Selasa, 02 Oktober 2012 06:52, BintangPapua.com
JAKARTA - Dua bom siap ledak dan bahan bom ditemukan di sekretariat Komite Nasional Papua Barat (KNPB) di Wamena Jayawijaya. Berdasarkan penyelidikan, bahan peledak itu disiapkan untuk menyerang kantor polisi, TNI, jembatan, dan kantor kelurahan.
“Hasil penyelidikan sementara, infonya mereka akan meledakkan secara serentak dengan sasaran Polres, Kodim, Batalyon, jembatan Baliem, dan kantor kelurahan (samping kediaman kapolres Jawi),” kata Karo Penmas Mabes Polri Brigjen Boy Rafli Amar kepada detikcom, Minggu (30/9/2012) sebagaimana dilansir ulang Bintang Papua..
Polisi memeriksa sejumlah saksi, termasuk salah satu aktivis KNPB Pilemon Elosak. Pilemon mengaku mendapatkan bahan pembuat bom dari LH. Bom yang sudah jadi disimpan di tiga posko sekretariat KNPB di Kampung Abusa, Elabukama, dan Honailama.
“Dua bom yang ditemukan, sudah diamankan dan dijinakkan,” jelas Boy.
Penemuan bom ini diawali dari informasi dari masyarakat mengenai adanya serbuk bahan peledak di rumah Pilemon, Wamena, Jayawijaya. Kemudian polisi menggeledah sekretariat Nasional Papua Barat (KNPB) di Kampung Honailama. Dua bom siap ledak ditemukan, Sabtu (29/9/2012).
Peledak terdiri dari satu bom pipa berukuran 16 cm beserta detonator dan satu bom botol. Dalam penggeledahan yang berakhir pada pukul 20.55 WIT, polisi juga menemukan CD Papua Merdeka, jeriken berisi 3 liter bensin, wadah bahan peledak, bendera Bintang Kejora, uang Rp 13,6 juta, senapan angin, dan lain-lain.
Saat ini, polisi masih mengembangkan kasus tersebut. Belum bisa disimpulkan apakah temuan ini berhubungan dengan dua ledakan di kantor DPRD dan pos lalu lintas beberapa waktu lalu. Kondisi dilaporkan kondusif. Pjs. Kabid Humas Polda Papua AKBP I Gede Sumerta Jaya SIK ketika dikonfirmasi, Senin (1/10) membenarkan pihaknya menemukan 1 buah bom pipa siap ledak ketika penyisiran di Kantor Sekretariat KNPB Wamena. KNPB adalah organisasi yang selama ini mengkampanyekan Papua Barat merdeka.
Dikatakan, penyisiran ini setelah ditemukan bahan-bahan peledak yang diduga serbuk digunakan untuk bahan peledak di kediaman Filemon Vilosak. Selanjutnya, aparat mengecek di kediamanan Paul Vilosak ditemukan 3 serbuk bungkus kantong plastik bahan-bahan peledak jenis TnT dengan berat masing-masing 0,5 Kg dan 1 batang Detonator aluminium. 1 buah wadah handak kosong alumunium ukuran pasta gigi,uang tunai sebesar Rp 13.600.000, 1 buah bendera Bintang Kejora, 1 buah stempel KNPB, 3 buah Laptop Toshiba, 2 buah flash disk 2 digital, 3 ikat panah, 3 ikat busur,1 pucuk senapan angin, 8 bilah parang, 2 bilah kapak, 1 buah lember bendera warna merah bertuliskan lawan KNPB, 1 buah bendera warna hijau merah hitam bertuliskan Human Right, 2 buah Handycam merk Sony, 5 buah HP, 10 biah ID Card KNPB, 1 buah Pipa ukuran 1 meter, 1 buah baret petapa warna biru , 1 buah baju lengan panjang warna hitam. Sejumlah barang bukti kini diamankan di Mapolres Wamena untuk proses penyidikan.
Dia mengatakan, dari pengakuan Filemon Vilosak kepada Penyidik Polres Wamena menyebutkan bahan-bahan peledak itu diperoleh dari salah satu anggota KNPB berinisial LK dan MW, ternyata bahan-bahan peledak yang ada di kediamana Filemon Vilosak dan Paul Vilosak nantinya akan digunakan untuk diledakan secara serentak di sejumlah lokasi seperti Polres Wamena, Kodim Wamena, Batalyon, Jembatan Baliem, Kantor Kelurahan Wamena Kota. Bahan peledak ini juga telah ditempatkan di 3 titik meliputi Kampung Ehlaku Lama, Kampung Honay Lama dan Kampung Abusa.
