SBY Minta Jajaran Terkait Siaga

Tampak dalam gambar kerusakan akibat Gempa yang berpusat di Tasikmalaya Jawa Barat.
Tampak dalam gambar kerusakan akibat Gempa yang berpusat di Tasikmalaya Jawa Barat.
JAKARTA (PAPOS) – Getaran gempa berpotensi tsunami yang berpusat di Tasikmalaya, juga terasa di Kantor Presiden, Jakarta. Presiden SBY langsung memerintahkan kepada jajaran pemda dan pihak-pihak terkait untuk mengamankan warga sekitar.
“Karena gempa ini berpotensi tsunami, Presiden minta semua betul-betul disiagakan,” ujar Mensesneg Hatta Rajasa, Rabu (2/9), di Kantor Presiden, Jakarta.

Presiden SBY, menurutnya sudah mendapatkan laporan dari Ketua BMKG mengenai gempa berkekuatan 7,3 SR. Laporan lebih detail termasuk kerusakan yang terjadi akibat gempa dari lapangan akan disampaikan ke Presiden SBY oleh pihak-pihak terkait.

“Beliau memerintahkan saya menghubungi Gubernur Jabar dan Bupati Tasikmalaya untuk mengamankan masyarakat di sana,” sambung Hatta.

11 Orang Meninggal
Sebanyak 11 orang dilaporkan meninggal akibat gempa yang berkeukatan 7,3 SR yang berpusat 142 km di barat daya Kota Tasikmalaya, Rabu (2/9). Petugas piket posko Badan Nasional Penanggulangan Bencana Satrio yang dihubungi Kompas.com, Rabu sore menyebutkan, 10 korban tewas tercatat di Cianjur dan satu orang di Kabupaten Sukabumi.

Berdasarkan laporan yang masuk, tecatat pula 11 rumah rusak berat dan satu menara masjid rusak.
Menurut Satrio, dari Garut juga dilaporkan empat rumah roboh, sementara 10 gedung perkantoran di Bandung juga roboh.

Ratusan rumah rusak, puluhan di antaranya roboh. Belum ada laporan korban jiwa, tetapi sejumlah warga mengalami luka-luka.

Kerusakan rumah terjadi di Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi, Kecamatan Cisaat, Kecamatan Nagrak, Kecamatan Purabaya, dan Kecamatan Sagaranten, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi.
Atang (65) warga Sindangkerta, Cisaat mengatakan harus mengungsi karena tembok dan atapnya ambruk. Sebagian warga masih memilih tinggal di luar rumah karena takut terjadi gempa susulan.

Dikabarkan juga sedikitnya enam orang warga Cianjur berhasil ditemukan dalam timbunan rumah akibat gempa, Rabu, dan lainnya dilaporkan masih dinyatakan hilang.

Keenam warga itu, ditemukan tertimbun bersama rumah mereka, di Kampung Rawa Hideung, Desa Pamoyanan, Kecamatan Cibinong Cianjur Selatan.

Korban yang terdiri dari 12 keluarga yang tinggal tepat di bawah Gunung Tujuh, diduga tidak dapat keluar dari rumah ketika gempa berskala 7,3 richter menguncang kawasan itu.

Pasalnya ungkap beberapa orang saksi mata, bersamaan datangnya gempa bagian kaki Gunung Tujuh yang mengelilingi kampung itu, ikut longsor dan menimbun rumah warga yang ada dibawahnya.

“Kampung ini memang dikelilingi tebing . Ketika gempa datang disertai longsoran tanah,” kata Agus Sobandi (32) tokoh masyarakat, ketika dihubungi melalui telepon.

Ia menambahkan, di kampung tersebut tercatat sedikitnya 12 orang kepala keluarga dengan jumlah jiwa sebanyak 30 orang dan bangunan permanen sebanyak 15 buah.

Saat ini kampung tersebut sebagian besar tertimbun tanah gunung. Sebagian besaar tanah menutupi rumah hingga 2 meter diatasnya.

Sebagian besar penghuni rumah saat gempa terjadi tengah berada di dalam rumah dan diduga sebagian besar tertimbun bersama rumah mereka.

Hingga kini informasi dihimpun , warga dan aparat setempat baru berhasil menemukan enam orang warga dalam keadaan sudah tidak bernyawa dan sulit dikenali.
“Perkiraan kami masih banyak warga yang tertimbun. Upaya pencarian dilakukan secara manual bersama warga dari desa tetanga,” terang Agus.

Sedangkan jenazah ke enam korban yang berhasil ditemukan saat ini disimpan di balai Desa Cikangkareng.
Informasi dihimpun dari Pihak Satgana PMI Cianjur, menyebutkan pihaknya, saat ini tengah meluncur ke lokasi kejadian.

“Kami belum tahu secara pasti berapa korban jiwa seluruhnya. Informasi terkahir menyebutkan baru enam orang ditemukan dan puluhan dikabarkan hilang,” kata Heri tim Satgana PMI.

Kekuatan Makin Kecil
Gempa yang menggoncang hampir seluruh Pulau Jawa ternyata terjadi tiga kali. Namun kekuatan gempa semakin menurun.

“Gempa pertama itu 7,3 SR, kedua 6,0 SR dan terakhir 5,1 SR,” kata Pusat Penanggulangan Krisis Departemen Kesehatan Rustam Pakaya saat dihubungi detikcom, Rabu (2/9).

Rustam mengatakan, meski berpotensi, hingga pukul 15.50 WIB, tsunami tidak terjadi. “Sampai sekarang sih nggak ada. Sudah lewat 30 menit,” kata Rustam.

Gempa yang menggoncang hampir seluruh Jawa itu dirasakan pukul 14.55 WIB. Sejumlah rumah dan bangunan rusak akibat peristiwa ini. Namun hingga kini belum dilaporkan adanya korban jiwa.(ant/dtk)

Exit mobile version