• About Us
    • Sejarah Organisasi Papua Merdeka
    • Human Rights
    • Tentang Kami
      • Links
      • Agen NKRI
    • About
      • Sejarah OPM
      • Sejarah Organisasi Papua Merdeka
  • Malayo-Indos
    • PMNews dalam Kampanye Papua Merdeka
    • Sejarah Perjuangan Papua Merdeka
    • Anggota DMP West Irian 1969
    • Daftar Nama Peserta Pepera 1969
    • Arsip Lama
    • Ungkapan Penting
  • Tentang Negara
    • Fungsi Negara
    • Unsur-unsur Terbentuknya Negara
    • Pemerintah Berdaulat dan Negara Federal
    • Republic of West Papua
  • Contact
    • Undangan
    • Paraf Petisi
    • Forum
    • Interactives
    • Petunjuk Browsing
    • News Sources
Monday, March 27, 2023
  • Login
No Result
View All Result
NEWSLETTER
Papua Merdeka News
  • Home
    • Home – Layout 1
    • Home – Layout 2
    • Home – Layout 3
    • Home – Layout 4
    • Home – Layout 5
  • Papua Merdeka
    • All
    • Demo & Aksi
    • Papua Post
    • Politik & Diplomasi
    • Post Gerilya
    • Sejarah
    Bukan KTT II, ULMWP Siap Gelar Kongres

    Menteri Sekretaris KabinetL Bukan KTT II, ULMWP Siap Gelar Kongres

    Berduka Sedalam-Dalamnya Atas Meninggalnya Perwira Tinggi West Papua Army: Commander Gerardus Thommey

    Pertama kali saya bertemu bapak Gerardus Thommey di Belanda, dan mendengar semua cerita perjuangan dan perjalanan hidupnya

    Trump Is Struggling To Stay Calm On Russia, One Morning Call At A Time

    Republican Senator Vital to Health Bill’s Passage Won’t Support It

    Barack Obama and Family Visit Balinese Paddy Fields During Vacation

    Melania Trump’s Mail Suit Suggests Desire To Monetise First Lady Role

    Trending Tags

    • Sillicon Valley
    • Climate Change
    • Election Results
    • Flat Earth
    • Golden Globes
    • MotoGP 2017
    • Mr. Robot
  • NKRI Bangkrut
    • Post Gerilya
    • Otsus Gagal
    • Neo-colonialism
  • Terorisme
    • Terrorism
    • Bio-Terror
    • Terror Jihad
    • Terror Negara
  • Roundups
    • West Papua
    • Papua New Guinea
    • Fiji
    • Kanaky
    • Solomon Islands
    • Vanuatu
    • Asiaoceania
  • Media Post
    • All
    • Audio
    • Editorial & Column
    • Editorial & Columns
    • Gambar
    • Interviews
    • Opini & Analisis
    • Pesan Khusus
    • Post Press
    • Publikasi
    • Video
    • Wawancara
    Bukan KTT II, ULMWP Siap Gelar Kongres

    Bukan KTT II, ULMWP Siap Gelar Kongres

    Bukan KTT II, ULMWP Siap Gelar Kongres

    Menteri Sekretaris KabinetL Bukan KTT II, ULMWP Siap Gelar Kongres

    Berduka Sedalam-Dalamnya Atas Meninggalnya Perwira Tinggi West Papua Army: Commander Gerardus Thommey

    Berduka Sedalam-Dalamnya Atas Meninggalnya Perwira Tinggi West Papua Army: Commander Gerardus Thommey

    Rev. Edison Waromi, S.H Resmi Pimpin Perdana Menteri (PM) dan Mr. Buchtar Tabuni memimpin Ketua West Papua Council Pemerintahan Sementara West Papua (ULMWP)

    Menteri Sekretaris Parlemen West Papua: ULMWP Akan Gelar Kongres, Bukan KTT

    Rap group call out publication for using their image in place of ‘gang’

    Melania Trump’s Mail Suit Suggests Desire To Monetise First Lady Role

    Bill Gates’ iconic donkey game arrives on iPhone, Apple Watch

    Johnny Depp Jokes About Assassinating Trump, Then Apologizes

    Uber’s Turbulent Week: Kalanick Out, New Twist In Google Lawsuit

  • Post Topics
    • All
    • Alam Bicara
    • Human Rights
    • Masyarakat Adat
    • Neo-colonialism
    • Perempuan Papua
    • Terorisme
    • Terrorism

