OPM Berulah Lagi, 1 TNI Tertembak – Pangdam: Ini Merupakan Pelanggaran HAM

JAYAPURA- Disaat perhatian masyarakat Papua, tertujuh kepada kedatangan pencetus Organisasi Papua Merdeka (OPM), Nicholas Jouwe ke Jayapura , Kota tempat kelahirannya, maka di waktu yang hampir bersamaan dari Puncak Jaya dilaporkan kelompok separatis bersenjata TPN/OPM di sana, justru kembali berulah.

Jika sebelumnya, satu anggota TNI bernama Pratu Saiful Yusuf tewas setelah diterjang peluru dari anggota OPM saat melakukan kegiatan patroli di daerah Tingginambut, Puncak Jaya, maka Senin (23/3) sekitar pukul 05.00 WIT kelompok separatis bersenjata yang diduga kelompoknya Goliat Tabuni kembali menembak satu anggota TNI dari Yonif 754 Timika bernama Pratu Ahmad.

Dalam peristiwa ini, korban kondisinya kritis dan saat ini sedang menjalani perawatan intensif di RS Marthen Indey Jayapura. Dari data yang diperoleh Cenderawasih Pos, korban mengalami luka tembak di bagian dada tembus perut samping kiri serta lengan atas.
Korban merupakan anggota Yonif 754 yang baru saja mengalami pergeseran pasukan (Serpas) dari Timika untuk membantu keamanan jelang Pemilu.

Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI A.Y Nasution mengungkapkan, korban tertembak anggota OPM pimpinan Goliat Tabuni saat melakukan patroli pasca peristiwa tertembaknya Pratu Saiful Yusuf empat hari lalu.

” Yang perlu diingat TNI adalah ksatria pelindung rakyat. Jadi tugas TNI adalah melindungi rakyat. Kalaupun dalam menjalankan tugas melindungi rakyat itu ada anggota TNI yang tertembak, itu sudah menjadi risiko,” ujar Pangdam kepada wartawan usai menjengkuk korban di kamar bedan RS Marthen Indey, Senin (23/3) kemarin.
Dikatakan, perbuatan yang dilakukan OPM itu sudah merupakan pelanggaran HAM berat. Sebab, selain menembaki anggota TNI yang sedang bertugas, mereka juga menembaki warga sipil hingga tewas. Karena mereka ini telah melakukan pelanggaran HAM berat, maka orang yang melanggar itu harus diburu dan dikejar.

Disinggung langkah-langkah apa yang akan diambil, Pangdam enggan berkomentar. Menurutnya, meski sudah ada anggota TNI yang menjadi korban, namun tugas TNI tetap harus melindungi rakyat.

Sekedar diketahui korban sendiri dievakuasi dari Mulia Puncak Jaya dengan menggunakan pesawat Susi Air. Setelah mendarat di Bandara Sentani sekitar pukul 11.50 WIT, korban selanjutnya diangkut dengan menggunakan Hely Puma dan mendarat di Lapangan heliped di Makodam. Selanjutnya korban diangkut menggunakan mobil Ambulance menuju RS Marthen Indey Jayapura. (mud)

Exit mobile version