Pasukan dan orang tua di Black Water konsongkan tempat sesuai dengan permintaan dan sekaligus pengusiran terhadap mereka di camp mar-mar

Vanimo SPMNews: Malam ini Tanggal 30 Mey,   2010 semua Pasukan dan orang tua di Black Water konsongkan tempat sesuai dengan permintaan dan sekaligus pengusiran terhadap mereka di camp mar-mar.

Menurut informasi dari Komandan Markas,  Kaleb Wenda malam ini Tgl. 30 Mey, 2010, jam 08:000, langsung dari tempat dimana mereka tinggalkan tempat malam ini melalui mobile phone-nya,  ia mengatakan bahwa sesuai dengan permintaan waktu dari pihak tuan tanah yang didorong oleh Obiur Kogoya, Jems Kogoya, Herman Abubakar Wenda, Saul Huby, Lanek Kenelak, Jonah Penggu, Jefri Pagawak untuk kosongkan tanah yang mereka tinggal  selama ini.

Sesuai dengan hasil rapat dari pihak TPN/OPM (Obiur Kogoya, Jems Kogoya, Jonah Penggu, Jefri Pagawak, Lanek Kenelak) bersama Konsulat RI di Vanimo, Sandaun Provins,  bahwa mereka akan kerja sama dengan PPC(Provincial Police Comander)  Sandaun serta Tuan Tanah Black Water Camp Jhon Pun, untuk segera kosongkan tempat dimana selama ini Komandan Markas, Panglima Tertinggi, perwira, berserta pasukan mendiami tempat tersebut.

Sebelumnya tuan tanah yang didorong oleh Obiur Kogoya dan Abubakar Wenda telah membabat, mencungkil habis hasil kebun yang siap dipanen serta baru ditanam sehingga selama beberapa hari mereka tinggal disana tanpa makan, tepat hari jatuh tempo hari ini maka semua pasukan sedang kosongkan tempat kompleks Mar-mar kemudian  mereka semua pindah ke masing-masing keluarga di Yako, Dawi malam ini juga.

Komandan markas dalam hal ini mengatakan “ kita sama-sama berjuang untuk Papua Merdeka tetapi teman-teman ini kenapa pergi rapat dengan Konsulat Republik Indonesia di Vanimo baru datang pompa tuan tanah untuk usir kami, kami bingung. Mereka bilang perang melawan musuh Indonesia tapi mereka lagi yang pergi rapat-rapat dengan musuh, kemudian hasilnya untuk kita-kita sendiri baku bunuh. Baru-baru mereka datang baru potong Reny Ruth Yikwa dan  Ibu Ester Game dengan parang di pasar Blek Wara, jualan yang mereka taru semua mereka potong pake parang,  sedangkan kita punya musuh duduk tepuk tangan, mungkin mereka ada maksud lain ka, kami pikir-pikir begitu tapi semua sudah terjadi jadi waktu kami kosongkan tempat kami janji untuk bakar semua rumah-rumah yang kami tinggal jadi sesuai janji ruma ada api makan baru kami semua ada move. Kami pake 5 mobil jadi semua ada bergerak mala mini dari Blek Wara ke Pos depan “ demikian kata Dan Markas Kaleb W.

Ia menambahkan “mereka sudah bikin kami lewat batas jadi kami akan bakar semua rumah-rumah kami dan kami sedang tinggalkan tempat sekarang, saat ini api ada melahap 8 rumah ditambah dengan 1 asrama panjang,  tuan-tuan kami mohon program dijalankan supaya kami bisa tenang kalau ada kegiatan dari oraganisasi sayap politik kami pasti tenang” . Demikian laporan langsung dari Komandan Markas Tentara Revolusi West Papua, Kaleb Wenda, Col.TRWP

Hal ini terjadi sesua hasil rapat pihak TPN/OPM bersama Konsulat RI di Vanimo belum lama ini yang telah kami sampaikan sebelumnya  untuk membayar Kapolda Sandaun Provins  dan  mengusir, menangkap orang-orang yang di anggap berbahaya dalam perjuangan, menurut orang-orang yang masih mempertahankan nama lama organ perjuangan TPN/OPM.

Hasil dari pertemuan ini sedang dilaksanakan saat ini, pertama pengusiran dari lokasi Black Wara, kedua penangkapan orang-orang yang mereka telah tulis nama-nama  orang yang harus ditangkap, yang ketiga mereka akan menarik paksa Panglima Tertinggi.

Mohon perhatian ke seluruh organ pergerakan yang ada dimana saja agar kita perlu menghindari segala bentuk kerja sama dengan musuh agar tidak menimbulkan konflik internal  didalam organ-organ perjuangan. Hal ini sangat disayangkan karena yang diuntungkan adalah pihak musuh, sedangkan kita semua yang berjuang dibawah semua organ-oragan pergerakan akan menjadi korban sekaligus makanan empuknya musuh.

Jika situasi seperti ini terus kita bawa dalam medan perjuangan, sampai kapan kita akan merdeka? Semua organ yang dibentuk dengan tujuan Papua merdeka mari kita bergandengan tangan bersama untuk membebaskan bangsa kita, dari pada kita sibuk dengan pekerjaan organ lain, sementara yang lain membangun siasat untuk menimbulkan konflik internal seperti yang terjadi selama ini.

Kami harap semua organ memiliki anggaran dasar dalam perjuang sehingga semua berjalan sambil tidak saling menjatuhkan antara kita sendiri, kita harus saling mengangkat jika ada salah satu organ yang berhasil  membawa kemenangan melalui  semua tugas  dan tanggung jawab setiap  organ pergerakan yang dipercayakan agar hasilnya dapat kita nikmati bersama.

Hal ini bukan baru kali ini, awal permulaan pertikaian seperti ini sejak kepemimpinan Zeth Rumkorem, maka bibit itu masih terus tumbuh di medan perang, maka kita harus mengakhiri conflik semacam ini. Konflik interen ini tidak sendirinya muncul, ada permainan musuh didalam tubuh pertahanan sendiri. Permainan musuh dengan mereka yang dimainkan sendiri ada beberapa kemungkinan; yaitu mereka yang dipermainkan karena tidak tau, yang kedua mereka tau tapi pura-pura tidak tau karena jalan itu tempat mereka cari makan, yang ketiga, karena mereka bodok main, atau karena mereka memang tidak tau main politik.

Untuk itu berita ini sekaligus kita telanjangi permainan musuh untuk akhiri sengketa yang terjadi dalam arena perjuangan Papua Merdeka.

Demikian agar menjadi perhatian untuk semua organ pergerakan untuk tidak saling menyalahkan, menjatuhkan, apa lagi sampai saling baku bunuh, sangat disayangkan. Jika kita benar-benar berjuang untuk Papua Merdeka kita harus akhiri konflik ini, jika kita  pura-pura berjuang untuk Merdeka maka permainan anda sudah ketahuan.

Salam Revolusi dari Kami, Rimba-West Papua – PNG Border area Soldiers.

Exit mobile version