BUMN Diminta Berhati-hati Kelola Dana

TEMPO Interaktif, Jakarta: Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meminta Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berhati-hati mengelola belanja modal, terutama yang berbentuk valuta asing.

Negara-negara pemilik modal, kata dia, saat ini sedang melakukan konsolidasi menyusul krisis keuangan global. Salah satu bentuk konsolidasi yang dilakukan adalah dengan menarik modal berbentuk valuta asing yang tersebar di seluruh dunia. “Artinya, kesempatan permodalan di seluruh dunia sangat ketat,” katanya dalam BUMN Executive Club di Wisma Antara, Rabu (25/2).

Jika modal di negara-negara maju langka, hal serupa akan terjadi pada negara-negara berkembang, seperti Indonesia.”Jika pimpinan BUMN tidak bisa memastikan belanja modalnya akan menghasilkan pendapatan lebih besar, lebih baik mulai sekarang berhati-hati,”kata Sri Mulyani.

Dia mencontohkan, jika pada masa lalu modal negara maju yang masuk ke negara-negara berkembang bisa mencapai 600 miliar dolar Amerika Serikat, saat ini hanya 160 miliar dolar Amerika Serikat.

Meski demikian, Sri Mulyani tak bermaksud meminta BUMN mengurangi belanja modal, karena hal itu dibutuhkan sebagai mesin pertumbuhan. Perusahaan pelat merah harus mampu meningkatkan permodalan di tengah krisis. Yang perlu dilakukan, kata dia, adalah mengurangi kegiatan yang konsumtif dan spekulatif. “Setiap rupiah yang dimiliki harus digunakan hanya untuk investasi,” katanya.

Exit mobile version