juni 2016.
“Ide tentang keanggotaan MSG yang lebih terbuka akan menjadi pembahasan khusus dalam pertemuan para pemimpin nanti. Ini berarti, kelompok internasional atau regional maupun negara yang tidak berada dalam blok Melanesia bisa menjadi anggota penuh ataupun anggota asosiasi,” jelas Ketua MSG, Manaseh Sogavare kepada wartawan usai bertemu dengan Pimpinan United Liberation Movement for West Papua (ULMWP), Octovianus Mote dan Benny Wenda di Mendana Hotel, Honiara, Rabu (13/7/2016).
Ia mengaku sudah memberikan instruksi kepada Sekretariat MSG untuk membuat persyaratan dan panduan baru keanggotaan MSG. Menurutnya, panduan dan persyaratan ini nantinya harus dipahami oleh para pihak yang ingin menjadi anggota MSG.
“Para pemimpin akan diberikan kesempatan bertemu dengan ULMWP,” lanjut Sogavare.
Ia menambahkan, dukungan Fiji terhadap perjuangan bangsa Papua berpemerintahan sendiri juga telah dibicarakan.
“Dukungan dari lima anggota MSG ini datang dari dalam hati,” tambah Sogavare.
Benny Wenda dan Octovianus Mote, dua pemimpin ULMWP, usai bertemu Sogavare mengatakan ULMWP sebagai perwakilan bangsa Papua sudah siap dengan konsekuensi jika nantinya diterima sebagai anggota penuh.
“Bangsa Papua sejak dulu adalah bagian dari Melanesia. Kami tentu sangat ingin berinteraksi dengan sesama saudara Melanesia kami di Papua New Guinea, Solomon, Vanuatu, Fiji dan Kanaki,” ujar Wenda.
Papua, menurut Wenda ingin mulai melakukan interaksi dengan sesama saudara Melanesianya melalui olahraga, terutama sepakbola. Selain itu, para mahasiswa dan pelajar dari Papua bisa dikirimkan untuk belajar di Perguruan Tinggi di Kepulauan Solomon atau Vanuatu.
“Suatu saat nanti, orang Papua bisa belajar di Papua New Guinea dan juga sebaliknya,” tambah Mote.
Mengenai kewajiban sebagai anggota untuk membayar iuran setiap tahun, Mote mengatakan bangsa Papua sadar bahwa itu adalah konsekuensi sebagai anggota penuh.
“Kami siap melakukan semua kewajiban sebagai anggota. Termasuk jika suatu saat nanti bangsa Papua harus menjadi tuan rumah pertemuan pemimpin MSG, saya yakin bangsa Papua juga siap,” jelas Mote.
Belakangan ini, iuran keanggotaan menjadi isu penting di MSG setelah Front Pembebasan Kanak (FLNKS) tidak bisa memenuhi kewajiban mereka. Direktur Jenderal MSG, Amena Yauvoli, kepada wartawan menjelaskan situasi FLNKS sangat dimengerti oleh anggota MSG lainnya sehingga kontribusi FLNK dikurangi mulai tahun depan.
“MSG akan mengurangi budget operasional sekretariat untuk mengatasi masalah keuangan ini,” kata Yauvoli. (*)