[stickyleft]PMNews: Sebenarnya siapa yang menyusun skenario? Kampanye Papua Merdeka bukan skenario, itu perjuangan terbuka. Yang ada justru skenario menumpas perjuangan bangsa Papua ada, termasuk bekerjasama dengan Partai Demokrat, termasuk penuding ini.[/stickyleft]Khususnya penembakan di Nafri, lokasi ini sering digunakan untuk menembak kepada warga setempat, dan bukanlah kejadian kali pertama. Namun sampai sekarang aparat tidak bisa menangkap pelakunya. “Jangan anggap main-main dengan masalah ini. Secara logika, kejadian di Gunung Nafri jaraknya hanya 2 kilometer dari pusat Kota Jayapura, dalam sekejap pelaku langsung hilang tanpa bekas,” imbuhnya.
Tetapi sampai saat ini lanjutnya, tidak ada pengakuan dari pihak manapun yang melakukan penembakan itu. “Ini kelompok misterius yang mau kacaukan Papua dan gagalkan proses Papua Tanah Damai,” tukasnya.
Dirinya menyesalkan para korban yang tewas tertembak adalah warga sipil. Namun sepertinya pemerintah mulai dari provinsi /daerah sampai pusat tidak peduli dengan keadaan ini. “Pemerintah sepertinya diam dengan masalah ini dan tidak ada tanggapan,” ungkapnya.
Ia mengingatkan bahwa kasus Nafri tidak bisa dikaitkan dengan kasus kerusuhan Pemilukada di Puncak - Papua. “Di Puncak Papua murni karena masalah pemilukada, hingga menewaskan belasan orang meninggal. Lokasinya pun Puncak dan Nafri sangat berbeda, jauh sekali. Kabupaten Puncak berada di daerah Pegunungan Tengah Papua, sementara penembakan di Nafri berada di wilayah Kota Jayapura. Tidak bisa disamakan,” jelasnya.
Diterangkannya, siklus kejadian di Papua ada pada tanggal-tanggal permanen yang disakralkan. Misalnya 1 juli yang diakui sebagai HUT OPM, 1 Desember sebagai HUT Papua Merdeka, dan kemarin juga ada kongres ILWP di London Inggris 2 Agustus. “Ini semua kejadian yang diciptakan menjelang tanggal – tanggal yang keramat bagi orang Papua. Ada ketakutan yang saya lihat disini pada tanggal itu digunakan bagi
orang-orang misterius yang tidak menginginkan Papua aman,” tuturnya.
Pihaknya juga mengklaim menjelang adanya kongres Jakarta – Papua, banyak kejadian yang mengkambing hitamkan warga Papua.
Lanjut Diaz, skenario semacam ini bukan musiman tetapi sudah diatur. Untuk itu dia menghimbau kepada masyarakat di Papua, agar jangan mudah terprovokasi. (dee/don/l03)
Jumat, 05 Agustus 2011 00:07
http://www.bintangpapua.com/headline/13344-disinyalir-ada-skenario-kacaukan-papua
pace albert yang semu, tolong mulai sekarang tolong dipikirkan tempat dimana pengikutmu mengungsi, dan siap pengikutmu dilabelin limba politik, perempuan jadi pelacur untuk sesuap nasi seperti yang terjadi di pengungsi Timur-timur, dan anda siap menerima imbalan rumah mewah seperti erico guteres yang sedang menikimati istana buatan indonesia. saran saya untuk yang mau ikut alber, mezet dan penghianat politik yang lainya tolong baca banyak artikel dan jeritan anak timur-timur yang bermimpi inda bersama indonesia ….!
kamu orang papua itu ngaca diri boleh, kamu ras malanesya, hitam, keriting, tidak ada hubungan apapun dengan indonesia tapi malahan mau ngaku-ngaku orang indonesia…? kam lucu, aneh tapi nyata. kamu tidak ngaku papua sama dengan menyangkal diri, dan sudah menyangkal diri berarti kamu sudah melawan kodrad Pencipta, sekarang kalian tertawa tapi ada saatnya kalian akan menangis seperti orang pengungsi timur-timur dan erico guteres.
lebih baik anda diam dari pada anda salah bicara untuk papua dan resiko anda tanggung sendiri