Tarimanu tuding tindakan MSG belakangan ini memalukan Melanesia

Jayapura, Jubi Mantan politisi, pejabat pemerintah, tokoh adat dan tokoh masyarakat sipil, George Tarimanu, tampil ke muka publik menyatakan pendangan kerasnya menggugat Sekretariat Melanesian Spearhead Group (MSG).

Dilansir Daily Post Vanuatu, Selasa (28/2/2017) Tarimanu juga mengatakan apa yang terjadi di kalangan pimpinan MSG belakangan ini tidak mungkin dikehendaki oleh para pendahulu pendiri MSG. Dalam pandangannya, para Pemimpin MSG telah gagal membangun kerjasama seperti cita-cita para pemimpin Melanesia yang seharusnya.

“Ini benar-benar memalukan bagi rakyat Melanesia, dan jelas menunjukkan bahwa para Pemimpin MSG tak lagi bekerjasama untuk kebaikan rakyat di negeri-negeri Melanesia seperti mandat pendirian MSG,” ujar tokoh yang mendapat penghargaan Order of the British Empire (OBE) dari Ratu Inggris Queen Elizabeth, dipenghujung kekuasaan kolonial Inggris dan Perancis akhir 1970-an.

Bulan-bulan terakhir ini, lanjutnya, tampak sekali para pemimpin MSG terpecah posisinya terkait beberapa isu penting. Isu yang dimaksud antara lain West Papua dan aplikasi keanggotaan penuhnya ke dalam MSG serta penunjukan Direktur Jenderal, yang menurut Tarimanu, merupakan indikasi jelas adanya perpecahan antar para Pemimpin MSG.

“Tak saja membuat malu rakyat Melanesia, namun juga mencederai nama baik MSG di luar negeri dan di dunia internasional, padahal MSG adalah institusi Melanesia yang sangat dihormati rakyat Melanesia juga pemerintah-pemerintah dunia,” tegas dia.

Tarimanu menuntut agar para pemimpin MSG segera menyingkirkan perbedaan mereka, dan kepada Sekretariat MSG mengelola urusan internalnya dengan profesional.

“Negara-negara anggota harus keluar dari Melanesian Nasara (ruang publik) dan menunjukkan pada rakyat Melanesia dan dunia bahwa mereka dapat berpegang pada visi para pendiri MSG,” ujar tokoh yang dihormati dan telah lama duduk di Konsil Vanua’aku Party National.

Tarimanu sejak awal telah keras memrotes tindakan para pemimpin Melanesia yang ragu mengintegrasikan West Papua melalui ULMWP ke dalam MSG.

“Sebagai salah satu pejuang kemerdekaan politik Vanuatu, saya tidak habis fikir melihat kecenderungan para pemimpin MSG yang tidak sanggup berdiri membela saudara saudari Melanesianya di West Papua,” ujarnya pertengahan tahun lalu.

Akhir Januari lalu seperti telah diberitakan Jubi, Ketua MSG, Perdana Menteri Manasseh Sogavare menunda kunjungannya ke PNG sebagai bagian Tur Melanesia untuk membicarakan hasil pertemuan terkait Pedoman Keanggotaan MSG dan isu-isu terkait MSG lainnya.

Setelah berkunjung ke Vanuatu dan Fiji, Sogavare tidak dapat melanjutkan kunjungannya ke PNG untuk bertemu PM Peter O’Neill. Dikatakan penundaan kunjungan itu hingga akhir Februari namun hingga saat ini belum ada konfirmasi kelanjutan rencana tersebut.

Sogavare dikatakan tidak akan mengeluarkan pernyataan publik apapun terkait hasil tur tersebut sebelum dapat bertemu PM O’Neill sebagai penutup turnya.

Sekretariat MSG di Port Vila dikabarkan telah dilanda isu pendanaan dan pemeriksaan terkait kelembagaannya telah direkomendasikan oleh penilai independen menyangkut persoalan keuangan yang tidak kunjung selesai, ditambah isu peninjauan kembali pedoman keanggotaan MSG terkait keanggotaan West Papua di MSG.(*)

Exit mobile version