    Republican Senator Vital to Health Bill’s Passage Won’t Support It

    Rap group call out publication for using their image in place of ‘gang’

    Barack Obama and Family Visit Balinese Paddy Fields During Vacation

    Melania Trump’s Mail Suit Suggests Desire To Monetise First Lady Role

    This Secret Room In Mount Rushmore Is Having A Moment

    A Digital Media Startup Growing Up With Millennial Women

    India Is Bringing Free Wi-fi To More Than 1,000 Villages This Year

    Indonesia’s Largest Fleet Of Taxis Teams Up To Beat Ride-hailing Apps

    Johnny Depp Jokes About Assassinating Trump, Then Apologizes

    Uber’s Turbulent Week: Kalanick Out, New Twist In Google Lawsuit

    Trending Tags

    • Golden Globes
    • Mr. Robot
    • MotoGP 2017
    • Climate Change
    • Flat Earth
  • Home
    • Home – Layout 1
    • Home – Layout 2
    • Home – Layout 3
    • Home – Layout 4
    • Home – Layout 5
  • Papua Merdeka
    • All
    • Demo & Aksi
    • Papua Post
    • Politik & Diplomasi
    • Post Gerilya
    • Sejarah
    Bukan KTT II, ULMWP Siap Gelar Kongres

    Menteri Sekretaris KabinetL Bukan KTT II, ULMWP Siap Gelar Kongres

    Berduka Sedalam-Dalamnya Atas Meninggalnya Perwira Tinggi West Papua Army: Commander Gerardus Thommey

    Pertama kali saya bertemu bapak Gerardus Thommey di Belanda, dan mendengar semua cerita perjuangan dan perjalanan hidupnya

    Trump Is Struggling To Stay Calm On Russia, One Morning Call At A Time

    Republican Senator Vital to Health Bill’s Passage Won’t Support It

    Barack Obama and Family Visit Balinese Paddy Fields During Vacation

    Melania Trump’s Mail Suit Suggests Desire To Monetise First Lady Role

    Trending Tags

    • Sillicon Valley
    • Climate Change
    • Election Results
    • Flat Earth
    • Golden Globes
    • MotoGP 2017
    • Mr. Robot
  • NKRI Bangkrut
    • Post Gerilya
    • Otsus Gagal
    • Neo-colonialism
  • Terorisme
    • Terrorism
    • Bio-Terror
    • Terror Jihad
    • Terror Negara
  • Roundups
    • West Papua
    • Papua New Guinea
    • Fiji
    • Kanaky
    • Solomon Islands
    • Vanuatu
    • Asiaoceania
  • Media Post
    • All
    • Audio
    • Editorial & Column
    • Editorial & Columns
    • Gambar
    • Interviews
    • Opini & Analisis
    • Pesan Khusus
    • Post Press
    • Publikasi
    • Video
    • Wawancara
    Bukan KTT II, ULMWP Siap Gelar Kongres

    Bukan KTT II, ULMWP Siap Gelar Kongres

    Bukan KTT II, ULMWP Siap Gelar Kongres

    Menteri Sekretaris KabinetL Bukan KTT II, ULMWP Siap Gelar Kongres

    Berduka Sedalam-Dalamnya Atas Meninggalnya Perwira Tinggi West Papua Army: Commander Gerardus Thommey

    Berduka Sedalam-Dalamnya Atas Meninggalnya Perwira Tinggi West Papua Army: Commander Gerardus Thommey

    Rev. Edison Waromi, S.H Resmi Pimpin Perdana Menteri (PM) dan Mr. Buchtar Tabuni memimpin Ketua West Papua Council Pemerintahan Sementara West Papua (ULMWP)

    Menteri Sekretaris Parlemen West Papua: ULMWP Akan Gelar Kongres, Bukan KTT

    Rap group call out publication for using their image in place of ‘gang’

    Melania Trump’s Mail Suit Suggests Desire To Monetise First Lady Role

    Bill Gates’ iconic donkey game arrives on iPhone, Apple Watch

    Johnny Depp Jokes About Assassinating Trump, Then Apologizes

    Uber’s Turbulent Week: Kalanick Out, New Twist In Google Lawsuit

  • Post Topics
    • All
    • Alam Bicara
    • Human Rights
    • Masyarakat Adat
    • Neo-colonialism
    • Perempuan Papua
    • Terorisme
    • Terrorism

