Radio Australia - Profesor Richard Chauvel, dari Universitas Victoria di Melbourne, sudah sejak lama menaruh perhatian pada Papua dan bahkan pernah menawarkan diri kepada pemerintah Indonesia untuk menjadi penengah, sebagaimana mantan Presiden Finlandia Marti Ahtisaari, pernah menjadi fasilitator dalam perundingan antara GAM dan pemerintah NKRI.
Namun tawaran Profesor Chauvel itu belum ditanggapi positif oleh pihak R.I.
Dalam wawancara dengan Radio Australia Rabu (29/8) Profesor Chauvel setuju bahwa kealotan masalah Papua disebabkan, antara lain, oleh "vested interest" yang cukup berpengaruh di Indonesia yang akan dirugikan apabila Reformasi dan Demokratisasi memang sampai di bumi Papua.
"Papua ladang bisnis yang terakhir, kepentingan dagang aparat," kata Profesor Richard Chauvel.
Ikuti wawancara lengkapnya bersama Radio Australia di tautan audio.