Pesan langsung dari Lapangan, Posko Eksodus Mahasiswa Papua, Taman Makam Pahlawan Papua Barat, Sentani, West Papua;
Pesan dari lapangan disampaikan bahwa:
1. Sejak pemasangan Spanduk “Zona Darurat” di depan Taman Makan Pahlawan Papua Barat tgl 18 November 2008, maka banyak anggota Polri dan TNI dikirim oleh NKRI untuk menurunkan spanduk dimaksud. Dua orang ditangkap (dilihat langsung) oleh penjaga Posko Exodus Mahasiswa sehingga mereka tidak bisa menurunkannya.
2. 1 Desember, intensitas operasi intelijen secara menyamar maupun terus terang meningkat hebat. Beberapa kali diusahakan secara terbuka untuk menurunkan Spanduk dimaksud. Tetapi kali ini gagal juga. Posko dan sekitarnya dijaga ketat oleh para penghuni Posko.
3. Alasan para mahasiswa adalah bahwa “Kami pergi ke Indonesia untuk menimba ilmu, tetapi di Manado, Yogya, Jakarta, Semarang, Surabaya, Bandung, Bali, semua diteror dan diancam, rumah kos-kosan dibakar, disebarkan surat ancaman, dikirimkan SMS ancaman, bahkan Polres setempat sendiri datang mengancam, maka kami pulang ke Tanah Air sendiri, dan kami buat Posko untuk Mengendalikan Eksodus Mahasiswa dari luar Tanah Air agar mereka tidak tercerai-berai dan tidak dibuang sembarangan, seperti pengalaman teman-teman kami pejuang kemerdekaan Timor Leste Merdeka yang banyak dibuang ke laut, banyak dibunuh di Pulau Jawa menggunakan Mobil-mobil bercap Palang Merah, Mobil2 bertuliskan tanda-tanda salib, dsb. Dengan argumen seperti ini, maka para pasukan suruhan itu mengurungkan niatnya untuk menurunkan Spanduk Secara Paksa.
Sekian