JAYAPURA – Dewan Perwakilan Rakyat Papua mengutuk keras penembakan yang menewaskan dua anggota Brigadir Mobil (Brimob) di depan Kantor Bupati Puncak-Papua, pada Rabu (3/12) pagi sekitar pukul 09.00 WIT.
“Kami mengutuk tindakan yang dilakukan kelompok bersenjata di Kabupaten Puncak Jaya, karena mereka tidak punya hak mengambil nyawa manusia. Hanya Tuhan yang bisa mengambil nyawa manusia,”
ungkap anggota DPRP terpilih, Yunus Wonda kepada wartawan di Hotel Aston, Kamis (4/5) siang.
Yunus mengungkap, bukan lagi waktunya untuk melakukan kekerasan atau pertumpahan darah karena itu tidak akan menyelesaikan masalah Papua.
“Justru peristiwa penembakan di sana akan berimbas kepada rakyat. Mereka justru ketakutan, perekonomian mereka tidak bisa jalan karena dibawah ancaman dari kelompok yang berseberangan itu,”
akunya.
Kendati demikian, pihaknya turut berduka cita atas meninggalnya dua anggota Brimob yang ditembak oleh kelompok berbeda paham itu. “Kejadian ini, masyarakat sekarang sudah ketakutan. Kasian masyarakat terganggu dalam aktivitas sehari-hari,” kata dia.
Lagi-lagi, menurut mantan Ketua I DPR Papua periode 2009-2014 ini, bahwa para pelaku bisa saja lari ke hutan pasca penembakan itu. Namun, Masyarakat yang jadi korban. Mereka pasti akan ketakutan. Apalagi bisa saja aparat kemanan di wilayah itu melakukan penyisiran pasca penembakan tersebut.
“Untuk mencari pelaku bisa saja aparat mekakukan penyisiran dan masyarakat akan ketakutan. Kekerasan tak akan membuat Papua merdeka. Sudah bukan waktunya lagi. Orang justru tak akan simpati. Dengan kasus ini rakyat akan takut padahal mereka masih trauma usai perang di sana lalu. Kalau mereka ambil senpi itu tidak dibenarkan, itu bukan milik mereka,”
ucapnya.
Untuk itu, Yunus mengingatkan kepada para aparat keamanan yang bertugas di wilayah pegunungan tengah Papua agar selalu waspada dan tidak lengah, karena kondisi di gunung tidak bisa dikatakan 100 persen aman.
“Menjalankan tugas dengan penuh tanggungjawab. Tapi tetap harus waspada. Kami DPR hanya bisa menghimbau agar tak ada lagi kekerasan. Cara-cara itu tidak akan selesaikan masalah. Kalau saling tembak menembak terus, masyarakat juga tak akan sejahtera,”
himbaunya. Yunus juga menekankan agar tidak ada lagi kekerasan karena kekerasan merupakan pelanggaran HAM.
“Kami harap kejadian seperti ini tdak terulang lagi. Itu tak terpuji. Apapun alasannya tetap cara itu tak dibenarkan. Tak ada yang berhak menghilangkan nyawa orang selain Tuhan,”
katanya. (loy/don)
Sabtu, 06 Desember 2014 12:21, BP