Selamat Merayakan 1 Juli 2010: Pemuda Harapan Bangsa, Bukan Generasi Tua

Bendera Sang Bintang Kejora
Bendera Sang Bintang Kejora

Tanggal 1 Juli 1971, setelah setahun lamanya bangsa Papua menunggu Belanda memenuhi janinya untuk memberikan kedaulatan kepada bangsa Papua untuk merdeka dan berdaulat, maka telah dilakukan berbagai persiapan antara Komite Nasional Kemerdekaan West Papua (West Papua Freedom Committee) yang diketuai Tuan Nicolaas Jouwe bersama gerilyawan di Rimba New Guinea di bawah pimpinan Seth Jafeth Roemkorem dan Hendrik Jacob Prai.

Persiapan-persiapan itu telah melahirkan sebuah “Proklamasi Kemerdekaan” pada 1 Juli 1971 bertempat di Waris Raya, Port Numbay. Proklamasi kemerdekaan West Papua, sebagaimana proklamasi kemerdekaan semua bangsa di muka bumi, hanya diucapkan sekali untuk selamanya, dan itulah yang terjadi tanggal 1 Juli 1971. Kini kita sudah memasuki tahun ke-39 setelah proklamasi dimaksud.

Sepanjang perjalanan sejarah Negara West Papua, berbagai kendala telah dihadapi, terutama sekali karena Belanda mengingkari janjinya. Kalau saja Belanda tetap setia memenuhi janjinya, persoalan-persoalan susulan yang kita alami tidak akan pernah kita hadapi. Ditambah lagi sikap dan mentalitas ekspansionis dan kolonialis Indonesia, terutama Soekarno dan para Jenderal TNI-nya menyeret nasib bangsa Papua menjadi malang. Ditambah lagi kerakusan Amerika Serikat mengeruk sumberdaya alam di Tanah Papua menutup mata mereka melihat kebenaran dan demokrasi dan HAM yang mereka junjung dan akui sebagai juaranya.

AKibatnya bangsa Papua dilempar ke lautan Pasifik kemalangan tanpa tahu di mana dan kapan mencapai tepian untuk sekedar menarik nafas.

Dalam mengenang sejarah, adalah kebiasaan setiap umat manusia di muka bumi untuk mengajak kaum mudanya, Pemuda dan Mahasiswa untuk memetik nilai-nilai luhur dan makna yang terkandung dalam apa yang telah terjadi untuk membenahi dan memacu langkah menuju cita-cita.

Dalam memasuki usia ke-39 ini, Tentara Revolusi West Papua (TRWP) atau West Papua Revolutionary Army (WPRA) setelah memisahkan diri dari organisasi Politik, Organsasi papua Merdeka (OPM) sejak 1 Januari 2007 berdasarkan hasil kongres TPN/OPM Pertama di Rimba New Guinea pada 26 November – 3 Desember 2006, maka telah mempersiapkan langkah-langkah untuk membenahi Organisasi Politiknya (OPM) untuk mengatur dan mengkoordinir perjuangan Kemerdekaan West Papua dengan menetapkan sejumlah fungsionaris di tingkat Pusat dan daerah yang bertugas menjalankan fungsi-fungsi organisasi secara strategis dan taktis dan mempersiapkan segala aparatur dan perangkat untuk kemerdekaan dan pembentukan negara West Papua yang merdeka dan berdaulat.

Dalam rangka itu, maka saya selaku orang tua dan selaku pemegang Komando Revolusi menyampaikan:

SELAMAT MERAYAKAN HUT PROKLAMASI NEGARA WEST PAPUA
1 Juli 2010

Perlu saya tambahkan bahwa angkatan bersenjata dari Organisasi Papua Merdeka (OPM) saat ini tidak-lah sama dengan organisasi sayap militer sebelumnya, karena saat ini setiap kegiatan politik dan operasi militer di lapangan sedang dikoordinasikan dan diusahakan agar dikendalikan oleh Kantor Pusat OPM dan setap kegiatan atau aksi gerilya dipertanggungjawabkan secara politik oleh OPM. Selama ini sudah banyak kegiatan gerilya bersifat sporadis dan tidak terorganisir. Oleh karena itu selama kurang dari lima tahun ini TRWP telah melakukan pembenahan-pembenahan Hukum Revolusi dan mempersiapkan perangkat Hukum dan Sstem administrasi Organisasi Papua Merdeka (OPM) dan Tentara Revolusi West Papua. Anda dapat mengakses sedikit informasi tentang perkembangan dimaksud di trpb.melanesianews.org

Setelah pembenahan sayap militer dengan segala perangkat hukumnya, maka kita sedang memasuki ke tahap pembenahan Organisasi Sayap Politik, yaitu OPM.

Walaupun PDP sudah terang-terangan katakan, “OPM tidak ada!” dan menjadikan OPM sebagai salah satu pilar dalam tubuhnya, walaupun WPNCL mengatakan “OPM sebagai salah satu komponen di dalam organ bernama WPNCL”, walaupun NKRI mengatakan “OPM” sebagai separatis, walaupun lembaga-lembaga lain dibentuk dan berupaya menggantikan atau mengambil-alih misi dan visi serta tanggung-jawab serta fungsi OPM, tetapi OPM tetap hidup, dan hidup terus sampai PAPUA MERDEKA.

Saya selaku Pemegang Komando Revolusi mau nyatakan dari Rimba New Guinea secara terus-terang dan pasti, bahwa “OPM masih hidup, OPM masih ada, OPM tidak dihapus, OPM tidak dapat dihapus, OPM tidak akan pernah dihapus, SAMPAI PAPUA MERDEKA!”

