Noordin M Top Tewas!

JAKARTA – Gembong teroris paling dicari, Noordin M Top akhirnya tewas ditembak oleh tim Densus 88, dalam penyergapan yang dilakukan di sebuah rumah, di Desa Kahuripan, Solo, Kamis (17/9) kemarin. Selain Noordin, 3 teroris lainnya ikut tewas dalam penyergapan tersebut.

Dalam jumpa pers di Mabes Polri sore ini, Kapolri Jendral (Pol) Bambang Hendarso Danuri membeberkan kronologis penggerebekan tersangka teroris di Solo yang berujung pada kematian Noordin M Top. Menurut Kapolri, penggerebekan dilakukan setelah Densus 88 menangkap dua nama yang dianggap tahu keberadaan Noordin.

Kapolri membeberkan, Rabu (16/9) pagi, Densus 88 menangkap Rahmat Pudji Prabowo alias Bejo, di pasar Gading, Solo. Seteleh dinterogasi, Bejo mulai menyebut nama lain. Pengakuan Bejo ditindaklanjuti dengan penangkapan Supono. “Densus 88 menangkap Supono, sekitar pukul 15.00 di Pasar Gading, Solo,” ungkap Kapolri.

Selanjutnya, Supono memberi petunjuk tentang persembunyian para tersangka teroris di Desa Kahuripan, Solo, di sebuah rumah yang disewa Susilo. “Diduga, ada diduga beberapa orang pelaku teror yang ada di sana,” sambung Kapolri. Beberapa nama di rumah tersebut diantaranya adalah Noordin M Top, Ario Sudarso (pembuat bom, murid langsung Dr Azahari), serta Bagus Budi Pranoto alias Urwah (pelaku bom Kedubes Australia).

Akhirnya, kemarin malam sekitar pulul 11.30 Densus mulai melakukan evakuasi warga Desa Kahuripan yang tinggal di sekitar rumah Susilo, tempat persembunyian Noordin Cs. Kemudian, kata Kapolri, setelah masyarakat diamankan sekitar pukul 12 malam Densus mulai bergerak.

“Jam 12 anak-anak Densus mencoba mendobrak pintu, tetapi dari dalam langsung disambut dengan rentetan tembakan. Anak-anak mundur, kita beri peringatan (Noordin Cs) untuk menyerahkan diri. Tetapi peringatan kita malah dibalas dengan teriakan heroirk,” urai Kapolri.

Densus pun tidak langsung menggempur Noordin Cs. Densus mencoba menahan diri, dan mengulang-ulang peringatan agar Noordin Cs keluar rumah dan menyerah baik-baik. “Sampai akhirnya terjadilah tembak-menembak. Di dalam ada sepeda motor dan terbakar, kemudian mereka mengamankan diri di kamar mandi,” turut Kapolri.

Polisi pun tak kehilangan akal. Tembok rumah dijebol dengan dengan sebuah ledakan, atau yang lebih dikenal dengan breaching wall. “Dan menjelang subuh, setelah tiga jam, akhirnya anak-anak masuk. Empat korban tewas, satu luka-luka,” sebut Kapolri.
Empat korban tewas itu adalah Noordin M top, Susilo, Ario Sudaro, serta Urwah. Sedangkan korban luka adalah Munawaroh, istri Susilo si penyewa rumah.

Sedangkan dari pihak Densus satu anggotanya terluka karena tembakan. “Terluka ringan di kaki. Sekarang dirawat di Solo,” imbuh Kapolri.

Kabar kematian gembong teroris Noordin M. Top sampai juga ke telinga keluarganya di Malaysia. Tadi malam, keluarga besar Noordin yang tinggal terpisah di Kuala Lumpur, Kluang, dan Johor telah saling berkomunikasi. Mereka menggelar musyawarah dan pertemuan darurat. “Kami masih belum tuntas membicarakan langkah selanjutnya karena ada beberapa anggota keluarga yang masih belum tiba,” tegas juru bicara Keluarga Noordin, Badaruddin Ismail ketika dihubungi Jawa Pos (grup Cenderawasih Pos) dari Jakarta kemarin petang.

