Korban Gempa Yapen, Jadi 17 OrangTewas

Satu Korban Ditemukan Tanpa Kepala

Catatan WPMNews

Sudah tiga tahun WPMNews memberitakan peristiwa-peristiwa alamiah, yang pada umumnya disebut Musibah alamiah, sebagai berita dalam Topik “Alam Bicara”, yang pada dasarnya hendak menunjukkan betapa Alam dan Adat Papua sudah sedang beroperasi mengobrak-abrik NKRI dan segala jaringannya dalam rangka penegakkan Hukum Alam dan Hukum Adat Papua sampai NKRI mengakui West Papua sebagai negara yang merdeka dan berdaulat, tetangga NKRI sendiri.

Setiap hari, sekali lagi, setiap hari kebakaran dan ‘musibah’ terus melanda NKRI. Itu bukan mimpi, atau dongeng. Waktu WPMNews menerbitkan peringatan tentang Penegakkan Hukum Alam dan Hukum Adat tiga tahun lalu, ada banyak orang tidak percaya. Tiga tahun berselang, peristiwa itu terus berlanjut, dan orang2 di negeri bernama Indonesia ini sudah merasa suatu hal biasa. Biarkan saja.

Yang menarik, peristiwa itu sedang menginjakkan kakiknya ke wilayah West Papua.

  1. Apa artinya?
  2. Apa maksudnya?
  3. Kenapa begitu?
  4. Apakah itu hanya MUSIBAH ALAM?

Silahkan tanyakan hati nurani dan jawab sendiri.

 

Wassalam!

 

CEB Diary of OPM

——————————————————-

Gempa Tektonik Kab Yapen, selain menelan puluhan korban jiwa, juga menimbulkan korban materi, 3.264 rumah warga rusak berat, 55 unit sekolah rusak berat dan 106 tempat ibadah rusak berat. Salah satunnya tampak dalam gambar ini.SERUI—Jumlah korban Gempa Yapen terus bertambah. Jika sebelumnya Tim Penanggulangan Bencana Gempa Tektonik Kabupaten Yapen melaporkan bahwa jumlah korban mencapai 16 orang, maka Rabu (23/6) kemarin bertambah lagi satu korban, sehingga total korban gempa saat ini 17 orang tewas.  Sekda Kabupaten Kepulauan Yapen, Yan P. Ayobaba di Posko penanggulangan bencana gempa kantor Bupati Kepulauan Yapen, Rabu (23/6) kemarin, mengatakan pihaknya baru menerima laporan dari masyarakat bahwa satu korban di Distrik Ambai. “Kami baru saja terima laporan dari masyarakat Kampung bahwa ada satu korban meninggal di Ambai, karena terhimpit pintu rumah saat akan menyelematkan diri,” jelas Sekda.

Lambatnya laporan korban jiwa akibat gempa Yapen ke Tim dari distrik Ambaidiru ini, sebut Sekda, karena tujuh hari pasca gempa, beberapa ruas jalan menuju ke sejumlah distrik di Kabupaten Kepulauan Yapen terputus total, selain itu juga longsoran yang terjadi di beberapa ruas jalan. “Kami sudah kirim Tim untuk berjalan kaki ke sana, memang kondisi disana kami belum tahu pasti tapi dari laporan masyarakat, kerusakan di sana tidak separah distrik Ampimoi,” terang Sekda.  Menyinggung distribus bantuan ke distrik Ambaidiru, Sekda mengatakan, pendistribusian bantuan memang belum bisa dilakukan dalam waktu dekat, namun saat ini pihaknya sedang berusaha untuk melakukan pendistribusian lewat udara.”Kami sudah minta helicopter di Biak namun kondisinya kini sedang rusak, kami sedang berupaya melobi beberapa maskapai untuk memberikan keringanan pada kami dalam pendistribusian bantuan,” ungkap Sekda.

Untuk diketahui data terakhir yang berhasil dihimpun Tim Penanggulangan Bencana Gempa Tektonik Kabupaten Kepulauan Yapen per-22 Juni 2010 di 12 Distrik sebagai berikut 3.264 Rumah warga rusak berat, 55 unit sekolah rusak berat dan 106 tempat ibadah rusak berat. Kerusakan paling parah terjadi di distrik Angkaisera dengan total kerusakan 1.195 rumah rusak berat, menyusul dstrik Yapen Selatan dan distrik Ampimoi masing-masing 920 rusak berat dan 685 rusak berat.

Pencarian Korban Longsor Resmi Dihentikan

Sementara itu, pencarian 12 korban angkutan umum yang tertimbun longsor di kilometer 28, perbatasan Serui-distrik Saubeba, Rabu(23/6) kemarin, resmi dihentikan. Sesuai kesepakatan bersama, keluarga korban dan warga yang hadir menggelar doa bersama dan tabur bunga di lokasi tersebut.    Upaya evakuasi belasan korban yang tertimbun, oleh tim SAR gabungan, dihentikan karena medan yang berat. Selain itu, getaran gempa yang masih mengguncang daerah Serui dan sekitarnya, ikut membuat pencarian tersebut terhenti. Beberapa keluarga korban sempat menangis histeris saat melakukan penaburan bunga. Sesuai pantauan, sejumlah keluarga korban nampak tidak menerima musibah yang menimpa saudaranya.

Selasa (22/6) kemarin, warga berhasil menemukan kembali satu warga, di lokasi yang sama. Namun, korban yang belum diketahui identitasnya ini, ditemukan tanpa kepala, dekat tempat penemuan dua korban sebelumnya. Oleh warga, korban lalu diambil dan disemayamkan di kampungya.  Ketua tim SAR gabungan, Kapten Widagdo mengatakan, kondisi medan yang sulit membuat pihaknya kesulitan mencari korban. Akibatnya, pencarian resmi dihentikan, sesuai permintaan keluarga korban. “pencarian juga dihentikan karena batas waktu yang ditentukan, medan yang dilalui juga menyulitkan kami untuk mencari para korban,” jelasnya. Sejauh ini, sudah tiga korban penumpang angkot yang ditemukan. Mereka adalah, Rumboirosi (5), Agus Karubaba (37) dan Selviana Ambokari (3). Sedangkan, dua korban lainnya yang juga tertimbun di KM 30, akan dilanjutkan pencariannya oleh tim SAR. Keduanya adalah pekerjabronjong jalan, PT Nidi Karya, Yowel Ranggamusi (30) dan Kirimus Ayomi (26).(hen)

Nama-Nama Korban Dalam Angkot

Sopir Silas Airei (45)
Bernad Abon (44)
Amelia Abon (54)
Edison Ambokari (26)
Toroce Karubaba (22)
Selviana Ambokari (3)
Yosua Umai (16)
Rubeka Rumboirosi
Karel Tironi
Yeta Tironi
Aslindhi Rumboirosi
Yanzen Tironi
Agustinus Karubaba

Exit mobile version