“1 JULI” KEBANGKITAN NASIONAL BANGSA PAPUA BARAT

Tanah Papua, 21 Juni 2008-Gerakan Pembebasan Nasional Papua Barat tidak hanya berada dalam histories gerakan rakyat yang stagnan. Terhitung 1 Juli sejak tahun 1965 Lahirlah Organisasi Papua Merdeka yang di deklarasikan di Wilayah Kepala Burung. Penyebaran Firus OPM kemudian menyebar hingga sekarang menancapkan semangat kemerdekaan 1961 di seantero Bumi Papua yaitu Bagian Barat pulau yang sering di sebut bumi Cenderawasih.

Dinamika semangat pembebasan nasional Papua Barat tak bisa lepas dari garis pembebasan nasional yang telah di lakukan secara defakto. Pengakuan Negara Papua Barat secara sepihak oleh Bangsa Papua Barat pada 1 Desember 1961 hingga proses pencaplokan Tanah Papua melalui rekayasa Penentuan Pendapat Rakyat ( PEPERA ) rahun 1969 tidak memudarkan semangat perjuangan Bangsa Papua guna pengembalian Negara-Nya.

Ketika Rezim Kolonialisme Indonesia memvonis keberpihakan sepihak bahwa Papua secara sah berada dalam wilayah NKRI sejak PEPERA 69 bukanlah sebuah solutif bagi usaha penyelesian Masalah di Tanah Papua. Tetapi Deklarasi 1 Juli tahun 1977 di Markas Besar Vicktoria ( Marvick ) oleh Yakop Prai Cs, sebagai bukti kuat bahwa perjuangan OPM sejak tahun 1965 terus bangkit.

Sekilas perjuangan OPM sampai sekarang mudah dijalankan oleh generasi Papua dan tidak sulit pula berbicara seputar Papua Merdeka di-era sekarang dibanding masa lampau dimana perjuangan masih dilakukan oleh sedikit kaum terpelajar di massa itu. Orang Papua kini memikul tantangan berlapis dalam usaha pengembalian Negara berdaulat yang telah berhasil dideklarasikan tahun 1961.

Periodesasi jajahan sejak proses pengakuan secara sepihak ( defacto ) oleh Bangsa Papua Barat mendapat tantangan luar biasa guna perjuangan untuk mendapat dukungan Negara-negara lainnya di dunia. Ekspansi Militer dalam perebutan Papua 1 Mei 1963 memuncak kemudian di selenggarakannya PEPERA 1969 mendapat tuntutan dan penolakan dari pejuang Papua Merdeka. Rekayasan jajahan kemudian menuai proses benturan ( kontradiksi ) baru atas jajahan di Papua. Hasil yang didapat dari Integrasi dan PEPERA adalah ditetapkannya Papua sebagai Daerah Operasi Militer “DOM” hingga berakhir pada tahun 1998. Kentalnya aspirasi Papua merdeka ketika dua kontradiksi penjajahan atas Tanah Papua tidak mampu menumpas akar kedaulatan Papua Merdeka, dunia kemudian menghalalkan solusi OTSUS “Otonomi Khusus” bagi Papua. Perjalanan otsus selang delapan tahun kini menuai harapan tidak ada perubahan dari peradaban koloni semula. Watak jajahan terus jajah Papua dengan bedil Otsus. Gerakan pembunuh Nasionalisme Papua Merdeka menjadi temperature bahkan tameng otsus menjadi instrument baru bagi terbukanya wilayah jajahan baru, baik dalam alam ekplorasi kekayaan Alam Papua, politik Pecah belah dalam payung Pemekaran Wilayah semakin santer dicanangkan di Bumi Papua. Memang konyol bagi Indonesia, dimana Negara sehebat Indonesia yang sejak reformasi tahun 1998 sudah mendapat julukan bahwa tidak ada lagi cara-cara jajahan atas bangsa lain sejak reformasi lahir. Kenyataan di Papua justeru memalukan Negara Indonesia .

Ruang Otsus yang identik dengan benturan jajahan atas Papua merdeka tak bisa menembus peningkatan rasa nasionalisme Indonesia atas orang Papua. Tetapi “pengikisan nasionalisme” terjadi di belahan Indonesia dengan sentimen kedaerahan sesuai amanat Otonomi Daerah. Keinginan Kedaerahan yang cukup tinggi, Papua kemudian berbalik arah, etnisitas meningkat menyambungkan dengan keinginan Papua Lepas tak bisa di hindari.

Inilah kenyataan sekarang dimana gerakan Papua Merdeka yang dikategorikan dalam Organisasi Papua Merdeka mulai meluas di berbagai belahan dunia. OPM semakin sulit dibasmi oleh kaum penjajah. Dimana perjuangan OPM cenderung disalah tafsirkan secara sempit oleh sebagian kalangan yang anti Papua Merdeka. Gerakan Adat yang tumbuh subur dan dibesarkan dalam ruang Otsus selalu dicap sebagai Separatis. Tidak hanya masyarakat adat yang selalu menentang penjajah dicap sebagai pembangkang Negara, tetapi kalangan pemerhati masalah Papua mendapat sorotan tajam pula.

Keadilan itu harus terwujud. Inilah nafas bagi gerakan Pembebasan Nasional Papua Barat yang telah bangkit sejak 1 Juli Tahun 1965 di kepala burung, berlanjut spirit baru dalam deklarasi perjuangan Papua di Markas Arso Kabupaten Keerom Sekarang pada 1 Juli tahun 1977 dan Lembah Baliem tahun 1977. Gerakan Papua merdeka ( OPM ) semakin dewasa dalam menempuh hiruk pikuk nafas mempertahankan Negara. Bagi OPM semangat mengembalikan Negara Papua sudah final diperjuangkan hingga mendapatkan-Nya kembali.

Penanganan Masalah Papua bagi Indonesia masih ada nafas selama 17 tahun kedepan yaitu sampai tahun 2025 saat dimana solusi otsus Bagi Papua berakhir. Pembangunan nasionalisme dan ketahanan bangsa dimaksud belum tentu berhasil dilakukan dalam jangka waktu 17tahun. Ini namanya “MIMPI di Siang Bolong”. Mari belajar berdemokrasi yang canggih sebab keadilan bagi segenap Bangsa tugas pokok setiap manusia hidup, bangsa beradap dan tugas rakyat semesta.

Dengan demikian, mulai sejak tanggal 1 Juli 2008 sebagai lanjutan semangat nasional gerakan Papua Merdeka, Gelora Hari Kebangkitan Nasional Papua Barat diselenggarakan di Tanah Papua Barat. Pelosok Belantara Rimba Raya, Pegunungan, dan Pesisir Tanah Papua bergelora mengangkat keatas suatu semangat KEBANGKITAN NASIONAL bagi usaha menuju pengembalian Negara Papua Barat yang tentunya Merdeka dalam segala kebutuhannya baik Politik-Ekonomi dan Kebudayaan. # EKNAS FRONT PEPERA PAPUA BARAT #

===============================
EKSEKUTIF NASIONAL
FRONT PERSATUAN PERJUANGAN RAKYAT PAPUA BARAT
(EKNAS FRONT PEPERA PB )
Email : eknaspeperapb@yahoo.com
Website: www.kabarpapua.com

Persatuan Tanpa Batas Perjuangan Sampai Menang!

Blocked image

Exit mobile version