    Republican Senator Vital to Health Bill’s Passage Won’t Support It

    Rap group call out publication for using their image in place of ‘gang’

    Barack Obama and Family Visit Balinese Paddy Fields During Vacation

    Melania Trump’s Mail Suit Suggests Desire To Monetise First Lady Role

    This Secret Room In Mount Rushmore Is Having A Moment

    A Digital Media Startup Growing Up With Millennial Women

    India Is Bringing Free Wi-fi To More Than 1,000 Villages This Year

    Indonesia’s Largest Fleet Of Taxis Teams Up To Beat Ride-hailing Apps

    Johnny Depp Jokes About Assassinating Trump, Then Apologizes

    Uber’s Turbulent Week: Kalanick Out, New Twist In Google Lawsuit

    Trending Tags

    • Golden Globes
    • Mr. Robot
    • MotoGP 2017
    • Climate Change
    • Flat Earth
No Result
View All Result
Papua Merdeka News
No Result
View All Result
728*90
Home Post Topics Terorisme

Surat Terbuka Gereja di Papua Barat kepada Gereja, Lembaga Internasional, Keluarga dan Perorangan

by admin
June 24, 2008
in Terorisme
0
0
SHARES
0
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterEmail

Kepada Yang Terhormat,
Pemerintah (Negara-Negara), Gereja-Gereja dan Lembaga-lembaga Internasional, Keluarga dan Perorangan
Di Seluruh Dunia.
Perihal: Suara Gereja Memohon Perlindungan Penduduk Asli Papua Barat.

Papua Barat, 24 Juni 2008
Semua Yang Terkasih dan Terhormat,

Ijinkanlah saya atas nama umat Tuhan yang tertindas selama 45 tahun sejak 1 Mei 1963 sampai sekarang ini, saya mau menggambarkan situasi terkini di Tanah Papua Barat yang dihadapi dan dialami oleh penduduk asli Papua. Seruan ini bagian yang terpenting dan tak terpisahkan dari suara Gereja dari Tanah Papua Barat bagi rakyat yang tak bersuara dan yang membisu akibat kekejaman dan kekerasan Pemerintah Indonesia melalui kekuatan TNI, POLRI, dan Perangkat Hukum, PP dan Keppres.

Penduduk asli Papua, orang Melanesia adalah pemilik Tanah Papua Barat yang memiliki sejarah, bahasa, kebudayaan sendiri, karena Tuhan sendiri telah memberikan leluhur dan nenek moyang mereka untuk berada, hidup dan berkaya serta memelihara Tanah dan Negeri Melanesia ini. Mereka ditempatkan oleh Allah sendiri melalui rencana dan kehendak-Nya tanpa persetujuan seseorang atau suatu Negara di dunia ini,”Tuhan Allah berkata: Marilah Kita menjadikan manusia sesuai gambar dan rupa kita”.

Dalam keberadaan penduduk asli Papua di negeri dan tanah mereka sendiri dalam kasih, anugerah, berkat serta pemeliharaan Tuhan, datanglah Pemerintah Belanda sejak 1828 dan tinggal dan hidup bersama penduduk asli Papua. Belanda membangun, mendidik dan memajukan penduduk asli Papua. Belanda tidak pernah mencederai dan melukai hati penduduk asli Papua bahkan sejarah mencatat bahwa satu peluruh tentara Belanda tidak pernah mengenai tubuh orang asli Papua, walaupun Belanda disebut Penjajah oleh orang-orang Melayu, Indonesia.

Selain Belanda, Gereja datang ke Tanah Papua sejak 5 Februari 1855 di Pulau Mansinam, Manokwari, sekarang ibu kota Provinsi Irian Jaya Barat (Provinsi Boneka Indonesia). Gereja datang membawa peradaban baru, misi kemanusiaan, nilai-nilai kebenaran, keadilan, perdamaian, kesamaan dejarat, kebebasan, kemerdekaan yang bersumber dari SALIB Yesus Kristus merupakan kekuatan Allah.

