Pendiri OPM Nicolaas Jouwe Kembali ke Indonesia

Jakarta, (ANTARA News) – Tokoh pendiri Organisasi Papua Merdeka (OPM) Nicholas Jouwe (86), yang sudah beberapa puluh tahun menetap di Belanda, kembali ke Indonesia dan akan menghabiskan sisa hidupnya di tanah air.

“Saya meninggalkan Belanda untuk menetap di tanah air saya, Indonesia, selama-lamanya,” kata Jouwe yang tiba di Jakarta pukul 08.30 WIB dan langsung bertemu Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono di kantor Kementrian Koordinator Kesejahteraan Rakyat.

Jouwe yang siang itu mengenakan setelan jas abu-abu dengan kemeja putih dan dasi merah selama beberapa waktu berbincang dan makan siang dengan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat yang didampingi Menteri Perhubungan Freddy Numberi dan beberapa pejabat pemerintah.

“Tadi sempat makan. Ada banyak makanan Indonesia tadi, soto juga ada. Kata Pak Nicholas enak,” kata Agung.

Jouwe mengaku senang dengan sambutan pemerintah atas kepulangannya dan keinginan pemerintah untuk bersama-sama membahas masa depan tanah Papua.

“Saya rasa sekarang Papua adalah Indonesia. Yang kita bicarakan adalah program kerja dan itu yang perlu. Kita harus membangun tanah ini,” kata pria berkulit kuning langsat itu.

Dia juga mengatakan tidak menuntut apa-apa dari pemerintah Indonesia atas kepulangannya, kecuali untuk membangun kesejahteraan masyarakat di tanah itu.

Tentang beberapa kerusuhan di Papua yang diduga terkait OPM, Jouwe mengatakan “itu adalah orang Papua yang terdiri atas anak muda yang tidak tahu apa-apa. Itu semua hanya omong kosong. Dia hanya meniru apa yang dilakukan di Indonesia dan tempat yang lain.”

Ia menambahkan, sejak 19 November 1969 wilayah Papua dan penduduk yang mendiaminya telah menjadi bagian integral dari Indonesia.

Freddy Numberi, yang lahir di Yapen Waropen, Papua, mengatakan, sebenarnya akar dari semua masalah di Papua adalah kesejahteraan.

“Di seluruh dunia sama saja, masalah seperti ini ujungnya masalah perut. Kalau semua sudah kenyang dan bisa menikmati pendidikan, dengan sendirinya akan selesai,” katanya.

Oleh karena itu, kata dia, sekarang fokus pemerintah adalah menjalankan berbagai program untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk Papua.

“Perhatian pemerintah selama ini sudah cukup besar. Alokasi anggaran untuk Papua sangat besar Rp22 triliun setahun. Pemerintah juga melakukan percepatan pembangunan di tanah Papua,” demikian Freddy Numberi.(*)

Editor: AA Ariwibowo

COPYRIGHT © ANTARA 2010

Exit mobile version