Penembakan di Puncak Jaya Diketahui 10 Orang

JAYAPURA – Kepolisian Daerah Papua mengetahui jumlah kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang melakukan penembakan terhadap rombongan mobil dari Wamena menuju Kabupaten Puncak Jaya tepatnya di Kampung di sekitar Kampung Dangobak, yang terletak di Kampung Danggobak Kalome, Distrik Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya, Rabu (16/7) siang diketahui sebanyak 10 orang.

Penembakan yang dilakukan para kelompok kriminal bersenjata tersebut mengakibatkan satu warga sipil tewas  atas nama, Kallo (30) asal Makassar dan dua warga sipil luka tembak masing-masing, Laksmana (24) mengalami luka tembak dibagian kaki dan Bahar (40) mengalami luka tembak di bagian pantat.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabidhumas) Polda Papua, Komisaris Besar Polisi , Sulistyo Pudjo Hartono, S.Ik., kepada wartawan mengatakan, dari hasil pemeriksaan beberapa orang saksi di lokasi kejadian terutama keapda para korban penembakan, diketahui kelompok KKB tersebut ada sekitar 10 orang.

Namun tentunya,  Polda Papua terus melakukan pengejaran terhadap para pelaku tersebut serta mengumpulkan sumber untuk mencari siapa dan kelompok mana yang melakukan aksi penembakan itu terhadap warga sipil yang hendak membawa bahan makanan dari Kota Wamena ke Kota Mulia, Kabupaten Puncak Jaya tersebut.

Menurut  Pudjo, penembakan ini sengaja dilakukan oleh  kelompok kriminal bersenjata dan mereka  selalu mengambil kesempatan dalam kesempitan. Dimana mereka melakukan tindakan pada saat kondisi harga bahan pokok di Kabupaten Puncak Jaya stabil sehingga dengan adanya penembakan ini maka harga bahan makanan naik, misalnya bahan makanan sebesar Rp40 ribu dan sekarang naik menjadi Rp60 ribu.
Pudjo mengemukakan, bahwa sebenarnya kondisi masyarakat di Kabupaten Puncak Jaya Menurutnyan aman dan kondusif. Indikator umum bagus, bahkan pelaksanaan Pileg dan Pilpres juga aman. Tapi kelompok kriminal bersenjata itu tak mau kondisi di wilayahnya membaik.

“Indikator positif di sana mau tidak mau harga sudah mulai membaik, dan ketika ada aksi dari KKB, semua berubah dengan seketika yang akhirnya semua rugi. Tetapi semua rugi menurut versi kita, tapi menurut mereka untung karena mereka bisa mengambil ke untungan dan mau tidak mau mereka bisa mengambil uang ketika mobil lewat,”

paparnya.

Oleh karena itu, Pudjo menegaskan, polisi tidak boleh membiarkan anomi dimana masyarakat lebih mengendalikan hukum. Polisi tidak boleh kalah, mereka menekan agar masyarakat bisa mengambil ke untungan baik kepada pedagang maupun kontraktor. Tapi beban itu kembali lagi kepada masyarkat dimana harga barang Rp50 ribu naik menjadi Rp75 ribu.

Disinggung soal aktifitas jalan transportasi darat, tambah Pudjo, bahwa transportasi darat terpaksa harus terhenti atas peristiwa penembakan itu. “Masyarakat yang mau membawa bahan makanan terpaksa merasa ketakutan  pasca penembakan tersebut,” katanya.
Apakah ada pengawalan dari aparat saat rombongan ke Kabupaten Puncak Jaya,

Pudjo   mengemukakan tidak ada pengawalan karena selama ini menganggap aman dan kondusif, sehingga mereka tidak meminta pengawalan. “Memang sebelumnya, mereka meminta pengawalan baik dari  Polisi maupun dari TNI itu sendiri. Namun karena mungkin merasa aman mereka harus jalan sendiri,”kata dia.

Sementara itu, jenazah korban Kallo (30) yang meninggal dunia dalam kasus penembakan itu telah dievakuasi ke Jayapura dengan menggunakan pesawat Enggang PK-RSC pada, Kamis (17/7) siang  pukul 11.50 WIT dan selanjutnya akan di makamkan di kampung halamannya di Makassar. (Loy/don/l03)

Jum’at, 18 Juli 2014 01:48, BinPa

Penembakan di Puncak Jaya Diketahui 10 Orang was originally published on PAPUA MERDEKA! News

Exit mobile version