Jadi, Tuhan Allah sendiri sebagai Pencipta dan Pemilik umat manusia, termasuk penduduk asli Papua, Leluhur dan Nenek Moyang orang Melanesia atau penduduk asli Papua, Pemerintah Belanda sejak 1828, Gereja sejak 5 Februari 1855 tidak pernah memberikan stigma anggota OPM (Organisasi Papua Merdeka), Gerakan Separatis, Pembuat Makar yang melecehkan dan merendahkan kehormatan dan martabat penduduk asli Papua.

Tetapi sayang, Pemerintah Indonesia secepatnya merampas dan menduduki Tanah Papua Barat dengan kekuatan militer sejak 19 Desember 1961 melalui Maklumat TRIKORA (Tiga Komando Rakyat) dari Ir. Suekarno, Presiden RI pertama dan melalui rekayasa Perjanjian New York 15 Agustus 1962, penyerahan administrasi dari UNTEA kepada Indonesia pada 1 Mei 1963 tanpa diketahui penduduk asli Papua, melalui Pelaksanaan PEPERA 1969 (Act of Free Choice) di Papua Barat yang tidak demokratis dan dibawa tekanan kekuatan militer Indonesia dan hanya dipilih 1.025 orang oleh Pemerintah dan TNI untuk menyatakan bergabung dengan Indonesia. Selanjutnya, Pemerintah Indonesia dan TNI dan POLRI langsung memberikan stigma penduduk asli Papua dengan stigma anggota OPM, gerakan separatis, dan pembuat makar. Dengan stigma-stigma yang tidak manusiawi itu, Pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang kejam dan brutal dilakukan oleh Pemerintah, TNI dan POLRI dalam bentuk pengejaran, penangkapan, penyiksaan, penculikan, penyiksaan, pembunuhan dan pemerkosaan atas nama menjaga keutuhan wilayah Republik Indonesia tanpa mempertimbangkan nilai-nilai manusia. Itu hanya dengan empat agenda dan kepentingan besar pemerintah Indonesia yaitu: ekonomi, politik, keamanan dan pemusnahan penduduk asli Papua secara sistematis.

Jadi, masalah serius dan kesukaran serta penderitaan yang dialami oleh penduduk asli Papua sekarang selama 45 tahun ini adalah penduduk asli benar-benar dalam proses pemusnahan secara sistematis dalam segala aspek hidup mereka.

Masalah-Masalah Mendasar di Papua Barat sebagai berikut:

1. Keamanan hidup dan kebebasan penduduk asli Papua di negeri dan tanah mereka sendiri terancam. Pembangunan basis-basis TNI dan POLRI di seluruh Tanah Papua Barat tanpa memikirkan keamanan dan keselamatan serta kelangsungan hidup penduduk asli Papua. Kelihatannya, anggota TNI dan POLRI yang dulu beroperasi dan membunuh orang-orang Timor Leste dan Aceh itu semua di kirim ke Tanah Papua Barat. Mereka lebih banyak dikirim dalam berbagai bentuk profesi. Sebagai contoh ialah tukang baksa, penjual es krim, tukang ojek, penjaga hotel, penjaga tokoh, sopir dan berbagai bentuk penyamaran di seluruh sudut Tanah Papua Barat.

2. Ada berbagai PP (Peraturan Pemerintah) dan KEPRES (Keputusan Presiden) yang benar-benar menghancurkan masa depan penduduk asli Papua Barat dan juga menghancurkan UU No. 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus seperti: Keppres No. 1 Tahun 2003 Tentang Provinsi Irian Jaya Barat (IJB), Inpres No. 5 Tahun 2006 Tentang Percepatan Pembangunan, PP 27 Tahun 2007 yang melarang menggunakan simbol-simbol daerah Papua Barat, Kepres No. 1 Tahun 2008 tentang
Pengganti UU untuk pembagian dana Otsus dari Provinsi Papua dan Provinsi Irian Jaya Barat (IJB).

3. Pemerintah Indonesia dan DPR RI lebih cepat dan rajin serta lancar mengeluarkan PP dan Keppres tetapi pemerintah Indonesia menghambat dengan berbagai cara dan alasan untuk menghambat atau membatalkan bahkan menggagalkan rencangan Perdasi dan Perdasus sebagai penjabaran dari UU Otsus No. 21 Tahun 2001 yang adalah buatan UU pemerintah Indonesia dan DPR RI sendiri.

