JAYAPURA—Diaz Gwijangge, anggota Dewan Perwakilan Rakyat- RI yang juga anggota Kaukus Parlemen mengatakan, kaukus parlemen Papua yang dibentuk oleh pihaknya akan membawa sejumlah masalah yang terjadi di Papua, selama ini untuk dibahas di Amerika Serikat. “Kami akan bawa sejumlah persoalan yang terjadi di Papua ke Amerika untuk dibicarakan disana,” ujarnya kepada Wartawan, melalui via selularnya, Jumat (26/11) kemarin.
Menurutnya, sejumlah persoalan yang akan dibahas antara lain, kondisi Papua secara umum dan lebih khusus Konflik yang tak habis-habisnya terjadi di Tanah Papua. khususnya yang berada di daerah pedalaman Papua, yakni di Puncak Jaya dan beberapa daerah lainnya.
Selain itu, penolakan Otonomi khusus juga akan dibicarakan. Penerapan Otsus di Papua kurang lebih sembilan tahun ini dinilai masyarakat pribumi belum berhasil karena dianggap perlu untuk dibicarakan lebih lanjut lagi. “Memang kenyataannya masyarakat tidak merasakan hasil Otsus. Bahkan banyak diantara mereka menilai hasilnya nihil.”lanjutnya.
Bagi dia, penilaian tersebut pantas. Karena sampai saat ini sejumlah oknum tertentu masih ada yang menyalahgunakan dana tersebut, yang akhirnya secara tidak langsung telah menimbulkan konflik dimana-mana.
Lanjut Gwijange, sebenarnya pemerintah pusat sepenuh hati memberlakukan Otsus, namun pejabat daerah yang tidak menjalankannya dengan sepenuh hati. “Sebenarnya pemerintah pusat itu sungguh-sungguh menerapkan otsus untuk Papua. Tapi pemerintah daerah lah yang setengah hati menerapkannya.”
Ditambahkannya bila Kaukus juga akan membicarakan masalah dialog Jakarta – Papua yang salama didorong oleh masyarakat pribumi. “Masalah dialog Jakarta-Papua ini akan di bicarakan bersama di DPR RI dan MPR, Pembicaraan itu lebih mengarah pada bagaimana dialog tersebut didorong.”
Gwijangge menegaskan, bila berbagaimasalah tersebut harus dibicarakan secara terbuka dan harus pula direspon secara baik oleh pemerintah pusat. “Ini harus dibicarakan secara terbuka supaya tidak rasa curiga dari warga dan pihak lain, karena Terbukti sampai saat ini dialog tersebut belum di lakukan sudah bnyak warga sipil yang jadi korban, Padahal mereka tak berdosa serta tidak terbukti melanggar hukum,” kata dia.
Namun, menurutnya, berbagai persoalan tersebut sebelumnya perlu direncanakan secara matang terlebih dahulu, Demikian juga rencana perjalanan ke Amerika yang juga membutuhkan proses dan perencanaan yang baik. “Rencana ke Amerika untuk bahas masalah Papua butuh perencanaan yang baik. Penentuan keberangkan ke Negara adi kuasa itu belum ditetapkan,” ujarnya.
Sekedar diketahui, Kaukus Parlemen Papua yang dibentuk sejak beberapa waktu lalu memiliki 11 anggota. Kesebelas anggota ini berasal dari Pemerintah Provinsi Papua dan Papua Barat, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Papua, Dewan Perwakilan Rakyat RI dan Dewan Pewakilan Daerah di Jakarta. (as/don- ngutip : bintang papua )