JAYAPURA [PAPOS]- Kurang lebih 120 repatrian PNG mengeluhkan kondisi yang dialami mereka selama dua tahun hidup di kota Jayapura. Sanak keluarga di kota Jayapura mengabaikan keberadaan repatrian PNG ini. Program pemerintah melalui dana Otsus bagi mereka hanya sebagai gula-gula. Karena merasa diabaikan, tiga repatrian mendatangi Kantor Walikota Jayapura, Jumat [9/9] kemarin. Kehadiran mereka untuk menyampaikan permasalahan yang dialamai selama ini hidup di kota Jayapura.
Usai pertemua yang dilakukan secara tertutup di ruang kerja Walikota Jayapura. Salah satu repatrian PNG, Cosmos Pakay mengaku sangat…sangat kecewa sekali dengan program Pemerintahan Otonomi Khusus. Rasa kecewa ini bukan tidak beralasan, ketika tahun 2006 saat Gubernur Papua, Barnabas Suebu, SH mengunjungi repatrian di PNG. Barnabas mengatakan seluruh anak-anak Papua sudah tidak dibebani biaya uang sekolah.
Namun kenyataannya kata dia, sudah dua tahun hidup di Kota Jayapura, anak-anak mereka wajib bayar uang sekolah sebesar Rp.2 juta. ‘’Jadi sampai saat ini anak-anak kami belum menikmati dana BOS. Padahal mereka sudah bersekolah selama 2 tahun di Kota Jayapura,’’ ujar Cosmos lirih kepada wartawan usai bertemu dengan wartawan, kemarin.
Parahnya, tandasnya, tempat tinggal para repatrian ini tidak menentu. Lantaran hampir semua kerabat yang tinggal di kota Jayapura tidak mau menerima keberadaan mereka. “Sering timbul ketidak cocokan, bahkan anak-anak kami sering sekali bertengkar hanya masalah kecil entah itu makan dan kebutuhan lainya,” katanya.
Hal senada pula dikatakan, Fery Tan selama mereka hidup di kota Jayapura hidup mereka tidak menentu. Untuk itu, pihaknya mengharapkan Pemerintah dapat memperhatian masalah ini sebab repatrian merupakan warga masyarakat NKRI. ‘’Kita berharap ada perhatian pihak Pemerintah kota maupun Perintah Provinsi,’’ imbuhnya.
Permasalahan ini menurut dia, tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. Justru jika dibiarkan terus menerus maka dampaknya kurang baik bagi anak dan cucu. “Masalah kami minta segera sidikapi pemerintah. Jika tidak akan menimbulkan kecemburan dan kriminalitas dikalangan masyarakat luas karena tidak ada perhatian dari Pemerintah,”tukasnya.
Terketuk Hati
Ketua Kerukunan Masyarakat Jawa Mandura Jayapura H. Serminato mengatakan dirinya merasa terpanggil atas nasib yang dilamai oleh para repatrian ini. Mereka terlantar tidak ada perhatian dari pemerintah. Karena terpanggilsehingga ia mempertemukan mereka dengan Walikota Jayapura Drs Benhur Tommy Mano MM.
Ia pun mengaku sangat bersyukur karena Walikota Jayapura mau meluangkan waktu untuk bertemu dengan mereka. Dalam pertemua ini Walikota menyampaikan, ia akan berusaha memberikan membantu demi masyarakat. “Walikota akan berupaya semaksimal mungkin untuk kordinasi dengan Pemerintah Provinsi dalam menangani permasalahan ini,”katanya.
Walikota Jayapura Drs Benhur Tommy Mano MM mengatakan bahwa dirinya baru menerima keluhan yang dilamai saudara-saudara kita yang sebelumnya hidup di PNG. “Saya baru saja menerima laporan bahwa repatrian hidup terombang-ambing di kota Jayapura. Untuk itu, kami dari Pemkot tetap akan mempelajari permasalahan ini secara mendalam,”ujarnya.
‘’Secara jujur saya prihatin. Sebagai bentuk keprihatinan, Pemkot akan kordinasi dengan pihak Pemerintah Provinsi. Ini sebagai pembelajaran bagi kita semua,’’ tambahnya. [dhany]
Written by Dhany/Papos Saturday, 10 September 2011 05:34