4. Pemekaran Provinsi dan kabupaten dilakukan di seluruh Tanah Papua Barat tanpa mempertimbangkan letak geografis, jumlah penduduk, sumber daya alam (SDA), sumber daya manusia (SDM) dan juga tanpa mengevaluasi kabupaten-kabupaten yang sudah dimekarkan sebelumnya. Para Pejabat dan pengambil keputusan di wilayah pemekaran kabupaten benar-benar dikuasai dan didominasi oleh orang-orang Melayu, Indonesia. Contoh terbaru adalah Kabupaten Pemekaran Baru
Lanny Jaya, dimana warga 100% Kristen dan juga 100% umat Baptis, Pejabat Bupati Caretakernya seorang pendatang yang nama Pribadi, sementara anak asli daerah yang bernama Wiklif Wakerkwa sudah memenuhi syarat tetapi ditolak. Pemekaran kabupaten dan Provinsi adalah pendekatan politik, pengelompokan penduduk asli Papua sesuai dengan suku dan daerahnya sendiri untuk mengadu domba penduduk asli Papua, perampasan tanah dan penyingkiran penduduk asli Papua dan operasi militer, operasi transmigrasi, operasi pemusnahan etnis gaya baru secara sistematis. Kata kuncinya seluruh pemakaran Provinsi dan kabupaten di Tanah Papua Barat adalah kerjanya TNI sebagai upaya pengkondisian wilayah dan operasi militer yang lebih efektif dan efisien.

5. Kemajuan dalam bidang pendidikan pada saat jaman Belanda dan Gereja di Tanah Papua Barat sangat berkualitas dan terus maju serta berkembang di kota-kota maupun di pedalaman. Tetapi, setelah pemerintah Indonesia menduduki Tanah Papua Barat, lembaga pendidikan yang dimiliki Gereja seperti: Yayasan Pendidikan dan Persekolahan Katolik ( YPPK) Sekolah Yayasan Pendidikan Kristen (YPK), Yayasan Pendidikan dan Persekolahan Gereja-gereja Injili
(YPPGI), Sekolah Yayasan Advent yang berada di seluruh Tanah Papua Barat selama hampir 100 tahun sebelum pemerintah Indonesia merampas dan menjajah Papua tidak diperhatikan bahkan dibiarkan oleh Pemerintah Indonesia.

6. Pelayanan kesehatan terhadap penduduk asli Papua sangat memprihatinkan. Kematian ibu, anak-anak bahkan penduduk asli Papua dalam indeks yang sangat tinggi. Pemerintah Indonesia tidak serius mengurus kesehatan penduduk asli Papua. Sangat memprihatinkan adalah dalam era Otonomi Khusus apotik-apotik berkembang secara pesat dan cepat di seluruh Tanah Papua Barat. Para dokter pendatang, orang Indonesia benar-benar mengeksploitasi penduduk asli Papua karena obat-obat yang berkualitas, bermutu baik yang dibeli dengan dana Otonomi Khusus diambil oleh para dokter dan dijual di opotik-apotik pribadi mereka. Setiap pasien yang datang hanya diperiksa dan diberikan resep untuk membeli obat di apotik milik dokter. Pelayanan kesehatan ini sangat berlawanan dengan pelayanan bidang kesehatan pada masa Belanda dan Gereja di Papua Barat. Pemerintah Belanda dan Gereja membuka pos pelayanan kesehatan di seluruh Tanah Papua Barat dari pesisir pantai sampai di daerah-daerah terpencil. Semua aset balai pelayanan kesehatan itu dibiarkan dan dihancurkan oleh pemerintah Indonesia.

7. Secara ekonomi penduduk asli Papua benar-benar tersingkir karena kaum pendatang, orang Melayu lebih siap dan terampil. Penduduk asli Papua menjual hasil bumi mereka di atas tanah beralaskan daun pisang di tengah-tengah atau di pinggir gedung-gedung megah di seluruh Tanah Papua. Di Pasar-pasar sekarang di seluruh Tanah Papua Barat, pisang, sagu, kepala yang dimiliki oleh penduduk asli Papua itu dijual oleh para pendatang. Kaum pendatang benar-benar
mendominasi dan monopoli dalam bidang ekonomi di Papua Barat. Contoh lain adalah penjualan kain batik bercorak Papua dkuasai dan dijual oleh para pendatang. Seluruh pelayan toko, rumah makan, hotel, karyawan bank, tarnsportasi darat, laut, udara, karyawan tiket semuanya dikuasai oleh orang-orang Melayu, Indonesia.