Badaruddin mengaku sempat shock ketika pertama kali mendengar kabar kematian Noordin. Yang menarik, dia mendapat kabar pertama kali dari wartawan, bukan dari polisi. “Kami baru yakin setelah mendengar penjelasan resmi dari polisi,” ujarnya.
Besok (hari ini), kata Badaruddin, perwakilan keluarga akan menghadap ke kantor kementerian Luar Negeri Malaysia. Tujuannya, untuk berkonsultasi seputar rencana pemulangan jenazah dari Indonesia. “Barangkali ada dokumen atau perlengkapan yang harus kami siapkan,” terangnya.

Keluarga, kata dia, ingin agar jasad pria yang menjadi top most wanted FBI itu dipulangkan ke Malaysia. Setelah buron selama sembilan tahun, keluarga mengaku ada rasa rindu dan ingin mengapresiasi keinginan Noordin agar dimakamkan di tanah airnya.”Tapi kami masih mempertimbangkan kesulitan dan teknisnya. Nanti setelah rapat keluarga saya jelaskan lagi,” terang dia.

Apakah keluarga memiliki target waktu memulangkan Noordin” Dia tidak menjawabnya dengan pasti. Yang pasti, menurut Badaruddin, diharapkan semua proses akan bisa tuntas setelah Idul Fitri. “Karena ini serba mepet dengan Idul Fitri jadi kami juga sulit memutuskan,” tegas dia.

Keluarga besar, kata dia, tidak memiliki areal pemakaman khusus. Kemungkinan besar, jenazah akan dimakamkan di areal pemakaman umum setempat. “Mungkin pemakaman umum di Johor. Di sana keluarga akan dimakamkan,” terang dia.

Dihubungi terpisah, Mertua Noordin di Kampung Sungai Tiram, Rusdi Hamid tampak tak begitu antusias dengan kabar itu. Rusdi tampaknya sudah patah arang perihal simpang siur kabar kematian sang menantu. “Saya biasa-biasa saja. Lebih baik saya menjalani puasa Ramadan dengan baik saja,” ujarnya.

Rusdi, mengatakan mati atau hidup, Noordin sudah tidak meninggalkan kesan apapun bagi dirinya. Lalu bagaimana dengan istri Noordin” Rusdi mengaku putrinya masih belum bisa bericara kepada media. Yang pasti, saat ini, Siti Rahma mengaku mematangkan rencana mengirim salah satu anggota keluarga untuk bisa datang ke Jakarta dan melihat langsung jenazah sang menantu. “Nanti akan kami sampaikan (kepada media, Red),” kata dia sambil mengakhiri pembicaraan.

Dalam sejumlah kesempatan, Rusdi yang sempat ditemui Jawa Pos di kediamannya memang menyatakan lebih mementingkan menghidupi anak tiga cucunya, yang merupakan keturunan Noordin. Buron seharga Rp 1 miliar tersebut meninggalkan tiga anak hasil perkawinannya dengan putri kelima Rusdi. Masing-masing adalah dua orang anak lelaki berusia 10 tahun dan sembilan tahun, serta seorang anak perempuan berusia delapan tahun. Sejak Noordin meninggalkan rumahnya di Kampung Sungai Tiram 8?9 tahun lalu, anak-anak Noordin telah tumbuh besar tanpa mengenal sosok sang ayah. Karena itu, dia meminta dengan hormat agar mereka tidak diekspos dan dijauhkan dari segala informasi seputar Noordin. Bahkan, kata Rusdi, jika ditanya tentang ayah mereka, pasti anak-anak Noordin sama sekali tidak mengenali karena mereka ditinggalkan ketika masih bayi.(zul/kum/mas/ara/JPNN)

Exit mobile version