Menlu RI – PNG Diharapkan Jalin Koordinasi Pasca Insiden Perbatasan

Perbatasan PNG West Papua
Aparat keamanan RI saat berkordinasi dengan aparat keamanan PNG (Jubi/Indrayadi TH)

Jayapura, 6/4 (Jubi) – Pasca insiden di perbatasan wilayah RI dan PNG, Sabtu (5/4) kemarin. Panglima Kodam (Pangdam) XVII Cenderawasih, Mayor Jendral (TNI) Christian Zebua berharap ada komunikasi antara Menteri Luar Negeri Indonesia dan Negara PNG.

“Saya sarankan kepada menteri pertahanan agar kementerian luar negeri mengadakan pembicaraan dengan pihak PNG. Seperti apa penyelesaian masalah-masalah warga Negara Indonesia termasuk mereka yang berbeda paham yang ada di PNG, agar hubungan baik antara PNG dan Indonesia tidak terganggu,”

kata Pangdam dalam laporannya kepada Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Budiman melalui teleconference yang digelar, Minggu (6/4) siang tadi di Makodam XVII Cenderawasih.

Soal gangguan yang terjadi kemarin sekitar pukul 15.00 waktu Papua, lapornya, bendera Bintang Kejora yang berada di lokasi wilayah RI sudah diturunkan.

Butuh waktu atau proses, karena pihak yang bersenjata ada juga pihak yang tidak bersenjata. Sehingga kami coba sedikit lebih sabar dengan memisahkan mereka dari rakyat tidak bersenjata,” ujar Pangdam

Sebelumnya, saat bendera Bintang Kejora diturunkan, pasukan yang dipimpin langsung Kepala Staf Kodam (Kasdam) XVII Cenderawasih, berusaha menekan kelompok bersenjata dan melakukan pengejaran. Namun kelompok tersebut berhasil melarikan diri ke arah Negara PNG.

Sementara itu, Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) TNI, Jenderal TNI Budiman melalui teleconference itu, tidak menyinggung persoalan kelompok-kelompok pengacau keamanan kepada Kodam XVII Cenderawasih.

Dalam peristiwa Sabtu (5/4) kemarin seperti diberitakan media ini, Kasdam XVII/Cenderawasih Brigjen TNI Hinsa Siburian mengatakan kelompok bersenjata itu seolah memancing aparat untuk melakukan tindakan tegas, dengan menaikkan bendera di batas RI.

Namun, pasukan kami ini disiplin, terkendali, jadi personil tidak melakukan tindakan membabi buta,” kata Siburian, Sabtu (5/4).

Pernyataan ini cukup menjelaskan mengapa Kapolresta Jayapura, Ajun Komisaris Besar (Pol) Alfred Papare bersama beberapa aparat polisi dan TNI, hanya memantau kejadian dari sekitar Tower saja. Kelompok ini kemudian melepaskan tembakan ke arah Tower hingga melukai Kapolresta dan seorang anggota TNI.

“Tembakan itu mengenai kaca dan Kapolresta terkena serpihan kaca. Ada anggota Kodim di situ juga ikut terkena serpihan,” ujar Siburian.

Siburian juga mengaku aparat keamanan telah mencoba untuk bernegosiasi agar kelompok itu membubarkan diri.

Mereka sengaja lakukan ini di perbatasan, jadi kalau mereka sudah lewati perbatasan, maka kami tidak bisa kejar,” kata Siburian.

Dalam Situs kodam17cenderawasih.mil.id, disebutkan aparat keamanan gabungan TNI/Polri yang bertugas mengamankan lokasi kontak tembak tersebut merupakan aparat teritorial dan pasukan pengamanan perbatasan, yang terdiri dari personel Polsek Muara Tami, Yonif (Bataliyon Infanteri) 751/Raider, dan Satgas (Satuan Tugas) Pamtas (Pengamanan Perbatasan) RI-PNG Yonif 642/Kapuas. (Jubi/Indrayadi TH)

Exit mobile version