8. Sejak Otonomi Khusus No. 21 Tahun 2001 berlaku di Papua Barat jumlah orang Melayu, Indonesia terus meningkat hampir setiap hari, setiap minggu, setiap bulan. Dan jumlah anggota TNI juga terus meningkat di seluruh Tanah Papua Barat. Jumlah penduduk pribumi semakin merosot tajam. Pemusnahan etnis Melanesia benar-benar terajdi secara sistematis yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia. Karena itu, perlu ada pendataan penduduk asli melalui
lembaga internasional untuk mengetahui secara pasti penduduk asli Papua Barat.

9. Pemerintah Indonesia juga melarang masuknya diplomat asing, wartawab asing, pekerja Hak Asasi Manusia, dan lembaga-lembaga kemanusiaan Internasional dan juga Gereja-gereja. Apa yang disembunyikan oleh Pemerintah Indonesia di Tanah Papua Barat?

10. Pemerintah Indonesia juga membatasi bahkan melarang para misionaris yang sangat berjasa melayani dan membangun penduduk asli Papua sejak 5 Februari 1855 sebelum Pemerintah Indonesia merampas dan menjajah Papua melalui Rekayasa PEPERA 1969.

11. Pada tanggal 18 April -19 Mei 2008, Tim dari Badan Pelayan Pusat Persekutuan Gereja-gereja Baptis Papua melakukan pelayanan kunjungan pastoral dan pemutaran film sejarah Gereja Baptis di kabupaten Jayawijaya, Kabupaten Tolikara, Kabupaten Puncak Jaya, kami benar-benar diintimidasi dan diteror oleh TNI, Kopassus yang bertugas di pegunungan pedalaman. Kami ditanya dengan pertanyaan: kamu darimana? Siapa yang menyuruh putar film ini? Tujuan apa memutar film dan mengapa banyak orang yang berkumpul ini? Ironis benar, Pemerintah Indonesia, TNI dan POLRI datang merampas tanah Papua dan menjajah penduduk asli Papua hanya 45 tahun, tetapi tampa rasa malu saja bertanya kepada pemilik dan gereja yang berada beratus-ratus tahun di Tanah Papua. Ini wajah kekerasan militer dan ketidakbebasan dan terancamnya penduduk asli Papua dan gereja-gereja di Tanah Papua Barat.

Kesimpulan: Pemerintah Indonesia sendiri tidak serius, tidak konsisten melaksanakan UU Otonomi KHusus. Otonomi Khusus menjadi alat malapetaka dan penghancuran masa depan penduduk asli Papua. Jadi, Otonomi Khusus No. 21 Tahun 2001 sebagai alat solusi final masalah status politik Papua telah GAGAL TOTAL.

Rekomendasi:

1. Tanah Papua Barat dari Sorong sampai Merauka tetap dijaga sebagai
Tanah Damai dalam satu kesatuan yang utuh.
2. Evaluasi Secara total UU No. 21 Tahun 2001 melibatkan seluruh
komponen penting dari penduduk asli Papua, Pemerintah Indonesia
termasuk masyarakat Internasional.
3. Diadakan dialog yang jujur dan adil antara masyarakat asli Papua,
Pemerintah Indonesia yang dimediasi masyarakat Internasional
seperti kasus Aceh.
4. Menarik semua pasukan TNI Organik dan Non Organik di Papua Barat.
5. Membuka kesempatan seluas-luasnya diplomat asing, pekerja hak
asasi manusia, wartawan asing dan gereja-gereja internasional
masuk ke Papua Barat.

Latar Belakang

Otonomi Khusus No. 21 Tahun 2001 lahir dan ditawarkan Pemerintah Indonesia kepada penduduk asli Papua karena seluruh penduduk asli Papua
menuntut kemerdekaan penuh di atas tanah dan negeri leluhur mereka sebagai orang Melanesia. Tuntutan mereka berdasakan alas an-alasan sebagai berikut:

(1) Pembuatan Perjanjian New York 15 Agustus 1962 tidak pernah melibatkan penduduk asli Papua sebagai pemilik dan ahli waris Tanah Papua Barat.