Kata dia, aparat juga berhasil menangkap sedikitnya 9 orang yang diduga terlibat atas bahan-bahan peledak tersebut masing-masing berinisial JW, ED, YJ, BY, SK, SH, YD,RK dan NK. Kini ke-9 orang masih ditahan di Rutan Mapolres Wamena untuk dilakukan penyidikan.
Dari Mana KNPB Tahu Merakit Bom, Itu Skenario
Juru Bicara Badan Pengurus Pusat KNPB, Wim . F Medlama menyatakan, aparat kepolisian kembali menangkap aktifis KNPB dalam penyergapan aparat terhadap sekertariat KNPB di Baliem ( 29/9) pukul 17.00 atau jam 5 sore. Adapun penyergapan aparat saat itu melibatkan tim gabungan TNI/POLRI bersama Densus 88 dipimpin Kapolres Jayawijaya.
Dari press Release KNPB kepada wartawan dalam jumpa pesrnya Senin( 1/10) di Prima Garden Abepura, KNPB menerangkan, penyergapan yang dilakukan terhadap aktifis KNPB dilakukan aparat lengkap dengan senjata, dua truk Dalmas, 4 mobil Extrada, 2 mobil Polisi dan sekitar 14 motor dan 5 kendaraan masuk mengerebek sekertariat KNPB. Dalam penggerebekan tersebut, Sekjen dan 9 orang ditahan dan dibawa ke Polres Jayawijaya.
Dalam penangkapan terhadap aktifis KNPB, sejumlah barang milik mereka antara lain laptop, handphone, printer dan flas dish dan sejumlah barang lainnya termasuk uang tunai Rp. 18,5 dan barang lainnya yang berada di Sekertariat KNPB.
Menurut Wim Medlama, sampai saat ini pihaknya belum tahu apa sebab akibatnya sehingga Polisi bersama Densus 88 dan TNI melakukan penyergapan dan menangkap aktifis KNPB di Wamena. Bahkan KNPB menyatakan tidak benar bila aparat mnegatakan menemukan bom yang siap meledak, itu tidak benar, dari mana anggota KNPB bikin bom dan dari mana anggota KNPB tahu bom.
Medlama mengatakan, bila penemuan bom yang dikaitkan dengan keterlibatan anggota KNPB bahkan anggota KNPB dikatakan yang mempunyai bom dan siap untuk diledakan, itu tidak benar dan hanya sebagai skenario yang dibuat buat untuk mengkriminlisasikan KNPB sehingga kami menilai penemuan tersebut hanya permainan pihak pihak yang tidak ingin dengan perjuangan damai KNPB selama ini.
Dalam press Release itu terdapat 10 aktifis yang ditangkap masing masing, Edo Doga( 26), Yan Wamu ( 24) Yusuf Hiluka( 52), Luki Matuan( 27), Melianus Kossay( 29), Yan Mabel( 24). Amos Elopere(8), Ripka Kossay( 19), Natalis Kossay ( 19) dan Yupinus Daby( 34). Disebutkan, bila sebelumnya Polisi telah menangkap enam anggota KNPB dan Parlemen Rakayat Dearah( PRD) didepan Gereja Ebenheser, Timika pada( 23/9) jam 04.00 sore. Dalam penangkapan yang dilakukan Brimob menggunakan dua mobil avanza dan mobil patroli menghadang mereka tiba tiba saat hendak datang ikut pertemuan ditangkap tanpa alasan yang jelas pada jam 04.00.
Menurut Wim Medlama, terhadap apa yang dilakukan aparat kepolisian/TNI maupun Densus, KNPB menyatakan, Kapolres Jayawija segera menghentikan penangkapan dan mengembalikan anggota KNPB yang ditangkap di Wamena sebab anggota KNPB yang ditangkap itu bukan teroris yang harus digerebek dalam rumah lalu ditahan tanpa alasan yang jelas.
KNPB juga menegaskan, kepada Aparat Kepolisian dalam hal ini Polda Papua untuk segera hentikan penangkapan liar tanpa prosedur hukum terhadap aktifis KNPB serta seluruh pejuang Papua merdeka di Tanah air Papua Barat Sorong sampai Merauke, sebab KNPB Papua Barat berjuang dengan damai sesuai undang undang dan hukum yang berlaku di negara ini, jadi stop mengiring perjuangan rakyat Papua bersama KNPB ke kriminal dan teroris.
Medlama mengatakan, pihaknya KNPB tidak percaya dengan penemuan bom dan tidak benar kalau penemuan bom itu di sekertariat KNPB sebab KNPB tidak pernah merakit bom, sebab dari mana KNPB tahu merakit bom, itu hanya skenario dari pihak tertentu untuk mengkambinghitamkan KNPB.( binpa/mdc/Ven/don/l03)