Peringatan 1 Desember (hari ini) dipastikan oleh DAP tanpa pengibaran bendera Bintang Kejora namun hanya akan diisi dengan ibadah dan orasi politik dari semua perwakilan DAP di makam Theys Eluay di Sentani. Tampak suasana makam Theys H Eluay beberapa waktu lalu yang akan dipadati ribuan masa hari ini.Sentani- Tepat hari ini 1 Desember 2010, selain diperingati sebagai hari AIDS se-dunia, tapi juga oleh sebagian rakyat Papua dirayakan sebagai suatu hari ‘keramat’ yaitu hari kemerdekaan bangsa Papua. Karena itu, setiap 1 Desember dilakukan berbagai agenda kegiatan oleh masyarakat, bahkan tidak jarang diwarnai pengibaran bendera bintang kejora (BK).
Lantas apa saja kegiatan masyarakat Adat Papua hari ini memperingati 1 Desember? Ketua Umum Dewan Adat Papua, ( DAP) Forkorus Yoboisembut telah menyerukan pada seluruh bangsa Papua pada hari besar peringatan 1 Desember tidak dibenarkan mengibarkan Bintang Kejora, namun lebih menfokuskan diri pada ibadah bersama dan agenda lainnya, yaitu mendengar orasi politik, juga mengadakan jumpa pers yang semuanya akan di gelar di lapangan lokasi Makam Theys Hiyo Eluay, tokoh aktifis Papua, yang di makamkan di lapangan, tepat depan jalan menuju bandara Sentani. “ Jika tidak hujan semua terfokus di satu titik yaitu makam Theys, tapi jika cuaca kurang mendukung, perayaan ibadah akan tetap di laksanakan, namun di gedung-gedung wilayah masing-masing,”katanya.
Forkorus kembali mengingatkan bahwa dalam peringatan 1 Desember ini tidak ada pengibaran bendara bintang Kejora di seluruh penjuru tanah Papua.
“ Saya sudah menyerukan pada semua pimpinan-pimpinan DAP di daerah, baik itu di perbatasan Timur, Barat, Selatan , Pegunungan dan perbatasan utara,” ungkap Forkorus kepada Bintang Papua via teleppn selularnya Selasa 30/11) kemarin.
Selain menyurakan agar seluruh masyarakat bangsa papua tidak kibarkan BK, Forkorus juga meminta seluruh masyarakat untuk tidak takut pada pernyataan TNI/Polri yang sebelumnya telah mempublikasikan akan mengerahkan ratusan personil untuk menjaga keamanan pada puncak kegaiatan 1 Desember.
“ Jangan takut, tugas TNI/Polri adalah menjaga keamanan dan ketertiban serta tugas kita adalah merayakan hari besar kita dengan menggelar ibadah bersama dengan tertib, jadi tetap lah berkumpul selama kita benar, jangan pernah merasa takut,” himbaunya pada seluruh bangasa Papua yang sebelumnya merasa khawatir atas pengamanan yang akan di lakukan aparat TNI/Polri pada hari H nya.
Ditambahkan, jika dalam agenda kegaitan 1 Desember, selain memberikan kesempatan pada setiap pimpinan DAP di berbagai wilayah di Tanah Papua untuk menyampaikan orasi politiknya, kegiatana ini akan diawali dengan menggelar ibadah bersama, dan juga jumpa pers. “Dari DAP akan mengakomodir semua pimpinan- wilayah untuk menyampaikan orasi politiknya ,” kata Forkorus.
Disinggung mengenai orasi politik yang akan di sampaikan oleh Ketua Umum DAP, Forkorus mengatakan, akan berorasi terkait landasan ilmiah dari DAP, karena menurutnya hukum apa pun semua akan kembali pada hak azasi manusia untuk menyampaikan pendapat juga pikirannya.(as/don/03)
Perayaan secara damai seperti inilah yang perlu diteruskan. Perayaan yang mendatangkan konflik dan korban sebenarnya dikehendaki NKRI, tetapi belakangan ini NKRI tidak dapat berbuat banyak gara-gara sorotan dunia.
Yang terpenting ialah bangsa Papua tidak melupakan sejarahnya, sama dengan NKRI melupakan sejarahnya. Kita harus terus merayakannya, SAMPAI PAPUA MERDEKA!!
Perayaan secara damai seperti inilah yang perlu diteruskan. Perayaan yang mendatangkan konflik dan korban sebenarnya dikehendaki NKRI, tetapi belakangan ini NKRI tidak dapat berbuat banyak gara-gara sorotan dunia.
Yang terpenting ialah bangsa Papua tidak melupakan sejarahnya, sama dengan NKRI melupakan sejarahnya. Kita harus terus merayakannya, SAMPAI PAPUA MERDEKA!!
Perayaan secara damai seperti inilah yang perlu diteruskan. Perayaan yang mendatangkan konflik dan korban sebenarnya dikehendaki NKRI, tetapi belakangan ini NKRI tidak dapat berbuat banyak gara-gara sorotan dunia.
Yang terpenting ialah bangsa Papua tidak melupakan sejarahnya, sama dengan NKRI melupakan sejarahnya. Kita harus terus merayakannya, SAMPAI INDONESIA KELUAR DAN BERSIH DARI TANAH PAPUA.
Perayaan secara damai seperti inilah yang perlu diteruskan. Perayaan yang mendatangkan konflik dan korban sebenarnya dikehendaki NKRI, tetapi belakangan ini NKRI tidak dapat berbuat banyak gara-gara sorotan dunia.
Yang terpenting ialah bangsa Papua tidak melupakan sejarahnya, sama dengan NKRI melupakan sejarahnya. Kita harus terus merayakannya, SAMPAI INDONESIA KELUAR DAN BERSIH DARI TANAH PAPUA.