Papua: ULMWP Gagal Jadi Anggota MSG

Victor Mambor, Honiara, 2016-07-20

Upaya kelompok pro kemerdekaan Papua  – United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) untuk menjadi anggota penuh organisasi Negara-Negara Melanesia yang tergabung dalam Melanesian Spearhead Group (MSG) belum terwujud.

Pertemuan pemimpin MSG di Honiara, Kepulauan Salomon pada 13-14 Juli 2016, memutuskan untuk menunda keputusan keanggotaan ULMWP.

Manaseh Sogavare, Ketua MSG yang juga adalah Perdana Menteri Solomon menjelaskan Jumat pekan lalu, bahwa tertundanya keputusan keanggotaan ULMWP karena kesalahan yang dibuat Sub Komisi Hukum MSG dalam menyusun kriteria dan panduan keanggotaan.

“Kesalahan ini sangat fatal. Kriteria baru menyebutkan yang menjadi anggota MSG adalah negara. Kata “negara” ini bukan saja menutup kemungkinan ULMWP menjadi anggota penuh tapi juga mengancam FLNKS,” kata Sogavare kepada BeritaBenar.

FLNKS atau Kanak Socialist National Liberation Front adalah gerakan separatis Kanak di Kaledonia Baru.

Salah satu tujuan pendirian MSG adalah untuk meningkatkan profil internasional suku Kanak tersebut dalam memperjuangkan kemerdekaannya dari Perancis, hal yang juga membuat MSG strategis bagi ULMWP dalam memperjuangkan cita-cita pergerakan yang juga ingin ke luar dari Indonesia ini, seperti dikutip dari situs the Interpreter. Oleh karena itulah keanggotaan di dalam MSG dinilai penting.

“Kami memberi waktu lagi pada sub komite hukum MSG untuk menyelesaikan tugas mereka. Sebelum September, para pemimpin akan bertemu lagi di Port Vila, Vanuatu, untuk menyelesaikan masalah keanggotaan ini,” jelas Sogavare.

Vanuatu dukung Papua

Usai pertemuan para Kepala Negara MSG, Perdana Menteri Vanuatu, Charlot Salwai menegaskan pertemuan di Port Vila tidak akan tertunda lagi seperti sebelumnya. Di Vanuatu, para pemimpin hanya akan membahas masalah kriteria dan keanggotaan ULMWP.

“Vanuatu adalah pendukung tradisional pembebasan Papua. Platform negara kami menegaskan Melanesia belum sepenuhnya bebas sampai seluruh wilayah Melanesia bebas dari penjajahan,” ujarnya.

Pertemuan di Honiara, kata Salwai, mengecewakan. Hasil pertemuan menunjukkan dengan jelas ketidakmampuan Sekretariat MSG dalam memahami tujuan pendirian MSG dan aspirasi politik bangsa Melanesia.

Fiji ancam keluar

Usai pertemuan para pemimpin MSG, seorang pejabat senior Kepulauan Solomon mengungkapkan konsensus yang dilakukan para kepala negara berlangsung tegang.

Vanuatu, Kepulauan Solomon dan FLNKS yang mendukung ULMWP jadi perwakilan bangsa dan rakyat Papua, harus berhadapan dengan Fiji yang mengancam akan keluar dari MSG jika ULMWP diterima sebagai anggota penuh.

“Fiji bersikap keras. Fiji akan keluar dari MSG jika ULMWP diterima dan kemungkinan Indonesia juga akan keluar. Sedangkan Papua New Guinea meski menentang aplikasi keanggotaan ULMWP, bersikap lebih lunak,” jelas pejabat senior Kepulauan Solomon yang menolak disebutkan namanya.

Kriteria baru yang “cacat” itu, menurut pejabat senior ini, digunakan pula oleh Papua New Guinea dan Fiji untuk menentang keanggotaan ULMWP.

Perdana Menteri Fiji, Frank Bainimarama terlihat meninggalkan lokasi acara sebelum pertemuan para pemimpin usai. Selanjutnya, delegasi Fiji dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Fiji, Ratu Inoke Kubuabola.

“Perdana Menteri pulang lebih dulu untuk meresmikan tim rugby Fiji yang berangkat ke olimpiade Rio di Brazil,” jelas Kubuabola.

Galang dukungan

Pimpinan ULMWP mengaku dapat menerima dengan lapang datang meskipun batal menjadi anggota MSG dan masih dalam status observer. Octovianus Mote (Sekretaris Jenderal ULMWP) dan Benny Wenda (Juru Bicara ULMWP), menyatakan bisa menerima keputusan MSG.

“Kami orang Melanesia. Tapi kami adalah tamu di sini. Apapun keputusannya, tetap kami terima,” kata Mote.

Sedangkan Wenda mengatakan keputusan MSG tersebut mendorong ULMWP untuk menggalang dukungan lebih besar lagi dari negara-negara Pasifik, terutama wilayah Polinesia dan Mikronesia.

Tawarkan kerjasama ekonomi

Sementara itu, Indonesia menawarkan kerjasama ekonomi dengan negara-negara anggota MSG. Tetapi menurut pimpinan Delegasi Indonesia, rencana kerjasama itu terhambat dengan kehadiran delegasi ULMWP.

“Indonesia siap membantu MSG dalam berbagai kerjasama ekonomi di masa akan datang. 622 juta penduduk ASEAN bisa menjadi pasar potensial buat MSG. Kehadiran ULMWP hanya akan menghambat rencana kerjasama ini,” ungkap Desra Percaya, ketua delegasi Indonesia.

Dia menambahkan bahwa MSG seharusnya tegas menyatakan tidak ada tempat bagi kelompok separatis dalam organisasi itu.

Indonesia yang mengklaim memiliki sekitar 11 juta orang Melanesia yang tersebar di beberapa propinsi di bagian timur, melamar sebagai anggota MSG pada tahun 2010 dan mendapatkan status observer pada 2011. Dalam pertemuan di Honiara Juni 2015, MSG menaikkan posisi Indonesia sebagai anggota associate dan ULMWP sebagai observer, seperti dilaporkan di situs abc.

Exit mobile version