JAYAPURA (PAPOS) – Rentetan peristiwa yang terjadi sebelum dan sesudah pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu), di Wamena, Biak dan Kota Jayapura yang kini sangat meresahkan masyarakat mendapat perhatian serius dari ketua Klasis GKI Jayapura, Pdt. Bas Weyai.
Bas Weyai mengaku cukup prihatin atas terjadinya masalah-masalah social yang terjadi di beberapa daerah di tanah Papua saat ini, khususnya di kota Jayapura.’’Saya turut prihatin dengan kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat yang belakangan ini dipengaruhi rasa cemas dan ketakutan akibataksi kekerasan yang dilakukan oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab baik kekerasan secara fisik maupun pisikis di kota Jayapura,’’ kata Bas kepada Papua Pos di Jayapura, Rabu (15/4) kemarin.
Bertolak pada kondisi objektif yang diselimuti kekhawatiran, kecemasan dan ketakutan terhadap aksi kekerasan tersebut, maka selaku pimpinan umat sekaligus petugas gereja ia menyerukan kepada segenap lapisan masyarakat dan umat beragama agar tidak terprovokasi dengan isu-isu kekerasan yang terjadi di Papua pada umumnya dan khususnya di kota Jayapura, Wamena dan Biak. ‘’Belakangan ini isu kekerasan tersebut cukup meresahkan dan mecemaskan tatanam hidup bermasyarakat,’’ ujarnya.
Selaku masyarakat agamawi di tanah Papua Bas mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menghargai hidup masing-masing sebagai anugerah Tuhan yang patut dipertanggungjawabkan dalam iman untuk menciptakan suasana damai dan kehidupan yang utuh dan harmoni. ‘’Mari kita hindari perilaku yang menyusahkan hidup orang lain dan tindakan kekerasan yang menghancurkan moral masyarakat,’’ pintanya.
Bahkan selaku ketua klasis GKI Jayapura menghimbau situasi kecemasan yang berkangsung hamper sepekan ini supaya dihentikan. Tindakan seperti itu menurut dia tidak terpuji dan tidak mencerminkan kerukunan umat beragama dan pergaulan kemasyarakatan yang selama ini tercipta dengan baik dan berlangsung dalam suasana damai di tanah Papua.
‘’Selaku pimpinan umat saya menghimbau seluruh umat Kristiani di kota Jayapura agar menghindari akses-akses tindakan kekerasan yang berbenturan dengan budaya damai, budaya persaudaraan, yang rukun dan budaya saling menghargai dan menghormati hak hidup tiap orang dan sesame kita yang hidup berdampingan, supaya memelihara dan mempertahankan norma-norma kemanusian dalam suasana hidup yang berkeadilan dan bermartabat,’’ tandasnya.
Sebagai pengamat masalah social di kota Jayapura, ia mengharapkan situasi ini dicermati dan ditangani aparat keamanan, dalam hal ini Polda Papua beserta jajarannya untuk menyelidiki kasus-kasus tersebut secara hukum dan dengan pendekatan yang bersahaja dan sistematik, agar memberi kenyamanan bagi msayarakat sehingga kasus-kasus serupa tidak lagi mencemaskan dan meresahkan masyarakat pada waktu-waktu mendatang. (bela)
Ditulis oleh Javaris/Papos
Kamis, 16 April 2009 00:00