Hercules: Sekali Lagi Jatuh di Magetan, Jawa Timur, Pejabat Militer dan Anggota Tewas

Melihat kecelakaan yang menimpa sebanyak Dua kali di Wamena dan sekali di Pulau Jawa, dan jenis pesawat itu adalah Hercules, pesawat yang digunakan untuk mengangkut para pembunuh orang Papua ke Tanah Papua itu, maka pertanyaannya adalah: “Apakah orang Papua dan NKRI Mau Katakan: “Ini Musibah Alam” yang Tak Perlu Dipertanyakan? Akankah NKRI mengenal sebab-musababnya? Sanggupkah mereka memahami Operasi Sandi ‘AWAS!?’ Bagaimana cara menghentikannya?” dan seterusnya.

Sudah berkali-kali Operasi Pemangku Alam dan Pemangku Adat Papua sejauh ini telah katakan, Operasi dengan Sandi “AWAS!” sudah sedang berlangsung. Sebuah Surat dengan isi yang agak berbeda tetapi dengan topik yang sama telah dilayangkan langsung ke (1) Hatara Jasa, Sekretaris Presiden, (2) Keresidenan Raja Jawa, Sultan Hamengkubuwono X, (3) Megawati Sukarnoputri, langsung di rumahnya di Teuku Umar, Jakarta, dan (4) Bapak Abdurrahman Wahid.

Surat itu berisi hal-hal yang sudah, sedang dan akan melanda NKRI, KALAU atau BILAMANA NKRI tidak merelakan kemerdekaan dan kedaulatan politik bangsa Papua.

Dalam hukum adat, memang ada aturan untuk memberitahukan ke pihak yang dituju, karena dasar operasi ini BUKAN karena benci, bukan sebab kecemburuan sosial, Bukan juga karena tidak senang. IA MURNI PENEGAKKAN HUKUM ALAM DAN HUKUM ADAT, yang berarti tentu saja tidak dapat dihalangi oleh hukum alam dan hukum adat yang ada di Pulau-pulau NKRI, karena hukum alam dan hukum adat adalah hukum yang universal sifatnya dan prinsipnya TIDAK MEMBELA KESALAHAN, dan TIDAK MEMBELA NEGARA, tetapi MEMBELA KEBENARAN MUTLAK.

Orang Papua tidak menuntut tanah orang lain, tetapi meminta tanah leluhurnya dibiarkan bagi orang Papua sendiri. Itu sudah jelas, tegas dan pasti, tidak dapat diartikan salah.

Demikian,

Pemangku Alam dan Adat Papua
Sandi “AWAS!!!”

Exit mobile version