OPM yang dibentuk di Kepala Burung oleh Awom dan Mandatjan bersaudara bersama teman-teman mereka, OPM yang dipimpin oleh Aser Demotekay, Elky Bemey, James Nyaro, Mathias Tabu, Jacob Prai, Seth Roemkorem di Port Numbay, OPM yang dipimpin oleh Kelly Kwalik, Tithus Murib, Nggoliar Tabuni, Yudas dan Silas Kogoya, OPM yang dipimpin oleh Mathias Wenda masih ada, komandonya masih ada, tongkat kepemimpinan masih ada, semanga, roh, visi dan misinya masih ada, SAMPAI PAPUA MERDEKA!

Hari ini, 1 Juli 2010,  diberitahukan kepada semua pihak, bahwa kini sudah ada tokoh dan fungsionaris OPM yang muda, yang gagah berani, yang rela mati, membela dan mempertahankan hargadiri, martabat dan hak kedaulatan bangsa Papua dan negara West Papua.

Perlu dijelaskan juga bahwa OPM adala organisasi politik, ia tidak bergerilya dan berperang dengan senjata, ia tidak tahu melakukan kejahatan, ia tidak tahu menembak atau memangku senjata. Yang OPM tahu adalah perjuangan Papua Merdeka haruslah direbut dengan ‘Politik Papua Merdeka” hinga mencapai kemerdekaan secara demokratis dan bermartabat. Berbeda dengan itu, TRWP bertugas utama untuk melakukan kegiatan-kegiatan gerilya meentang penjajah. Walaupun demikian, saat ini angkatan bersenjata West Papua tidak lepas kendali dari OPM, ia bekerjasama dan berkoordinasi dengan OPM.

Walaupun demikian, OPM bukanlah TRWP, sama seperti TPN adalah OPM sehingga namanya disebut TPN/OPM. Saya, Gen TRWP Mathias Wenda beserta semua Panglima yang beroperasi di West Papua saat ini BUKANLAH Panglima TPN/OPM, tetapi Panglima TRWP. Dan orang-orang OPM sudah mulai muncul untuk mempertanggungjawabkan kegiatan TRWP secara politik.

Untuk itu saya selaku orang tua menyerukan kepada semua orang Papua, tua dan muda, laki-laki dan perempuan, di dalam negeri dan di luar negeri, di tanahan penjara NKRI dan di tanahan Polri/ TNI, sebagai pencari suaka ataupun sebagai buronan, dimanapun Anda berada, “ROH DAN SEMANGAT PAPUA MERDEKA” di dalam OPM dan TRWP tetap dan semakin menyala, dan tidak akan pernah mati.

Dalam rangka peringatan HUT ke-39 Proklamasi Kemerdekaan West Papua ini, saya mohon kepada semua orang Papua untuk belajar kembali sejarahnya, dan merenungkan makna semua peristiwa dalam sejarah, dan membenahi diri dan bersiap diri untuk terus mempertahankan jatidirinya, aspirasinya dan pandai membaca segala peristiwa yang terjadi aagar tidak mudah dikelabui oleh permainan musuh, karena musuh NKRI sudah terlanjur masuk ke dalam tubuh dan jiwa orang Papua sendiri.

Dengan pemisahan organisasi perjuangan sayap politik dan sayap militer, maka perjuangan ini semakin diorganisir secara terprogram dan terorganisir, dalam tahapan tahunan, dua tahunan, tiga tahunan, lima tahunan, dan seterusnya. Hal ini membutuhkan perencanaan Program dan Anggaran untuk Jangka Pendek, Jangka Menengah dan Jangka Panjang. Panitia Perumus yang telah dibentuk TRWP sudah mempersiapkan semuanya, Anggaran Belanda dan Program Kerja Jangka Pendek dan Jangka Menengah Sudah ada, kini saatnya sekalian orang Papua memberikan sumbangan dana untuk perjuangan ini.

Sudah lama dan sudah banyak sekali orang Papua katakan, “Kami/ Saya berdosa saja,” “Iyo dorang berjuang dalam politik dan militer, kami berjuang dalam hati saja,”, “Iyo, masing-masing dengan kelebihan dan kekurangan jadi, kita berjuang menurut yang kita bisa buat,” dan sebagainya. Dalam rangka HUT ke-39 ini saya menghimbau semua orang Papua untuk bersiap-siap, bahwa sebuah Lembaga Dana (West Papua Trust Fund) sudah disiapkan untuk didirikan, di mana orang Papua dapat memberikan sumbangan tanpa harus diketahui oleh siapapun, dan lembaga ini-pun tidak akan memberitahu siapa penyumbangnya. Lembaga ini akan diaudit oleh Auditor Internasional dan akan ada Badan Pengawas serta Badan Pengurus Keuangan,  dan ditangani oleh Bendaharawan yang sudah mahir dalam akunntasi modern dengan sistem komputerisasi mutakhir.

Semua ini dilakukan untuk menunjukkan kelayakkan kesiapan West Paupa sebagai sebuah negara yang sedang menunggu untuk diakui dunia dan untuk menjaga kerahasiaan para penyumbang agar tidak dihabisi kolonial NKRI yang dikenal buas dan haus darah itu.

Ada banyak hal yang saya mau sampaikan, tetapi dengan sedikit informasi ini, dalam rangka HUT ke-39 ini, saya harap moyang, tanah, hewan dan tumbuhan, semua yang telah mati dan yang akan lahir, Tuhan Khalik Langit dan Bumi cenderawasih memberikan hikmat dan pengeritan yang jernih dan jelas serta kekuatan untuk mengambil langkah menyongsong pengakuan kemerdekaan West Papua sebagai sebuah Negara yang merdeka dan berdaulat.

Amin,

Panglima Komando Revolusi,

Gen. TRWP Mathias Wenda

BRN: A.001076

Exit mobile version