(2) Pelaksanaan PEPERA 1969 (Act of Free Choice) di Papua Barat tidak demokratis dan dibawa tekanan kekuatan militer Indonesia dan hanya dipilih 1.025 orang oleh Pemerintah dan TNI untuk menyatakan bergabung dengan Indonesia.

(3) Pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang kejam dan brutal dilakukan oleh Pemerintah, TNI dan POLRI dalam bentuk pengejaran, penangkapan, penyiksaan, penculikan, penyiksaan, pembunuhan dan pemerkosaan atas nama menjaga keutuhan wilayah Republik Indonesia tanpa mempertimbangkan nilai-nilai manusia.

(4) Perampasan tanah milik penduduk asli atas nama pembangunan yang diserahkan kepada penduduk pendatang yang dikemas dengan Program Transmigrasi dan juga tanah pengembangan sayab militer di seluruh Tanah Papua Barat. Sudah banyak tanah yang hilang dari tangan penduduk asli Papua.

(5) Penghancuran dan eksploitasi sumber daya alam (SDA) dan hutan-hutan dijarah, gunung-gunung, air dicemarkan, hasil laut diambil dirampas dan semua ini didukung oleh aparat militer dan penguasa di Jakarta. Semua ini tanpa mempetimbangkan dan memperhitungkan nasib dan masa depan kelangsungan hidup penduduk asli dan anak serta cucunya.

(6) Pengusaan sumber-sumber ekonomi oleh para pendatang dan akibatnya penduduk asli Papua benar-benar tersingkir dan menjadi penonton dan menjadi orang asing di negeri sendiri.

TUHAN MEMBERKATI, MELINDUNGI DAN MENJAGA KITA SEMUA

Socratez Sofyan Yoman
Ketua Umum Badan Pelayan Pusat
Persekutuan Gereja-gereja Baptis Papua
Alamat: Jl. Jeruk Nipis Kotaraja, PO Box 1212
Telp. 62-967-583462
HP: 08124888458

admin

admin

Next Post

24/06/08 12:25 Jakarta (ANTARA News) - Ratusan orang yang tergabung dalam Jaringan Aktivis Lintas Generasi

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Recommended

Raperdasus Pemilihan MRP Jadi Prioritas

13 years ago

Pemekaran Intan Jaya dan Deiyai Dipastikan Mei

14 years ago

Popular News

    Connect with us

    Facebook Twitter Youtube RSS

    About Us

    We bring you the best Premium WordPress Themes that perfect for news, magazine, personal blog, etc. Check our landing page for details.

    Tags

    Amunggut Tabi (78) Australia (38) Benny Wenda (68) demonstrasi (91) dialogue (58) dukungan internasional (88) dukungan MSG (43) dukungan regional (75) dukungan Solomon Islands (41) dukungan Vanuatu (47) features (232) gelagat Papua "M" (100) gelagat penjajah (219) gerilya kampung (55) gerilya kota (92) gerilya rimba (118) HAM (82) hukum kolonial (124) hut (72) kasus HAM (61) kasus penembakan (57) KNPB (77) Manasseh Sogavare (51) Mathias Wenda (59) MSG (70) MSG Membership (40) opini Papindo (58) Opini Papua (69) opini penjajah (50) OPM (53) Otsus gagal (116) Otsus Plus (56) pelanggaran HAM (46) penembakan (58) pesan trwp (49) politik Papua Merdeka (47) politik penjajah (73) referendum (54) teror polri (84) teror tni (82) tokoh Papua Merdeka (50) TPN OPM (58) TRWP (47) ULMWP (300) West Papua (114)

    Category

    Archives

    © 2023 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

    No Result
    View All Result
    • Home
    • Post Gerilya
    • Roundups
    • Otsus Gagal
    • NKRI Bangkrut
    • Senasib
    • Media Post
    • Gambar
    • Video
    • Audio
    • Interviews
    • Terrorism
    • Post Topics
    • Perempuan Papua
    • Papua Merdeka
    • Alam Bicara
    • Food

    © 2023 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

    Welcome Back!

    Sign In with Facebook
    Sign In with Google
    OR

    Login to your account below

    Forgotten Password?

    Retrieve your password

    Please enter your username or email address to reset your password.

    Log In

    Add New Playlist

    Are you sure want to unlock this post?
    Unlock left : 0
    Are you sure want to cancel subscription?
    Go to mobile version